Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Perjalanan Kesembilan: Pergi.

Aku beruntung bisa bertemu dengannya.

Dia laki-laki paling baik yang pernah kukenal. Laki-laki paling lembut, laki-laki paling ramah, laki-laki paling penyayang dan ... yeah, pokoknya, semua sifat-sifat baik akan kau temui padanya.

Meski akulah yang pertama kali menyatakan perasaan padanya, tetapi dialah yang mencintaiku apa adanya. Bahkan ketika aku meninggalkannya selama setahun, dua tahun, lima tahun, dan lebih, dia tetap menungguku di sana; menanti untuk mendekapku dengan tangis bahagia.

Tolong jangan tanya seberapa besar rasa bersalahku padanya karena telah meninggalkan laki-laki setulus dia selama bertahun-tahun lamanya.

Andai aku bisa, aku ingin tetap tinggal di rumah. Menonton film bersama, memasak bersama, tidur bersama, jalan-jalan bersama. Pokoknya, aku ingin menghabiskan sisa hidup kami bersama.

Sayangnya, pekerjaanku menghalangi niatku dan dia. Kami harus berpisah. Setidaknya, selama belasan, atau dua puluhan tahun sampai pekerjaan ini selesai.

"Poe, susah siap?"

Aku yang semula sedang merapikan pakaianku, menoleh ke jendela. Sesosok berjubah hitam tanpa wajah tengah bergelantung.

"Sudah," jawabku sekenanya.

"Kau tidak pamit pada suamimu lagi, huh?"

Aku menunduk, mengambil napas dalam, lantas mengembuskannya. "Dia tak perlu tahu."

"Dia akan mencarimu lagi."

"Karena itu, aku akan pergi ke tempat di mana dia tak bisa menemuiku."

Aku berjalan mendekati jendela. "Ayo pergi."

"Kau yakin tidak ingin pamit pada suamimu?"

Butuh waktu cukup lama bagiku untuk mengatakan, "Ya."

Sosok di hadapanku seperti tertawa kecil. "Kuharap kau tidak menyesal."

"Menyesal atau tidak, itu urusanku."

Sosok berjubah melompat dari jendela dan menghilang. Sebelum aku ikut melompat, kutatap kamarku yang jarang sekali kutempati. Kamar bernuansa ungu dan biru yang kuminta waktu pertama kali kami hidup bersama. Sepertinya kamar ini akan selalu kurindukan.

"Poe!"

"Ya!"

Hal terakhir yang kulihat sebelum aku melompat dari jendela dan raib ialah Helio yang membuka pintu kamar dengan raut terkejut.

Maafkan aku, Helio.

Fin.

Day 9: awali cerita dengan 'Aku beruntung bisa bertemu dengannya'.

Yak, makin ke mana-mana saja cerita ini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro