Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Heat (Chapter 1)

Cast :


Jeon Jungkook

Yoongi Suga

Kim Tae Hyung

Kim Sohyun

Jieun

Soo Rin (Mother)

Jo Yeon Woo as Jung Myun (Father)

.................

(Author **** POV)

18 Maret 2017

"Jungkook??"

Kini seorang pria tampan dengan rambut coklatnya mengedarkan pandangannya mencari sang adik tersayang.

"Jungkook? Kau dimana?"

Ya, Suga dia mencari sang adik, bahkan dia membawa sebuah amplop coklat. Sepertinya berisi file yang cukup penting.

Mendengar panggilan sang kakak, akhirnya Jungkook keluar dari kamarnya. Baru saja pria tampan dengan wajah manisnya ini selesai mengerjakan tugas sekolah.

"ada apa kakak?" tanya Jungkook dengan bahasa isyaratnya.

Suga tersenyum saat melihat sang adik ada di depannya.

"Jungkook, maukah kau bantu kakak?"

"bantu apa?" tanya Jungkook lagi dengan pergerakan tangannya.

"tolong antarkan file ini ke kantor ayah, sekarang aku tidak bisa karena aku harus mengantar nenek. Apa kau keberatan?"

Jungkook menggelengkan kepalanya, bahkan ia mengulas senyumnya, yang membuat wajahny semakin manis.

"baiklah, ini filenya. Kau tidak lupa kantor ayah kan?" tanya Suga kembali.

Jungkook menggeleng, bahkan ia menggerakan tangannya.

"kakak, jangan khawatir. Ingatanku sangat tajam."

"hahaha.... baiklah kakak percaya padamu. Maaf ya kalau kakak merepotkanmu. Kakak bisa saja minta bantuan Tae.. tapi kau tahu kan? Tae bagaimana?"

Jungkook mengangguk, bahkan ia menggerakan tangannya kembali.

"iya, kakak aku mengerti. Aku akan membantu kakak, karena aku menyayangimu."

"aku juga jungkook." Suga mengusap rambut adik tersayangnya.

Dengan segera Jungkook, berjalan keluar, menunggu taksi.

Tak berapa lama taksi pun datang, dengan segera pria tampan itu memasuki mobil taksi tersebut.

.........

........

"wah terima kasih nak, untung kau datang." Kini, pria berumur 40-an, ayah dari Jungkook dan kedua kakaknya Suga dan Tae Hyung.

"sama-sama ayah." Ucap Jungkook menggerakan tangannya.

"oh ya apa aku panggil supir untuk mengantarmu?" tawar sang ayah.

"tidak perlu, aku akan pulang sendiri." Jungkook menggerakan tangannya kembali.

"bailkah kalau begitu hati-hati."

Jungkook menganggukan kepalanya, bahkan ia membungkuk hormat pada sang ayah dan segera pergi meninggalkan kantor sang ayah tercinta.

Seulas senyum nampak di wajah pria paruh baya itu. ya, dia sangat bangga dengan anak ketiganya, meski dia bisu. Tapi Jungkook tidak pernah mengeluh, bahkan menerimanya. Bukan hanya itu saja, Jungkook termasuk anak yang cerdas, bahkan nilainya selalu bisa sempurna. Sebenarnya ingin sekali ayahnya menyekolahkan Jungkook di sekolah umum, bukan khusus. Tapi... hanya saja ia tidak ingin anaknya selalu diolok-olok karena kekurangannya.

Ya, dia sangat menyayangi Jungkook dan kedua anaknya.

.........

Jungkook kini berjalan menuju ke rumah, bahkan kini ia melihat sekeliling, menghirup udara segar.

Sampai kedua bola matanya melihat sang ibu, yang sedang berjalan bersama teman-temannya. Seulas senyum nampak di wajahnya, melihat sang ibu yang tertawa riang mengobrol bersama temannya. Dalam hati kecilnya ingin sekali dia menghampiri sang ibu, dan menyapanya atau mencium tangannya sekedar memberi hormat pada wanita yang telah melahirkannya.

Tapi... enggan ia lakukan, karena ia tahu. pastinya sang ibu tidak mau melihat atau pun sekedar bertegur sapa. Bahkan Jungkook tak pernah memeluk ibunya, karena setiap kali ia ingin melakukannya. Sang ibu selalu menghindarinya. Seakan-akan dia adalah seorang penjahat yang pantas di hindari.

Dari kejauhan Jungkook hanya mampu melihat sang ibu, melihatnya tersenyum saja. Membuat hatinya senang.

"YAAAAKKKKK... LEPASKAN PENCURI."

Jungkook membulatkan matanya saat ia melihat ibunya tengah berjuang mempertahankan tasnya, sementara teman ibunya berdiri ketakutan.

"LEPASKAN, JANGAN AMBIL TAS-KU PENCURI... TOLONG!!!!"

Teriakan wanita berumur 30-an itu berteriak meminta tolong, namun hanya saja orang-orang melihat dengan perasaan cemas, dari benak mereka ingin sekali mereka menolong Soo Rin, tapi mereka terlalu takut dengan pencuri itu apalagi jumlah mereka ada tiga orang dan masing-masing membawa senjata.

Jungkook, tak sanggup melihat sang ibu yang berjuang diri mempertahankan tasnya, hingga akhirnya dia.

BUGHHH....

Salah satu pencuri yang merebut tas Soo Rin jatuh tersungkur saat bogeman mentah mengenai pipinya hingga meninggalkan bekas memar.

Ya, Jeon Jungkook berhasil memukul pencuri itu. bahkan kini sang ibu hanya bisa melongo karena kedatangan putra ketiganya yang tidak terduga.

Kini kedua pencuri itu menyerang balik Jungkook, namun Jungkook berhasil menghindari mereka. Yang justru pria tampan itu berhasil mendaratkan pukulan dan tendangan pada mereka. Bahkan kini Jungkook berdiri di depan sang ibu hendak melindunginya.

"kenapa? Kenapa si bisu ini datang?" tanya Soo Rin dalam hati. Bahkan kini terlihata raut wajah tidak suka saat anaknya datang menolongnya. Ya, sejak dulu Soo Rin tidak suka anak ketiganya karena kekurangan yang dimiliki anaknya. Baginya, kekurangan sang anak adalah aib untuknya.

Dengan lihai Jungkook menyerang dan menghindar pencuri yang kini berusaha menyerangnya. Perlu diketahui, sebenarnya Jungkook mempunyai ilmu bela diri walau masih sedikit, ya berterima kasihlah pada Suga. Karena ia telah mengajari Jungkook bela diri, agar sang adik terhindar dari bahaya, dan bisa melindungi diri sendiri.

"aigoo... dia hebat." Puji salah satu wanita yang berumur 35 tahun, yang notabene adalah sahabat dari Soo Rin, ibu Jungkook.

Soo Rin hanya mengulas senyum tipis dan senyum meremehkan, baginya anaknya adalah sebuah kekurangan. Bahkan ia berujar dalam hatinya. Kalau anak pertama dan keduanya lebih hebat.

Tak terasa pertarungan tersebut berlangsung selama 2 menit, terlihat dari wajah pencuri yang babak belur. Jungkook mengangkat sebelah alisnya ketika menyadari hanya ada dua pencuri yang kini berdiri hendak menyerangnya. Dengan segera ia edarkan pandangannya, matanya membulat saat ia melihat pencuri itu berdiri di belakan sang ibu dengan sebongkah balok yang besar. Ingin sekali Jungkook berteriak tapi apa daya, mulutnya tak mengeluarkan suara. Bahkan ibunya dan teman ibunya tidak menyadari kedatangan pencuri itu.

Dengan segera Jungkook berlari, meninggalkan 2 pencuri yang hendak menyerangnya, saat melihat pencuri itu telah siap memukul ibunya dari belakang.

BUGGGGHHHHH....

"KYAAAAA....."

Teriakan melengking terdengar di telinga setiap orang saat melintasi daerah tersebut, bahkan ada yang menutup mulutnya saat melihat pria tampan itu tengah memeluk sang ibu dari belakang tak lupa raut wajah menahan sakit. Sementara Soo Rin hanya terkejut dengan apa yang baru saja ia alami.

Bahkan dirasakan sang ibu tangan sang anak yang memeluk pinggangnya erat.

"jungkook?" batin Soo Rin.

Jungkook bernafas lega, akhirnya, sang ibu baik saja.

Hingga...

"HEI BRENGSEK, KALIAN BERANI MELUKAI IBUKU???!!!"

Terdengar teriakan dari seorang pria yang menahan amarah, Jungkook sangat mengenal suara pria itu begitu juga dengan Soo Rin.

"Tae Hyung??" ucap Soo Rin, hingga dengan gerajan cepat, ia melepaskan tangan anaknya dari pinggangnya. Dan memanggil nama anak keduany.

DEG...

Hati Jungkook merasa sakit, saat ibunya kini malah menghampiri Tae Hyung,bahkan ia mendengar nada sang ibu yang begitu senang dengan kedatangan kakaknya. Bahkan hati Jungkook merasa sakit, sakit yang ia rasakan saat ini lebih sakit dari pada sakit di punggungnya karena pukulan tadi.

"tenang ibu, aku ada disini." Ucap Tae Hyun yang kini menenangkan sang ibu, dan menyuruh ibunya menepi. Bahkan kini Tae Hyung melihat pria yang sangat ia benci, pria yang tak pernah ia anggap adik, Jeon Jungkook.

"ck, dasar... kau pikir. Degan begitu ibu akan menyayangimu? Dasar bisu." Maki Tae Hyun dalam hatinya, bahkan ia tersenyum sinis ke arah Jungkook yang menatap nanar ke arahnya.

"kakak..." batin Jungkook.

Kini Tae Hyun memandang pencuri di depannya, hingga akhirnya pertarungan tidak bisa dihindarkan.

.........

.........

"sayang terima kasih, ya kau telah menolong ibu."

"ya, ibu. Ibu tidak apa?"

"tidak Tae sayang, ibu baik saja. Kan ada kamu disini."

Jungkook merasa sedih, dan sedikit sakit di ulu hatinya saat ia mendapat melihat kakaknya mendapat usapan penuh sayang dan cinta dari ibunya. Bahkan ia tak pernah mendapatkan sedikitpun dari ibunya.

Tae Hyung tersenyum bahkan sesekali ia melirik ke arah Jungkook yang tengah menundukan kepalanya, bahkan ia senang melihat adiknya yang bisu merasa kesedihan.

Jungkook hanya bisa menangis, menggigit bawah bibirnya menahan sesak dan air matanya yang hendak jatuh. Apakah ia iri terhadap kakaknya? Ya, Jungkook memang sedikit iri karena tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari sang ibu. Meski dia masih beruntung karena ayah dan kakaknya, Suga mau memberikan kasih sayang padanya. Tapi... sejujurnya dalam hati Jungkook ingin sekali ia mendapatkan kasih sayang dari sang ibu, meski hanya sekali.

Dengan langkah gontai menahan sakit di punggungnya, ia melangkahkan kakinya pelan meninggalkan ibu dan kakaknya yang tak pernah menganggapnya ada. Hingga sebuah panggilan mengehentikan langkahnya.

"hei nak, obati dulu lukamu." Ucap salah satu wanita berusi 35 tahun, Hye Kyo.

Jungkook menggelengkan kepalanya dan tersenyum ke arah sahabat ibunya itu, sementara Soo Rin dan Tae Hyung hanya menatap Jungkook dengan ekspresi kesal dan bete.

"tapi, sepertinya punggungmu merasa sakit."

"..." Jungkook hanya terdiam dan mengulas senyumnya.

"bibi dia bisu!!!" Ucap Tae Hyun seenaknya, bahkan dengan suara keras. Hingga membuat siapa yang mendengarnya menoleh ka arah mereka.

"oh, baiklah. Apa kau yakin nak? Apa tidak di obati dulu?" tanya Hye Kyo kembali, ya dia sangat khawatir dengan remaja di depannya ini.

Jungkook menggeleng, bahkan ia menggerakan tangannya.

"aku tidak apa,terima kasih bibi." Ucap Jungkook.

Meski Hye Kyo tidak tahu apa yang dikatakan pria di depannya, tapi ia yakin kalau dia baik saja. Bahkan Hye Kyo mengulas senyumnya, begitu Jungkook yang kini membungkuk hormat pada wanita di depannya, juga pada sang ibu tentunya,namun, sang ibu memalingkan wajahny. Enggan melihat putra kandungnya dan kini bersikap cuek. Seakan-akan tidak mengenali keberadaan Jungkook.

Dengan segera Jungkook melangkahkan kakinya, pergi meninggalkan tempat itu. tanpa di sadari siapapun, Jungkook meneteskan air matanya yang sudah dari tadi ia tahan. Bahkan ia menepuk dadanya yang sakit dengan tiba-tiba. Ya, sakit.. sakit saat melihat ibunya cuek dengannya bahkan tak menghargai dan menganggap keberadaannya.

...........

...........

25 Maret 2017

"MAU APA KAU KEMARI, HAH?"

Kini teriakan melengking terdengar dari seorang pria tampan yang baru saja sadar dari masa kritisnya. Ya adalah Kim Tae Hyung, namja dengan wajah tampan dan merupakan anak kedua di keluarganya.

Jungkook menundukan kepalanya bahkan ia merasa takut mendapat tatapan tajam dari sang kakak.

"APA, KAU PUAS HAH? KAKIKU SEKARANG PATAH. DAN AKU SULIT BERJALAN. APA KAU SENANG.. OH, JANGAN-JANGAN KAU SENANG AKU MEMILIKI KEKUARANGAN SEPERTI DIRIMU, IYA?"

Jungkook menggelengkan kepalanya bahkan ia tak pernah berpikiran sedikitpun atau pun berharap jika sang kakak jatuh sakit atau apapun.

"MUNAFIK.."

Jungkook, kini menggelengkan kepalanya, bahkan ia menggerakan tangannya membuat sebuah isyarat.

"sungguh kak, aku tidak pernah berpikir seperti itu. aku sangat mengkhawatirkanmu."

"CIH... ALASAN. BILANG SAJA KAU SENANG BISU. MELIHATKU SAKIT SEPERTI INI."

Jungkook menatap nanar ke arah sang kakak, ya dia tak menyangka kalau kakak keduanya akan berkata pedas seperti itu.

Bahkan kini Jungkook memeluk Tae Hyun, ya dari tadi ia ingin memeluk sang kakak. Perasaan rindunya pada sang kakak, tak dapat terbendung lagi. Bahkan air mata keluar dari pipinya. Sementara Tae Hyung memberontak di atas kursi rodanya.

"YAAKKKK... PERGI KAU BISU. JANGAN MEMELUK-KU AKU TAK SUDI!!!"

Jungkook mengeratkan pelukannya, ya bagaimana pun dia sangat merindukan sang kakak.

"BISU... LEPASKAN!!!"

BRUKKKKK....

"RASAKAN ITU!!!"

Jungkook meringis kesakitan, saat tubuhnya membentur dinding, rumah sakit. Dalam satu dorongan yang keras Tae Hyung membuat adiknya yang malang kesakitan.

"hiksss...." air mata keluar dari pelupuk Jungkook, ya dia merasa sakit pada lengan kanannya bahkan kepalanya bekedut.

"DASAR BISU!!!" umpat Tae Hyung.

PRANGGG.....

Bahkan kini Tae Hyung melemparkan bubur nasi yang sengaja dimasak sang adik, dengan kasar melemparkan di dinding rumah sakit hingga tanpa sengaja bubur itu mnegenai kepala dan tubuh Jungkook.

"hikkssss... hikkkssss"

Jungkook semakin menitikan air matanya. ia tak menyangka sang kakak akan tega melakukan itu semua, padahal dengan susah payah ia memasakan bubur pada sang kakak, berharap sang kakak mau mencicipinya dengan senang hati.

"TAE HYUNG, APA-APAAN, KAU???"

Tae Hyung menoleh ke sumber suara.

"sudah ku duga..." batin Tae Hyung, mengulas senyum sinisnya menatap wajah amarah kakak pertamanya, Suga.

"Jungkook, kau tak apa? hem?"

Kini Suga membantu sang adik berdiri. Suga kini mulai geram dengan sikap adiknya, Tae Hyung.

"TAE HYUNG, KENAPA KAU LAKUKAN INI PADA ADIKMU?"

Sungguh emosi suga saat ini meningkat, melihat keadaan Jungkook yang menangis memegang lengannya, menahan sakit dan rambut juga pakaian yang kotor karena bubur yang di tumpahkan Tae Hyung.

"KARENA DIA, AKU SEPERTI INI KAK." Bela Tae Hyung, ya dia muak dengan sikap kakaknya yang selalu membela Jungkook.

"Kau jangan salahkan Jungkook, ini salahmu sendir. Yang tidak melihat penyebrangan. Aku tahu kau pasti sibuk dengan ponselmu."

"terus saja, kakak bela adik tersayang kakak. Karena di mata kakak, aku selalu salah."

"Tae Hyung!!!"

"apa hah, kakak ingin menamparku? Ayo tampar saja aku kalau perlu bunuh aku. Aku sudah muak melihat kakak juga si bisu ini."

Suga menatap tajam ke arah Tae Hyung, bahkan ia mengepalkan tangannya menahan emosi yang sudah memuncak.

"Hei, bisu apa kau senang. Karena kau kakak membenciku, ini semua salah kau. Benar apa yang dikatakan ibu, kau pembawa sial!!!!"

PLAKKKKK....

Satu tamparan keras mendarat di pipi Tae Hyung, ya baru saja pria dengan kata pedasnya mendapatkan sebuah hadiah yang terduga dari kakaknya, Suga.

Dengan segera Suga menarik Jungkook, keluar dari kamar rumah sakit. Membawa Jungkook menjauh dari tempat mengerikan tersebut. Sementara Jungkook menitikan air matanya, mengikuti langkah sang kakak yang menariknya.

.......

(Tae Hyung **** POV)

"cih, sudak kuduga, dia akan menamparku."

Aku mengulas senyum meremehkan, ke arah pintu yang baru saja di tutup kakak-ku dengan keras. Bahkan aku menatap kebencian ke arah Suga, terutama si bisu. Ya, aku malas memanggil namanya. Rasanya aku tak ikhlas memanggil namanya, nama yang sengaja aku persiapkan menjelang kelahirannya. Bahkan aku menyesal telah memeberi usul pada ayah untuk memberikan nama itu padanya, si bisu.

(Flashback **** POV)

"ayah?"

"ya, sayang?"

"apakah aku punya adik?"

"ya, sayang seminggu lagi adikmu akan lahir."

"kalau begitu dia laki-laki atau perempuan?"

"dia laki-laki sayang."

"kalau begitu, kalau adik Tae sudah lahir. Kasih dia nama Jungkook ayah."

"hahahaha baiklah, memangnya kenapa Tae?"

"agar aku bisa memangginya, Kookie. Hehehe."

"oh kadi kau telah menyiapkan panggilan kesayangan untuk adikmu."

"ehem."

"baiklah kalau begitu, besok ayah akan beri nama sesuai keinginanmu."

"Terima kasih ayah."

"Ya, Tae... tapi kau janji jadi kakak, yang baik untukmu."

"siap ayah."

(Flashback **** OFF)

..........

"aku benci kau bisu, aku benci kau!!!"

Kini aku mengepalkan tanganku, menatap kesal menahan amarah memandang pintu yang sudah tertutup. Bahkan aku berharap ia menghilang, kalau perlu tidak dilahirkan di dunia ini. sejak kedatangannya aku menjadi seperti ini. Kak Suga yang selalu memarahiku dan menyalahkanku, dan kasih sayang ayah yang berkurang padaku, yang justru lebih besar untuknya.

"sampai kapanpun, aku tidak pernah menganggapmu adik-ku."

.........

TBC...

Hai semua akhirnya author dapat update nih cerita, ya entah kenapa author ingin menulis story sad... author harap nh chap feelnya dapat... ^_^

gomawo untuk dukungan kalian, semoga bikin baper, apalah.... hehehehe

maaf kalau typo, gaje atau apa...

jangan lupa vommentnya ya...

bye, sampai jumpa...

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro