Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

LV. | Ekskursi Daerah Ketiga

Ada dua nama ada di bayangan Ann sekarang; nama itu adalah Sigiswald Reinford dan Tiana, juga perihal kaleidoskop pemberian kakaknya yang menyala terang.

Namun, karena pagi itu mereka dihadapkan oleh pengumuman Ekskursi Daerah Ketiga, Ann menyimpan semua rapat-rapat. Ia sudah cukup merepotkan, dan ia tidak ingin membuat khawatir Fiore atau Gloria pagi-pagi sekali.

Biasanya Ekskursi Daerah akan diumumkan saat pelajaran hari itu sudah selesai, tapi pagi itu mereka segera digiring ke ruang pertemuan setelah apel pagi. Tidak ada perwakilan Kelas Tiga dan Kelas Enam di ruangan, begitu juga Instruktur Faye atau Instruktur Lysander, hanya ada Bu Kepsek Durandal dan Instruktur Bathory. Suasana ruangan pun terasa berbeda, walau Ann tidak bisa menjelaskan kenapa.

Bu Kepsek menyalakan monitor untuk menunjukkan peta, ia membiarkan anak-anak Kelas Sembilan melihat dan meresapi.

"... Bluebeard? Ah tidak, Norma, ya?" Val menggumam.

"Benar, Kadet Valerian. Ekskursi Daerah berikutnya adalah ke Kota Suci Norma," jelas Bu Kepsek dengan penuh percaya diri. "Berbeda dengan Ekskursi Daerah Pertama yang dibatasi karena AWA atau Ekskursi Daerah Kedua yang cakupannya lebih besar, Ekskursi Daerah Ketiga hanya akan diikuti oleh Kelas Sembilan sesuai permintaan Uskup Agung."

Mereka menatap ke arah Eris dan Hilde, suasana yang sejenak menegang menjadi sesuatu yang lain saat ini. Seperti ada sebuah hal yang diketahui oleh pihak sekolah, namun murid-murid, bahkan Instruktur Bathory sendiri, tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya.

'Permintaan Uskup Agung' terdengar sebagai sebuah tanggung jawab yang sangat berat. Ann tidak tahu siapa Uskup Agung, tapi dari titelnya dan 'Kota Suci', mungkin dia adalah pemimpin keagamaan setempat.

Eris menaikkan tangan, "Apa kita akan diberitahu sekarang soal permintaan itu, Bu Kepsek?"

"Ah, maaf, tapi sepertinya kalian perlu hadir di sana terlebih dahulu," jelas Bu Kepsek. "Keberangkatan dijadwalkan dua hari lagi dengan perjalanan singkat setengah hari. Kalian diperbolehkan membawa tiga Warden. Selengkapnya nanti akan diberitahukan sebelum keberangkatan oleh Instruktur wali kalian."

Bu Kepsek Durandal menunjuk Instruktur Bathory, yang menunduk tanpa banyak berkata.

Pengumuman Ekskursi Daerah itu segera dibubarkan dengan cepat, dan mereka menjalani kehidupan sekolah selayaknya biasa dengan perasaan berat melayang di udara.

-

Ketua Kelas di penghujung hari mengumpulkan mereka di kelas untuk membicarakan soal Ekskursi Daerah mereka. Dia dengan rajinnya sudah menggambar peta Norma-Bluebeard di papan tulis, juga menggunakan Cincin Peri untuk membagi petanya.

Instruktur Bathory tampak sibuk dan tidak hadir dalam penutup hari seperti biasanya, kembali sebuah kejanggalan melihat gelagat staf sekolah yang urakan.

Anak-anak seperti mereka hendak diberi tugas oleh seorang Uskup Agung, seorang yang mungkin setingkat dengan kepala provinsi atau bahkan lebih tinggi. Aneh, bukan, melihat mereka yang sepertinya 'dilepas' begitu saja, padahal ini baru Ekskursi Daerah Ketiga mereka? Memang, gol dari pendidikan Dresden adalah mendidik calon pemimpin yang dapat menjaga pasukan besar. Akan tetapi Ann terus merasa ada yang aneh, dan ini bukan karena apa saja yang sudah dialaminya sendiri.

Seperti sebuah ... firasat.

"Ann Knightley? Kamu nggak tidur, 'kan?" ketua kelas memanggilnya dengan lantang.

"Nggak ketua~ saya mendengar dengan jelas dan saksama kok~" Disambut tawa geli seantero kelas. Ia benar mendengarkan, kok, cuma setengah-setengah.

"Kalau boleh jujur, aku cukup panik mendengar kita dapat tugas dari Uskup Agung," ujar Val, ia lalu melirik ke arah teman sekamarnya. Hilde berekspresi datar. "Hildegard, apa kamu kenal pribadi dengan Uskup Agung?"

"Keturunan Uskup Agung berasal dari keluarga cabang Norma," jawab Hilde. "Jadi kurang lebih Uskup Agung harusnya salah satu paman saya."

"Hoo? Menarik sekali. Kukira mungkin itu ayahmu atau, yah, saudara kandungmu."

"Tidak, tugas kami berbeda," Hilde menggelengkan kepala menanggapi Val. "Nanti saat ada di Norma, akan saya jelaskan lebih lanjut soal keluarga Norma dan Kota Suci."

Alicia kali ini gantian maju ke arah papan tulis. "Hei, kalian! Apa ada yang tertarik datang ke Pulau Penjara kalau misal kita dapat waktu luang? Cuma naik kapal dua jam dari Norma."

Val mencebik, "Alicia Curtis, kita ke sana bukan untuk jalan-jalan!"

Blair tertawa, "Kamu menyuruh kami melihat para napi, Alicia?"

"Tapi pemandangan di sekitar sana sangat indah, lho!"

"... Dan melihat napi, baik." Blair menyimpulkan lagi, disambut oleh gelak tawa lagi.

Blair mengedarkan pandang ke arah anggota kelas yang tidak lengkap. "Karen sakit bulanan, Hana hari ini sesi terapi ... apa kita bisa ke Norma dengan formasi utuh?"

Lucia yang kali ini menjawab, "Hana sudah bisa berjalan, jadi saya rasa ia bisa ikut dengan kita untuk Ekskursi. Mungkin nanti Matron Thalia akan memberitahukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan Hana selama jauh dari Folia, tapi saya rasa kita semua bisa membantunya."

Muriel menyikapi hal itu dengan senyum penuh lega. "Wahh! Hana akan bergabung dengan kita lagi."

Blair menghela napas panjang, "Yah, paling tidak kita masih berduabelas, bisa repot rasanya kalau kekurangan personil dan kita tidak bisa minta bantuan kelas lain."

Giliran Ann yang mengimbuh, "Ada apa dengan Uskup Besar sampai-sampai tugas ini rasanya terbatas? Apa ini sebuah rahasia?"

"Uskup Agung, hei," Fiore menyenggol lengannya. "Apa kamu tahu sesuatu tentang itu, Hilde?"

Hilde menyikapi pertanyaan Fiore dengan ekspresi muram dan sangsi. Lagi, Hilde terdiam cukup lama, sebelum akhirnya ia menjawab dengan sekali gelengan. Kepalanya kemudian tertunduk.

"Fiore, itu artinya kita harus menunggu," Eris membela Hilde. "Aku sebagai orang Bluebeard pun tidak tahu apa yang tengah dilakukan di Kota Suci saat ini."

"Memangnya seluruh hal yang dilakukan di Kota Suci harus diketahui Bluebeard, Eris?" tanya Blair.

Eris memutar bola matanya sejenak. "Kota Suci punya sistem otonomi sendiri, namun mereka masih bagian dari Provinsi Bluebeard, jadi, ya, kurang lebih demikian," ia berpikir sejenak. "Tebakanku, sih, mungkin tugas yang akan diberikan Uskup akan berkaitan dengan Bluebeard."

"Lalu, dengan anggota segini kecil, kita akan menyambangi dua bagian daerah sekaligus?" Val memijat pelipisnya. "Oh, sepertinya akan menjadi Ekskursi yang sangat menyenangkan."

Tidak ada istirahat bagi mereka di kelas khusus, sepertinya, ya?

-

Ann tidak memikirkan soal mimpi dan kaleidoskopnya hingga mereka kembali ke asrama.

Ann kembali dengan Gloria, namun seperti biasa Gloria segera menuju kamar Karen bersama Blair untuk alasan yang sama-sama mereka tahu. Gloria tidak akan kembali ke kamar mereka hingga larut malam, jadi Ann kurang lebih sempurna menyendiri saat itu.

Ia menggenggam kaleidoskop yang ada di sakunya dengan gamang. Ia ingin jawaban, pikirnya berulang-ulang. Sudah cukup dirinya dibutakan dengan segala yang tersembunyi.

"Ann? Ada apa memanggilku ke ruang belajar?"

Fiore datang segera setelah Ann coba panggil melalui Cincin Peri. Ann mengeluarkan kaleidoskop untuk Fiore lihat. Mata kirmizi itu membeliak melihat warna merah menyala menguasai tabung.

"Aneh sekali," ucap Fiore. "Rasanya saat kakakmu memberi kaleidoskop ini, warnanya tidak begini."

Ann mengiyakan. "Kurasa sudah saatnya aku melihat memori kakakku."

Fiore menatapnya dalam diam, "Kamu serius sudah siap? Kelihatannya kamu bingung banget dari ... entah kapan."

"Yah, belum, sih." Ann tertawa kering. Ia tersenyum geli sendiri menanggapi dirinya yang tidak biasanya kurang cekatan dalam memutuskan sesuatu. "Tapi rasanya setelah kita sibuk Ekskursi, tidak akan ada lagi waktu untuk melihat isi kaleidoskop ini."

Fiore menghela napas, "Baiklah, sesuai maumu," tabung itu dimainkan Fiore di telapak tangannya. "Siap?"

Ann mengangguk sepakat.

Kaleidoskop itu melayang di tangan Fiore. Gadis berambut pirang itu terlihat membisikkan sebuah formasi sihir dengan cepat, dan kaleidoskop di tangannya mulai berpendar lebih intens.

Saat itu, Ann baru menyadari sesuatu yang sudah lama ia amati sejak pertama kali bertemu dengan Fiore.

Cincin Peri yang melingkar di jari Fiore tidak menyala saat Fiore menggunakan sihir.

Akan tetapi, sebelum Ann sempat bertanya, cahaya terang menyelubungi mereka, dan mereka pun dibawa ke memori yang tersimpan pada kaleidoskop kecil.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro