Cry and Sad (chapter 12)
(Flashback **** ON)
"Ayo Jungkook, tarik talinya terus..."
Terlihat di lapangan hijau yang luas terlihat dua namja kecil berwajah tampan dan manis menghabiskan waktu sore hari bermain layang-layangan. Disana terlihat seorang namja tampan kecil yang lebih tua tengah menyemangati namja muda kecil berwajah manis. Yang sedang berusaha menarik tali senar layang-layang tersebut agar naik sampai ke langit.
Terlihat senyum manis di wajah Jungkook saat berhasil membuat layang-layang itu naik. Begitu juga dengan Suga yang tak henti-hentinya memberi semangat kepada adiknya yang ketiga. Dari kejauhan bisa dilihat bagaimana raut bahagia mereka saat ini menghabiskan waktu bermain bersama.
"Kakak, bantu aku!!!"
Terdengar teriakan dari seorang namja kecil lainnya yang kini menatap sebal ke arah mereka berdua. Suga yang sudah sedarui tadi fokus kepada adik ketiganya menoleh ke arah adik keduanya. Tak lama namja kecil yang lebih tua itu megulas senyumnya.
"Bentar ya Tae, aku harus bantu Jungkook dulu... baru kau.." ucap Suga dengan lembut.
"Aaaahhhh... Kak Suga tapi aku maunya sekarang!!!" terlihat wajah merajuk dari namja tampan yang dipanggil Tae, hingga kini ia menekuk lengannya di dada dan mempoutkan bibirnya.
"Tapi Tae... "
Taehyung tak menghiraukan apa yang dikatakan sang kakak, hingga kini ia benar-benar merajuk saat ini.
Suga hanya menggeleng-gelengkan kepalanya karena sikap Tae yang tidak sabaran dan keras kepala.
Jungkook yang melihat hal itu, melupakan sejenak layang-layangannya dan menghampiri sang kakak, lalu menarik bagian bawah ujung kemeja sang kakak. Merasa ada yang menarik bawah kemejanya Suga langsung menoleh ke bawah.
"Ada apa Jungkook?" tanya Suga pada sang adik, tak lupa ia berjongkok untuk menyamakan tinggi sang adik.
Jungkook kecil tersenyum, dan menggerakan tangannya.
"Kakak, ajari kak Tae dulu... kasihan kak Tae pasti dia menunggu lama..."
"Lho bukannya Jungkook ingin bisa bermain?" tanya Suga dengan lembut tak lupa senyumnya, membelai pipi gembul sang adik.
Melihat hal itu membuat Taehyung kecil semakin kesal, bahkan ia menghentakan kakinya kesal tak lupa mempoutkan bibirnya. Sepertinya Taehyung cemburu dengan Jungkook karena perhatian sang kakak padanya teralihkan darinya.
Jungkook tersenyum, dan menggerakan jarinya kembali.
"Iya, kak... tapi kakak ajari kak Tae dulu baru Jungkook." Suga mengulas senyumnya dan mengacak rambut sang adik.
"Baik adikku sayang..."
Jungkook kecil mengulas senyumnya hingga menampakan gigi kelincinya membuat wajah tampannya manis ketika ia tersenyum.
"Kalau begitu Jungkook tunggu disini ya... kakak mau ajari kak Tae.."
Jungkook kecil menganggukan kepalanya, tak lupa dengan senyum manisnya.
Dengan segera Suga menghampiri Taehyung.
"Ayo dik katanya kau mau main..." ucap Suga pada Taehyung kecil.
Seketika raut kesal itu berubah menjadi senyum bahagia saat kakaknya Suga, menghampirinya. Dengan semangat Tae mengambil layang-layang yang ada di bawah kakinya. Dengan segera Suga memegang layang-layangan tersebut dan Taehyung memegang tali senar itu.
Dari kejauhan Jungkook tersenyum melihat kedua kakaknya yang saling bermain bersama. melihat Taehyung yang tersenyum membuat Jungkook kecil sangat bahagia. meski sang kakak membencinya bahkan selalu membentaknya tapi entah kenapa hati Jungkook tidak mampu membenci sang kakak.
Tidak ada yang tahu Tuhan menciptakan dari apa hati Jungkook, sehingga ia begitu memiliki hati yang baik dan kepedulian kepada siapapun. Memang dirinya bisu tak mampu bicara, tapi ia mempunyai kelebihan yaitu kebaikan hati.
"Kakak aku bisa... aku bisa... aku bisa..."
"Ayo Tae terus, tarik terus... ayo..."
"hahahaha kakak... kakak lihat, kakak lihat aku bisa menerbangkannya..."
"Hahaha bagus dik... ayo tarik sampai terbang tinggi..."
"Kakak... aku berhasil...aku berhasilll..."
"Bagus Tae, kau adik kakak yang hebat..."
Suga begitu senang dengan kemampuan Taehyung yang mampu menerbangkan layang-layangannya. Senyum merekah nampak di wajah Taehyung kecil dengan semangat Taehyung mengulur tali itu agar layang-layang terbang makin tinggi.
Tak jauh disana Jungkook kecil beretepuk senang, menampakan senyum manisnya. Meloncat kegirangan dan juga menunjukan dua jempolnya ke arah kakak keduanya, meski sang kakak kedua Taehyung tidak mempedulikan apa reaksi sang adik.
Bagi Jungkook senyum Taehyung adalah segalanya, karena ia begitu menyayangi sang kakak. Dalam hati kecilnya ia yakin kalau Taehyung kakak keduanya masih mempunyai kebaikan, hanya saja kebikan dalam diri kakaknya terhadap dirinya belum muncul.
Kini Jungkook kecil mengulas senyumnya, namun terdapat raut kesedihan saat melihat kakak keduanya yang tak sedikitpun melirik ke arahnya.
(Flashback *** OFF)
.........
(Jungkook *** POV)
Di tempat lain....
Aku harus segera pulang, aku tidak ingin kak Suga menungguku. Dengan langkah cepat aku berjalan, menenteng sekantung obat dan beberapa makanan untuk kak Suga. Ya.... setidaknya ini yang bisa kulakukan, agar kak Suga merasakan baikan saat ini.
Meski awalnya kak Suga tidak mengijinkanku keluar, tapi aku tetap memaksa meminta izin padanya untuk keluar sebentar. Aku takut luka lebam nya tambah parah apalagi sepertinya dia tidak enak badan.
Dengan langkah cepat aku berjalan, apalagi cuaca mulai mendung pasti akan turun hujan.
"Akhh...."
Tanpa sengaja aku menabrak seseorang. Dengan gugup dan merasa bersalah, aku segera membungkuk meminta maaf padanya.
"Jungkook?!!"
aku mendongak ketika seseorang memanggil namaku, alangkah terkejutnya aku bertemu dengan nya lagi, gadis waktu itu...
"Sohyun?" batinku.
Aku tidak akan menyangka akan bertemu kembali dengannya, kulihat dia juga sama terkejutnya denganku. Dengan segera aku menunduk meminta maaf kembali ke arah gadis cantik di depanku.
"Tidak apa-apa Jungkook." Kulihat dia tersenyum manis ke arahku.
Aku sempat terpesona saat melihat senyum di wajah cantiknya.
"Kau habis dari mana? sepertinya kau terburu-buru sekali?" tanya Sohyun ke arahku.
Aku merasa bingung bagaimana cara aku menjawab, aku kan tidak bisa bicara.
"Ah... aku lupa maafkan aku Jungkook, aku lupa mengenai kekuranganmu..." ucap Sohyun dengan raut wajah yang terlihat tidak enak.
Aku menganggukan kepalaku, mengulas senyumku. Lalu aku mengambil noteku dan menuliskan sesuatu di atasnya, lalu memberikan note yang kutulis ke arahnya.
"Aku habis dari apotik membeli obat untuk kakakku..."
kulihat Sohyun tersenyum dan menganggukan kepalanya. Tak lama....
"Aigoo... memangnya kakak mu sakit apa?"
Aku membelalakan kedua bola mataku, bahkan aku mengedipkan beberapa kali bola mataku. Saat aku tahu ternyata Sohyun dapat melakukan bahasa isyarat di jemarinya, seperti yang biasa aku lakukan untuk berkomunikasi. Kulihat dia tersenyum ke arahku.
"Maaf Jungkook membuatmu terkejut, sebenarnya aku bisa melakukan bahasa isyarat seperti yang kau lakukan. Bahkan aku paham apa yang diisyaratkan, jadi jangan bersusah payah menulis apa yang ingin kau katakan. Katakan saja dengan isyaratmu aku pasti paham." Jelasnya panjang lebar.
Aku menganggukan kepalaku mengulas senyum tipisku, tak lama aku menggerakan kembali tanganku.
"Dia sedang tidak enak badan.."
"Kuharap kakakmu cepat sembuh ne..."
Aku menganggukan kepalaku, tersenyum kearahnya. Jujur baru pertama kali ini aku bisa seakrab dengan gadis cantik yang beberapa kali aku temui. Padahal kami belum terlalu dekat. Tak lama awan semakin mendung, pertanda hujan akan segera tiba.
"Maaf Sohyun, sepertinya perbincangannya kita akhiri sampai disini dulu. Aku harus segera pulang, aku takut kakak ku akan menungguku." Jelasku menggerakan tanganku.
"Ya... Jungkook, hati-hati..."
Tak lama aku segera melangkahkan kakiku, meninggalkan Sohyun dan membalas senyumnya tak lupa melambaikan tangan ke arahnya. Dan segera berlari untuk pulang ke rumah.
..>..
(Sohyun **** POV)
Aku mengulas senyumku, membalas lambaian tangan dari seorang namja berwajah manis yang tak sengaja aku temui. Namja yang begitu ramah dan sopan, juga sayang terhadap kakaknya, Jeon Jungkook.
Namja yang entah beberapa hari membuatku ingin bertemu kembali dengannya.
"Jungkook, kau namja yang baik..." ucapku, tak lupa aku mengulas senyum ke arahnya. Kulihat dia begitu perhatian pada kakaknya, hingga ia bela-belain beli obat. Padahal cuaca mulai hujan.
Dengan segera aku membenarkan tasku dan melanjutkan perjalananku menuju ke perpustakaan tempat favoritku untuk mengisi waktu luangku dengan membaca.
"Kuharap aku tidak bertemu dengan namja gila itu..."
Aku berdoa dalam hati, semoga aku tidak bertemu dengan seorang namja yang beberapa hari ini sering mengganggu dan menggodaku dengan gombalan murahnya. 'Kim Taehyung' namja yang pernah menyelamatkanku, tapi juga membuatku kesal dengan tingkahnya. Apalagi aku kesal saat dia berkata pedas pada Jungkook waktu itu, apalagi kata-katanya menyakitkan.
Aku kira dia adalah namja yang hanya berkata pedas, namun juga menyebalkan. Anehnya di manapun aku berada aku pasti bertemu dengannya. Dan kali ini aku berdoa, semoga aku tidak bertemu dengan namja bernama 'Tae' lagi. Karena bisa saja mood ku rusak.
Tapi... bertemu dengan Jungkook tadi sungguh berbeda, aku malah merasakan hawa penuh keakraban dan persahabatan dengannya. Di dekatnya membuat perasaanku menjadi tenang. Entah perasaan apa itu, namun yang pasti aku selalu behagia dengan namja bernama 'Jungkook' itu.
...............................
(Author **** POV)
PLAKKKKK....
Terdengar tamparan keras yang menggema di ruang tamu rumah yang cukup besar. Rumah yang ditempati sepasang suami istri yang sukses dengan karier mereka. Dan juga tiga namja tampan.
"Kenapa kau memukul adikmu, Suga??"
Soo Rin, wanita cantik ini baru saja menampar pipi anak pertamanya, Yoongi Suga. Belum sembuh luka lebam di pipi namja tampan bermata sipit itu. Tapi, dia harus menerima lagi tamparan keras dari sang ibu.
PLAKKKKK.....
Tamparan kedua mendarat kembali ke pipinya, menimbulkan bekas merah yang tercetak jelas dipipi Suga. Sementara Suga hanya bisa diam, dia tidak mungkin membalas perbuatan sang ibu. Karena ia tidak ingin menjadi anak durhaka.
"Apa kau tidak lihat, adikmu terluka!!" kini Soo Rin membentak putra pertamanya, bahkan raut kemarahan tercetak jelas di wajah cantiknya meski usianya sudah tidak muda lagi.
Suga hanya bisa diam dengan ekspresi datar. Berbeda dengan Taehyung yang tersenyum penuh kemenangan melihat kakaknya yang kini terkena kemarah dan tamparan keras dari sang ibu.
"Aku hanya ingin memberikan pelajaran pada Tae ibu karena dia sudah keterlaluan..." akhirnya Suga membuka suara.
"Keterlaluan? Kau yang keterlaluan! Kau memukul adikmu hingga babak belur Yoongi!!"
"Ibu, kenapa ibu membela Tae. Dia salah ibu, apa ibu tahu? dia mengunci Jungkook dalam kamar mandi selama dua jam lamanya. Dan itu bukan waktu yang lama ibu... bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya ibu??!"
Soo Rin tersenyum tipis mendengarkan apa yang baru saja dikatakan putranya.
"Memangnya kenapa? Apakah anak itu akan mati jika dikunci dalam kamar mandi. Bukankah orang seperti dia pantas diperlakukan seperti itu. aku yakin Tae melakukannya karena Jungkook melakukan kesalahan yang besar."
Suga tercekat, bahkan ia berharap kalau apa yang di dengarnya salah. Dalam hatinya ia tak menyangka ibunya mengatakan hal itu....
"Ibu, sadarlah apa yang ibu katakan. Jungkook juga anak ibu, bagian dari keluarga ini..." ucap Suga dengan raut tak percayanya.
"Ibu sadar Yoongi, ibu tahu kalau dia anak kandung ibu. Hanya saja, dia berbeda dia aib... kau tahu keluarga kita adalah keluarga terpandang, dan kenapa di bagian keluarga kita harus ada seseorang yang kekurangan?"
Suga menatap tak percaya dengan apa yang dikatakan ibunya.
"Ibu, ayah saja bisa menerima dan menyayangi Jungkook, aku juga begitu. Tapi kenapa ibu-"
"Kau tahu ibu tidak suka dengan yang namanya kekurangan, meski Jungkook adalah anakku sendiri, tapi jika dia mempunyai kekurangan itu sama saja dia adalah sampah..."
"Ibu...!!"
Jujur kini Suga mulai merasakan sakit tepat di ulu hatinya, bahkan ia menahan air matanya.
Taehyung, ia tersenyum dalam hatinya bersorak. Mengetahui kalau ternyata ibunya sangat membenci adiknya yang tak pernah ia anggap.
"Dan kau Yoongi, kau sama saja dengan ayahmu."
"Memangnya kenapa ibu? Jungkook juga manusia... dia berhak mendapatkan kasih sayang dan cinta dari keluarga ini."
Soo Rin hanya menoleh enggan menatap wajah sang anak.
"Ibu... aku tahu ibu tidak suka dengan Jungkook. Tapi, kumohon jangan membencinya ibu. Biar bagaiamanapun dia anak baik, dia sangat menyayangi ibu." Lanjut Suga kemudian.
Dalam hatinya ia berharap hati sang ibu akan terketuk, tapi...
"Kau tahu semua kekacauan ini terjadi karena adanya anak sialan itu..."
"Ibu!!"
"Kau benar ibu, bisu adalah masalah utamanya..."
"Tae, kau diam!!" bentak Suga menatap tajam ke arah adiknya yang berdiri di belakang ibunya.
"Jangan membentak adikmu, Yoongi!!" bentak Soo Rin, menatap sang anak penuh kemarahan.
Suasana semakin panas, bahkan suasana semakin tegang.
"Aku kecewa dengan ibu..."
"Apa??!"
"Aku kecewa dengan ibu.."
Kemarahan Soo Rin memuncak mendengar apa yang dikatakan anak pertamanya. Hingga tangan kanannya ia angkat hendak memberi tamparan kembali pada sang anak pertama. Suga menutup matanya ia siap dengan tamparan berikutnya dari sang ibu.
PLAAAKKKK....
Suara tamparan lebih keras dari sebelumnya, namun anehnya Suga tidak merasakan sakit tepat dipipinya. Padahal dengan jelasnya dia dapat mendengar tamparan yang dilakukan sang ibu padanya.
"Jungkook???!"
Suga membelalakan matanya, saat ia membuka matanya. melihat sang adik yang berdiri di depannya membentangkan tangannya. Ternyata rasa sakit yang seharusnya ia terima justru harus diterima sang adik.
Jungkook dia menggigit bibir bawahnya menutup matanya, merasakan rasa perih dan sakit dipipinya. Sakit yang diterima karena kelakuan ibunya. Namun dalam hati kecilnya ia senang, karena dapat melindungi sang kakak.
"Jungkook, kau tak apa?" dengan gerakan cepat Suga menarik sang adik kehadapannya, menangkup pipi sang adik. Hatinya merasa nyeri melihat pipi sang adik yang memerah dan pastinya itu sakit, mengingat tamparan ibunya yang sangat keras.
Jungkook hanya mengangguk mengulas senyum tipisnya, agar sang kakak tidak khawatir.
Mulut Suga bergetar, mengetahui keadaan adiknya saat ini.
"Ibu....ibu keterlaluan..." Suga mulai geram.
"Salahkan adikmu yang berdiri di depanmu tiba-tiba...." ucap Soo Rin dengan entengnya.
Taehyung? Dia justru tambah semangat melihat drama di depan matanya secara langsung.
"Ibu...aku tidak percaya..." ucap Suga, terlihat wajah penuh kekecewaan pada sang ibu.
Jujur Suga mulai geram dengan semua ini, kemudian ia mengambil ranselnya. Dan menarik tangan Jungkook.
"Jungkook ayo kita pergi dari rumah ini, aku sudah muak!!!"
Jungkook hanya mengikuti kemana kakaknya berjalan, karena tangannya ditarik sang kakak untuk mengikutinya.
"Kau mau kemana Yoongi?" tanya Soo Rin dengan nada yang lebih keras.
Suga menghentikan langkahnya, tanpa membalikan badannya menghadap sang ibu.
"Aku mau pergi dan membawa Jungkook jauh dari neraka ini!!"
"Beraninya kau, jika kau melangkah keluar dari pintu ini. Ibu tidak akan menganggapmu sebagai anak ibu..."
Jungkook membulatkan matanya, mendengar ucapan ibunya yang tak pernah main-main.
"Terserah!!!"
Dengan segera Suga menarik tangan sang adik, menuju mobil hitamnya. Jungkook hanya menurut dan duduk di samping kursi kemudi sang kakak. Tak lama mesin mobil hitam itu hidup, dan sang pengemudi menjalankan mobilnya mencari tempat tinggal.
Soo Rin hanya mengepalkan tangannya kecewa dengan sikap sang anak pertamanya.
"Ibu, tenanglah... kak Suga memang seperti itu. dia tidak mempedulikan ibu, aku disini bu..." ucap Taehyung yang kini menghampiri ibunya dan memegang pundak sang ibu.
Soo Rin mengangguk menatap wajah sang anak.
"Ya, kau benar. Kau adalah anak tersayang ibu, terima kasih Tae. Kau mau berada di sisi ibu.."
Taehyung tersenyum, dan memeluk sang ibu. Tanpa di sadari Soo Rin, Taehyung tersenyum kemenangan karena ia berhasil menyingkirkan adiknya yang bisu dan kakaknya yang menyebalkan.
"Selamat tinggal bisu.."
..............
Di dalam mobil...
"Jungkook, kau tak apa?" tanya Suga yang masih fokus dengan menyetirnya. Namun terbesit rasa khawatir terhadap sang adik.
Jungkook tersenyum, menatap ke arah sang kakak.
"Maaf, kakak membawamu pergi tiba-tiba." Ucap Suga.
Jungkook tersenyum memegang pundak sang kakak, Suga menoleh menatap bola mata sang adik yang menyiratkan isyarat tersembunyi 'aku tak apa'.
Jungkook kini mengedarkan pandangannya ke arah kaca mobil melihat pemandangan kota Seoul yang indah. Namun, dalam pikirannya ia bingung dan bimbang. Apa yang akan terjadi dengan ayah jika mengetahui kekacauan ini semua.
Suga menoleh ke arah sang adik, melihat raut bingung sanga adik membuat Suga akhirnya menepikan mobilnya. Jungkook mengarahkan pandangannya ke arah sang kakak.
"Jungkook apa yang kau pikirkan?"
Jungkook menggerakan tangannya.
"Kakak... bagaimana dengan ayah? Jungkook takut ayah pasti akan khawatir.."
Suga mengulas senyumnya, mengacak rambut hitam sang adik.
"Kakak akan menjelaskan semuanya pada ayah, kau jangan khawatir." Suga menenangkan sang adik.
Jungkook menganggukan kepalanya, mengulas senyumnya.
Suga mengulas senyumnya. Tak lama ia menghidupkan mesinnya mencari tempat dimana mereka akan tidur dan tinggal untuk sementara ini.
...........
(Taehyung **** POV)
Kini aku duduk bersantai di ruang televisi. Menikmati acara di depanku, apa kalian tahu bagaimana suasana hatiku saat ini? rasanya aku merasa bahagia dan hidup bagaikan di surga. Bagiamana tidak akhirnya, tidak ada bisu disini, dan kakakku yang menyebalkan.
Bahkan aku bisa menikmati fasilitas rumah ini sepuaskua, aku merasa beruntung.
Tak lama aku merogoh ponselku, mencari kontak seseorang.
...>...
"Halo, Jim aku akan mengadakan pesta malam ini..."
"...."
"Ya, dan kuharap kau ajak teman-teman. Aku akan merayakan pesta besar..."
"..."
"Baik, aku percayakan semuanya padamu."
Pip...
Dengan segera aku menutup ponselku dan menaruhnya asal, meminum minuman yang aku sukai.
...........
(Author **** POV)
Pukul 03.00 sore
Tak terasa waktu menunjukan malam hari, terlihat di sebuah rumah kecil di perkomplekan pinggir kota terlihat dua namja tampan yang memasuki rumah itu.
"Akhirnya kita menemukan tempat tinggal..." ucap Suga tak lupa dengan senyumnya.
Jungkook tersenyum dan ikut masuk menyusul sang kakak. Keduanya melihat keadaan di rumah tersebut.
"Nah Jungkook, maaf ya mungkin tempat ini tidak sebesar rumah kita.. ehh kakak hanya bisa menyewa rumah sederhana ini, karena uang kakak hanya sedikit."
Jungkook mengulas senyumnya, dan menggerakan tangannya.
"Tidak apa kak, Jungkook senang..."
Suga tersenyum dan mengacak surai hitam sang adik. Lalu namja tampan itu, menaruh tasnya.
Jungkook mengitari pandangannya melihat sekelilingnya, terlihat di dalamnya ruangan yang sederhana tidak terlalu besar dan hanya beberapa peralatan meski tidak sebanyak rumahnya. Ya.... setidaknya Jungkook masih bersama sang kakak.
"Jungkook..."
Jungkook menoleh ke arah sang kakak, ketika namanya dipanggil.
"Ayo duduk disini disamping kakak..." ucap Suga menepuk-nepuk sofa di sampingnya.
Dengan segera Jungkook duduk di sebelah sang kakak, dan mendongak menatap wajah sang kakak.
Tak lama Suga mengambil sebuah plester dan menempelkannya di jemari sang adik yang terluka.
"Aigoo kenapa kau tidak memberi tahu kakak tentang luka sekecil ini, hem?"
Suga tersenyum, tangannya sibuk memasang plester di jemari sanga adik dengan luka sayatan kecil.
"Kau tahu, kakak... tak akan membiarkan kau terluka. Jadi jangan pernah menolak atau pun menyembunyikan rasa sakitmu, oke..."
Jungkook diam mendengar apa yang dikatakan kakaknya. Padahal ia tahu, luka ditangannya tidak sebesar luka yang dimiliki sang kakak. Tak lama Jungkook menyentuh pipi Suga, melihat pipi yang memerah itu.
Suga terdiam sejenak menatap sang adik, dan tersenyum.
"Tak apa, tidak sakit kok..." Suga tahu kalau adiknya sangat khawatir.
Jungkook meneteskan air matanya, menangis terisak. Membuat Suga panik tiba-tiba...
"Jungkook? Kenapa kau menangis, hei? Apa ada yang sakit?"
Jungkook menundukan kepalanya, ya.... dia sakit, sangat sakit melihat kakaknya yang menderita akibat dirinya. Karena dirinya kakaknya harus menerima ini.
Tubuh Jungkook bergetar hebat, isakannya semakin kencang. Ia sedih ia bingung, kenapa setiap orang yang ia sayangi yang dekat dengan dirinya akan merasakan penderitaan ini.
Greeppp...
Kini Jungkook jatuh dalam pelukan Suga, saat namja tampan itu menarik adiknya dalam peluakannya.
"Jungkook, berhentilah menangis.... apa kau tidak lelah, hem?" tanya Suga menepuk-nepuk punggung sang adik.
Jungkook melepaskan pelukan sang kakak, mengusap air matanya. menatap wajah sang kakak dengan kelopak sembabnya. Dan menggerakan tangannya.
"Maafkan Jungkook, kakak... kak Suga seperti ini karena aku.."
"Jungkook, apa yang kau katakan? Ini bukan salahmu..."
"Tapi kak, kakak menderita, dibenci ibu, dipukuli kak Tae, dan diusir ini semua karena aku kak..." Jungkook semakin terisak, bahkan tubuhnya gemetar.
Suga menahan air matanya, oh tidak... ia membuat adiknya menangis. Jungkook pikir semua ini karena dirinya, padahal bukan. Ini sudah keputusannya, keputusan yang terbaik untuknya dan adiknya.
"Jungkook memang pembawa sial..." Jungkook menggerakan tangannya sampai bergetar.
"Kenapa kakak waktu itu, mencegah aku bunuh diri kak? Kenapa? Kenapa tidak membiarkan Jungkook mati...?" lanjut Jungkook dengan isyaratnya.
"hiksss....hikssss...." Jungkook menangis hebat.
"Jungkook..."
"Seharusnya Jungkook mati saja, dari pada kakak menderita..." tangan Jungkook bergetar hebat.
"Jungkook, jangan berkata seperti itu. kakak menyayangimu Jungkook..." Suga memegang pundak sang adik. Dapat ia rasakan pundak adiknya yang bergetar karena isakannya.
"Jungkook tak pantas di dunia ini, aku hanya bisu, aku aib... aku pembawa sial..."
"Cukup..."
Suga menghentikan pergerakan jemari adiknya, ia tidak ingin tahu apa yang akan diisyaratkan sang adik. Ia tidak ingin tahu.
"Kau adalah adik yang kusayangi.. jangan salahkan dirimu. Ini adalah keinginanku, agar bisa menjagamu..." ucap Suga mengulas senyumnya.
"Kemanapun kakak akan selalu bersamamu, menjagamu karena kakak sudah janji padamu.."
Suga memegang kedua pundak Jungkook erat.
"Dan kau jangan bicara tentang kematian, jika kau melakukan hal nekat seperti waktu itu. kakak tidak bisa memaafkan kakak sendiri."
Jungkook mendongak menatap wajah sendu sang kakak meski kakaknya tersenyum.
"Jangan berpikiran untuk mati, karena kakak pasti akan mengikutimu..."
Jungkook tersentak mendengar apa yang dikatakan sang kakak, ia langsung menggelengkan kepalanya. Menolak apa yang dikatakan kakaknya di kalimat terakhir tadi.
"Kakak..."
Jungkook meneteskan air matanya, entah kenapa hatinya pilu mendengar ucapan sang kakak.
Suga menjatuhkan kepala adiknya ke dalam pelukan sang kakak.
"Menangislah, menangislah dik... kakak akan selalu menerima air matamu.."
Tanpa disadari Suga menjatuhkan air matanya.
"Hikksss.....hikssss....."
Jungkook menangis, ia menumpahkan seluruh air matanya. tubuhnya bergetar hebat, isakannya semakin kencang. Dapat dirasakan tubuhnya di peluk sang kakak erat. Seakan-akan kakaknya takut akan kehilangan dirinya.
Ya rumah kecil itu adalah saksi bisu kesedihan Jungkook selama ini, kesedihan yang sudah memuncak. Juga sebagai saksi dimana seorang kakak, Suga yang begitu kuatnya menjaga dan melindungi sang adik, meski dirinya juga kini sedang berjuang melawan sakitnya. Sakit yang dapat merenggut nyawanya kapan saja. Sakit yang dapat mengambilnya dari dunia ini. sakit yang dapat memisahkan dirinya dengan sang adik.
"Jungkook, menayayangimu kak..."
"kakak sayang padamu Jungkook..."
Seakan mereka tahu akan isi hati mereka, mereka mengucapkan rasa sayang persaudaraan mereka dari hati ke hati. Tuhan maha adil, karena Jungkook telah di berikan sang kakak yang begitu menyayanginya, kakak yang akan menopang dirinya saat ia roboh. Membantunya kuat menghadapi hidup di balik kekurangannya.
.........
"Aku mencoba tersenyum meski hati ini sakit. Aku mencoba tegar meski hatiku rapuh. Aku selalu kuat meski hatiku menangis. Mencoba kuat dan mampu menghadapi dunia yang kejam, yang hanya memandang sebelah mata. Dipandang sebagai aib oleh bagian kelaurgamu sendiri, apalagi oleh wanita yang melahirkanmu dengan panggilan ibu. Dan saudara yang lahir di rahim yang sama, saudara kandung yang harusnya menyayangi satu sama lain. Meski menyakitkan... Tapi aku tidak bisa membenci mereka karena aku menyayangi mereka. Sampai kapanpun rasa sayangku akan selalu besar untuk mereka. Meski...rasa benci mereka padaku lebih besar."
- Jeon Jungkook -
........
Hai semua author sengaja kasih nih lagu [밍핼FMV] 다비치 (Davichi) - '그대를 잊는다는 건' (Forgetting You), entah kenapa nih lagu feel banget waktu author nulis nih chap. sebagai bonusnya kaluan bisa nyanyi setelah baca chap ini. semoga kalian suka, selamat mendengarkan ^_^
https://youtu.be/hP9WAzJ6w-c
Hai semua author kembali dengan chap ini, berhubung author lagi mood bikin sad story jadinya nih chap muncul. Oh ya btw semoga nih chap feelnya dapat ya.. author udah usaha yang terbaik buat bikin cerita ini.
Maaf kalau typo, gaje atau apalah...
Jangan lupa vommentnya kawan, karena dua hal itu semangat author... untuk terus melanjutkan nih chap...
Maaf ya karena para cast makin ternista...
Sekian dari saya, bye... sampai jumpa ^_^
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro