Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

XXIX. | Kota Redcrosse

Ann ingat kalau Kota Nelayan punya banyak sekali perayaan, terutama di musim panas.

Para tentara di barak Kota Nelayan tak luput dari meramaikan festival-festival kota, misalnya festival untuk merayakan panen ikan laut besar-besaran, atau festival merayakan panen tomat sepanjang musim panas. Para tentara umumnya membantu logistik, selain membantu meningkatkan minat festival-festival lokal pada para wisatawan yang transit di Kota Nelayan menuju ke ibukota Provinsi Caelia Euryale dengan cara turut serta pada festival-festival tersebut atau menawarkan agar wisatawan ikut serta.

Kakak Ann yang merupakan seksi sibuk di barak itu hanya akan menjadi semakin sibuk, tapi ia tidak akan lupa meluangkan waktu untuk membawa Ann ke salah satu festival tersebut, bisa sebagai peserta, bisa juga sebagai sekedar 'warga' untuk membuat festival makin semarak. Kakaknya itu masih juga akan sibuk sambil membawanya jalan-jalan, Ann sudah terbiasa melihat gerak-gerik kakaknya yang lincah dan cekatan, juga terbiasa mendengar celotehan kadet-kadet muda yang menyuruh Julia Knightley rehat total dari mengurusi intrik-intrik barak tentara. Walau demikian, memang tentara-tentara itu kadang melupakan sesuatu atau ada saja yang kurang bila tidak ada intervensi dari sang kakak. Kakaknya itu benar-benar jantung dari segala kegiatan barak tentara Caelia.

Jadi, Ann sudah tidak heran ketika mereka sampai di stasiun Kota Redcrosse di petang itu, hiasan-hiasan bercorak pantai tropis meriah menghiasi stasiun. Ada model tiga dimensi seorang peselancar di atas ombak yang terus bergerak, ada payung yang sengaja ditaruh di atas sebuah petak yang sengaja diisi pasir, ada juga sebuah kotak dengan pemandangan yang bisa diganti-ganti untuk para pendatang meminta foto polaroid pada petugas stasiun terdekat. Para Polisi Militer Caelia dengan insignia merah mereka berjaga di segala sisi stasiun hingga mendampingi beberapa pendatang yang kehilangan arah menuju ke pusat kota.

Polisi Militer yang menemui rombongan dari Dresden didampingi oleh seorang kurus tegap berambut pirang klimis yang dipadankan rapi. Setelan tuxedo lembayung tuanya terlihat sejenak eksentrik, namun yang lebih membuat orang bertanya-tanya adalah sebelah mata sang pria yang tertutup oleh kain berwarna putih. Senyumnya merekah, alih-alih mempersilahkan mereka datang untuk wisata, bukan untuk tugas terjun ke masyarakat sebagai anggota militer yang masih hijau.

"Cain Arkwood, maaf sebelumnya walikota Redcrosse tidak bisa menemui kalian karena sibuk. Saya adalah salah satu juru bicara cabang di Provinsi Caelia untuk Kota Redcrosse. Saya akan mendampingi kalian selama masa Ekskursi Daerah berlangsung."

Titel yang cukup ribet untuk dihafal, Ann akan mengingat pria ini sebagai 'Wali Provinsi' saja.

"Saya sangat senang dengan sistem Ekskursi Daerah yang membawa calon-calon tentara Angia untuk meninjau lebih dekat dan menambah pengalaman," ungkapnya berseri-seri. "Saya harap selain kalian menjalankan tugas kalian sebaik-baiknya untuk kesempatan kali ini, kalian dapat juga menikmati satu dari dua Festival Kembar yang merupakan kebanggaan dari Kota Redcrosse."

Festival Kembar, tentu kata itu segera menuai tanya bagi mereka semua yang tidak pernah berkunjung ke sana. Untungnya, Pak Wali Provinsi ini dengan baik menjelaskan soal festival khusus ini untuk mereka semua dengarkan.

Sesuai namanya, Festival Kembar adalah dua festival yang diadakan di Kota Redcrosse dari tanggal 18 hingga 21 Agustus. Festival ini diberi nama sebagai 'Festival Darat' dan 'Festival Laut', mencerminkan tempat festival ini diselenggarakan.

Festival Darat mengambil tema semangat lokal dalam menyongsong musim panas, menurutnya, sehingga kedai-kedai lokal yang akan ada di sekitar pelataran balai kota hingga ke rumah ibadah yang menjadi salah satu tujuan festival tersebut akan menjual banyak sekali produk dengan ciri khas lokal, baik makanan maupun pernak-pernik buatan tangan. Sementara, Festival Laut yang diadakan dekat dengan pantai utama Redcrosse akan lebih meriah dengan kontes-kontes seperti memancing dan selancar. Acara Festival Laut banyak yang dilaksanakan di malam hari karena bar-bar tepi laut baru akan dibuka saat malam. Festival Laut juga menyajikan live music di panggung-panggung yang sudah disediakan.

Ekskursi Daerah ini berlangsung hingga tanggal 19 Agustus, jadi mereka masih bisa mengikuti Festival Darat, tentu bila mereka bisa menyempatkan waktu.

Cara berbicara Cain Arkwood sangatlah riang dan menjanjikan, sehingga beberapa dari mereka ketika kembali naik ke kereta menuju tempat barak sementara, malah sedikit bahagia dan terlena karena iming-iming kemeriahan festival keren nan gemerlap. Pria itu sempat minta maaf tadi karena dia terlalu banyak memamerkan dan promosi soal festival dan bukan masalah kota yang hendak para kadet militer soroti.

"Kalian jangan ada yang sampai mangkir karena ikut festival, ya! Sampai ketahuan nanti ada hukuman untuk sekelas!" sergah Instruktur Bathory. "Sekali lagi saya ingatkan, hukumannya untuk sekelas!"

"Si-siap Instruktur!"



Benar saja, dari jalur kereta mereka, mereka bisa dengan jelas melihat panggung-panggung untuk Festival Laut tengah dibangun. Beberapa Warden tampak turut serta untuk mengangkut kelengkapan berat seperti besi-besi dan papan panjang. Sementara, ada satu bangunan terasing di dekat bibir tanjung yang tampak jauh dari segala keramaian itu, bangunan menjulang putih yang terlihat asing dan tidak terjamah dengan segala gemerlap kota dan suasana festivalnya.

"Itu bangunan apa, Instruktur?" Gloria yang ada di sampingnya menunjuk bangunan.

"Sanatorium - ah, sekarang mungkin namanya Rumah Sakit Tanjung Redcrosse yang cukup terkenal di Angia," Instruktur Bathory menjawab. "Memang ada banyak rumah sakit yang lebih hebat di Norma, tapi Rumah Sakit Tanjung Redcrosse tetap menjadi salah satu favorit mereka untuk rawat inap jangka panjang dan terapi, mungkin karena pemandangannya yang indah."

Sekilas Gloria memberengut, tapi ia segera menggelengkan kepala, memaksakan senyum. "Ah ... begitu."

"Ada apa, Gloria?"

"Tidak, cuma teringat seseorang yang sakit-sakitan." Gloria menoleh. "Tumben kamu bertanya."

"Hm, aneh kah?"

Gloria terkekeh, "Nggak aneh, kok. Makasih, ya. Sering-sering."

"Nanti kamu keheranan kayak sekarang."

"Ann, ayolah. Maksudku baik kok~"

Barak sementara mereka ada di sebuah lembah yang dikelilingi hutan bakau. Berbeda dengan barak sementara mereka di Leanan, suasana di tempat itu terasa lebih sejuk, mungkin karena melihat adanya banyak air dan hijau dari hutan. Kelas Tiga segera menurunkan perlengkapan untuk membangun barak, sementara Kelas Enam mulai membangun dapur umum dan ruang sakit. Kelas Sembilan turut bergerak menawarkan bantuan bila diperlukan. Ada juga yang mengikuti Gloria untuk mengeluarkan Warden seraya bergabung dengan anak Kelas Tiga dan Instruktur Faye.

"Kegiatan kita akan dimulai pagi sekali besok, jangan sampai kalian terlalu capek." Instruktur Bathory memperingatkan pada anak-anak Kelas Sembilan yang telah berpencar ke masing-masing pembagian tugas.

Ann memandang sekelilingnya sesaat ia turun kereta dan menuju tempat dapur umum bersama Muriel. Kota Nelayan memiliki lembah yang lebih terbuka dibandingkan tempat ini, padahal wilayah ini sama-sama Caelia.

"Kenapa, Ann?" tanya Muriel di sampingnya.

"Sama-sama pantai tapi beda dengan rumahku."

"Kangen rumah?"

"Tidak sih," Ann menaikkan bahu. "Cuma penasaran Festival Tomat tahun ini kakakku akan melakukan apa."

"Biasanya hotel kami di kaki gunung juga kedatangan banyak tamu saat musim panas, mungkin itu adalah mereka-mereka yang tidak menyukai pantai," imbuh Muriel. Muriel pernah bercerita kalau dia dan anak-anak panti asuhan di sana mengelola hotel dan pemandian air panas untuk membantu biaya operasional panti. "Aku juga lebih suka pegunungan sih ketimbang pantai."

Ann menatap Muriel yang tersenyum cerah, "Apa ini ada maksud memamerkan wisata air panas di tempatmu?"

"Ann~ bukan itu maksudku~"

"Jadi, apa dong maksudmu?"

Kedatangan Muriel segera disapa oleh anak-anak Kelas Enam yang tampaknya telah mengenal Muriel karena aktifnya sang koki di dapur asrama. Anak-anak Kelas Enam terlihat lebih kecil dan patuh seperti Val, sekilas tidak memiliki kemampuan bertarung seperti anak-anak Kelas Tiga yang lebih besar dan kekar. Tapi, sesaat Ann melihat salah satu dari mereka mengeluarkan kapak seperti menarik bulu dan mulai mengumpulkan kayu bakar di sisi terdekat dari barak sementara mereka, Ann menyimpan komentarnya rapat-rapat.

Muriel membantu anak Kelas Enam menyusun tata letak dapur, sementara sebagian besar mereka membangun ruang sakit dan mulai menghitung stok barang. Muriel meminta Ann untuk mengangkat pot-pot besar dari gerbong kargo sementara Muriel mulai menyusun dapur umum. Muriel dengan jelas memberi saran untuk meletakkan sumber api dan alur dapur agar tidak ada yang terganggu ketika mereka menyiapkan makanan atau memasak. Muriel juga memastikan tidak ada benda mudah terbakar di sumber api dan meminta anak Kelas Enam menyiapkan beberapa ember air tambahan bila ada kasus kebakaran atau kekurangan air bersih saat memasak.

Dapur memang adalah elemen Muriel, dan bantuan Kelas Enam membuat ide itu semakin sempurna.

"Muri, kamu belum menjawabku."

"Intinya cuma, tidak apa-apa kalau kamu kangen rumah atau ingin bertemu kakakmu, itu hal yang sangat lumrah terjadi," ucap Muriel sambil ia menaruh beberapa karung berisi arang dan batok kelapa. "Aku dan siapapun di Kelas Sembilan tidak akan menggodamu, kok. Aku yakin mereka juga kangen dengan rumah, bagi mereka yang punya rumah baik."

Ann menerawang sejenak. Kakaknya yang jadi seksi super sibuk setiap festival pasti sudah menerima surat yang ia kirimkan sebelum hari keberangkatan ke Redcrosse. Entah ekspresi apa yang akan dia buat ketika membaca surat dari Ann, atau entah kapan ia akan sempat membalas surat yang ditulisnya dengan bantuan Fiore itu.

Ah, omong-omong soal Fiore, artinya ia telah berhutang budi pada gadis pendek itu. Ia harus segera membalasnya.

"Kamu juga kangen rumah, Muri?"

"Kalau dibilang kangen sih ... mungkin sama denganmu yang lebih mempertanyakan apakah di sana baik-baik saja," Muriel tertawa lepas. "Aku memang bukan yang bisa segalanya di sana, tapi kuharap mereka semua bisa mengelola hotel dengan rutinitas sama atau lebih baik lagi."

Ann mengernyit sempurna, "Kamu ... kamu bilang kamu bukan 'yang bisa segalanya'? Monster macam apa lagi yang ada di sana yang kamu bisa bilang bisa segalanya?"

Gadis bongsor itu menyunggingkan cengir lebar penuh misteri, "Ibu Asuh Utama, misalkan?"



Pelataran Stasiun Redcrosse, petang.

Dua orang berjubah putih baru saja keluar dari stasiun setelah melewati pemeriksaan ketat. Tentu, mereka diharuskan untuk membuka tundung dan mengeluarkan segala bawaan untuk diperiksa, mereka sudah mengantisipasi ini sebelumnya dan telah menaruh apa yang mereka butuhkan di hutan luar kota. Topeng mereka disimpan dan mereka memberi identitas palsu untuk pemeriksaan tersebut.

Rook menyisir rambut kebiruan sebahunya sambil menunggu Messenger selesai mengumpulkan informasi dari beberapa petugas stasiun. Messenger menyibak rambut peraknya dari menutupi wajahnya, ia berlari terlalu cepat ke luar untuk segera diterpa angin dari laut. Mereka segera berjalan menjauhi stasiun dan anggota-anggota Polisi Militer yang ada, mencari tempat yang bisa mereka sasar untuk diam dan membicarakan garis besar rencana untuk sementara waktu.

"Jadi, mereka sudah ada di lokasi," simpul Rook menanggapi isyarat Messenger. Mereka hendak menuju kota untuk mencari-cari informasi lainnya sambil bergabung dalam keramaian festival. Sebuah kamuflase sempurna. "Apa mereka benar-benar akan menuju Suaka?"

"Sudah dipastikan," ucap Messenger. "Semua sudah tertulis dengan jelas sesuai dengan kemauan sang Ratu."

"... Kalau kita yang malah mengacaukan segalanya?"

"Heh, mungkin Ratu akan tiba-tiba muncul dan membunuh kita di tempat." lawak Messenger dengan ekspresi datar. "Tidak, tidak mungkin kita berhasil. Kita tidak bisa melakukan apa-apa di sini selain ... membuat sedikit api."

"Karena kita orang luar?"

"Karena kita orang luar, ya." ucapnya mengonfirmasi. "Ingat, Rook. Kita hanya menjalankan peran kita, tidak kurang, tidak lebih." [ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro