Hyung With You, Jungkook (Chapter 11)
"Jungkook, kau adik yang sangat kusayang. Adik yang aku banggakan, bagaimana pun dirimu kau adalah kebanggaan kakak. Kakak tidak akan pernah membencimu atau menyakitimu. Tapi... apakah aku bisa mengatakan semua kebenaran ini padamu dik? Kebenaran yang akan membuat mu sakit dan sedih ketika mengetahuinya. Kebenaran yang akan membuatmu menderita secara tidak langsung. Kakak tidak sanggup, kakak tidak bisa mengatakannya. Tuhan... apakah aku harus terus menyembunyikan semua ini, menyembunyikan sakit yang kini menggerogotiku? Jika bisa, aku tidak masalah Tuhan. Aku masih bisa kuat menahan rasa sakit yang mungkin akan semakin sakit. Tapi, kumohon jangan pisahkan aku dengan adik ku, Jungkook. Karena aku takut tanpa adanya diriku disisinya. Hatinya akan semakin rapuh, sakit di hatinya tidak akan pernah sembuh. Hanya satu yang kupinta padamu Tuhan. Biarkan aku berada di sisinya, menjaganya hingga ia bahagia. kumohon Tuhan ini adalah permohonan seorang kakak..."
-Yoongi Suga –
............
(Author **** POV)
14 April 2017
BUGH....
BUGHH...
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA JUNGKOOK, HAH?"
"MEMANGNYA APA KAK? APA AKU SALAH, HAH?"
"DIMANA OTAK MU TAE, APA YANG KAU LAKUKAN INI SEMUA SALAH, DIA ITU ADIK KANDUNGMU. KENAPA KAU MEMPUNYAI OTAK SEGILA ITU, HAH?"
Terlihat raut murka seorang namja tampan dengan mata sipitnya, yang kini menarik kerah baju namja tampan yang lebih muda darinya. Ya dia adalah kakak pertama Yoongi Suga dan adik keduanya Kim Taehyung.
Baru saja Suga memukul wajah tampan adiknya hingga meninggalkan warna kebiruan di sudut bibir namja tampan yang di panggil 'Tae' itu. ya.. Suga sangat murka dengan sikap Taehyung yang sangat keterlaluan, apalagi terhadap adiknya. Bagaimana tidak dengan teganya Taehyung mengunci adiknya sendiri di dalam kamar mandi, hanya karena sebuah kesalahan kecil.
Tak jauh disana ada Jungkook yang duduk bersandar pada dinding menyembunyikan wajah dan tangisnya di lipatang lututnya. Bahkan ia menutup telinganya, tubuhnya bergetar ketakutan, mendengar kedua kakaknya kini saling bertengkar. Bahkan saling memukul apalagi Jungkook sangat takut ketika mendengar suara teriakan dari kakaknya.
Di dalam hatinya Jungkook ingin berteriak, menghentikan pertengkaran yang membuatnya takut ini. Jungkook tahu kalau saat ini kakaknya Suga sedang marah besar dengan kakak keduanya Taehyung. Jungkook ingin sekali berbicara, berteriak sekencangnya untuk menghentikan pertengkaran mereka. Pertengkaran yang membuat ia sakit, ia tak sanggup melihat kakaknya saling memukul. Sama saja mereka saling menyakiti satu sama lain.
"Kak Suga... Kak Tae... kumohon berhenti Jungkook takut hiksss...hikksss..."
Batin Jungkook dalam posisinya, tubuhnya semakin bergetar ketika teriakan kedua kakaknya menggema di dalam ruangan ini. Apalagi di dalam ruangan ini hanya tinggal mereka bertiga, lantaran Jung Myun ayah dari tiga anak itu bekerja di luar negeri. Dan Soo Rin yang notabene adalah ibu mereka sedang menjalan bisnis yang baru saja ia bangun.
"SEJAK KAPAN AKU MEMPUNYAI ADIK BISU SEPERTI DIA, HAH?"
Taehyung menatap tajam ke arah sang kakak pertama.
BUGHH....
"KAU ADIK BRENGSEK TAE..."
Taehyungsedikit oleng setelah menerima bogeman mentah dari sang kakak pertama. Ia pun meludah dan menampilkan senyum tipisnya.
BUGHHH...
"DAN KAU KAKAK YANG PALING BRENGSEK!!"
Tubuh Suga juga ikut oleng setelah Taehyung berhasil membogem wajah kakak pertamanya, membalas pukulan sang kakak.
"Hikssss.... hikkssss...."
Jungkook terisak menutup mulutnya terduduk pada tembok melihat kedua kakaknya saling membogem satu sama lain. Apalagi Jungkook semakin terisak melihat wajah kakaknya saling babak belur.
"Kakak... kakak..." ucap Jungkook dalam hatinya.
Ingin sekali Jungkook berharap suaranya keluar meski hanya sekali untuk menghentikan perdebatan ini, berteriak untuk melerai mereka.
Dengan segera Suga berdiri sesekali ia mengernyit kesakitan karena pukulan adiknya yang tidak kalah keras.
Taehyung mengulas senyumnya.
"Kau tahu kak, kakak sekarang berubah. Semenjak kedatangan dia!!" Taehyung melampiaskan emosinya, dan menunjuk ke arah Jungkook yang duduk ketakutan.
"Kakak tidak pernah berubah terhadapmu Tae, tapi kau sendiri yang membuat semua ini terjadi. Kau yang membuat kakak benci padamu, karena sikapmu!!"
Taehyung mengangkat sudut bibirnya, dan menatap sang kakak dengan senyum sinisnya.
"Bisakah kau menyayangi Jungkook, atau setidaknya memanggil namanya. Jangan kau siksa dia terus dia adikmu, kau tahu... dia juga lahir di rahim yang sama, rahim dari ibu kita." Ucap Suga menatap sang adik datar, kini ia sedang menahan emosinya. Sebenaranya ia juga tidak mau memukul adik keduanya. Tapi, kesabarannya memang benar-benar habis sehingga ia sulit mengontrol dirinya.
"Maaf kakak, aku tidak akan bisa. Ibu saja bisa membencinya kenapa aku tidak, kau tahu..." Taehyung kini menatap Jungkook yang kini duduk ketakutan, mengulas senyum sinisnya.
"Sampai kapanpun dia adalah bisu dan memang seperti itu.."
Greppp...
Sudah habis kesabaran Suga, dengan sikap Taehyung saat ini. dengan gerakan cepat Suga menghampiri Taehyung dan menarik kerah bajunya menatap penuh amarah pada sang adik.
"AYO KAK, PUKUL AKU... BUNUH SAJA AKU SEKALIAN. BIAR KAKAK PUAS, KAKAK MEMANG MEMBENCIKU KAN? KENAPA KAKAK TIDAK SEKALIAN MEMBUNUHKU, CEPAT!!" tantang Taehyung.
Suga mengepalkan tangannya menahan amarah, dan...
Brukkk...
Taehyung meringis saat kini ia di dorong sang kakak hingga pantatnya jatuh ke lantai. Melihat hal itu Jungkook langsung berdiri, dan membantu Taehyung berdiri.
"APA YANG KAU LAKUKAN, HAH? INI SEMUA GARA-GARA KAU. JIKA BUKAN KARENA KAU AKU TIDAK AKAN BABAK BELUR SEPERTI INI!!" teriak Taehyung pada Jungkook yang ingin membantunya berdiri
"KIM TAEHYUNG!!" teriak Suga.
Jungkook tak mempedulikan teriakan Taehyung, kini tangan namja berwajah manis itu memegang lengan Taehyung, hendak membantunya berdiri.
Brukkk...
"JANGAN SENTUH AKU, BISU. AKU JIJIK PADAMU...."
Jungkook mengernyit sakit memegang sisi peritnya karena menabrak meja, setelah dengan teganya Taehyung mendorong Jungkook.
BUGHHH...
"DASAR ADIK KEPARAT, KAU MENYAKITI ADIKMU LAGI... AKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN MU TAE. SUDAH HABIS KESABARAN KAKAK.."
BUGHHH...
Suasana semakin gaduh apalagi kini kedua kakak beradik itu bertarung lagi saling memukul. Tidak terima Taehyung membalas pukulan sang kakak, memukul wajah Suga lebih keras.
"AKU MEMANG KEPARAT KAK, IYA AKU AKUI ITU. DAN TERIMA KASIH BISU KAU TELAH MEMBUATKU DI BENCI OLEH KAKAK KU SENDIRI."
Dengan emosi yang meledak Taehyung mendorong Jungkook dengan kasar hingga jatuh membentur lantai.
"TAEHYUNG!!!"
Emosi Suga tidak kalah meledak. Dengan gerakan cepat, namja tampan itu menarik kerah baju sang adik dan memukul wajah Taehyung kembali. Melihat hal itu Jungkook segera berdiri dengan air mata yang sedari tadi terus mengalir. Menghampiri sang kakak pertama yang terus saja meninju muka kakak keduanya. Jungkook tidak ingin terjadi antar mereka berdua.
Jungkook bingung harus apa, melihat kakaknya Suga yang sudah kalap. Membuat Jungkook ketakutan, apalagi kini wajah Taehyung sudah babak belur dan lebam.
"KAKAK SUDAH CUKUP BERSABAR DENGAN TINGKAHMU TAE, TAPI...KAU SEENAKNYA MENYAKITI ADIKMU."
Taehyung tersenyum sinis, ia tidak merasakan sakit pada wajahnya meski sudah banyak luka lebam di sana sini.
"Kau tahu kakak, aku malah berharap kalau adik kesayangan kakak, bisu.. mati!!!"
BUGHH...
BUGHHH...
BUGHHH...
Suga sudah terlanjur kalap, dengan membabi buta ia memukul wajah adiknya. Bermaksud memberikan pelajaran pada sang adik walau harus dengan kekerasan.
Greeppp...
Tiba-tiba saja Suga merasa pinggangnya di peluk oleh seseorang dari belakang, seketika ia menghentikan aktifitas meninju adiknya itu.
Ya... ternyata Jungkook memeluk sang kakak pertama dari belakang, ia takut sangat takut melihat kedua kakaknya saling bertengkar. Seketika Suga menurunkan kepalan tangan yang hendak ia gunakan untuk membogem adiknya.
Jungkook menangis menyembunyikan wajahnya di punggung sang kakak, meminta pada sang kakak pertama untuk berhenti memukul Taehyung.
Dengan segera Suga berdiri tegap, membiarkan Taehyung berdiri.
"Kau tahu, kakak bisa saja menghabisimu saat ini. tapi... apa kau tahu? Jungkook tidak ingin kau terluka, dan ini buktinya. Apa kau tidak bisa melihatnya brengsek, melihat adik mu yang begitu membelamu meski berulang kali kau menyakitinya." Ucap Suga dingin menatap sang adik kedua.
Taehyung mengulas senyumnya, menyeka sudut bibirnya yang berdarah.
"Apa kau tahu kakak? Meski aku di bela atau tidak oleh dia, aku juga tidak akan mati. Sampai kapan pun, aku tak akan pernah menganggap dia adik ku."
Suga mulai tersulut emosinya, namun... langkahnya terhenti ketika Jungkook menahan tangan Suga. Suga menoleh di lihatnya wajah sembab sang adik yang menggeleng-geleng memohon padanya untuk berhenti.
Taehyung mengulas senyum tipisnya menatap ke arah kakak dan adik yang tak pernah ia anggap.
Tak lama Taehyung mengambil tasnya, berjalan menuju pintu utama hendak keluar dari rumah.
"Taehyung, percaya atau tidak. Suatu hari nanti, kau akan menyesali semua ini, kau akan menyesal. Kau menyesal telah menyia-nyiakan adikmu... kau akan menyesal. Dan cam kan itu..." ucap Suga dingin penuh ketegasan. Menatap punggung adik keduanya.
Taehyung yang berhenti sebentar hanya bisa tersenyum,
"Aku tidak akan menyesal."
Dengan segera namja tampan dengan surai coklatnya itu keluar, tak lama terdengar suara deru mesin mobil yang menyala.
Suga menatap sedih ke arah dimana sang adik keluar, ia sedih dengan sikap Taehyung yang sangat keterlaluan. Tak lama Suga menoleh ke arah sang adik yang sedari tadi memegang lengan kirinya.
Tes...
Tes...
Tes...
Jungkook membelalakan kedua bola matanya, saat melihat darah yang menetes dari lubang hidung kakak pertamanya, Suga.
Bukan hanya Jungkook yang terkejut, Suga juga tak kalah terkejutnya. Ia tidak menyadari kalau mimisannya kambuh. Dengan segera Jungkook menarik tangan sang kakak pertama menuju sofa. Jungkook berlari menuju dapur untuk mengambil tisu, saat ini ia sangat khawatir.
Sementara Suga berusaha menghentikan darah yang keluar dengan menggunakan jaket coklatnya, membuat jaket coklatnya kotor karena darahnya sendiri. Tak lama Jungkook akhirnya datang membawa sekotak tisu.
Dengan segera Jungkook menahan tangan sang kakak, untuk membersihkan darahnya. dengan gerakan cepat Jungkook menarik beberapa lembar tisu, mengusap darah dari lubang hidung kakak pertamanya. Semakin lama mimisan itu semakin banyak, Suga juga berniat mengambil beberapa lembar tisu. Tapi... tangan kanannya di tahan sang adik.
Suga hanya menatap wajah Jungkook yang penuh raut kesedihan, entah kenapa hatinya begitu sakit melihat raut kesedihan Jungkook. Jungkook dengan telaten membersihkan darah yang terus menetes, sesekali tangan kirinya ia gunakan untuk mengusap air matanya yang jatuh. Jujur, Jungkook merasa sakit tepat di ulu hatinya, melihat kakaknya seperti ini.
Suga juga meneteskan air matanya menatap sendu wajah sang adik yang begitu khawatir padanya.
"Jungkook, sudah biarkan kakak yang membersihkannya." Ucap Suga memegang lengan sang adik menahan tangan sang adik.
Jungkook menggelengkan kepalanya, tapi masih ada air mata yang keluar dari kelopaknya.
"Jungkook..."
Jungkook menggigit bibir bawahnya menahan sakit, bahkan tangan kanannya bergetar. Terus mengusap darah itu.
Air mata semakin deras keluar dari namja tampan dengan mata sipitnya, ia merasa sakit melihat sang adik menangis. Apalagi Jungkook menangis karena dirinya.
"Tuhan... hatiku sakit melihat adik ku menangis, apalagia ia menangis karena ku. Akankah aku sanggup mengatakan kebenaran ini Tuhan, kebenaran yang baru saja aku ketahui dan tak pernah ku harapkan..." ucap Suga dalam hatinya.
Suga menutup matanya mencoba menahan air mata yang terus mengalir. Sementara Jungkook masih setia terus membersihkan darah yang sudah mulai berhenti. Tak lupa dengan air mata yang terus keluar.
"Kak Suga...." batin namja tampan berwajah manis itu.
.........
(Sohyun **** POV)
Kini aku duduk di dalam rumahku, meminum jus yang aku buat. Jus mangga kesukaan ku. Aku mengedarkan pandangan ku di depan jendela menikmati siang hari yang cukup cerah. Entah kenapa aku merasa bad mood untuk berjalan-jalan.
Kini aku memandang sebuah note, note dengan nama Jeon Jungkook si pemilik nama namja tampan dengan wajah manisnya.
"Jungkook..." ucapku.
Kini aku memikirkan bagaimana keadaannya saat itu. ya... malam itu, aku melihatnya di dorong oleh seseorang, seorang namja dengan rambut coklatnya. Tapi aku tidak terlalu melihat wajah siapa yang telah mendorong Jungkook. Karena hujan begitu deras dan posisinya tidaklah strategis. Aku semakin sedih melihat Jungkook yang sepertinya di bentak oleh namja itu dan ditinggalkannya sendirian. hingga akhirnya aku melihatnya dia terduduk dengan posisi menundukan kepala seperti orang menangis.
Aku merasa kasihan, bahkan aku berniat keluar dari salam mobil Jieun dengan payungku mencoba menghampirinya. Tapi... niatku aku urungkan. Saat kulihat seorang namja tampan lainnya yang lebih tua menghampiri Jungkook di derasnya hujan. Kulihat sepertinya dia bukan orang jahat, terlihat dari wajahnya yang menunjukan raut khawatir.
Setelah itu kulihat namja yang lebih tua itu memeluk Jungkook, kalau dilihat-lihat sepertinya dia adalah kakak Jungkook. Tatapan ku waktu itu tak teralihkan dari mereka berdua, entah kenapa hatiku terenyuh melihat keduanya Saling mememluk. Seperti saling menguatkan, apalagi aku semakin iba melihat Jungkook yang menangis, ya menangis...
"Jungkook, kapan kita bisa bertemu kembali?" gumamku menatap ke arah jendela menyesap minuman kesukaan ku.
...............
(Author **** POV)
"Kakak, apa masih sakit?" tanya Jungkook melalui isyaratnya setelah ia mengobati luka lebam kakaknya.
Suga menggeleng menampakan senyumnya, mengacak rambut hitam sang adik.
"Jangan lagi kak..."
"Apa?"
Jungkook menggerakan tangannya,
"Kumohon jangan terluka lagi..."
Suga mengulas senyumnya, ia merasa senang adik kesayangannya begitu menghawatirkannya.
Greeppp...
Jungkook tak mampu membendung air matanya, bahkan kini ia memeluk kakaknya erat. Menenggelamkan wajahnya di dada sang kakak, sapat Suga rasakan bajunya basah karena air mata Jungkook.
"Hei kenapa kau menangis, hem? Apa kau tidak capek menangis terus?" ucap Suga. Yang kini membalas pelukan sang adik. Tanpa sadar Suga juga ikut menangis.
Jungkook menangis terisak dalam pelukan sang kakak, ia tak sanggup melihat wajah kakaknya yang penuh lebam dan pastinya itu sakit. Mengingat kakaknya Taehyung memukul wajah Suga dengan sangat keras. Sehingga membuat kakak nya Suga mimisan.
Ya... Jungkook berpikir kalau kakak nya mimisan akibat pukulan kakak keduanya. Tapi... sebenarnya ada rahasia besar. Rahasia yang ditakuti Suga jika Jungkook adiknya mengetahui. Dan pastinya akan membuat hati Jungkook yang rapuh akan hancur jika mengetahui kondisi kakaknya yang sebenarnya.
"Jungkook... hiksss... hiksss..." ucap Suga dengan isakannya.
"Kakak, maafkan Jungkook... Jungkook memang adik yang merepotkan hiksss...hiksss..." batin Jungkook dalam hatinya. Ia sangat sedih pada dirinya sendiri karena ia begitu merepotkan sang kakak, bukan hanya merepotkan dirinya. Tapi... karena dirinya kakaknya harus di benci oleh kakaknya Taehyung. Dan membuat persaudaraan mereka rusak. Jungkook merasa dirinya seperti benalu yang merusak hubungan mereka.
"Kakak... hiksss... Jungkook jahat ya? Membuat kakak menderita hiksss...hikss maaf kakak...maafkan Jungkook, mungkin hiksss...hiksss.. ibu benar kalau hikkss... Jungkook pembawa sial... hiksss..."
..................
"Taehyung kau kenapa nak?"
Terlihat raut khawatir ketika melihat wajah anak kesayangannya penuh luka lebam dengan sudut bibir yang berdarah.
"Akhh... ibu pelan-pelan, sakittt.." ringis Taehyung ketika sang ibu tak sengaja menyentuh luka lebamnya.
"Omo... maaf sayang ibu tak sengaja sungguh..."
Taehyung menganggukkan kepalanya lemah. Tak lupa wajahnya meringis karena sakit.
"Siapa yang melakukan hal ini nak, siapa?" ucap Soo Rin dengan raut khawatir.
"Kak Suga.." ucap Taehyung dengan wajah dingin.
"Apa? Suga? Kenapa bisa??"
"Ck... ini semua gara-gara bisu ibu, karena dia kak Suga marah padaku dan memukul wajah tampan ku." Ucap Taehyung kesal.
"Keterlaluan!!" Soo Rin mendesah kesal, lalu kini tangannya menangkup pipi lebam putra keduanya. Dengan raut khawatir Soo Rin membantu putra keduanya, duduk di sofa kerjanya. Dengan segera Soo Rin mengobati lukanya.
"A...aa...akhhh... ibu pelan-pelan shhh...."
"Aigoo Taehyung, kenapa kakakmu tega sekali..."
"Biasa, dia kan menyayangi bisu dari pada aku..!!"
Taehyung berdecak kesal,
"Akhh... ibu..."
"Maaf Taehyung... aigoo... keterlaluan sekali Suga."
"Shhh...." Taehyung meringis kesakitan. Dia sadar kalau pukulan kakaknya bukan main-main, ya maklumlah kakak pertamanya adalah juara bela diri jadi...
"Tenang saja Tae sayang, ibu akan memberi pelajaran pada kakak mu... berani-beraninya dia memukul adiknya sendiri." Ucap Soo Rin, yang kini mengobati wajah Taehyung dengan penuh kasih sayang.
Taehyung mengangguk, sebagai respon perkataan sang ibu.
............
(Jungkook *** POV)
Di tempat lain....
Aku harus segera pulang, aku tidak ingin kak Suga menungguku. Dengan langkah cepat aku berjalan, menenteng sekantung obat dan beberapa makanan untuk kak Suga. Ya.... setidaknya ini yang bisa kulakukan, agar kak Suga merasakan baikan saat ini.
Meski awalnya kak Suga tidak mengijinkanku keluar, tapi aku tetap memaksa meminta izin padanya untuk keluar sebentar. Aku takut luka lebam nya tambah parah apalagi sepertinya dia tidak enak badan.
Dengan langkah cepat aku berjalan, apalagi cuaca mulai mendung pasti akan turun hujan.
"Akhh...."
Tanpa sengaja aku menabrak seseorang. Dengan gugup dan merasa bersalah, aku segera membungkuk meminta maaf padanya.
"Jungkook?!!"
aku mendongak ketika seseorang memanggil namaku, alangkah terkejutnya aku bertemu dengan nya lagi, gadis waktu itu...
"Sohyun?"
....................
(Suga **** POV)
"Akhhhh..... shhhhh si...sial...sakit...."
Aku menggigit bantalku, memukul-mukul kasur ku. Rasanya perutku sangat sakit, bahkan aku berteriak kesakitan. Aku menekan-nekan perutku... sungguh pertama kalinya dalam hidupku aku merasakan nyeri yang amat menyakitkan ini.
"Akhhh... kena...kenapa, sa...sakitnya belum..."
Aku tidak sanggup bicara, bernafas pun aku susah, aku hanya bisa terbaring di atas tempat tidurku menekan perutku, sakitnya seperti ditusuk jarum tepat di lambung. Padahal aku sudah meminum obat yang di berikan dokter. Obat yang sempat aku dapatkan saat menjalankan pemeriksaan tadi.
Rasa sakitnya melebihi rasa sakit bogeman Tae padaku tadi.
"Aaaaarrrggghhhhh...." erangku.
Aku bersyukur untungnya Jungkook keluar membeli makanan, jika tidak.... entahlah. Yang pasti dia akan khawatir dan aku tidak mau itu terjadi.
"Jungkook.....?!"
Aku menyebut nama adik ku, bersamaan dengan rasa sakit yang mendera perutku. Sakit... sakit... sakit....
...........
..........
(Flashback **** ON)
"Ap..apa.. dok aku terkena kan..kanker?"
"Maaf tuan, jika anda tidak melakukan terapi, penyakit kanker anda akan semakin menyebar dan itu sangat berbahaya."
Tatapan ku seketika kosong, rasanya tubuhku melemas. Apa aku tidak tahu harus apa jika orang tua dan adik ku Taehyung tahu, apalagi Jungkook.
"Apakah ada cara lain dok?" tanyaku dengan mulut bergetar.
"Anda harus menjalani terapi pengobatan seperti kemoterapi atau melakukan opearsi. Tapi mengingat penyakit anda belum cukup parah anda bisa melakukan operasi."
Aku menganggukan kepalaku, rasanya sangat sakit dan sedih mengetahui kebenaran ini. aku mengulas senyum tipisku dan mengucapkan terima kasih pada dokter.
"Terima kasih dok..."
"Hem, sama-sama. Kau bisa mengambil obatnya, berikan saja resep ini..."
Kemudian dokter Park menyodorkan obat padaku. Dengan langkah lemah aku keluar dari pintu itu, tatapan ku kosong, bahkan rasanya indra pendengaran ku tuli.
"Jungkook..."
Aku memanggil nama adik ku lirih, rasanya tak sanggup menceritakan semua kebenaran ini. kebenaran kalau aku menderita penyakit 'kanker lambung.' tapi... aku tidak boleh biar bagaimana pun Jungkook tidak boleh tahu, aku harus bertahan aku harus kuat. Aku sudah berjanji akan ada disisinya melindunginya. Karena aku kakaknya, ya... harus... aku akan menjadi kakak yang kuat demi adik ku.
Aku berusaha menyemangati diriku sendiri, meski kemungkinan harapan ku kecil.
(Flashback *** OFF)
"Jungkook..."
Tubuhku bergetar, tapi untungnya rasa sakit ini mulai mereda, entah bagaimana bentuk sprei yang ku tiduri sekarang. Mungkin tidak beraturan mengingat pergerakanku tadi. Aku menghela nafasku mengatur oksigen. Meski terasa nyeri sedikit tapi rasa sakit ini sedikit hilang.
"Jungkook, kakak janji akan bersamamu, kakak janji..."
Ucapku menatap ke atas langit kamarku, tapi masih memegang perutku.
"Ayo Suga.. kau pasti bisa jangan biarkan penyakit ini mengalahkan mu. Kau harus kuat demi adikmu hanya kau dan ayah yang ia miliki. Setidaknya buat dia bahagia, jangan membiarkan air matanya jatuh... ayo kau harus kuat, harus... demi adikmu, Jungkook."
............
TBC...
Hai semua author kembali dengan chap ini, semoga kalian gak bosan dan suka ya...
Jangan timpuk author kalau bikin cerita beginian, author hanya menyampaikan ide author, hehehehe... disini author mengucapkan banyak terima kasih pada kalian karena telah meluangkan waktu kalian sekedar membaca dan memberi respon untuk ff abal-abal author yang jauh dari kata sempurna.
Kalian adalah semangat author untuk berkarya,^_^
oh ya ff ini hanya fiktif belaka, jangan ditiru adegan kekerasan di dalamnya. Ini hanya sekedar hiburan semata.
Jangan lupa vommentnya teman, makin banyak vomment makin cepat dan makin semangat author buat updete.
Maaf kalau nih chap masih banyak banget yang namanya typo, gaje atau alur semakin aneh...
Sekian, salam cinta untuk reader's tercinta...
Sampai jumpa di chap selanjutnya...
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro