Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Towards The Spring (chapter 22)


"Saat kau mengharapkan sesuatu percayalah dan yakinlah apa yang kau harapkan pasti akan terjadi. Asal kau berusaha dan berdoa, meski dunia membencimu tetaplah tersenyum dan berkata 'aku baik-baik saja'. Karena apa? tidak semua orang membencimu, masih ada segelintir orang yang menyayangimu dan mempercayaimu. Karena memang di dunia ini, ada yang baik dan ada yang jahat.... karena itulah dunia, dan kita harus bisa menjalaninya... karena percayalah, kau akan mendapatkah kebahagiaan pada akhirnya dengan cara yang indah dan tak pernah kau bayangkan..."

-Jeon Jungkook­-

..............

(Author **** POV)

Jam berdetak, waktu terus berjalan dari detik ke menit... Jungkook mengulas senyum tipisnya. Senyum malaikatnya...

Jung Myun mengusap punggung dan puncak kepala putranya dirasa tubuh kurus putranya yang menghangat, ia senang kini ia akan membahagiakan Jungkook membawa lari dari penderitaan yang selalu menimpanya. Ya... semua akan dimulai besok, dia akan membawa Jungkook ke luar negeri, membangun perusahaan dan tempat tinggal disana. Menyekolahkan Jungkook setinggi-tingginya seperti harapannya dan putra pertamanya, Yoongi Suga.

Perlu di ketahui, sebelum Suga pergi meninggalkan mereka untuk selamanya. Masih terngiang dengan jelas permintaan putra sulungnya, untuk memberikan beasiswa sekolah ke luar negeri untuk Jungkook. Beasiswa yang dimiliki putra pertamanya...

Jung Myun bangga, sangat bangga menjadi ayah mereka... dan ia berterima kasih pada Tuhan.

Jungkook semakin erat memeluk ayahnya, dapat dengan jelas telinganya mendengar detak jantung sang ayah. Dirasakannya dada sang ayah yang bergerak beraturan saat menghirup oksigen, bahkan Jungkook masih setia dengan senyum tipisnya. Dan juga Jungkook masih merasakan belaian dan kehangatan kasih sayang ayah untuknya...

Hingga...

Akhirnya....

Kelopak namja tampan dengan wajah manisnya, namja yang bernama Jeon Jungkook. namja yang dibenci ibu dan kakak keduanya Taehyung, namun disayang oleh ayah dan mendiang kakak pertamanya Suga.

Menutup, dalam pelukan sayang ayahnya....

.........

2017, 08.00 pagi...

Hembusan angin lembut menerpa tumbuhan bunga yang tumbuh di sekitar pemakaman membuat tumbuhan itu bergerak ke kanan dan ke kiri seakan menari-nari. Seakan tumbuhan itu bergoyang menyambut kedatangan sang mentari yang sibuk melakukan tugasnya untuk menerangi bumi.

Hembusan angin yang tadinya menerpa dedaunan itu kini bergerak menerpa rambut hitam seseorang dengan jaket putihnya, seorang namja tampan dengan wajah manisnya yang sedang duduk di samping sebuah makam. Tangan putihnya kini memegang sebuah batu nisan, sebuah nama seseorang yang ia sayangi dan juga nama orang menyayanginya.

Jungkook itulah namanya, namja tampan yang menatap sendu batu nisan di depannya. Tangannya tak henti-hentinya mengusap batu nisan yang sudah berdiri di atas gundukan tanah. Tercium juga aroma bunga yang baru saja ditabur oleh namja dengan gigi kelincinya. Bunga mawar dan melati yang menjadi satu, Jungkook mengulas senyum sendunya dengan air mata yang menetes. Jungkook sangat merindukannya kenangan bersama orang yang kini beristirahat di depannya dengan damai, bahkan kenangan akan kebersamaannya masih berputar dalam otaknya. Ia sangat menyayangi pemilik batu nisan itu, karena dia juga menyayangi Jungkook.

Jungkook berusaha tegar dan berdiri, namun tatapannya tak teralihkan pada gundukan tanah itu. tak lama ia menaruh sebuket bunga mawar putih nan cantik, bersamaan dengan hal itu Jungkook tersenyum dalam rasa kesedihannya. Manik matanya hanya mampu melihat sebuah foto, foto sang pemilik batu nisan. Senyumnya, wajah tampannya dan juga ekspresi kebahagiaan di foto itu terlihat jelas dan nyata. Menandakan bahwa dia adalah orang baik, dan selalu tersenyum... dan itulah yang disukai oleh Jeon Jungkook terhadap si pemilik batu nisan itu, siapa lagi kalau bukan kakak kesayangannya Yoongi Suga.

"Aku merindukanmu..." ucap Jungkook dalam hatinya, menitikan air matanya.

Bersamaan dengan hal itu pohon menggugurkan sisa-sisa dedaunan yang kering, hembusan angin kembali datang menerpa rambut hitam Jungkook. Namja tampan itu kini menutup matanya merasakan hembusan angin, dalam hatinya berharap semoga air matanya yang jatuh bisa terbang terbawa oleh angin yang datang padanya.

Disinilah Jungkook berdiri di pemakaman tempat dimana orang yang ia sayangi dan menyayanginya terbaring dan beristirahat dengan damai di tempat lain.

2017, 09.00 pagi....

Seoul....

Suara ambulance menggema di jalanan tepatnya di pusat kota, semua orang berkumpul menjadi satu di salah satu tempat kejadian. Kejadian yang tak akan mereka duga, dan mereka sangka. Apalagi, kejadian tersebut terjadi beberapa menit yang lalu....

"Cepat... tolong dia hikksss..."

"Tenang, kami akan membawanya ke rumah sakit..."

"Hiksss...."

Suara isak tangis lolos dari bibir gadis cantik dengan rambut panjang, juga poninya. Gadis cantik yang menjadi penonton sekaligus pemain dalam terjadinya kecelakaan yang baru saja terjadi di depan matanya. terlihat luka lecet dan beberapa luka memar di lengannya, tapi luka itu tak seberapa. Jika dibandingkan dengan luka yang amat parah, dengan darah yang keluar banyak dari seorang namja tampan dengan jaketnya.

Suasana menjadi tegang, bahkan semua orang menatap iba ke arah namja tampan yang tak sadarkan diri dengan luka bocor tepat di kepalanya membuat darah segar keluar dengan deras dari kepalanya.

Brukkk....

Sohyun duduk lemas, menatap ranjang dengan namja yang ia kenal, tak sadarkan diri. Bukan hanya hatinya yang lemas, entah kenapa hatinya ikut menangis.

"Hiksss... kenapa kau menolongku? Kenapa? Hikkksss..."

Sohyun terisak, menjatuhkan air matanya menyentuh aspal dengan telapak tangannya, ia merasa bersalah sangat, bersalah. Harusnya dia yang mengalami kecelakaan itu, bukan dia... dada Sohyun sesak, bahkan kejadian yang baru saja terjadi masih ingat dengan jelas dalam pikirannya.

Hingga....

"Nak, aku yakin dia baik saja... dia namja yang baik, dia telah menolongmu, juga bayiku... aku yakin Tuhan akan menolongnya..."

Tiba-tiba datang seorang wanita cantik datang menghampiri Sohyun yang terduduk lemas dengan derai air mata yang terus berjatuhan di atas aspal. Wanita cantik itu mengusap punggung Sohyun dengan tangan kanannya karena, di tangan kirinya ia tengah menggendong seorang bayi laki-laki yang lucu dengan pipi gembulnya. Bayi yang baru saja di selamatkan oleh seorang namja tampan dengan jaketnya, namja yang telah menyelamatkan Sohyun dan bayi wanita tersebut dari kecelakaan maut.

"Hikks.... hikksss..."

Sohyun masih terisak, bahkan ia menutup mulutnya. Tak lama....

"Sohyun????!!!"

"Jieun??!"

Datanglah seorang gadis cantik lainnya, gadis cantik dengan rambut hitamnya. Lari tergopoh-gopoh menghampiri sahabatnya.

Greeeppp...

Kedua gadis cantik itu saling memeluk tak lupa dengan air mata yang keluar dari pelupuk mereka.

"Hiksss.... Jieun... bagaimana ini? apakah dia akan selamat? Hikkssss..."

"Sohyun tenanglah, dia namja yang kuat. Aku yakin dia akan selamat..."

"Tap... tapi dia terpental jauh hiksss... untuk melindungi... bayi itu... hiksss dari benturan...hiksss..."

Jieun yang melihat Sohyun terisak tidak tahan untuk menahan air matanya, hingga akhiranya gadis cantik berkulit putih dengan rambut hitamnya, gadis yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit terkenal luput menangis memeluk sahabatnya mencoba memberikan kekuatan pada Kim Sohyun. Jieun tahu, sangat tahu kalau kini sahabatnya pasti sangat syok apalagi, Sohyun melihatnya secara langsung di depan matanya. bahkan kini Jien menepuk punggung Sohyun membiarkan gadis cantik itu menenggelamkan kepalanya di dadanya, mencoba memberikan ketenangan untuknya. Ya... hanya ini yang bisa ia lakukan, karena jujur Jieun tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dalam hatinya Jieun berdoa, semoga semua baik-baik saja.

"Nah sebaiknya ayo kita kerumah sakit... kita harus tahu bagaimana keadaannya..."

Jieun kini memegang kedua pundak Sohyun menatap wajah sendu Sohyun, setidaknya dia harus membantu Sohyun. Tak lupa ia mengusap air mata yang jatuh dari kelopak matanya...

"Iya... kau benar Jieun, kau benar..."

Sohyun segera bangkit menghapus air mata yang masih keluar dari kelopaknya, dengan segera kedua gadis cantik itu segera berjalan menuju taksi yang kebetulan berhenti di sana. Dan menaikinya, menuju ke rumah sakit... tempat dimana seorang namja tampan tengah menghadapi maut yang baru saja ia alami....

................

Drttt... drtttt....

Suara getaran ponsel membuyarkan kegiatan seorang pria dengan jas hitamnya, hingga akhirnya pria dengan kacamatanya itu menaruh penanya di atas meja, meninggalkan beberapa dokumen yang ia baca dan mengambil ponsel hitam dari jasnya. Namun...

Alis pria itu mengkerut saat melihat, nomor ponsel putranya tertera di layar. Entah kenapa perasaannya tidak enak, karena penasaran akhirnya Jung Myun mengangkat panggilan putranya.

"Halo?"

"...."

Jung Myun mengangkat sebelah alisnya, ia bingung dengan siapa ia berbicara. Karena ia malah mendengar suara seorang wanita yang ada di seberang telefon.

"Ini siapa, kenapa anda bisa berbicara melalui ponsel putra saya?"

"...."

Dengan segera seseorang yang ada di seberang telefon menjelaskan maksud dan tujuan ia menelfon, tak lain dan tak bukan menceritakan kejadian kecelakaan yang baru saja dialami putra dari seorang pengusaha terkenal itu.

Tak lama...

Brakkk....

Entah kenapa tubuh Jung Myun melemas seketika, kedua lutunya kini menyentuh lantai kerjanya. Bahkan ponsel hitamnya kini jatuh di atas lantai, terlihat ponsel hitamnya yang retak.

Tes...

Tes...

Air mata itu jatuh dari kelopak matanya yang berkerut, bahkan isakan keluar dari mulutnya. Memanggil nama putranya yang terkena musibah.

"Anakku..." ucapnya lirih, ia tak akan menyangka. Jika putranya akan mengalami kecelakaan.

Tanpa membuang-buang waktu, Jung Myun berusaha berdiri meski tubunhnya masih lemas karena mendapatkan kabar yang tak mengenakan itu. tapi... demi putra yang ia sayangi ia harus bisa dan itu memang...

Semua karyawannya menatap heran ke arah bosnya saat pria dengan jas hitamnya membuka pintu kerjanya dan berjalan cepat menuju pintu keluar, terlihat raut kekhawatiran dan juga air mata yang masih menetes. Ya... ayah mana yang tidak hancur dan sedih jika anak yang ia sayangi mendapatkan kecelakaan. Tak butuh waktu yang lama terdengar suara deru mesin mobil putih yang hidup, hingga....

Mobil itu berjalan cepat membelah kota, diantara kendaraan-kendaraan lain menuju rumah sakit tempat dimana anaknya kini dirawat.

"Anakku, kau harus kuat.... kau pasti kuat, jangan tinggalkan ayah..."

Entah tetes ke berapa pria berjas dan kacamatanya itu menangis, ia sangat khawatir dengan keadaan putranya. Putra yang ia sayangi, dan ia banggakan yang kini berjuang melawan maut.

................

................

Kelopak namja tampan itu bergerak perlahan, saat dirasa seberkas cahaya menerpa wajahnya. Cahaya yang begitu terang, begitu juga rasa hangat di wajah namja tampan itu membuat namja tampan yang kini terbaring di atas sebuah salju yang putih membuka kelopak matanya.

Hingga...

Akhirnya, namja tampan itu terbangun dengan kelopak mata yang masih berkedip mengumpulkan kesadarannya. Terlihat ia mengucek-ucek kelopaknya, membuat penglihatan di bola matanya kembali fokus dan tidak samar-samar.

'Dimana aku?' ucapnya dalam hati saat melihat, sekeliling yang menurutnya aneh.

'Dimana ini? apakah sekarang musim salju?' namja tampan itu kembali berucap dalam hatinya. ia tidak tahu dimana dia sekarang, hingga akhirnya namja tampan dengan jaketnya itu berdiri....

Sesekali kedua bola matanya ia edarkan melihat sekitarnya, dan yang ia lihat hanya pohon dan gundukan salju. Kakinya ia teruskan untuk melangkah mencari jalan dari tempat yang menurutnya aneh, namun hanya beberapa menit langkah kakinya berjalan. Tiba-tiba saja....

Ada seseorang yang tak begitu jelas berjalan ke arahnya, hingga akhirnya namja tampan itu menghentikan langkahnya guna melihat siapakah orang yang kini berjalan menghampirinya. Tanpa sadar butiran salju turun dari atas langit menambah kesan indah. Namja tampan itu mengangkat tangannya ketika sebutir salju turun tepat di telapak tangannya, seulas senyum tipis muncul ketika dua bola matanya melihat butiran salju yang menurutnya indah. Bukan hanya itu saja, bahkan ia merasa hawa dingin yang menerpa tubuhnya yang bersembunyi dari balik jaketnya. Tapi.. ada yang berbeda dengan hawa ini. hawa dingin yang penuh dengan kedamaian dan... nyaman. Bukan hawa dingin yang begitu terasa, yang mampu membuat tubuh menggigil karena dingin, atau hawa dingin yang membuat tubuh seseorang sakit seperti umumnya.

Namja tampan itu masih setia dengan posisinya, berdiam diri dia atas hamparan salju. Menunggu siapakah sosok yang makin lama mendekatinya. hingga...

Kini kedua kelopak mata namja tampan itu menyipit saat jarak orang asing di depannya dengan dirinya makin dekat. Sosok itu berjalan dan terus berjalan melangkahkan kakinya, hingga nampak orang asing itu dengan memakai sebuah jaket hitam dan sebuah syal berwarna hitam yang melekat di lehernya, terlihat juga rambut hitam dengan penampilan sedikit berantakan namun cocok dengan wajah tampannya. Bukan hanya itu terlihat seulas senyum yang ditujukan oleh sesosok pria asing itu, kedua matanya menyipit membentuk garis kala ia tersenyum ke arah namja tampan itu.

Deg..

'Dia...'

Kedua bola mata namja tampan yang sedari tadi berdiri di hamparan salju yang luas itu kini membulat bahkan tubuhnya berdiri mematung, menatap tidak percaya dengan apa yang ia lihat. bahkan sesekali ia mengucek kelopak matanya memastikan apa yang ia lihat salah atau benar. Dan ternyata... apa yang dilihatnya bukan sebuah kesalahan. Ini nyata, bahkan ia tak menyangka kakaknya kini berada di depannya mengulas senyum ramah dan manis, senyum yang selalu menghiasi wajahnya.

'Kakak...' ucapnya dalam hati, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat hingga namja tampan itu hanya bisa berdiri mematung menatap wajah kakaknya, lebih tepatnya sosok kakaknya dengan senyumnya.

"Kim Taehyung... apa kabar?"

"Kak Suga..." ucap namja tampan itu, namja tampan dengan rambut coklatnya juga dengan jaketnya, Kim Taehyung.

Ya... keduanya kini saling menatap, pertemuan yang tidak akan diduga oleh seorang Kim Taehyung, pertemuan dengan kakaknya, Yoongi Suga. Di tempat yang entah ia pun tak tahu... dan Taehyung hanya bisa bungkam, dengan tatapan melekat ke arah kakaknya, Suga. Yang tengah mengulas senyum ke arahnya.

Butiran-butiran salju turun, menemani dua namja berstatus sebagai dua saudara kandung yang masih setia dengan posisinya. Disinilah Taehyung bertemu dengan kakaknya yang telah tiada, yang telah meninggalkan dunia terlebih dahulu. Dan ia bertemu di musim favoritnya, musim salju.

.............

.............

Hanshin Hospital...

Terlihat seorang wanita cantik dengan rambut panjang coklatnya terisak menangis di bahu sang suami. Bahkan air mata terus keluar dari pelupuknya di balik tangannya, ia tak akan menyangka akan mendapatkan kabar buruk tentang putranya, putra kesayangannya Kim Taehyung. Ya... kabar mengenai bahwa putra keduanya tengah mengalami masa kritis.

Jung Myun yang melihat keadaan sang istri hanya bisa menatap sendu, bahkan kini tangannya mengusap punggung sang istri mencoba memberikan kekuatan melalui usapannya.

"Hikkss... Taehyung, Hikksss..." Soo Rin terisak memanggil nama putranya.

"Tenanglah, Soo Rin aku yakin Taehyung adalah orang yang kuat... percayalah Tuhan akan menolongnya...." ucap Jung Myun yang kini menenangkan sang istri.

Namun bukannya menjawab Soo Rin semakin terisak ia sangat terpukul dengan apa yang menimpa anak keduanya Taehyung, ia tak percaya jika anak kesayangannya menjadi korban kecelakaan.

Jung Myun tidak tahu harus apa ketika melihat wanita yang masih ia cintai menangis seperti ini, bahkan kini putra keduanya Taehyung sedang menghadapi masa kritisnya. Jung Myun masih setia menemani sang istri, memeluknya mencoba memberi ketenangan padanya.

Tak jauh disana...

Terlihat seorang namja tampan dengan wajah manisnya, namja tampan yang mempunyai hati bak malaikat dan juga mempunyai sifat penyayangnya kini tengah duduk disamping gadis cantik dengan rambut panjang juga poninya. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook dan Kim Sohyun, keduanya menatap kosong ke depan. Sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Sohyun dengan kekhawatiran mengenai keadaan namja tampan yang terbaring dia ruang darurat. Namja tampan yang beberapa hari sering membuat ia kesal, dan juga sering mengganggunya kemanapun dia berada. Namun... terkadang mampu membuat jantungnya berdebar saat dekat dengannya, siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung. Jujur meski Sohyun sering dibuat kesal dengan tingkah Taehyung entah melalui kelakuan aneh dan gombalannya yang menyebalkan baginya, hati Sohyun merasa khawatir bahkan... tanpa ia sadari ia menangis saat melihat Taehyung yang terpental jauh di depannya dan itu semua karena dirinya.

Jeon Jungkook namja tampan dengan wajah manisnya ini juga mengkhawatirkan kakak keduanya. Meski kakak keduanya Taehyung tak pernah sedikitpun menganggap ia sebagai adiknya, bahkan menyakitinya beberapa kali. Tapi, tetap saja Jungkook merasa khawatir, hatinya tidak akan tenang. Jungkook hanya menangis dalam diam, dalam hatinya ia berdoa semoga Tuhan menyelamatkan nyawa kakaknya, Kim Taehyung.

ya... keduanya sedang terdiam dengan pemikiran masing-masing, tak jauh disana Jieun yang hanya menatap iba, orang-orang yang kini duduk menunggu pemeriksaan dokter. Suster cantik itu juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Dalam hatinya ia berdoa pada Tuhan semoga Taehyung dalam keadaan baik-baik saja dan diberi kesembuhan. Hanya mukjizat Tuhan yang kini menjadi harapan mereka.

Ceklek...

Tak lama keluarlah seorang pria berjas putih dengan stetoskopnya juga masker yang ia pakai keluar dari ruang perawatan Taehyung. Sontak saja semua yang duduk disana langsung berdiri, dan menghampiri dokter tersebut.

"Hikss... Dokter bagaimana keadaan anak saya? Apakah dia baik-baik saja?"

Soo Rin langsung mengajukan pertanyaan pada dokter dengan kacamatanya, ia sangat khawatir dengan keadaan putranya. Semua orang terdiam menunggu jawaban dari dokter yang kini berdiri di depan mereka.

Dokter itu hanya menatap mereka dengan tatapan sendu, tak lama ia memegang pundak Soo Rin mencoba memberi kekuatan dan kesabaran pada wanita cantik yang kini menangis itu.

"Maaf bu... anak anda, mengalami..."

Dokter itu menghentikan ucapannya, sebenarnya ia tidak tega mengatakan semua ini pada keluarga pasiennya, tapi... bagaimanapun ia harus memberitahunya apapun yang terjadi.

"Anak anda sedang mengalami masa kritis, dan dia membutuhkan donor jantung... karena berdasarkan pemeriksaan tulang rusuknya mengalami kerusakan sehingga membuat jantungnya mengalami kebocoran. Anak anda bisa saja bertahan, tapi... tidak akan lama. Dan satu-satunya jalan agar ia selamat, harus ada yang mendonorkan untuknya..."

Deg...

Soo Rin tersentak mendengar penuturan sang dokter, tiba-tiba saja hatinya hancur. Saat mendengar anaknya Taehyung berada di ambang kematian. Wanita cantik itu menangis keras dalam pelukan suaminya, Jung Myun dengan sigap menangkap tubuh lemas istrinya membiarkan sang istri menangis dalam pelukannya.

Jungkook, dia langsung meneteskan air matanya mendengar kakaknya Taehyung sekarat. Lututnya jatuh lemas, menatap nanar ke arah pintu perawatan sang kakak.

Tes...

Tes...

Tes...

'Tuhan, kenapa ini terjadi? Apa kau mengabulkan doaku? Aku memang ingin bahagia Tuhan... aku memang ingin bahagia... tapi apakah ini salah satu doa yang kau kabulkan. Jika kau mengabulkannya dengan cara kematian kak Taehyung aku tidak akan rela Tuhan... lebih baik aku tidak bahagia...' ucap Jungkook dalam hatinya, bibirnya bergetar air mata masih deras keluar dari pelupuknya.

Dalam hatinya Jungkook merutuki dirinya, menyalahkan dirinya. Ia menganggap kalau apa yang menimpa kakaknya adalah karena dirinya.

'Hiksss... Jungkook, kau adik pembawa sial pada kakakmu... hikksss... karena kau kedua kakakmu mengalami kesialan hikkss... Jungkook kenapa kau tidak mati saja?'

Jungkook menyalahkan dirinya berteriak dalam hati, dengan air mata yang sudah keluar dengan derasnya. Ia menganggap dirinya adalah pembawa sial, bahkan dalam otaknya ia mengingat segala memori, memori dimana Taehyung mengalami kecelakaan hingga hampir membuatnya lumpuh. Kematian kakaknya karena sakit kanker, dan sekarang kecelakaan yang membuat Taehyung di dalam ambang kematian. Jungkook menyalahkan dirinya, ia menganggap dirinya adalah dalang dari segala kesialan yang ada. Padahal pada kenyataannya bukan Jungkooklah penyebabnya, hanya Tuhan saja yang sudah menggariskan takdir.

Tubuhnya yang sudah sedari tadi lemas bertambah lemas mendengar berita yang memilukan baginya. Bahkan ia menundukan kepalanya, air matanya jatuh hingga membasahi lantai rumah sakit.

'Hikssss... kak Taehyung hikksss...'

Jungkook menangis memanggil nama kakaknya dalam hatinya berharap sang kakak tidak meninggalkan dunia ini. berharap kakaknya baik-baik saja....

Tidak ada yang tahu akan tangisan Jungkook, karena namja tampan dengan wajah manisnya ini menyembunyikan tangisnya, tangis untuk sang kakak yang ia sayangi. Meski sang kakak amat membencinya, tapi Jungkook akan tetap menyayanginya sampai kapanpun.

Sohyun yang mendengar apa yang dikatakan sang dokter langsung jatuh lemas, tapi untungnya dengan sigap seorang perawat cantik yang notebene adalah sahabat dari Sohyun menangkap tubuh Sohyun.

"Jieun hikkssss.... dia... dia hikkksss...."

"Sohyun... tenanglah, dia pasti baik-baik saja..." Jieun memeluk sahabatnya, bahkan air matanya jatuh.

Kedua gadis cantik itu terisak, bahkan mereka saling memeluk memberikan kekuatan satu sama lain.

"Ini semua salahku Jieun hikksss... ini semua salahku..." Sohyun menangis, ia bahkan menyalahkan dirinya. Ia menganggap dirinya sebagai penyebab Taehyung celaka.

"Shhtttt.... Sohyun jangan salahkan dirimu, ini bukan salahmu. Ini sudah takdir Tuhan... jangan salahkan dirimu Sohyun..." Jieun memeluk erat tubuh Sohyun bahkan air matanya masih jatuh.

Semua menangis... semua menjatuhkan air matanya. hanya untuk seorang namja tampan bernama Kim Taehyung. Namja yang terkenal dengan kata pedasnya juga sifat nakalnya, anak yang paling disayang ibunya dan paling dimanjakan, namja tampan yang membenci adiknya, namun justru disayang adiknya. dan juga namja yang mencintai dan menyatakan cinta pada gadis cantik yang telah ia selamatkan dari maut. Bukan hanya Sohyun... tapi juga seorang bayi, bayi laki-laki yang juga hampir mengalami kematian. Jika saja, Taehyung tidak menyelamatakan mereka, maka akan berbeda ceritanya.

......

(Flashback **** ON)

Jam menunjukan pukul 08.45 pagi hari, di pusat kota yang terkenal dengan panggilan negeri gingsengnya kini tengah disibukan oleh beberap orang yang lalu lalang berjalan hendak melakukan aktivitas mereka. Ya... pada jam seperti inilah jalanan kota mulai ramai.

Tak jauh disana ada seorang namja tampan dengan mobil merahnya yang terpakir di depan toko kue di seberang jalan. Mobil yang dimiliki seorang namja tampan berambut coklat yang kini memakai kacamata hitamnya. Memberikan kesan keren pada penampilannya, dia adalah Kim Taehyung.

Dengan sabar Taehyung menunggu seseorang dalam mobilnya sambil mendengar lagu kesukaannya dari dalam mobilnya. Kim Taehyung dia menjadi pangeran cinta hari ini, dia kini menunggu gadis cantik yang beberapa hari kemarin menolak pernyataan cintanya. Meski cintanya bertepuk sebelah tangan, bukan Kim Taehyung namanya jika ia harus menyerah dengan yang namanya cinta.

"Dimana dia? Sabar Taehyung, pujaanmu sebentar lagi datang..."

Taehyung melepaskan kacamatanya mengedarkan pandangannya mencari sosok Kim Sohyun bidadari yang telah mengisi hatinya meski Sohyun belum menjadi status sebagai kekasihnya.

Dan..

Terlihat seorang gadis cantik dengan pakaian santainya juga tas berwarna merah muda kesayangannya berjalan, menuju ke perpustakaan yang berada di pusat kota untuk mengisi hobbynya. Dia adalah Kim Sohyun, gadis cantik yang menyimpan perasaan pada namja manis dan tampan yang membuat debaran aneh di hatinya, dan hatinya kini tertulis nama Jeon Jungkook. meski Jungkook belum berstatus sebagai kekasihnya.

Dengan bersenandung rian Sohyun berjalan, menikmati pagi yang cerah dengan cuaca yang segar. Tapi...

"Omo.... ada kereta bayi?"

Kedua bola mata itu membulat, saat Sohyun melihat kereta dorong bayi yang ada di tengah jalan dan tidak ada pengawasan di dekatnya. Ketika Sohyun menatap jalanan...

"Ya ampun... ada truk.." Sohyun semakin terkejut, lantaran sebuah truk besar dengan kecepatan tinggi berjalan dan mulai mendekati kereta dorong bayi itu. semua orang tidak menyadarinya karena sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tanpa aba-aba Sohyun melangkahkan kakinya berjalan menghampiri kereta dorong itu, berharap ia tidak terlambat menyelamatkan bayi tersebut.

Taehyung masih sibuk dengan penantiannya, hingga ia melihat seorang gadis cantik yang sedari tadi ia tunggu. Dengan segera ia keluar dari dalam mobil kesayangannya, membenarkan pakaiannya. Biar bagaimanapun dia harus terlihat keren di depan sang pujaan.

Namun, baru saja kakinya melangkah ia bingung ketika menatap Sohyun yang terkejut akan sesuatu. Diikutinya arah tatapan gadis cantik yang ia lihat dari jauh.

"Kenapa dia, apa yang membuat ia terkejut..."

Tak lama ia melihat Sohyun yang berlari menuju ke tengah jalan, menghampiri sebuah kereta dorong bayi, namun seketika kedua bola mata Taehyung membulat saat melihat sebuah truk besar dengan kecepatan tinggi berjalan menghampiri Sohyun yang kini kesusahan mendorong kereta bayi. Lebih tepatnya kereta bayi yang tidak mau bergerak sedikitpun karena rodanya tersangkut oleh lubang jalan tersebut.

"SOHYUN.... CEPAT PERGI!!!"

Taehyung berteriak, sesekali ia melirik ke arah truk yang hampir mendekati sang pujaan hati.

Sohyun dengan susah payah mendorong kereta bayi itu, rasa panik dan cemas menjadi satu saat melihat truk tersebut semakin dekat dengannya. Bahkan tangisan dari bayi yang ia tolong terdengar, beberapa orang hanya melihatnya tanpa ada yang berniat menolongnya.

"Aigoo... rodanya tersangkut..." dengan sekuat tenaga Sohyun mendorong kereta bayi tersebut, namun gagal kereta tersebut tidak bergerak sedikitpun. Hingga...

Tin.. tin... tin...

Suara klakson menggema keras membuat gadis cantik itu menoleh.

Deg....

Kedua bola matanya membulat, kedua tangannya masih setia memegang pendorong kereta bayi tersebut. Truk besar itu semakin mendekat entah kenapa tubuh Sohyun membeku hingga...

"SOHYUN!!"

BRAKKKKKK....

"Kyaaaa....."

Semua orang berteriak ketika melihat kejadian yang tak akan mereka kira. Kejadian dimana tubuh seorang namja terpental sambil memeluk bayi laki-laki yang kini menangis dalam pelukannya setelah ia mendorong gadis cantik yang mencoba menyelamatkan bayi itu. ya... namja tampan itu adalah Kim Taehyung, kini tubuh Taehyung terbaring seketika di atas aspal dengan luka lebam juga benturan di kepalanya membuat darah segar keluar dari kepalanya.

Suara tangisan bayi menggema dalam dekapannya, ternyata Taehyung menjadikan tubuhnya sebagai benteng untuk melindungi bayi yang kini ia dekap dalam pelukannya.

"TAEHYUNG!!!"

Sohyun berlari menghampiri Taehyung yang tak sadarkan diri dengan bayi yang kini menangis dalam pelukan namja tampan tersebut. Dengan linangan air mata Sohyun mengguncang-guncangkan tubuh namja tampan yang kini tak sadarkan diri itu, air matanya semakin deras saat melihat kepala namja tampan itu mengeluarkan banyak darah. Membuat jari Sohyun kotor akan darah namja tampan tersebut, toh... Sohyun tak peduli ia sangat panik. Apalagi melihat keadaan Taehyung seperti ini.

"Hiksss... Kim Taehyung, yaakkk bangun...bangun..."

Sohyun berteriak memanggil nama namja tampan itu, tak lama orang-orang sekitar menghampiri mereka dan menolong tubuh Taehyung yang tak sadarkan diri.

"Aigoo... anakku kau selamat nak hikksss..."

Datanglah seorang wanita cantik dengan rambut panjang yang diikat menghampiri dan mengambil bayinya dari dekapan Taehyung yang tak sadarkan diri. Ya.. dia adalah ibu dari bayi tersebut, beberapa kali ibu dari bayi tersebut mencium kening anaknya dan mengucap syukur. Namun dalam hatinya ia merasa bersalah karena keteledorannya timbulah korban karena menolong anaknya.

"Yaaaakkkk siapapun panggilkan ambulance, apa kalian tidak lihat dia sudah mengeluarkan banyak darah!!!" Sohyun berteriak emosi, bahkan air mata jatuh dengan deras dari kelopaknya meminta siapapun memanggil pertolongan.

Hingga...

Beberapa orang yang sadar dari kebodohannya segera memanggil bantuan.

"KIM TAEHYUNG AYO BANGUN... HIKSSS.... HIKKSSSS..."

Entah kenapa hati Sohyun sakit juga menangis melihat namja tampan yang kini terbaring di depannya. ngilu dan sakit itu yang ia rasakan...

"Hiksss... hei kau bangun hikksss..."

Beberapa menit kemudian....

Suara sirine ambulance datang, membuat beberapa orang membuka jalan untuk mobil putih itu agar segera menghampiri sang korban. Tak lama beberapa suster mengeluarkan ranjang lipat dan segera mengangkat tubuh Taehyung.

Sohyun duduk lemas melihat kejadian secara langsung di depan matanya, ia merasa syok saat ini, hingga sebuah pelukan ia rasakan ditubuhnya dan itu adalah Lee Jieun sahabatnya.

(Flashback **** OFF)

................

(Jungkook **** POV)

Aku berlari menuju atap sekolah, air mataku jatuh... ya jatuh. Hatiku sakit hatiku hancur, aku rapuh...

"Hikssss... Tuhan, jangan ambil kakakku. Sudah cukup Tuhan... sudah cukup. Aku tak sanggup melihat ibuku bersedih... hikksss... aku mohon biarkan aku saja yang mati... aku rela menggantikan kakakkku... hikkkssss... Tuhan aku mohon. Biarkan aku saja, aku rela... hikksss.... aku rela." Aku berteriak dalam hati, aku menatap langit membiarkan air mataku lolos dari pelupuk mataku.

Aku menjatuhkan diriku di lantai atap rumah sakit, aku menitikan air mataku.

"Kak Taehyung... aku menyayangimu..."

Tes...

Tes...

Tes...

Kubiarkan air mataku jatuh tanpa mengusapnya...

"Anak anda sedang mengalami masa kritis, dan dia membutuhkan donor jantung... karena berdasarkan pemeriksaan tulang rusuknya mengalami kerusakan sehingga membuat jantungnya mengalami kebocoran. Anak anda bisa saja bertahan, tapi... tidak akan lama. Dan satu-satunya jalan agar ia selamat, harus ada yang mendonorkan untuknya..."

Aku membulatkan matanya, menyeka air mataku dan bangun dari duduk lemasku. Saat tiba-tiba aku ingat dengan apa yang dikatakan dokter itu....

'Jantung? Ya jantung... itulah yang bisa menyelamatkan kak Tae...'

Tanpa aba-aba aku segera melangkahkan kakiku, ya... aku harus melakukannya. Aku harus, ini untuk keselamatan kak Taehyung.

'Kakak... tenanglah, kakak pasti akan hidup, kakak jangan khawatir... kakak Jungkook tak akan membiarkan Kak Tae pergi dan tak akan membuat ibu menangis...'

...........

(Author **** POV)

"KENAPA KAU DISINI, HAH??? DASAR ANAK SIALAN PERGI KAU...!!!"

Soo Rin mendorong tubuh Jungkook hingga membuat namja tampan berwajah manis itu meringis kesakitan saat, pantatnya menyentuh lantai rumah sakit.

"KAU TIDAK BERGUNA, PERGI KAU... KAU HANYA AKAN MEMBAWA SIAL UNTUK ANAKKU TAHYUNG!! PERGI KAU JUNGKOOK!!!"

Soo Rin semakin berteriak menjauhkan anak ketiganya dari ranjang anak kesayangannya, jangankan hanya mendekat bahkan ketika Jungkook menyentuh Taehyungpun dengan cepat sang ibu mendorongnya.

Jungkook segera berdiri dengan air mata yang masih jatuh, ia tahu... ia paham jika ibunya kini sedang emosi. Hatinya sakit ketika melihat ibunya menangis....

Greeppp....

"LEPASKAN ANAK SIALAN, JANGAN MEMELUKKU AKU TIDAK SUDI, PERGI KAU!! PERGI..."

Soo Rin memeberontak ketika si bungsu memeluknya, dengan tangguh Jungkook memeluk sang ibu tak ia pedulikan berontakan dari ibunya. Bahkan ia menangis berujar dalam hatinya, memohon pada sang ibu untuk membiarkan ia memeluknya untuk terakhir kalinya.

PLAKKKKK....

Bukan pelukan yang di dapatkan Jungkook, tapi sesuatu yang lebih menyakitkan.... bahkan membekas di wajah mulusnya. Apalagi kalau bukan tamparan sang ibu.

"Hikkssss... ibu..." Jungkook menangis dalam hatinya memegang pipinya yang memerah karena tamparan ibunya. Jungkook menatap sendu wajah amarah sang ibu.

Soo Rin mengatur nafas setelah melepas emosinya dengan menampar anak ketiganya tanpa rasa kasihan sedikitpun. Ya... Soo Rin menganggap seluruh kesialan adalah berasal dari sang anak ketiga, Jeon Jungkook. amarah, benci, ego dan juga kesombongannya membuat ia buta. Buta untuk melihat betapa baiknya dan rapuhnya seorang Jeon Jungkook anaknya.

"PERGI KAU JUNGKOOK AKU MUAK MELIHAT WAJAHMU!!! PERGI.... AKU BILANG PERGI!!!"

Brukkk...

Jungkook menadapatkan sakit di pantatnya kembali.

Soo Rin mendorong tubuh Jungkook hingga keluar dari ruang perawatan Taehyung, bahkan emosinya semakin meledak. Kata-kata menyakitkan dan amarah keluar dengan entengnya, tanpa menyadari ada hati yang tersakiti disana, ada air mata kesedihan disana, dan ada rasa pilu di hati yang kini rapuh bagaikan sebuah debu... dan itu adalah Jeon Jungkook, namja tampan yang tak dapat bicara.

Jungkook hanya bisa menangis membiarkan posisinya duduk lemas dengan air mata yang deras jatuh.

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Jungkook memukul dadanya  berharap rasa sakit dan ngilu di hatinya hilang, meski itu sulit... Jungkook menangis dan itu adalah rutinitasnya setiap hari, karena perlakuan tidak adil yang ia terima dari ibu dan kakaknya sendiri.

Namun... Jungkook mengulas senyumnya menatap pintu ruang perawatan kakaknya yang tertutup, ya senyum ketulusan dari namja dengan gigi kelincinya itu.... senyum kebahagiaan meski ia harus menerima rasa sakit.

'Ibu terima kasih... ibu... akhirnya aku dapat memelukmu. Meski itu menyakitkan, tapi tidak apa ibu... aku merasa bahagia. ibu, kumohon jangan menangis lagi... aku tahu ibu terpukul akan keadaan kak Tae... tapi tenang saja ibu. Jungkook akan membuatmu tersenyum, Jungkook akan menyelamatkan kak Tae, ibu terima kasih... terima kasih telah melahirkan namja yang bisu ini kedunia...'

Jungkook segera menghapus air matanya, dengan cepat. Ia harus segera menyelesaikan semua urusannya, ia tidak boleh terlambat dan ini keputusannya. Tak lama Jungkook melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit, ia harus menemui beberapa orang lagi... ya hanya beberapa, sebelum ia menggapai kebahagiaan yang ia idam-idamkan selama ini.

"Kak Tae... bertahanlah, adikmu yang bisu ini akan menolongmu. Karena aku.... menyayangimu..."

..................

TBC

Hai author kembali nongol dengan chap ini, semoga kalian gak bosan dengan kedatangan author... oh ya btw gak kerasa nih udah detik-detik chap terakhir. Kuharap kalian gak bosen ama ff author yang jauh dari kata sempurna dan masih absurd ini hehehe

Oh ya btw semoga nih chap feelnya dapat ya..

Disini author udah usaha yang terbaik buat bikin chap ini. dan author gak mau bikin kalian kecewa. Dan maaf kalau updete lama karena ada beberapa alasan yang membuat author nunda ngetiknya, dan alhamdulilah author akhirnya dapat updete juga^^

Maaf kalau typo masih bertebaran, cerita tambah gaje atau apalah. Karena author hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan....

Jangan lupa vommentnya ya, karena kalian adalah semangat author untuk terus berkarya.^^

Sekian dari saya, bye... sampai jumpa ^_^

Salam cinta dan sayang untuk kalian semua....
#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro