Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Cry (Chapter 6)

"Kenapa kau terlahir di dunia ini? kenapa? Kenapa kau menjadi adikku.... seharusnya kau tidak datang, ya... tidak datang di dunia ini. karena kau adalah aib bagi keluarga ini. Kau adalah salah satu makhluk yang membuat ibu malu.. aku bahkan tidak akan pernah memanggilmu dengan sebutan adik, atau memanggil nama mu. Sejujurnya aku menyesal, sangat menyesal memberikan nama padamu. Aku juga menyesal mengharapkan kelahiranmu, bisu!! Aku berharap kau pergi dari sini, pergi dari dunia ini!!"

- Kim Taehyung –

(Author **** POV)

12 April 2017

"Kau tak apa manis?"

Kini kedua mata itu saling menatap memandang satu sama lain. Bahkan kini posisi mereka begitu dekat, seorang namja tampan dengan rambut coklatnya kini tengah memeluk gadis cantik berambut panjang dengan poninya. Ya... Kim Taehyung kini sedang menahan tubuh gadis cantik itu, gadis yang hampir saja tertabrak oleh sebuah mobil sedan, Kim Sohyun.

Tatapan mereka begitu intens, bahkan Sohyun dapat melihat wajah namja tampan itu dari dekat. Tak lupa dengan posisi Tae Hyung yang memegang punggung gadis cantik itu agar tidak terjatuh. Sohyun diam mengatur detak jantungnya, melihat senyum namja tampan yang kini sedang menahan tubuhnya.

Semua pandangan tertuju ke arah mereka, termasuk Lee Jieun. Hampir saja jantung gadis cantik dengan kulit putihnya copot saat melihat, Sohyun yang hampir saja kecelakaan. Jika namja bernama 'Kim' itu tidak menolongnya.

Desirang angin berhembus membuat cuaca Seoul yang sempat panas menjadi sedikit sejuk, bukan hanya itu saja angin yang berhembus itu pun menerpa rambut panjang Sohyun membuat rambut itu berterbangan mengenai wajah tampan Taehyung.

Senyum Tae Hyung terulas sempurna, kedua bola matany tidak jemu melihat gadis cantik yang kini berada di pelukannya. Entah sudah beberapa menit posisi mereka seperti itu.

"Hei cantik, kau tak apa?" ucap Tae Hyung dengan senyumnya.

Menyadari hal itu Sohyun segera merubah posisinya, melepaskan pelukan namja tampan di depannya. Membenarkan rambut dan pakaiannya. Begitu juga dengan Tae Hyung yang meregangkan otot-otot jarinya yang terasa pegal. Karena cukup lama dia menahan tubuh langsing gadis cantik itu.

Jujur saat ini Sohyun merasa canggung, apalagi dengan posisi yang tadi.

"Te... terima kasih..." ucap Sohyun gugup, bahkan menundukan kepalanya. Ia merasa senang karena ternyata ia masih selamat.

"Tidak masalah cantik..." ucap Tae Hyung dengan senyumnya, senyum yang begitu menawan.

Dengan segera Sohyun melangkahkan kakinya, namun...

"Hei cantik... siapa namamu?"

Suara Tae Hyung membuat Sohyun menghentikan langkahnya, hingga akhirnya gadis cantik itu meoleh. Membuat kedua bola mata mereka saling menatap kembali, meski jarak mereka tidak sedekat tadi.

"Kim Sohyun." Ucap Sohyun mengulas senyum tipisnya, senyum keramahan.

"Kim Sohyun? Nama yang cantik..." puji Tae Hyung.

Mendengar penuturan itu entah kenapa membuat pipi Sohyun mulai memerah.

"Perkenalkan namaku Kim Taehyung." Kini namja tampan itu menyodrkan tangannya mengajak gadis cantik di depannya berkenalan.

Sohyun membalas jabat tangan itu tak lupa membalas senyum Tae Hyung.

"Cantik dan manis..." puji Tae Hyung melihat wajah Sohyun yang tersenyum.

Kim Taehyung, merasakan degup jantungnya berdetak kencang. Ketika melihat dan mengenal gadis cantik di depannya, bahkan seperti ada kupu-kupu yang terbang berhamburan di dalam perutnya. Apalagi dia mendapat kesempatan emas, bisa dekat dengan gadis cantik yang telah mengalihkan perhatiannya beberapa menit yang lalu. Sepertinya Tae Hyung merasakan yang namanya 'jatuh cinta.'

"SOHYUN??? KAU TAK APA?"

Tiba-tiba suara gadis lain membuyarkan lamunan namja tampan itu.

"Ne... aku baik Jieun." Ucap Sohyun dengan senyumnya, mencoba menghilangkan rasa khawatir kepada sahabat cantiknya yang bekerja sebagai perawat rumah sakit itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu cantik, semoga kita bertemu kembali." Ucap Tae Hyung yang kini memakai kaca mata hitamnya menuju ke mobilnya. Hingga tak terasa kini mobilnya melaju kencang di tengah jalanan ibu kota.

Sepeninggal mobil merah itu Sohyun tidak pernah lepas dari jalanan ibu kota itu.

"Sepertinya wajahnya mirip dengan seseorang, tapi siapa?"

Kim Sohyun kini menncoba menerka, sejujurnya gadis cantik ini tengah berpikir keras melihat wajah namja tampan yang telah menolongnya tadi.

"Wajahnya mirip dengan namja di toko itu.."

Sohyun kini mengedarkan pandangannya kembali.

..............

"Apa ini nak?"
"Lebih baik, ibu membukanya... pasti ibu suka."

Dengan segera Soo Rin membuka bungkusan kado berwarna merah muda itu, alangkah senangnya saat dia melihat sebuah syal berwarna merah dengan rajutan yang sangat rapi dan cantik. Bahkan ketika tangannya memegang begitu lembut dan halus, sehingga nyaman ketika ia pakai.

"Terima kasih nak... cantik sekali." ucap Soo Rin senang. Mengulas senyumnya, bahkan senyum yang begitu bahagia. sementara yang diajak bicara hanya tersenyum getir.

"Ibu..."

"Ya... ada apa Yoongi?"

Yoongi menatap sang ibu dengan wajah datarnya.

"Sebenarnya hadiah itu bukan dari Suga."

"Lalu?" tanya Soo Rin mengangjat sebelah alisnya.

"Dari Jungkook..."

Soo Rin membulatkan matanya, bahkan kini ia mencengkram kuat syal yang ia pegang. Entah kenapa ketika mendengar nama anak ketiganya membuat hatinya emosi dan kalut. Bahkan kebencian pada sang anak muncul di hatinya.

Dengan segera Soo Rin berdiri dari duduknya meninggalkan Suga yang masih berdiri dalam diam.

..........

Kini di dapur terdengar suara air mengalir dari wastafel bahkan terdengar suara piring yang bersenggolan. Terlihat seorang namja tampan dengan wajah manisnya sedang sibuk membersihkan piring kotor yang begitu menumpuk di meja wastafel.

Karena hari ini adalah hari libur, maka dia mengisi waktu luangnya untuk membersihkan rumah. Namun, terkadang ia mendapat bantuan dari kakaknya, Suga. Dengan sigap Jungkook membilas dan menaruh piring itu dengan hati-hati.

Bahkan saking sibuknya ia tak menyadari kedatangan ibunya dari belakang.

BRUKKKKK....

Jungkook menghentikan aktivitas mencuci piringnya ketika ia merasakan sebuah benda mengenai kepalanya.

"APA MAKSUDMU?" ucap Soo Rin dengan nada sedikit membentak.

Jungkook menoleh, dan dirinya sempat terkejut ketika melihat ibunya kini menatap penuh amarah. Bahkan ia melirik sebuah kotak yang masih terbungkus kertas kado berwarna merah muda, yang bagian tutupnya sudah sobek karena habis di buka. Bukan hanya itu saja Jungkook melihat syal yang ia buat dengan susah payah tergeletak di atas lantai bersamaan kotak tersebut.

"APA KAU PIKIR JIKA KAU MEMBERIKU HADIAH AKU AKAN MENYAYANGIMU, BEGUTU!!"

Jungkook menatap takut ke arah ibunya, bisa ia lihat dengan jelas wajah tegas ibunya. Saat terakhir dia melihat wajah ibunya yang begitu marah dan membuat ia takut, adalah terakhir waktu Taehyung mengalami kecelakaan.

Jungkook hanya bisa menunduk dan meremas ujung kemejanya, takut menatap wajah ibunya. Soo Rin melangkahkan kakinya mendekati putra ketiganya yang lebih tinggi darinya.

"KAU TIDAK AKAN PERNAH MENDAPATKAN PERHATIANKU..." ucap Soo Rin dengan wajah tegas, bahkan dengan teganya dia mendorong jidat Jungkook dengan telunjuknya. Membuat kepala Jungkook sempat bergerak kebelakang akibat dorongan dari ibunya.

"KAU TIDAK BISA MENDAPAT KASIH SAYANGKU..." ucapnya kembali mendorong jidat Jungkook dengang telunjuknya.

"KAU HANYA ANAK BISU!!!"

"KAU AIB..."

"DAN KAU MEMBUATKU MUAK!!!" ucap Soo Rin lebih tegas, bahkan ia tega mengucapkan dan mendorong jidat anaknya sendiri.

Jungkook kini hanya bisa menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit, sakit yang di ciptakan ibu kandungnya sendiri. Kata-kata yang begitu menyakitkan baginya.

"Ibu segitu hinakah, aku??" ingin sekali Jungkook bertanya seperti itu. Namun, kekurangannya menghalanginya. Bahkan kini ia menahan air mata yang sudah keluar.

"IBU, SUDAH CUKUP!!!"

Kini terdengar ucapan dari namja lain, Soo Rin menatap ke arah anak pertamanya Suga.

Soo Rin hanya mengulas senyum tipisnya, bahkan ia kini menatap wajah Jungkook yang tertunduk. Entah iblis apa yang merasukinya dengan gerakan cepat Soo Rin menarik rambut hitam Jungkook ke belakang. Membuat Jungkook meringis kesakitan.

"IBU... APA YANG IBU LAKUKAN??" Suga segera berlari ke arah ibunya, membantu Jungkook tentunya.

"JANGAN GANGGU AKU YOONGI, AKU HANYA MEMBERI PELAJARAN PADA ANAK INI SIAPA DIA..."

Bahkan kini Soo Rin menarik rambut Jungkook dengan kuat membuat Jungkook mennagis menahan sakit. Bahkan ia tak mampu menahan tangan ibunya yang menarik kuat.

"IBU... KUMOHON, IBU TIDAK LIHAT JUNGKOOK KESAKITAN."

"AYO JUNGKOOK, BERTERIAKLAH.. AYO, BERTERIAKLAH..." ucap Soo Rin seperti orang gila, bahkan semakin kuat ia menarik rambut namja berwajah manis itu.

Jungkook hanya bisa menangis mencoba melepaskan tangan ibunya dari rambutnya. Suga? Dia juga berusaha menolong sang adik, mencoba melepaskan dan membujuk ibunya.

"IBU... KUMOHON LEPASKAN IBU!!" ucap Suga, berusaha menolong sang adik.

Jungkook semakin deras mengeluarkan air matanya, bahkan rasa sakit di kepalanya semakin menjadi. Ingin sekali ia berteriak, namun apa daya tak satupun suara keluar dari mulutnya. Bahkan kini suasana semakin rusuh lantaran Soo Rin berlaku kejam kepada anak kandungnya.

Karena geram akhirnya Soo Rin mendorong Jungkook, mencoba menghempaskan tubuh kurus namja manis itu ke lantai.

BRUUKKKK...

Untung saja Jungkook tidak merasakan sakit karena benturan lantai rumahnya. Lantaran Suga sang kakak siap menangkapnya.

"JANGAN LAGI KAU BERI BARANG MURAHAN ITU LAGI, AKU TIDAK SUDI MENERIMA BARANG DARI ANAK BISU SEPERTIMU!!"

Setelah puas mengucapkan kata yang menyakitkan di telinga Jungkook, Soo Rin melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya, pergi meninggalkan Jungkook yang menangis di pelukan sang kakak.

"Tuhan... kenapa ibu tega melakukan pada anak kandungnya sendiri." Batin Suga dalam hatinya, bahkan ia tak percaya kalau ibu kandungnya begitu tega dengan adiknya. Bukankah Jungkook juga anaknya? Ibunya sendiri yang melahirkan Jungkook.

Sementara Jungkook hanya bisa menangis terisak, menyentuh kepalanya yang sakit akibat tarikan sang ibu di rambutnya.

"Maafkan kakak Jungkook, maafkan kakak..."

Suga sangat menyesal, ya... menyesal telah memberikan syal itu pada ibunya. Jika saja ia tak memberikannya mungkin Jungkook tidak akan menangis tidak akan mendapatkan rasa skit hari ini.

...........

Cafe Paradise...

"Hai Tae... kenapa kau tesenyum? Apa kau sudah gila?"

"Kau ingin mati Jimin?"

"Hahaha tidak aku masih ingin meraih mimpiku, hanya saja aku bingung dengan sikapmu.. kenapa kau tersenyum sendiri?"

Taehyung mengulas senyumnya, menyandarkan tubuhnya di kursi cafe langganannya mendengarkan alunan lagu santai di cafe itu.

"Apa kau tahu? aku bertemu seorang bidadari tadi." Ucap Tae mengulas senyumnya.

"Benarkah? secantik apa dia?" tanya Jimin penasaran, tak lupa ia menyeruput minumannya.

"Sangat cantik, semua terlihat sempurna di mataku, matanya, hidungnya, bibirnya... semuanya." Ucap Taehyung kembali, mengulas senyumnya mengingat wajah gadis cantik yang ia tolong tadi pagi, Kim Sohyun.

"Hahahaha..."

"Kenapa kau tertawa?" tanya Taehyun pada sahabatnya itu.

"Aneh... saja, baru pertama kali ini kau begitu menyukai gadis itu. Padahal aku tahu kau adalah cowok playboy sejak SMA." Jelas Jimin.

Ya... Jimin sangat tahu apa, bagaimana sifat sahabatnya itu. karena dia sudah berteman lama dengan Taehyun sejak SMP hingga sekarang.

Taehyung mengulas senyumnya, membuat wajahnya semakin tampan.

"Tapi dia berbeda, kecantikannya mengalihkan duniaku." Kini Taehyung menegak minumannya.

"Terserah kau saja..." ucap Jimin yang kini menyantap cemilannya.

Taehyung kini hanya tersenyum berpetualang dengan imajinasinya. Entah kenapa gadis yang bernama 'Kim Sohyun' telah membuat ia merasa berbunga-bunga seperti ini.

"Kuharap kita bertemu lagi, Kim Sohyun." Batin Taehyung dalam hatinya. Mengulas senyum tipisnya.

................

(Suga *** POV)

"Apakah sakit?" tanyaku khawatir pada adik kesayanganku.

Jungkook hanya menggeleng mengulas senyumnya.

"Benarkah?" tanyaku kembali.

Jungkook tersenyum dan mengangguk.

Kini aku terdiam menaruh kotak berisi syal buatan adik ku.

"Maafkan kakak, ini semua salah kakak.." ucapku menyesal.

Kini Jungkook memegang pundak ku. Kualihkan pandanganku ka arahnya dia tersenyum dan menggerakan tangannya membuat sebuah isyarat.

"Ini bukan salah kakak."

"Tapi... jika aku tidak mengatakan sebenarnya tentang kado ini, mungkin ibu..."

Jungkook menggeleng, kini ia menggerakan tangannya kembali.

"Ini bukan salah kakak, ini salah Jungkook. Seharusnya Jungkook sadar, kalau Jungkook itu..."

Dia menghentikan gerakannya mengulas senyum penuh kesedihan.

"Kalau aku tak pantas menjadi anak ibu.."

Isyaratnya terakhir kali membuat hati ku sakit mendengarnya. Aku tahu apa yang ia rasakan saat ini. mungkin kini hatinya begitu hancur dan sakit, apalagi ia begitu di benci oleh ibu dan juga adik ku, Kim Taehyung.

Aku mengulas senyumku, mendorong kepala adik ku jatuh ke pundakku. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk adik kesayanganku. Setidaknya aku dan ayah masih bisa memberikan cinta dan kasih sayang untuknya. Aku ingin dia merasa tidak sendiri di dunia ini.

..............

(Author **** POV)

Pukul 12.00 siang...

CEKLEKKK...

Terdengar pintu yang terbuka, menampakan sesosok namja tinggi dan tampan. Ya... dia adalah Kim Taehyung. Dengan segera Tae Hyung melempar kaca mata hitamnya ke kursi. Dan duduk di sofa yang empuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena aktivitasnya hari ini.

"Kemana semua orang?" gumamnya.

Kini ia menyenderkan kepalanya membarinkannya di sofa. Nyaman, kini ia rasakan hingga kini ia mendengar sebuah suara seseorang.

Taehyung mengedarkan pandangannya kini ia menatap seorang namja dengan wajah manisnya yang sedang membuka kulkas memasukan sebuah daging ke dalamnya.

"HEI BISU KEMARI!!!" ucap Tae kepada sang adik yang tak pernah ia anggap.

Jungkook yang merasa di panggil pun segera menuju ke sang kakak.

"Ada apa?" tanya Jungkook, bahkan entah kenapa ia senang saat Taehyung kakaknya memanggilnya terlebih dahulu, meskipun dengan panggilan 'si bisu'.

"Ambilkan air untukku" Ucap Taehyung dengan dingin.

Dengan segera Jungkook, menganggukan kepalanya. Bahkan ia kembali masuk ke dalam dapur dan mengambil segelas air untuk kakaknya.

Tak lama Jungkook kembali menyodorkan segelas air putih pada sang kakak, dengan segera Tae Hyung menerimanya dan meminumnya seteguk.

Namun... tiba-tiba senyum tipis terulas di wajah tampannya. Kini ia menatap dingin ke arah Jungkook adiknya.

Dengan segera ia berdiri menghadap sang adik.

"Terima kasih.."

Satu ucapan 'terima kasih' yang di dengar Jungkook sukses membuat ia mendongak tak percaya menatap sang kakak. Entah kenapa hatinya begitu senang mendengarnya. Baru pertama kali ini Taehyung mengucapkan 'terima kasih' padanya.

Bahkan kini Jungkook mengucapkan beribu terima kasih kepada Tuhan dalam hatinya, mungkin Tuhan mengabulkan doanya. Ketika Jungkook mengulas senyum bahagianya.

BYURRRRR.....

Kini mata Jungkook membelalak, bahkan ia merasakan tubuhnya basah.

Ya... tanpa di sadari Jungkook, Taehyun telah menyiramnya dengan air putih yang sempat di berikan Jungkook. Tak lama Taehyung mengulas senyumnya, lebih tepatnya senyum liciknya.

"Terima kasih, karena kau telah menjadi pria yang paling menderita di dunia ini. dan aku menyukainya."

DEG...

Hati Jungkook merasa sakit, lebih sakit dari sayatan pisau di pergelangannya.

"Ku harap kau akan selalu menderita, kalau perlu selamanya." Ucap Taehyung, bahkan lebih tegas.

Tak lama Tae Hyung melangkahkan kakinya meninggalkan Jungkook yang hanya diam berdiri, menahan air mata yang sempat mengering.

Apa yang dilakukan Jungkook selama ini? apa Jungkook punya mempunyai kesalahan di masa lalu? Sehingga membuat ia mendapatkan penderitaan yang menyakitkan dari ibu dan kakaknya sendiri.

"Apakah aku tidak mempunyai kesempatan Tuhan? Merasakan yang namanya bahagia?"

Jungkook menundukan kepalanya, bahkan air matanya tak sanggup keluar. Habis sudah air matanya. Kini, dalam sehari ia merasakan sakit di hatinya. Perlakuan menyakitkan dari ibu dan kakaknya.

......

TBC...

Hai semua author kembali dengan chap ini semoga kalian suka ya... oh ya btw author baru dapat inspirasinya sekarang jadi mian kalau lama..

maaf kalau typo, geja atau apa. karena author masih banyak belajar.

Disini... author sangat berterima kasih pada kalian semua yang telah mendukung ff ini, karena kalian adalah semangat author untuk tetap berkarya.

kuharap kalian tidak bosan dengan cerita author yang abal-abalan ini dan jauh dari kata sempurna.

jangan lupa vommentnya ya ^_^

bye, salam cinta untuk kalian...

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro