Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

⭒❃.✮:▹ [1] ◃:✮.❃⭒

"Otae!" Seorang gadis berambut coklat yang diikat menyerupai telinga kucing itu memanggil-manggil orang dengan rambut coklat tua yang panjang.

Ya, yang memanggil itu Kasumi, gadis periang yang katanya berhasil menemukan bintangnya yang berdegup dan berkilau.

"Kebetulan ketemu Kasumi-chan disini, ayo jalan!" ujar Tae seraya menggengam pergelangan tangan Kasumi, mereka hendak pergi ke rumah Arisa.

Seperti biasa, latihan di basement, untuk konser Poppin' party yang berikutnya.

"Etto... Kasumi-chan menaruh stiker baru pada sarung gitar ya?" Tae tak sengaja melihat sebuah stiker berbentuk bintang yang tertempel pada sarung gitar Kasumi.

"Ah, itu pemberian Asuka-chan, katanya biar aku semangat," ujar Kasumi seraya berjalan dengan riang.

Membentuk dan menjalankan band adalah impian dari Kasumi, sejak pertama kali melihat Random Star, gitarnya, ia merasa terpukau, dan segera mengajak Arisa untuk ikut berpartisipasi dalam membentuk band.

Lalu diikuti oleh Rimi, Tae, lalu Saaya.

Nama Poppin' party diberikan oleh Arisa, gadis dengan rambut coklat kuncir dua, yang katanya memiliki sifat tsundere.

Poppin' party merupakan suatu bentuk kebahagiaan yang ingin mereka bagikan pada semua orang.

"Hai!" seru Kasumi begitu sudah sampai di basement, kelihatannya yang lainnya sudah sampai duluan.

"Kasumi-chan, akhirnya kamu tiba juga." Gadis dengan rambut hitam yang panjangnya tidak melewati bahu itu tersenyum ramah ketika melihat Kasumi.

Gadis itu bernama Rimi, namun member poppin' party biasanya memanggilnya Rimi-rin, entah darimana muncul nama panggilan itu.

"Oi! Kenapa lama sekali sampainya?" gerutu Arisa sambil mengunyah-ngunyah kukis yang dibawa oleh Saaya.

"Kami tidak telat kok," balas Tae seraya tersenyum tipis.

"Kasumi, Otae, makan kukis dari toko rotiku dulu, ini resep baru loh." ucap gadis dengan rambut ekor kuda itu sembari mengangkat piring yang dipenuhi kukis berbagai bentuk.

Saaya namanya, ia bekerja di sebuah toko roti yang merupakan milik keluarganya, anak sulung yang memiliki dua orang adik.

"Enak!" ucap kasumi dengan mulut yang dipenuhi oleh kukis, membuat suaranya tidak terdengar begitu jelas.

"Roti dari toko yamabuki selalu enak." Tae menggigit bagian kecil dari kukis itu dan kemudian memandangnya cukup lama, kurasa bukan hanya rasanya yang enak, namun juga bentuknya yang lucu.

"Liriknya sudah selesai?" Mata Arisa tertuju pada Kasumi yang masih sibuk mengunyah kukis buatan Saaya.

"Etto... Aku belum menyelesaikannya." Kasumi menggaruk kepala belakangnya seraya tersenyum, ia belum menulis sepatah kata pun.

Kasumi sendiri yang mencalonkan diri untuk menjadi penulis lirik pada lagu baru mereka, namun kurasa tugas itu tidak mudah baginya.

"Tidak apa, Kasumi-chan, kita latihan lagu lama dulu, nanti setelah liriknya selesai baru kita latihan lagu baru." Saaya menepuk-nepuk punggung Kasumi, lalu berdiri dan mengambil stik drumnya.

"Ayo, kita mulai! Dari lagu Home street," seru Tae sambil memainkan gitarnya di kunci G.

'"Oke!" ucap Arisa dan Rimi bersamaan setelah mereka bersedia di posisi mereka.

"Seeno!" teriak Saaya memberi aba-aba ketika mereka semua sudah bersiap-siap.

Dan kini, alunan musik dan nyanyian yang indah terdengar dari mereka

***

"Bye bye! Arisa-chan!" Kasumi tampaknya akan menjadi orang pertama yang pulang hari ini, buktinya kini Arisa telah mengantar Kasumi ke depan rumah.

"Kasumi, tumben pulangnya cepat." ujar Arisa disertai nada kekecewaan.

"Eh? Arisa-chan nanti rindu aku ya?" balas Kasumi sambil menepuk kedua tangannya.

"Heh!? Bukan begitu!!" Arisa dengan buru-buru mengibaskan kedua tangan, tanda tidak setuju, "kalau lebih ramai kan lebih seru."

"Ah, sayangnya aku harus membantu ibu memasak hari ini." Kasumi menjawab seraya berjalan mundur dan melambai-lambai tangan, "kalau begitu, aku pergi dulu."

Arisa ikut melambai-lambaikan tangannya, melihat punggung Kasumi yang hilang setelah belokan jalan.

"Ha...." Kasumi menghela napasnya dengan berat, di sepanjang jalannya, benaknya terus memikirkan sesuatu.

"Lirik apa yang harus ku tulis?" kata Kasumi dalam hati, ia ingin membuat lirik yang menakjubkan, karena nada yang dibuat Tae begitu indah.

Kasumi bergumam di sepanjang jalan menuju rumah, matanya selalu tertuju pada langit gelap yang dihiasi bintang, kadang kala ia tidak memperhatikan jalan, dan tak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, maaf." Kasumi buru-buru menundukkan kepalanya, memberi permintaan maaf pada seorang paman yang baru saja ia tabrak.

"Fokus pada jalan," ujar paman itu seraya memicingkan matanya lalu pergi meninggalkan Kasumi yang masih menundukkan kepalanya.

Kasumi kembali berjalan, melewati jalanan yang diterangi lampu jalan, hingga akhirnya ia tiba dirumahnya.

"Aku pulang," sapa Kasumi begitu ia membuka pintu rumah, tak lupa juga melepaskan sepatunya dan meletakkan di rak sepatu dengan rapi.

"Kasumi-chan, latihannya bagaimana tadi?" tanya seorang wanita dewasa yang merupakan Ibunya Kasumi.

"Seru seperti biasanya!" jawab Kasumi sambil menaruh sarung gitarnya pada sofa hijau di ruang tamu, "ayo memasak sekarang!"

Ibu Kasumi tersenyum manis, tangan kanannya menyerahlan celemek berwarna biru muda pada Kasumi.

Kasumi segera memakai celemek itu, ia terlihat sangat imut, pujian pun ia lontarkan pada celemek sederhana itu, "celemeknya bagus."

"Aa-chan dimana?" Mata kasumi bergerak ke arah acak, tak berfokus pada omelet yang sedang ia masak.

"Asuka-chan ada di kamar," balas Ibu Kasumi pada Kasumi yang tengah mencari adiknya, "dia akan turun saat makan malam nanti."

Suara spatula mengetuk panci terdengar dari dapur, kini Kasumi dan Ibunya sibuk memasak untuk makan malam.

Setelah 30 menit, omelet yang mereka masak telah matang, menebarkan bau sedap pada seisi ruang makan.

"Asuka-chan, turun ke bawah, makan malam sudah siap!" suara Ibu kasumi seraya menatap tangga, menunggu Asuka menampakkan batang hidungnya.

Asuka langsung saja keluar dari kamarnya dan turun menemui mereka berdua yang sedang menyiapkan piring-piring.

"Onee-chan memasak ya hari ini?" Sebuah asumsi muncul dari benak Asuka ketika melihat dua omelet yang bentuknya agak abstrak.

"Ah, maaf Aa-chan, Onee-chan tidak terlalu pandai memasak." Sebenarnya bukannya tidak bisa memasak, hanya saja Kasumi terbelit kepanikan hingga melipat telurnya dengan tidak rapi.

Tidak salah lagi, Kasumi memang ceroboh.

Asuka hanya tersenyum, lalu kemudian memotong bagian kecil dari omelet dan memasukkannya kedalam mulut untuk dirasa indra perasanya.

"Ini enak!" Pujian baru saja Asuka lontarkan pada omelet yang Kasumi masak, rasanya tidak seburuk kelihatannya.

Kasumi yang sedaritadi meremas celana selututnya pun akhirnya bernapas lega, mungkin karena omeletnya layak dijadikan makanan manusia.

Alis Asuka terangkat, matanya juga membulat sempurna, Kasumi dan Ibunya pun serentak berhenti makan dan memperhatikan Asuka.

"Onee-chan, ada cangkang telur." Jari Asuka menunjuk benda berukuran amat kecil pada piringnya, membuat Kasumi langsung mengucapkan maaf berulang kali karena kecerobohannya.

Makan malam berjalan dengan tenang, Asuka bercerita tentang acara sekolahnya, dan Kasumi bercerita mengenai band-nya.

***

"Asuka-chan." Kasumi membuka pintu kamar Asuka setelah mengetuk pintunya dua kali.

Asuka tampak sibuk menggunting bintang-bintang dari origami berwarna-warni, tentu saja benda itu menarik perhatian Kasumi.

"Aa-chan, bintang itu untuk apa?" ujar Kasumi sembari mengambil salah satu bintang berwarna merah muda yang mengkilat.

"Ini properti untuk drama nanti," jawab Asuka masih tetap berfokus pada bintang yang sedang ia gunting.

"Nah, aku punya sesuatu untuk Onee-chan." Asuka mencari-cari sesuatu dalam kantungnya.

"Ini." Tangan Asuka menyerahkan sebuah gelang yang dihiasi oleh bintang berwarna merah mudah, juga lonceng-lonceng kecil yang indah.

"Wah!! Aa-chan, terima kasih," ujar Kasumi seraya melemparkan senyuman manis kepada Asuka yang sedang memakaikan gelangnya.

"Sama-sama." Asuka kini kembali berfokus pada pekerjaannya.

Kasumi yang sudah memutuskan duduk sedaritadi pun menawarkan bantuan pada Asuka, menggunting bintang dengan ukuran yang terbilang kecil itu cukup sulit.

"Biarkan aku bantu," ucap Kasumi yang ingin mengambil gunting dari tangan Asuka, "Aa-chan pasti sudah lelah."

Bukannya memberikan guntingnya pada Kasumi, Asuka malah mengangkat guntingnya tinggi-tinggi agar Kasumi tidak bisa meraihnya.

"Aa-chan!!" gerutu Kasumi, tinggi mereka hampir sama, tapi siapa yang menyangka lengan Asuka lebih panjang dari lengan Kasumi.

"Onee-chan, pikirkan lagu onee-chan dulu." Ucapan Asuka membuat Kasumi tersadar, ia hampir saja melupakan tugasnya untuk membuat lirik lagu.

"Etto... Aku belum memiliki ide." Kasumi kembali memamerkan senyumannya seraya menggaruk kepala belakangnya.

"Eh, Ngomong-ngomong, apa tema pentas dramanya?" ujar Kasumi yang tampak seperti pengalihan topik.

"Tentang seorang gadis yang terjebak di dunia fantasi," jawab Asuka sambil mencari-cari origami lain dalam kotak kardus besar.

"Dunia fantasi?" Pupil Kasumi membesar, sepertinya ini adalah topik menarik bagi dirinya.

"Emm... semacam gadis yang terjebak di wonderland," jawab Asuka, mungkin kata wonderland merupakan kata yang tepat untuk mendiskripsikannya.

"Wah keren!" puji Kasumi seraya menepuk kedua tangannya sekali, "ide yang sangat bagus."

Kasumi pun duduk diam, ia tiba-tiba terpikir sebuah ide yang mungkin tidak buruk.

Poppin' party sepertinya belum menulis satupun lagu yang berhubungan dengan dunia fantasi, dan sebuah ide muncul dalam benak Kasumi.

"Ha!" seru Kasumi tiba-tiba, yang membuat Asuka sedikit terkejut.

"Onee-chan, ada apa?" ujar Asuka sambil memandang heran Kasumi yang tiba-tiba berseru tadi.

"Aku menemukan sebuah ide!" Kasumi merasa sangat senang, ide itu tiba-tiba terlintas di benaknya, bahkan saat ini ia sudah merangkai kata-kata dalam pikirannya.

"Aa-chan, minta kertas." Kasumi terlihat sangat tidak sabaran untuk menumpahkan idenya dalam bentuk lirik lagu.

"Onee-chan tak perlu terburu-buru," ucap Asuka melihat Kasumi yang terlihat amat buru-buru dan heboh.

Asuka teringat dengar kertas putih yang Ako berikan, katanya Asuka mungkin saja membutuhkannya, dan betul saja, kakaknya membutuhkannya.

"Ini," ujar Asuka sembari menyerahkan dua kertas pemberian Ako dan juga sebuah pensil yang masih tajam.

"Terima kasih, Aa-chan, aku jadi terpikir ide," ucap Kasumi seraya melipat kertas satunya, dan memasukkannya kedalam kantung bajunya.

Semangatnya menggebu-gebu, setelah ia menutup pintu kamar Asuka, ia langsung berlari menuju kamarnya yang letaknya tidak jauh dari kamar Asuka.

"Onee-chan memang selalu heboh kalau kepikiran ide." Asuka menatap pintu kamarnya yang tertutup, memikirkan kakaknya yang selalu bersemangat itu.

"Yosh!" Kasumi yang sudah duduk didepan meja kamarnya pun mengangkat pensil tinggi-tinggi, sudah siap untuk menulis.

Suara gesekan antara pensil dan kertas terdengar amat jelas, karena saat ini suasana cukup hening.

"Poppin's Wandarando." Kata itulah yang Kasumi tulis pertama kali pada kertas putih itu.

"Kututup mataku, merasakan detakan magis dari setiap cahaya...," gumam Kasumi seraya mengingat kembali nada-nada yang dimainkan Tae tempo hari.

Ia terus mengetuk kepalanya dengan ujung pensil, berusaha menciptakan kata-kata yang bagus untuk lagu baru Poppin' party.

Sudah setengah jam dihabiskan Kasumi untuk menulis lirik lagu, jarum jam pendek telah menunjuk angka sebelas.

Entah sudah keberapa kalinya Kasumi menguap, Kasumi memang tipe orang yang tidak tahan bergadang.

Kelopak matanya terasa amat berat, kadang-kadang ia mengucek matanya beberapa kali.

Kasumi yang masih memegang pensil, tanpa sadar, tertidur diatas kertas yang sudah ditulisi lirik-lirik lagu yang hampir selesai.

Secara tiba-tiba, sebuah cahaya keluar dari kertas itu, cahaya-cahaya dengan kombinasi warna biru dan kuning itu mengelilingi Kasumi.

Cahaya-cahaya itu melahap Kasumi secara perlahan, hingga akhirnya ia benar-benar hilang bersamaan dengan cahaya itu.

Kini tersisa kertas itu dan pensil yang tertinggal.

Kasumi telah menghilang.

To be Continue -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro