Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Reset (Chapter 25) [END]


"Bisakah waktu diputar kembali? Bisakah aku memulai semuanya dari awal? Kenapa kau meninggalkanku saat aku mencoba berubah.... mencoba menjadi lebih baik....menjadi kakak yang baik untukmu. Kini yang bisa kurasakan kehadiranmu hanya dengan merasakan detak jantungku, jantung yang kau berikan untukku. Sesak... sakit dan aku menyesal karena pernah membawamu dalam penderitaan... Jungkook bisakah kakak memiliki kesempatan menjadi kakak yang baik untukmu? Rasanya sakit dik.... apakah dulu kau merasakan sakit seperti ini, saat aku menyakitimu?"

-Kim Taehyung-

...............

(Author **** POV)

Kelopak namja tampan itu bergerak, samar-samar ia melihat. berkali-kali juga kelopak itu mengerjap. Dan hal yang pertama ia lihat adalah senyum kebahagiaan ayah dan ibunya.

"Ayah... ibu..." ucap Taehyung dari balik maskernya.

"Iya, sayang ini kami..." ucap Soo Rin dengan air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

Taehyung mengedarkan pandangannya, mencari seseorang. Seseorang yang sangat ia temui, namun... ia tidak melihatnya. Hingga namja yang masih terbaring lemah, karena operasi itu membuka suara.... membuat kedua orang tuanya tercengang dan menjatuhkan air mata yang tersirat akan kesedihan saat, namja tampan yang dipanggil 'Tae' itu berkata....

"Ayah... ibu... Dimana Jungkook?"

Keduanya hanya diam, keduanya hanya bungkam... tidak ada yang berani menjawab pertanyaannya. Yang ada hanya air mata yang jatuh dari kelopak keduanya menatap Taehyung penuh kebingungan dan rasa takut...

Karena mereka...

Tidak ingin membuat anak mereka menangis....

Skip...

"TIDAK..!! KALIAN BOHONG HIKKSSS.... ADIKKU TIDAK MUNGKIN MATI HIKKSSS, AYAH DAN IBU BOHONGGGG!!!"

"Taehyung, tenanglah nak, jangan lakukan hal yang nekat..." Jung Myun menahan tangan Taehyung yang memberontak. Begitu juga dengan Soo Rin yang berusaha menahan tubuh anak keduanya.

"Hikkkss... Taehyung tenanglah, kau belum pulih sepenuhnya..." derai air mata jatuh dari pelupuk wanita cantik itu.

Taehyung memberontak, ia menangis keras seperti orang gila. Dengan susah payah kedua orang tuanya menahan tangan Taehyung yang hendak menarik infus setelah ia melepaskan maskernya.

Teriakan, amarah dan tangis... menjadi satu dalam ruang perawatannya. Taehyung memberontak, ia menggelengkan kepalanya menolak berita yang baru saja ia dengar. Berita mengenai kematian adiknya.

"JUNGKOOK..... KENAPA KAU TEGA DIK, HIKKSSSS... JUNGKOOK!!" Taehyung berteriak, bahkan kini ia makin kuat memberontak saat kedua orang tuanya menghalanginya, menghalangi dirinya untuk bangun dari ranjang rumah sakit, berlari untuk memastikan kebenaran tersebut. Padahal tubuhnya belum pulih sepenuhnya, mengingat masa istirahat setelah operasi belum selesai

"Taehyung..." Jung Myun berusaha, ia tak akan menyangka tenaga anaknya cukup kuat. Padahal dia baru saja beberapa hari dalam masa pemulihanya.

"JUNGKOOK....!!!! HIKKSSS.... AAARRRGGHHHH.... LEPAS, AKU INGIN MENEMUI ADIKKU!!!"

Taehyung semakin memberontak bahkan dengan kasar ia melepaskan cengkraman kedua orangtuanya. Ruang perawatan semakin ricuh hingga.

Tap.. tap... tap..tap...

Beberapa suster dan seorang dokter cantik datang ke dalam ruang perawatan tersebut. Setelah mendengar keributan di dalamnya.

"Dokter tolong bantu anak saya dok hikksss..." Soo Rin meminta pertolongan kepada dokter dan beberapa suster untuk menenangkan Taehyung yang sedang mengamuk.

"ARGGHHHH.... AKU BILANG LEPAS, AKU MAU MENEMUI ADIKKU... AYAH, IBU HIKKSSSS... JUNGKOOKK...!!"

Pasangan suami istri itu kewalahan menangani Taehyung, bahkan tanpa disadari infus yang sedari tadi berada di tangan Taehyung lepas. Terdapat juga beberapa suster yang menahan tubuh namja baik kaki dan tangan yang terus memberontak itu. Karena semakin gaduh, dengan segera dokter cantik yang ada di sana menyiapkan alat suntiknya, dan....

Akhirnya dokter cantik itu berhasil menyuntikan obat bius tepat di tangan namja tampan dengan rambut coklatnya. Makin lama tubuh Taehyung lemah, berontakannya tidaklah sekuat tadi, hingga akhirnya kelopaknya mulai memejam. Kepalanya terasa berat, tak dirasakan pegangan di lengan dan kakinya. Samar-samar ia melihat ayah dan ibunya yang menatapnya iba...

Kepala taehyung makin berat, kelopaknya ingin menutup. Sepertinya obat bius itu mulai bekerja, hingga....

"Jungkook..." ucap Taehyung lirih sebelum kesadarannya berkurang.

Akhirnya namja tampan itu tidur dengan kepala yang berhasil ditangkap ayahnya....

.....................

Oh ya nih author kasih lagu Tiger JK - Reset (Feat. 진실 of Mad Soul Child) ost school 2015, kalau pengen denger silahkan, enggak juga gak papa kok, author gak maksa... makasih atas perhatiannya^^

https://youtu.be/i1KCK2ihvNw


2017, pukul 10.00 pagi....

(Taehyung*** POV)

"Apakah ini akhirnya? Apakah aku akan mati sekarang?"

Aku tidak tahu harus apa, dadaku semakin sesak saat air ini masuk ke dalam kerongkonganku.

"Apakah aku akan mati tenggelam?"

Aku tak dapat menggerakan tubuhku, rasanya percuma untuk kaki dan tangan ini bergerak. Sungguh lucu, aku akan mati.... seielah kepergiannya selama dua minggu ini.

Ah... gelembung oksigenku makin banyak yang keluar, kurasakan tubuhku mengapung. Mengapung di sungai ini.... aku sudah tidak kuat, tubuhku makin lemah. Kubiarkan kakiku yang keram tak bergerak.

"Jungkook, apakah ini saat kakak?"

Aku menatap ke atas, yang kulihat hanya cahaya matahari yang menembus sungai, sungai tempat aku akan mati tenggelam. Samar-samar telingaku terdengar teriakan orang tuaku, dan gadis yang kucinta juga sahabatnya. Tubuhku semakin jauh mengapung.....

Aku lemah....

tubuhku lemah untuk bergerak....

jika ini takdirku....

Aku siap....

Siap...

Untuk menemui orang yang kusayang....

Kakakku, kak Suga....

Dan orang yang membuatku menyesal...

Bahkan aku merutuki kebodohanku karena telah menyia-nyaiakannya....

Namja yang telah hidup di dalam tubuhku....

Melalui jantungnya....

Namja yang mulai kusayangi....

Dan membuatku kembali pulang....

Memberikan kesempatan nyawanya, hanya untukku...

Untukku?

Ya... namja iblis sepertiku...

Namja yang selalu menerima perlakuan burukku....

Bahkan aku lebih buruk dari seorang monster....

Dan aku menyesalinya....

Menyesal saat ia tak ada disampingku....

Aku mengedipkan kelopakku, kurasakan tubuhku yang basah dan semakin tenggelam, bahkan gelembung kecil sisa oksigenku terus keluar dari mulutku. Sepertinya aku akan pergi....

Samar-samar kulihat daun berbentuk bintang, daun pemberian kakakku... daun dengan bentuk yang menarik dan indah, bahkan aku sudah berjanji pada pemberi daun ini untuk menjaganya, tapi.... justru yang kulihat daun ini mengapung di depanku.

Aku tersenyum, mengulas senyum yang mungkin akan menjadi senyum terakhirku.

"Jungkook, kakak menyayangimu..."

Setelah itu semua gelap, membiarkan tubuhku makin tenggelam.... ya tenggelam. Cara yang cocok untuk iblis sepertiku mati....

...................................

(Flashback **** ON)

(Author **** POV)

Semilir angin menerpa rambut coklat seorang namja tampan dengan rambut coklatnya. Namja tampan dengan kaus hitam kesayangannya, menatap dua gundukan tanah dengan taburan bunga yang masih baru. Menggantikan taburan bunga yang sudah lama, layu dan tak wangi. Wangi bunga tercium di indra penciumannya. Tatapan sendunya, kelopak sembabnya, juga penyesalan di hatinya....

Tes...

Tes...

"Jungkook...."

Air mata itu jatuh, jatuh di atas gundukan tanah yang bertaburkan bunga itu. gundukan tanah, tempat dimana seorang namja bak malaikat tanpa sayap mendonorkan hidup... kesempatan kedua pada namja yang kini hanya bisa menangisi tempat peristirahatan terakhir adiknya...

Rambut coklat Kim Taehyung bergerak karena hembusan angin, menutupi kelopak atas matanya, kelopak yang kini menjatuhkan air matanya. isakan keluar dari mulutnya, kini dia hanya bisa berdiri, menundukan kepalanya, menyesali perbuatannya. Terlihat wajah dengan sedikit lebam dan tangannya yang terluka, luka yang ditutupi perban oleh sahabatnya Jimin. Ya... luka yang ia dapatkan sehabis dari melampiaskan emosinya. Pelampiasan melalui amukan dan pukulan....

Emosi yang sudah membuncah, sebelum ia menginjakan kakinya di pemakaman ini untuk kedua kalinya. Emosi yang ia lampiaskan kepada sekumpulan geng, geng yang notabene adalah anak buahnya... juga sahabatnya. Namun, Taehyung memutuskan kontak dan persahabatan dengan geng tersebut, geng yang telah membuat adiknya mengalami penderitaan baik hati dan raga, penderitaan yang telah ia rencanakan, disusun dengan rapi, dan itu semua adalah kesalahannya....

Taehyung sadar, sangat sadar.... awal dari penderitaan adiknya adalah dirinya. Rasa bencinya telah membuat hatinya tertutupi, hatinya buta, buta untuk melihat siapakah Jeon Jungkook. hingga... ia sadar, sangat sadar....

Betapa bodohnya dia, betapa dia adalah namja dan kakak paling brengsek di dunia... dia tak pantas menjadi kakak, dia tak pantas... dalam benaknya, dia berpikir tak pantas untuk hidup....

Tes...

Tes...

Air mata itu terus jatuh, ingatan akan dirinya yang seperti monster dan juga penjahat dari segala penjahat. Membuat penderitaan yang menyakitkan bagi adiknya, bahkan ia menyesal... sangat menyesal mengatakan kalau Jungkook adalah aib, namja yang penuh kekurangan.

Dan Taehyung salah, sangat salah telah mengatakan hal itu. sebenarnya dialah aib.... dialah namja yang penuh kekurangan. Meski dari fisik dia terlihat sempurna, namun dalam dirinya telah hidup iblis dan ego yang menutupi hatinya, hingga menjadi penjahat... penjahat untuk adiknya, adik kandungnya sendiri.....

Justru menurutnya Jungkooklah yang sempurna, meski dari luar ia memiliki kekurangan, tak dapat bicara layaknya orang normal.... namun ada kelebihan yang jarang dimiliki oleh orang lain, yaitu sebuah ketulusan hati.... kebaikan hati bak malaikat tanpa sayap. Dan Taehyung mengakuinya......

Tes...

Tes...

Air mata itu terus jatuh, dan semakin deras jatuh. Membuat kelopak mata namja tampan dengan senyum kotaknya sembab. Sepertinya penyesalan terus datang padanya. Dan kemungkinan penyesalan itu akan datang seumur hidup.....

"Jungkook... hikksss.... maafkan aku.... hikkksss... maafkan kakakmu yang brengsek ini...maafkan aku...."

Taehyung menjatuhkan lututnya di samping gundukan tanah tersebut, gundukan tanah tempat adiknya berbaring bersanding dengan makam kakaknya. Taehyung menangis, tangannya melemas begitu juga dengan tubuhnya saat memegang batu nisan, batu nisan milik adiknya. ia menangis.... menjatuhkan air matanya di musim favorit adiknya, musim semi yang telah datang, meski tak nampak... musim yang mulai menggantikan beberapa daun dan bunga yang berguguran....

Isakan dan teriakan penyesalan keluar dari mulutnya, penyesalan yang amat menyakitkan... masih teringat jelas di otaknya seakan menyiksa dirinya secara tak kasat mata namun mematikan.... ya, sepertinya Tuhan memberikan hukuman yang tak langsung, ah... bukan hukuman. Tapi lebih tepatnya pencerahan, pencerahan mengenai kesalahannya di masa lampau.....

Tak jauh disana....

Kini berdiri dua orang tua, yang mengawasi namja tampan yang tengah terisak disana. Menangis diantara makam tempat beristirahatnya anak pertama dan kedua mereka. Ya... mereka adalah pasutri, Jung Myun dan Soo Rin....

Mereka hanya bisa bersedih dan menangis menatap anak kedua mereka yang baru saja di selamatkan oleh namja tampan, namja yang merupakan anak ketiga mereka. Dengan memberikan jantung pada Taehyung anak kedua mereka, telah membuat mereka tahu bagaimana baiknya hati anak mereka. Dan mereka tak menyangka jika Tuhan begitu baik pada mereka, karena telah diberi dua putra yang hebat yang kini meninggalkan mereka terlebih dahulu....

Soo Rin adalah wanita sekaligus ibu yang paling menyesal, bahkan ia tidak pantas di sebut dengan seorang ibu. Mengingat dia adalah ibu paling kejam, bagaikan iblis yang menyakiti hati darah dagingnya sendiri. egonya membuat hatinya mati rasa terhadap anaknya, membuat ia tidak melihat kalau dibalik kekurangan sang anak masih ada kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Dan Soo Rin menyadarinya, namun kesadarannya terlambat....

Saat ia benar-benar pergi, dengan senyum tulus dan keikhlasan hatinya, memberikan kebahagiaan di dunianya untuk orang lain....

"Hikksss.... Jungkook, maafkan ibu... ibu adalah wanita jahat... hikkss... jahat..."

Tes...

Tes...

Air mata itu jatuh dari kelopak mata sembab wanita cantik dengan rambut coklatnya, bahkan sang suami Jung Myun sudah memeluk sang istri menjatuhkan wanita yang ia cintai dalam pelukannya. Pelukan menenangkan meskipun tidak berhasil... karena penyesalan telah mendominasi hati Soo Rin, bayang-bayang kesalahannya... keburukan yang ia berikan pada anaknya terngiang-ngiang dalam otaknya. Hingga seperti film dokumenter yang terus berputar dalam otaknya.

Isak tangis keluar dengan keras, dari dalam mulutnya menyembunyikan wajah cantik penuh penyesalan dalam jas abu-abu sang suami.... ia menyesal, sangat menyesal.... menyesal telah menyia-nyiakan Jungkook anaknya, tanpa memberikan kasih sayang dan cinta ibu yang harusnya ia dapatkan karena, karena Jungkook.... berhak memilikinya. Namun, karena dirinya.... dirinyalah yang membuat Jungkook tak mendapatkan hak itu. Dan kini penyesalan yang besar yang hinggap di hatinya.

Soo Rin sadar ia bukan ibu yang baik, ia penjahat, dan ia pantas mendapatkan hukuman ini.... hukuman ditinggal kedua anaknya, dua anak yang begitu hebat dan berarti. Dua anak yang diciptakan Tuhan untuknya namun secara sengaja ia sia-siakan secara perlahan, apalagi terhadap si bungsu, Jeon Jungkook.

"Jungkook.... hikksss.... hikksss.... ibu menyesal.... ibu.... hikksss...."

Jung Myun hanya diam, membiarkan wajah sang istri tenggelam dalam pelukannya, ia hanya bisa diam. Membiarkan sang istri merenung dan melepaskan bebanya, dalam pikirannya mungkin ini adalah yang terbaik untuk istri dan anaknya, karena baginya tidak ada kata terlambat untuk berubah.

.................................

Kini Taehyung berjalan, menyusuri sungai Han.... menatap luasnya sungai Han. Kini namja tampan dengan kaus hitamnya itu memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajah tampannya. Membuat air matanya terbang bersamaan hembusan angin... kini yang ada dalam bayang pikirannya adalah wajah Jungkook adiknya, wajah senyum adiknya yang selalu terulas... namun, senyum itu tidak pernah ia balas dengan baik. Justru hanya tatapan tajam dan membunuh yang ia berikan, hingga kini ia menyesal, menyesal memberikan respon senyum untuk adiknya. saat adiknya masih menghembuskan nafas di dunia ini....

Tak jauh disana , tepatnya di atas jembatan nampak seorang gadis cantik yang mengawasi Taehyung dari jauh. Gadis cantik dengan rambut panjang juga poninya.... gadis cantik yang telah kehilangan cintanya. Cintanya? Ya, itulah yang ada dipikran Sohyun saat ini. meski....

Kini Sohyun berdiri merasakan hembusan angin, menghilangkan duka dalam hatinya.... disinilah ia berdiri, ia ingin sendiri. Namun, kesendiriannya tergantikan dengan kedatangan seseorang.... Seseorang yang pernah menyatakan cinta padanya, hanya saja dia belum menerimanya. Dan dari sinilah Sohyun melihatnya, namja tampan yang tengah memejamkan matanya menghadap ke sungai.

"Taehyung?" ucap Sohyun lirih.

......

Taehyung memjamkan matanya masih setia dengan posisinya.

"Jungkook...." nama adik yang terdengar dari bibirnya, bersamaan dengan air mata yang jatuh.

Taehyung sekarang menyadari, bagaimana rasanya sendiri, ditinggalkan.... dan rasanya sakit. Pikirannya mengatakan apakah ini rasanya sendiri? sesakit inikah? Sakit dan sesak....

Taehyung mencoba tersenyum, meski air mata terus keluar dari pelupuknya. Bahkan terlihat sekali badannya yang jauh lebih kurus dari sebelumnya. Ya... semenjak kepergian Jungkook, Taehyung frustasi.... dia menangis keras kala pendengarannya mendengar kabar bahwa adiknya telah tiada.

Tak lama ia menyentuh dadanya merasakan jantung adiknya yang berdetak dalam tubuhnya, Jungkook.

"Jungkook hiksss... hiksss.... Jungkook..."

Taehyung menjatuhkan air matanya, menahan sakit dan sesak di dadanya. Kini giliran ia yang menangis menggantikan adiknya yang selalu bersedih, sepertinya Tuhan benar-benar menghukumnya atas perbuatan buruknya terhadap adiknya di masa lampau.

Menepuk dadanya, yang sesak.... bahkan ia menangis, menggumamkan nama adiknya.

Hingga...

"Tolong... tolong!!??"

Taehyung menyeka air matanya, saat mendengar suara seorang wanita yang berteriak, meminta tolong ,Taehyung menoleh mengikuti kemana teriakan tersebut terdengar. Hingga kedua bola matanya membulat saat melihat bocah yang diperkirakan berumur tujuh tahun, tenggelam dalam sungai Han.

"Hikksss... tolong anak saya, nak... hiksss..."

Ibu dari anak itu meminta dan memohon pada namja tampan tersebut untuk menolong ananknya yang kini hampir tenggelam. Tak jauh disana Sohyun membulatkan matanya saat melihat dimana Taehyung berlari dan menjatuhkan dirinya di sungai Han.

"TAEHYUNG!!!!"

Sohyun berteriak, memanggil namja tampan yang hendak menyelamatkan bocah malang tersebut. Karena panik dengan segera Sohyun mencari kedua orang tua Taehyung dan menelpon Jieun sahabatnya.

....

Taehyung menggerakan tangan dan kakinya berenang mendekati bocah laki-laki yang hampir tenggelam, dengan segera ia sampai dengan tubuh bocah yang sudah hampir kehabisan oksigen.

"Hei nak, ayo pegang tanganku... kakak akan menolongmu..."

Dengan segera Taehyung, memegang tubuh bocah itu. membantunya untuk membawanya ke pinggir sungai, dengan susah payah ia memegang tubuh namja kecil itu. kakinya terus bergerak, hingga....

"Anakku..." ibu dari namja kecil itu memeluk tubuh anaknya yang basah kuyup.

Taehyung akhirnya berhasil menyelamatkan bocah yang hampir tenggelam,dan ia gendong saat ini, kini ia berdiri di atas jembatan kayu dekat dengan sungai yang terkenal di Korea itu. Ada rasa lega dalam hatinya saat ia berhasil menyelamatkan bocah dalam gendongannya. Tak lama ibu dari anak yang ia gendong datang.

"Hiksss... anakku..."

Dengan segera Taehyung memberikan bocah itu pada ibunya. Senyum merekah sang ibu dari bocah yang ia tolong nampak jelas di wajah cantiknya, hingga akhirnya Taehyung menyunggingkan senyumnya.... senyum kotaknya.

"Terima kasih nak... Terima kasih..." ibu dari bocah itu mengucapkan beribu terima kasih pada namja tampan tersebut. Taehyung menganggukan kepalanya, dan mengulas senyumnya. Bahagia memang ketika ia melihat orang lain bahagia.

Tak lama, ibu dan bocah itu pergi dengan raut kebahagiaan di wajah mereka. Taehyung tersenyum melihat kepergian antara ibu dan anak tersebut, seulas senyum yang merekah tadi hilang.... ketika ingatan akan wajah sang adik terbenak dalam pikirannya. Ia mengadahklan kepalanya menatap langit menunjukan senyum sendunya dalam gumamannya ia berkata....

"Jungkook, kakak ingin bertemu denganmu..."

.........

Saat kakinya melangkah, tak disengaja ada beberapa gerombolan remaja yang berlari yang tak sengaja menabrak dirinya hingga membuat tubuhnya oleng dan Taehyung kehilangan keseimbangan, hingga.....

BYURRRRRR.....

Tubuh itu jatuh ke dalam air, Taehyung yang belum siap terkejut. Beberapa gelembung oksigen keluar dari mulutnya. Bukan hanya itu tubuhnya kaku, kakinya keram. Membuat Taehyung tak mampu menggerakan kakinya untuk berenang. Taehyung hanya diam membiarkan tubuhnya tenggelam....

(Flashback **** OFF)

..........

..........

(Taehyung **** POV)

Aku tersenyum, mengulas senyum yang mungkin akan menjadi senyum terakhirku.

"Jungkook, kakak menyayangimu..."

Setelah itu semua gelap, membiarkan tubuhku makin tenggelam.... ya tenggelam. Cara yang cocok untuk iblis sepertiku mati....

Kelopakku makin menutup, sepertinya kesadaranku segera hilang. Bahkan kerongonganku makin sesak, kurasakan tubuhku dingin karena air ini....

Hingga kulihat ada seseorang yang menggapai tanganku....

.............................

"Kakak...."

Suara siapa ini? kenapa aku tidak mengenal suara ini?

"Kak Taehyung..."

Ah... aku tidak tuli, aku mendengarnya lagi. Apakah aku harus membuka mataku?

Perlahan aku buka kelopakku, kugerakan beberapa kali kelopakku. Samar-samar kulihat seseorang, tapi siapa? Kucoba menggerakan kembali kelopak mataku agar terlihat lebih jelas.

Di saat semua makin jelas, aku tersadar bahwa....

Apakah ini benar? Apakah ini mimpi? Benarkah itu dia.... namja yang ingin aku peluk dan kuberi kasih sayang, namja yang selalu menyayangiku meski aku membencinya? Benarkah?

"Jungkook...."

Aku memeluknya, langsung memeluknya... memeluknya dengan erat. Air mata kebahagiaanku jatuh, Tuhan benarkah ini nyata? Apakah aku benar-benar memeluk adikku?

"Kak Tae...."

Kurasakan tubuhku dipeluknya erat...

"Jungkook? kau bisa bicara?" tanyaku penasaran, tak lupa aku memegang kedua pundak adikku dan mengulas senyumku.

Kulihat dia mengangguk tersenyum menunjukan gigi kelincinya. Air mataku jatuh senang rasanya melihat dia kembali, kupeluk erat tubuh adikku. Begitu juga dengannya.

"Jungkook.... hiksss maafkan kakak.... kakak memang brengsek... hikksss maafkan aku..."

Kurasakan punggungku diusap oleh tangannya. Kuucapkan beribu-ribu maaf padanya, akhirnya aku dapar memeluknya. Dapat memeluknya, dapat mencurahkan rasa sayang yang harusnya sejak lama aku berikan padanya...

Skip....

Kini aku berjalan dengannya, berjalan melewati pantai. Menginjakan kakiku yang tanpa alas di atas pasir yang lembut. Bahkan dapat kudengar deburan ombak yang menjadi nada di telingaku. Hingga akhirnya kami memilih duduk di atas pasir putih nan lembut, dan menatap ke depan melihat deburan ombak yang juga menyerbu kaki kami. Sesekali kami bermain dengan air yang ada naik di bibir pantai.

"Kakak.... kenapa tubuh kakak makin kurus? Kakak kurang makan ya?"

Aku mengulas senyumku, tak kusangka adikku begitu manis. Apalagi dengan gigi kelincinya, sungguh menggemaskan. Tak lama aku mengusap rambut hitamnya, rambut hitam yang lembut.

Kulihat Jungkook tersenyum,

"Kakak.... usapan kakak sangat lembut dan nyaman, usapan kakak sama seperti usapan kak Suga, Jungkook menyukainya..."

"Kalau begitu kakak akan memberikan usapan ini untukmu sesering mungkin." Ucapku mengulas senyumku.

Oh Tuhan beginikah menjadi kakak yang sesungguhnya untuk adikku? Rasanya tak dapat diutarakan, dan aku sangat menyesal telah menyia-nyiakannya Tuhan, apakah aku boleh mendapatkan kesempatan bersama adikku?

Namun... kulihat senyumnya pudar, wajahnya menjadi sendu. Manik matanya ada raut kesedihan....

"Kau kenapa Jungkook?" tanyaku..

Jungkook mengulas senyumnya, tak lama ia memberikan sebuah bulu putih yang cantik. Mengarahkan dan menyodorkannya padaku. Aku mengangkat sebelah alisku.... tanpa sadar tanganku menerima bulu pemberiannya.

"Cantik..." gumamku lirih, melihat sehelai bulu sayap nan cantik di tanganku.

"Kakak, aku menyayangimu..." Kurasakan tubuhnya memelukku, memeluk tubuhku. Kuulas senyumku membalas pelukannya.

"Aku juga menyayangimu Jungkook... maaf kakak pernah membuatmu menderita dan merasakan sakit, maafkan kakak yang selalu berkata pedas...."

Tes...

Tes...

Air mataku jatuh, aku ingin selalu memeluknya, mendengar suaranya, berbicara dengannya menghabiskan waktu dengannya. Tuhan jika boleh aku ingin disini, jangan bawa aku pulang, aku ingin bersama adikku.

'Taehyung?'

'Nak, tolong bangunlah...'

'Yaakk... Kim Taehyung, bangunlah... jangan pergi..'

Tiba-tiba saja aku mendengar beberapa orang memanggilku.

'Taehyung, nak kumohon bangunlah...'

Aku dapat mendengar suara ibu dan ayah yang memanggilku, menyuruhku untuk bangun.

'Kim Taehyung, kenapa kau suka sekali membuatku khawatir? Taehyung?'

Tak lama aku mendengar Sohyun berteriak memanggil namaku...

Kurasakan Jungkook melepaskan pelukannya....

"Kakak, pulanglah..." ucapnya tak lupa mengulas senyumnya.

Aku membulatkan mataku terkejut dengan apa yang dikatakan oleh adikku, Jungkook.

"Jungkook, tapi kakak-"

"Kakak, suatu hari nanti kita akan bertemu, ini bukan saat kakak..."

Tes...

Tes...

Aku menjatuhkan air mataku, apakah aku akan benar-benar jauh darinya lagi? Padahal baru saja aku bertemu dengan adikku.

Tak lama kurasakan tubuhku di peluk olehnya, adik yang menyayangiku Jungkook. aku langsung memeluknya erat merasakan pelukannya yang sangat nyaman, bahkan dapat kucium bau wangi ditubuhnya. Entah kenapa ketika ia memelukku nyaman yang kudapatkan.

"Jungkook..." ucapku dengan bibir bergetar dan juga air mata.

Kini ia melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundakku, mengulas senyum manis yang menampilkan gigi kelincinya.

"Kakak... tolong jaga ayah dan ibu, hiduplah berbahagia. Jangan terbebani dengan kesalahan kakak, kakak tenang saja... aku sudah memaafkan kakak. Aku berterima kasih karena kakak sudah tidak membenci adikmu ini, Jungkook menyayangi kakak... juga ayah dan ibu."

Tes...

Tes...

Air mataku semakin deras turun saat mendengar ucapannya, sungguh mulianya hati adikku. Dan bodohnya aku tidak bisa melihatnya, ya.. aku hanya namja bodoh dan brengsek.

"Jungkook, kakak-"

Jungkook mengulas senyumnya, dan menatap teduh ke arahku seakan memberikanku kekuaran.

"Kakak, jangan bersedih aku selalu disini..."

Tangan putihnya memegang dadaku, tepat dimana jantung miliknya berdetak.

"Jungkook..." ucapku dalam tangisku.

"Kakak, percayalah... aku akan ada disini, kakak jangan bersedih. Dan kumohon jangan berlarut-larut dalam kesedihan dan penyesalan kakak, aku tidak mau kakak sakit... lihatlah kakak sekarang kurus dan wajah kakak pucat. Mana kakakku yang kuat, kak Tae yang tak takut pada siapapun..." ucapnya dengan senyum manisnya, tak lupa ia memberiku semangat.

"Jungkook...hiksss..."

Kurasakan kembali tubuhku dipeluk olehnya, dan kudengar suaranya.

"Kakak, pulanglah... dan cari kebahagiaanmu. Jungkook yakin kakak mampu, kakak bisa... percayalah kak, Tuhan akan membantumu. Dan kita bisa bersama lagi, kak Suga, kau dan aku, juga ayah dan ibu.. percayalah waktu dimana hal itu akan tiba. Dan tunggulah..."

"Hiksss... Jungkook..."

"Kak Taehyung adalah kakak yang terhebat, dan bagiku kakak adalah Kakak yang paling hebat, aku beruntung menjadi adik dari kakak..."

Air mataku semakin tumpah, dapat kurasakan di setiap ucapannya benar tanpa ada bumbu kebohongan. Jungkook adalah adik yang terbaik untukku dan aku menyadarinya.

"Kookie... hikksss...." aku memanggil nama kecil yang pernah kubuat untuknya, khusus untuknya ketika aku masih bocah.

Kini Jungkook melepaskan pelukannya, dan menatapku. Memberikan senyum manis dan juga kulihat ia menjatuhkan air matanya.

"Kakak, aku menyukainya... bisakah kau memanggilku dengan nama kecil itu kak? Aku ingin mendengarnya lagi..."

Aku menatap sendu ke arahnya, dan mengulas senyumku.

"Kookie, kakak menyayangimu..."

Kulihat dia tersenyum lebar menampilkan deretan giginya.

"Terima kasih kakak.... terima kasih, akhirnya aku dapat mendengar panggilan kecil itu. kakak membuatku bahagia... aku menyukainya kakak..."

Greppp....

Aku langsung memeluk adikku, tubuh namja yang aku rindukan setelah aku sadar dari kritis, namja yang telah memberikan jantungnya untukku. Kurasakan punggungku diusapnya lembut. Aku meneteskan air mataku deras, aku ingin memeluknya lebih lama, memeluk adik yang kusayangi....

"Kakak.... selamat tinggal, jangan lupa kak jaga ayah dan ibu. Kakak tenang saja aku dan kak Suga akan menunggu kakak dan kita bisa melihat musim gugur, salju dan semi bersama..." dapat kudengar suaranya di telingaku.

"Kookie hikksss... hiksss..." aku memeluk tubuhnya erat, entah kenapa penglihatanku makin buram. Kepalaku makin berat dan aku mulai mengantuk...

"Kakak, aku menyayangimu, dan selamanya akan menyayngimu..."

Setelah aku mendengar ucapannya, tiba-tiba kelopakku makin berat, aku semakin mengantuk, dan terakhir yang kulihat hanya gelap....

.......................

(Author **** POV)

7 tahun kemudian....

Terlihat seorang namja tampan berambut coklat kehitaman dengan sebuket bunga berwarna putih, di tangannya. Berdiri di samping dua makam, tempat dimana dua namja yang ia sayangi dan menyayanginya beristirahat panjang. Terlihat di wajahnya seulas senyum tipis dan penuh kerinduan dari raut wajahnya. Menatap batu nisan, dimana terdapat nama dua namja yang selalu ia rindukan, Yoongi kakaknya dan Jungkook adiknya.

"Aku merindukan kalian..." ucapnya dengan buliran air mata. Air mata yang jatuh tepat digundukan tanah tempat namja dengan gigi krlincinya beristirahat. Juga tempat dimana seorang namja dengan senyum manis bagaikan gula beristirahat untuk selamanya.

..............

"Appa...." teriak bocah kecil cantik nan menggemaskan, dan merangkul kaki namja tampan dengan jas hitamnya, namja bernama Kim Taehyung. Saat ia baru saja menginjakan kakinya di taman kanak-kanak setelah ia kembali dari pemakaman.

"Hei... Nana, aishhh... kau semakin menggemaskan..."

Taehyung mengulas senyumnya, meski usianya sudah masuk 25 tahun, namun masih terlihat jelas wajah tampannya. Bahkan saat ia menampilkan senyum kotaknya, seakan ketampanannya belum pudar meski usianya bertambah dewasa.

"Appa, kenapa appa... lama sekali aku sudah lama menunggu appa disini..."

"Hahaha maafkan aku ne, tadi aku banyak pekerjaan..." ucap Taehyung yang kini menggendong gadis cantik nan menggemaskan tersebut.

"Appa, kau bawa hadiah?" tanya bocah cantik itu tak lupa menampilkan senyum manisnya menatap namja yang kini menggendonganya.

"Hana..."

Tiba-tiba suara seorang gadis cantik dengan rambut panjang diikat juga dengan poninya datang dan menghampiri namja tampan yang menggendong gadis cantik kecil itu.

Sohyun kini menatap gemas ke arah Hana, bocah yang selalu membuat siapapun tersenyum ketika melihatnya.

"Hana, jaga sikapmu nak, jangan bertanya tentang hadiah secara langsung ketika ada orang yang datang..." nasihat Sohyun pada bocah yang kini digendong oleh Taehyung.

"Tapi, Hana ingin hadiah dari appa..." ucap hana dengan mengerucutkan bibirnya. Membuat Taehyung yang sedari tadi menggendonganya tersenyum gemas.

Sohyun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah gemas Hana.

"Hana, sudah eonni bilang berkali-kali, jangan memanggil oppa Tae dengan sebutan appa... kau sebut dia OPPA, bukan APPA... kau paham?" ucap Sohyun yang berusaha mengajarkan gadis cilik yang kini digendong oleh namja tampan dengan panggilan Tae itu.

"Tapi aku lebih suka appa..." ucap gadis cantik itu dengan polosnya.

Taehyung yang mendengarnya justru tertawa keras, sungguh gadis cilik yang ia gendong ini sangat menggemaskan.

Sohyun memegang jidatnya, ia sudah lelah mengajarkan muridnya mengucapkan kata yang benar. Sohyun pikir ini wajar karena mengingat Hana yang masih bocah.

Tak lama bel berbunyi, menyuruh semua murid di taman kanak-kanak itu untuk segera masuk.

"Nah Hana, sekarang kau masuk ya... dan belajar dengan benar..."

Dengan segera Taehyung menurunkan gadis cilik itu, dan tak lama gadis cilik itu berlari pergi setelah mencium pipi mulus seorang Kim Taehyung.

"Hana... aishhh nakal sekali ya..." decak Sohyun gemas, melihat tingkah muridnya.

Kim Taehyung hanya tersenyum, ketika melihat tingkah lucu salah satu murid dari gadis cantik sekaligus sahabanya itu. Ya... sahabat, Taehyung kini hanya menganggap Sohyun sebagai sahabat. Karena Taehyung tahu Sohyun tidak menyukainya, dan Taehyung sadar kalau cinta memang tidak bisa dipaksakan, meski....

Dalam hati kecilnya, masih ada perasaan suka terhadap gadis cantik di depannya, tapi apa mau dikata jika memang Sohyun tidak menyukainya. Tapi Taehyung masih bersyukur bisa menjadi sahabat gadis cantik yang telah membuat jatuh cinta.

"Taehyung aku masuk dulu ya..." ucap Sohyun mengulas senyumnya, menjalankan kewajibannya mengajarkan ilmu untuk murid didiknya.

Taehyung mengulas senyumnya, kini ia sendiri di taman kanak-kanak yang didirikan oleh ibunya. Ya.... Semenjak kepergian Jungkook adiknya, ibunya Soo Rin menjadi wanita baik yang peduli dengan anak-anak hingga membuat sekolah gratis untuk umum, sekolah baik untuk anak normal maupun tidak. Dan semua itu Soo Rin lakukan untuk mengenang anak ketiganya.....

Kini Taehyung duduk diatas ayunan, tak lama ia merogoh saku jas hitamnya. Hingga....

Sebuah bulu burung yang cantik kini ada di telapaknya, bulu pemberian adiknya seakan bulu itu menggantikan daun berbentuk bintang milik kakaknya yang hilang....

"Jungkook.... Kak Suga..."

Taehyung mencium bulu putih nan cantik itu dengan tulus, tak lupa air mata yang keluar dari kelopaknya. Ia benar-benar merindukan dua namja yang menyayanginya, apalagi Jungkook.

Entah kenapa penyesalan itu tak kunjung hilang, seakan penyesalannya beberapa tahun silam selalu membekas. Penyesalan mengenai hatinya yang menuruti egonya, hingga akhirnya ia membenci adiknya, adik yang kini hidup di dalam raganya melalui jantungnya.

Taehyung terus menitikan air matanya, memang ia bahagia... karena ia sudah menjadi namja sukses yang membuat bangga ayah dan ibunya. Tak jauh beda dengan Taehyung rasa penyesalan masih membekas dalam diri Soo Rin hingga membuat ia memutuskan untuk berpisah dengan istri dan anaknya Taehyung.

Ya... perlu kalian tahu, Soo Rin menceraikan suaminya. Memberi hak asuh pada suaminya Jung Myun. Karena ia merasa bukanlah istri sekaligus ibu yang baik, meski sang suami memaafkannya dan membatalkan perceraian, namun...

Soo Rin sudah memutuskan untuk berpisah dengan suaminya, dan menjalani hidupnya. Soo Rin menganggap inilah hukuman Tuhan yang pantas ia dapatkan, rasa bersalahnya pada si bungsu tak akan pernah hilang. Dan ia akan menebus dosanya dengan mendirikan sekolah gratis dan memberi bantuan sosial kepada yang tidak mampu.

"Jungkook, kakak bahagia saat ini.... tapi kakak belum bahagia sepenuhnya, karena kakak belum bisa bersamamu... juga dengan kak Suga..." Taehyung berucap parau, berkali-kali ia mengecup bulu cantik itu, berkali-kali juga air mata itu jatuh.

Tahyung kini menyentuh dadanya, memejamkan matanya merasakan detak jantung adiknya. seulas senyum terpatri di wajahnya dengan mata yang masih terpejam dan juga air mata.

"Jungkook, tunggulah kakak... dan ayo kita memulai dari awal.... kakak akan selalu menunggu waktu itu tiba, tiba dimana kita akan bersama.... dan, ayo... kita lihat tiga musim yang telah kau janjikan, kakak sudah tidak sabar Jungkook..."

Taehyung menatap langit dengan air mata kerinduan, dan senyum sendunya. Menatap langit yang berawan dengan hembusan angin yang menerpa wajah dan air matanya. Dan Taehyung akan selalu menunggu, dimana Tuhan akan memanggilnya, untuk bertemu dengan kakak dan adik yang ia sayangi....

Taehyung akan selalu menunggunya...

Menunggu kematiannya....

..........

END

Hai semua.... author kembali dengan chap ini, semoga kalian gak bosan dengan kedatangan author...

Akhirnya yeeee... nih ff selesai juga setelah perjalanan yang panjang sekali, akhirnya dah sampai kata END, dan author lega ^^

Disini author udah usaha yang terbaik buat bikin chap ini. dan author gak mau bikin kalian kecewa. Author juga sangat berterima kasih pada pembaca setia ff ini, yang sudah memberi kritik, saran dan dukungannya. Karena tanpa kalian nih ff gak ada apa-apanya...

Terima kasih para reader's tercinta :')

Maaf kalau typo masih bertebaran, cerita tambah gaje atau apalah. Karena author hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan....

Semoga hasilnya memuaskan ya^^

Sekian dari saya, bye... sampai jumpa dengan saya di ff lainnya....

Salam cinta dan sayang untuk kalian semua....
#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro