Hyung (chapter 2)
"Hyung, aku ingin memelukmu... aku ingin kau memanggilku dengan sebutan adik atau memanggil namaku itu saja membuatku bahagia, tolong... jangan panggil aku bisu. Sekali saja... anggap aku ada."
-Jeon Jungkook-
28 Maret 2017
(Author *** POV)
"Sohyun??? Aku disini..."
"Omo... Jieun???? Hay???"
Terlihat seorang gadis cantik dengan rambut tergerai panjang, juga poninya membuat ia semakin manis. Tak lupa dengan koper hitam yang ia bawa, gadis cantik itu melambai ke arah seorang gadis cantik dengan rambut hitam kecoklatan berkulit putih.
"Aigooo.. aku sangat merindukanmu, Jieun.."
"Aku juga Sohyun..."
Kini kedua gadis cantik itu saling berpelukan di depan bandara Incheon, melepas rindu diantara mereka. Ya, mereka adalah dua sahabat yang sangat dekat bahkan sejak mereka berumur 7 tahun. Mereka adalah Kim Sohyun, dan Lee Jieun.
"kau semakin cantik saja Sohyun??"
"kau juga Jieun, kulihat pipi-mu tidak tembem seperti dulu."
"ah... kau ini! aku kan usaha diet, kau tahu aku selalu diejek tembem, sejak aku masuk SMA."
"hahaha, ne aku mengerti."
"oh, ya bagaimana apa kau senang tinggal di Jepang?"
"hem... senang. Tapi tetap saja aku lebih senang tinggal di Korea." Ucap Sohyun dengan senyumnya.
"kalau begitu ayo kita jalan-jalan, sudah lama kita tidak pergi bersama."
"ayo, kalau begitu kau traktir aku ya..."
"oke.." angguk Jieun.
.........................
"KENAPA KAU DIKAMARKU, HAH???"
"...."
"DASAR BISU, BERANINYA KAU MENYENTUH BARANG-BARANGKU!!!"
"kakak, maaf... aku bermaksud membereskan kamarmu."
Jungkook menggerakan tangannya dengan gemetar, ketika kakaknya Tae Hyung. Meneriakinya bahkan menatap tajam ke arahnya.
"AKU SUDAH BILANG, JANGAN PERNAH MEMASUKI KAMARKU."
Tae Hyun kini membentak Jungkook, namun dengan posisi masih duduk di kursi rodanya.
"maafkan aku.." Jungkook menggerakan tangannya kembali.
Tae Hyung mendengus kesal, bahkan ia memutar kursi rodanya dengan bantuan kedua tangannya. Jungkook hanya menundukan kepalanya, ia takut menoleh ke arah kakaknya.
Tae Hyung berusaha berdiri dari kursi rodanya, dan mencoba menuju tempat tidurnya.
"AKKHHH...."
Jungkook segera menghampiri, sang kakak. Yang sempat jatuh. Hendak menopang tubuh sang kakak.
"JANGAN SENTUH AKU, BISU...!!!!"
Tae Hyung mendorong Jungkook hingga jatuh. Tae Hyung segera menuju ke tempat tidurnya, dengan bantuan tangannya yang memegang sisi ranjang.
Jungkook segera berdiri, dan menatap sang kakak. Ingin sekali ia membantu tapi...
"KENAPA KAU MASIH DISINI?? AKU BILANG PERGI!!!" bentak Tae Hyung setelah dirinya berhasil duduk di atas tempat tidurnya.
Jungkook hanya menundukan kepalanya.
"AKU BILANG CEPAT PERGI!!! AKU BILANG PERGI!!!" kini Tae Hyung membentak adiknya yang malang, bahkan kini penuh emosi.
"KAU TAHU, AKU JIJIK MELIHATMU... SEBAIKNYA KAU PERGI DAN JANGAN MASUK KE KAMARKU LAGI!!!"
Jungkook hanya menundukan kepalanya, bahkan ia berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh.
"AKU BILANG PERGI BISU!!!!"
Tes... tes...
Dua tetes air mata keluar dari pelupuk matanya. bahkan kini ulu hatinya merasa sakit, saat kakaknya membentaknya.
"kak Tae Hyung..." Batin Jungkook memanggil nama kakaknya.
"TAE HYUNG!!!!"
"heh..." dengus Tae Hyung ketika ia mengenal suara itu, suara dari kakak pertamanya. Yoongi Suga.
"KENAPA KAU MEMBENTAK JUNGKOOK, HAH???"
"memangnya kenapa? Apa aku salah, hah?"
"kau ini!!! apa kau tidak peduli dengan perasaan adikmu, hah??"
"apa peduliku? Dia kan hanya bisu!!"
"TAE HYUNG!!!"
Yoongi hendak menampar Tae Hyung tapi, tangan kanannya justru ditahan oleh seseorang. Ya siapa lagi kalau bukan namja tampan dengan wajah manisnya, Jeon Jungkook.
Suga menoleh ke arah Jungkook, entah kenapa hatinya merasa sakit saat melihat adiknya hendak menangis. dengan perlahan Suga menurunkan pergelangan tangannya.
"Dengar, ya... suatu hari nanti kau pasti akan menyesal. Ingat ini..." ucap Suga, yang berusaha menahan emosinya. Dengan segera namja tampan bermata sipit itu menarik Jungkook keluar dari kamar terkutuk milik adik keduanya.
"MENYESAL??? JUSTRU AKU SENANG JIKA DIA TIDAK DILAHIRKAN DIDUNIA KAK!!" ucap Tae Hyung dengan wajah dinginnya menatap pintu kamarnya yang terbuka, setelah kepergian kakaknya dan adiknya.
.................
"sayang... bagaimana apa kau mau membelikan Tae Hyung, mobil?"
Kini seorang wanita cantik dengan rambut panjang coklatnya tengah membolak-balikan majalahnya melihat gambar beberapa mobil keluaran terbaru.
"apa kau yakin membelikan ia mobil?"
"memangnya kenapa? Aku tidak tega melihat Tae Hyung setiap hari berjalan, atau pergi naik taksi."
"tapi... bukankah dia sedang sakit."
Dengan perlahan wanita cantik itu menaruh majalahnya di atas meja, dan menatap sang suaminya.
"dia akan sembuh beberapa hari, dan pada saat ulang tahunnya kita bisa memberikan dia mobil."
Jung Myun hanya menghela nafasnya pasrah, ia sangat paham betul dengan sikap sang istri yang begitu memanjakan anak keduanya, Kim Tae Hyung.
"baiklah kalau itu maumu." Ucap Jung Myun kemudian.
Soo Rin hanya tersenyum ketika, suaminya memenuhi keinginannya.
"oh, ya bagaimana dengan ulang tahun Jungkook? Tiga bulan lagi dia akan genap berumur 19 tahun."
Mendengar nama anak ketiganya, Soo Rin merubah ekspresinya dan menaruh cangkir teh yang tadi ia minum di atas meja.
"apa peduliku, meski dia berumur genap atau ganjil. Tidak ada artinya bagiku."
Jung Myun menghela nafasnya.
"apa kau akan membenci Jungkook selamanya?"
Soo Rin tetap diam, bahkan ia berpura-pura tuli.
"kau tahu Soo Rin, Jungkook adalah anak yang baik, dia adalah harta kita yang berharga. Kau harus tahu, kau-lah yang melahirkannya." Ucap Jung Myun yang kini meninggalkan sang istri.
Setelah kepergian Jung Myun, Soo Rin menatap majalahnya dengan tatapan kesal, bahkan ia mencengkram erat majalahnya dan membuangnya begitu saja.
"sampai kapan pun kau bukan anak-ku."
.......................
(Suga **** POV)
"Jungkook, ayo buka mulutmu." Ucapku menyuapi adik tersayangku, karena aku tahu dia belum makan seharian ini.
"..."
"jungkook?" panggilku.
Aku bingung, apa yang harus kulakukan saat ini melihat, adik kesayanganku tertunduk sedih seperti ini membuat hatiku hancur.
Hingga aku sadar kini ia menangis membasahi celana Jeans yang ia pakai.
Aku segera mendekapnya erat, ke dalam pelukanku. Kurasakan tubuhnya gemetar hebat. Aku tahu dia menangis, bahkan aku juga merasakan sakit di hatiku.
"Jungkook.." panggilku.
Kurasakan kini kedua tangannya mendekap erat tubuhku. Aku menepuk punggungnya, tak terasa aku juga ikut menangis.
"menangislah, dik... menangislah... sampai kau puas.."
"hiksss.... hikkkssss"
Dapat kudengar dengan jelas isakan dari mulutnya.
"seandainya kakak, punya kekuatan. Ingin sekali aku membawamu pergi atau setidaknya menukar kelemahan yang kau miliki, agar kau tidak mengalami penderitaan ini semua."
Aku semakin mendekap Jungkook erat, hanya ini yang bisa kulakukan untuk menenangkannya.
"kakak, akan selalu bersamamu." Ucapku.
....................
"apakah aku pantas di benci? Apakah aku hanya aib bagimu... kak Tae Hyung, ibu?? Apakah aku hanya sebuah keburukan yang pantas pergi dari kalian. Jika, iya... aku akan pergi. Tapi setidaknya berikan aku kesempatan. Untuk merasakan yang namanya kasih sayang."
-Jeon Jungkook-
..................
29 Maret 2017
(Author *** POV)
Kini di sebuah supermarket di pusat kota, terlihat seorang gadis cantik yang sibuk mendorong kereta belanjanya, tak lupa ia mendengarkan lagu kesukaannya dengan earphonenya. Bahkan ia sibuk memilih bahan makanan di raknya, gadis cantik itu adalah Kim Sohyun.
Tak jauh disana ada seorang namja tampan dengan wajah manisnya, juga seragam yang ia pakai. Jeon Jungkook, kini ia sibuk memilih beberapa buah segar untuk diberikan kepada kakak, ayah dan ibunya.
Dengan teliti Jungkook memilih apel kesukaan kakak pertamanya Suga, ya dia senang bisa membelikan makanan kesukaan orang yang ia sayangi.
Namun langkahnya terhenti ketika ia melihat, sebuah benda persegi kecil berwarna merah dekat di bawah kakinya. Dengan segera Jungkook mengambil dompet tersebut.
"dompet siapa ini?" batin Jungkook. Kini ia membolak-balikan dompet tersebut, dan mengecek isinya.
"Kim Sohyun" batin Jungkook yang tak sengaja melihat kartu nama pemilik dompet tersebut. Karena kasihan Jungkook segera mencari si pemilik dompet tersebut denga mencocokan foto di salah satu kartu nama tersebut.
.....
(Sohyun **** POV)
"omo... dimana dompetku?"
Aku menggeledah isi tasku dengan panik saat aku tidak menemukan dompetku.
"ada apa nona?" tanya sang kasir.
"ehmm.... sebentar aku mencari dompetku."
Kini aku melangkah menjauh meninggalkan belanjaanku di mesin kasir, hendak mencari dompetku.
"aigooo... bagaimana ini??"
Jujur aku bingung saat ini, apalagi seluruh uang dan tabunganku ada di dompet itu.
Hingga aku merasa terkejut saat seseorang memegang pundakku.
Aku menoleh ke arahnya.Ya, baru saja aku melihat dompet yang kucari-cari berada di depan mataku.
"terima kasih.." ucapku tak lupa dengan senyumku.
Kulihat dia hanya mengangguk tak lupa mengulas senyumnya.
"oh ya siapa namamu?" tanyaku.
Kulihat dia hanya tersenyum.
"apa kau sakit?" tanyaku kembali.
Dia hanya menggeleng, lalu ia mengambil secarik kertas dari sakunya, dan menuliskan sesuatu. Setelah itu ia menyodorkan kertasnya ke arahku.
"Jeon Jungkook." Itulah kalimat yang tertera di kertas tersebut.
"namamu Jungkook?" tanyaku.
Dia hanya mengangguk dan mengulas senyumnya, jujur aku bingung kenapa dia hanya memberiku sebuah kertas dengan namanya. Tapi enggan menjawab pertanyaanku. Kini aku hanya menatap kertas yang ia berikan tadi.
Hingga tanpa kusadari, sosoknya tidak ada.
"dimana dia?" tanya-ku tak lupa celingak-celinguk.
Aku mengulas senyumku, entah kenapa kulihat dia adalah pria yang baik dan ramah. Dengan semangat aku menuju ke kasir hendak membayar belanjaanku.
..............
(Author **** POV)
"benarkah, ibu? Aku akan diberi mobil?"
"ne, sayang... kau akan aku berikan mobil sebagai hadiah ulang tahunmu."
"terima kasih ibu."
Kini Tae Hyung memeluk ibunya, bahkan ia tak menyangka akan mendapatkan hadiah begitu besar yang tak ia duga.
"kalau begitu, kau harus banyak istirahat ya.. agar cepat sembuh."
"tentu."
Dengan sayang Soo Rin mengusap lembut surai anak keduanya.
"ibu? Apa ayah tahu?"
"ya, dia tahu... bahkan ia setuju."
"yes... akhirnya... aku punya mobil."
Terlihat wajah riang dari pria tampan yang di panggil Tae itu.
Hingga.....
CEKLEK...
Kini raut wajah mereka, yang semula riang berubah menjadi dingin bahkan menatap sinis ke arah seorang namja yang baru saja pulang dari kegiatan belanjanya, Jeon Jungkook.
"Ibu... apakah ibu sayang aku?" tanya Tae Hyung tiba-tiba. Yang melirik ke arah Jungkook yang sibuk menaruh apel ke dalam kulkas.
"tentu sayang... ibu sangat sayang padamu." Ucap Soo Rin bahkan ia meninggikan suaranya.
Mendengar hal itu, membuat tangan Jungkook yang sibuk memasukan buah ke dalam kulkas terhenti seketika. Bahkan kini ia diam menundukan kepalanya di depan kulkas.
"benarkah, apakah ibu hanya sayang padaku?" tanya Tae Hyun kembali, yang kini melirik sinis ke arah punggung Jungkook.
"bukan hanya, kau ibu juga menyayangi satu anak lagi, kakakmu suga."
Ucap Soo Rin yang kini mengusap rambut anaknya penuh sayang, bahkan ia juga melirik ke arah Jungkook.
"lalu, bagaimana dengan dia?"
"dia siapa?"
"dia... si aib!!!"
"hahaha... justru ibu senang kalau dia pergi dari sini."
"benarkah? kalau begitu pemikiran kita sama bu."
Tap.... tap.... tap...
Terdengar suara langkah lari dari seseorang, hingga terdengar kenop pintu yang tertutup. Ya, kini Soo Rin dan Tae Hyung sukses membuat air mata Jungkook keluar bahkan membuat hati namja malang itu hancur.
Terlihat senyum kemenangan dari raut wajah mereka.
...............
..............
(Jungkook **** POV)
Aku tidak tahu kenapa ibi dan kakak tega melakukan hal itu? kenapa mereka begitu membenciku? Apakah aku pantas di benci?
Aku tahu aku masih memiliki kekurangan, aku belum sempurna seperti orang lain. Tapi setidaknya...
Aku sudah tidak tahu berapa banyak air mata dan rasa sakit-ku saat ini. aku juga sadar, kalau aku 'bisu'.
Kini aku hanya bisa menenggelamkan wajahku di balik lututku, menumpahkan air mataku. Menahan rasa sakit saat ini. rasa sakit yang sangat, seperti ditusuk beribu jarum.
Aku merasa sesak, seakan dadaku diikat tali tambang, hingga paru-paru-ku rasanya ingin hancur saja.
"Ibu... Kak Tae Hyung... aku menyayangi kalian." batinku, mengucapkan sebuah kata yang ingin aku sampaikan, sebuah kata yang mungkin sulit kuucapkan bahkan tak sanggup aku ucapkan.
.............
TBC...
Hai semua author kembali dengan chap ini semoga kalian suka ya... oh ya btw maaf lama soalnya baru ajjah selesai UN...
Oh ya jangan lupa vommentnya ya...
gomawo atas dukungan kalian... semoga nih chap gak mengecewakan. soalnya inspirasi author agak gimana gitu. hehehe ^_^
oh ya maaf kalau typo, gaje atau apa... kritik dan saran sangat dibutuhkan.
gomawo. ^_^
sampai jumpa ^_^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro