Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4. Is This Medicine Or Poison?

Yunho tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dunia saat ini.

Baru saja penyihir sayur alias Park Seonghwa menghubunginya, bertanya apakah Yunho senggang dijam makan siang. Kemarin, Mingi berkonsultasi perihal asmara, kali ini apa yang akan Seonghwa tanyakan? Konsultasi kesehatan?

Karena jujur Yunho muak dengan keduanya, tetapi Yunho memilih untuk menerima ajakan Seonghwa dan bertemu pukul dua belas nanti di kedai kopi milik San. Ngomong-ngomong, Yunho yang memilih tempatnya, karena ia tahu Seonghwa pasti akan memilih restoran dengan menu sayur dan rumput.

Seonghwa sudah sampai lebih dahulu ketika Yunho memasuki kedai kopi milik San. Yunho melirik San dengan ekor mata, pemuda bermarga Choi itu tidak berkomentar apa-apa namun Yunho tahu San diam-diam mengawasi.

"Hai, maaf aku terlambat, perpustakaan cukup ramai hari ini."

Bohong, mulai dari buka sampai istirahat makan siang pun hanya ada tiga orang pengunjung. Yunho hanya malas dan mengulur waktu untuk bertemu Seonghwa.

"Bukan masalah," Seonghwa tersenyum, "Pesanlah terlebih dahulu, Yunho." Tangan kanan Seonghwa menyodorkan buku menu ke hadapan Yunho.

"Aku iced coffee saja, kau?" Detik berikutnya, Yunho menepuk dahi, "Oh iya aku lupa jika kau sedang diet. Harusnya aku tidak mengajakmu ke sini."

Seonghwa tertawa canggung, "Tidak apa-apa kok, aku sudah pesan lemon tea."

Sesudah memesan, Yunho mengalihkan atensinya pada Seonghwa, "Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?"

"Uhm, ini cukup memalukan."

Jika Seonghwa mengatakan perihal bercinta sampai kelelahan Yunho bersumpah akan--

"Hal-hal apa saja yang disukai Mingi?"

Eh?

"Kenapa bertanya padaku? Kau pacarnya kan?"

Seonghwa terlihat gugup, "Kami belum berpacaran selama itu jadi aku belum tahu banyak tentang Mingi."

Satu kata yang terlintas di kepala Yunho adalah aneh, tetapi Yunho memilih untuk diam dan pura-pura berpikir.

"Hmm apa ya? Mingi itu suka membaca buku, Mingi suka aneka masakan ayam, terkadang Mingi juga suka menghabiskan waktu dengan bermain game."

Yunho dapat melihat Seonghwa mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Memangnya kenapa?"

"Aku hanya sedang mencari hadiah yang cocok untuknya, kau tahu, minggu depan adalah hari ulang tahun Mingi."

San datang lalu menyajikan dua gelas minuman untuk Seonghwa dan Yunho, sesaat netra keduanya bertemu namun Yunho memberi kode agar menyuruh San cepat-cepat pergi.

"Terima kasih, San." Ujar Seonghwa yang dibalas senyuman manis dengan lesung pipi oleh pria bermarga Choi itu.

"Menurutmu, hadiah apa yang akan disukai olehnya? Kau tahu, Mingi sudah punya segalanya di rumah. Buku, game, fasilitas olahraga dan aku."

Yunho ingin muntah mendengarnya kepercayaan diri Seonghwa.

"Kalau begitu berikan saja dirimu."

"Eh?"

Senyum miring bersarang di sudut bibir Yunho, "Berikan saja dirimu, kau sendiri yang bilang Mingi punya hasrat lelaki yang besar sampai-sampai kalian berdua 'kelelahan'. Beli lingerie, pakai saat malam ulang tahunnya, Mingi pasti akan sangat tersanjung."

Kedua mata Seonghwa mengerjap polos, "Benarkah begitu?"

"Ya, itu saran dariku tetapi kau tidak akan tahu sebelum mencobanya kan?"

"Kau benar." Seonghwa mengulurkan tangan kanannya, "Terima kasih sudah membantuku, Yunho."

Lelaki bermarga Jeong itu menyambut uluran tangan Seonghwa, "Kembali kasih, itulah gunanya teman."

──✧*:・゚☄.*. ☄⋆ *:・゚✧──

"Kau gila."

Dua kata yang langsung San lontarkan ketika Yunho selesai bercerita.

Seonghwa pulang lebih dahulu dengan alasan harus segera pergi ke gym, pasti ia menyesal telah memesan lemon tea tadi. Yunho berani bertaruh bahwa sesampainya di rumah, Seonghwa langsung memuntahkan isi perutnya.

"Mereka yang berpacaran tetapi aku yang repot." Dengus Yunho, "Lagipula kenapa tidak bertanya pada yang lain sih? Hongjoong atau Yeosang? Aku tidak pandai dalam urusan percintaan."

"Tetapi kau memberi Seonghwa dan Mingi sex education."

"Kalau urusan itu sih aku juara umum olimpiade."

"Sial."

Keduanya terkekeh ringan, San menyodorkan sebatang rokok yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Yunho.

"Tidak merokok lagi?"

Yunho menggeleng, "Sudah mulai mengurangi."

"Huh? Kenapa?"

"Merokok membuat kualitas sperma menjadi buruk."

San melayangkan satu pukulan ringan pada leher Yunho, "Bisakah kau tidak membahas seks untuk satu menit saja?"

Pemuda Jeong itu tergelak, "They didn't call me YunHoe for nothing."

Lalu keduanya terdiam, San menikmati isapan rokoknya sementara Yunho larut dalam pikirannya.

"Aku semakin ingin membongkar semuanya, kau tahu, Seonghwa dan Mingi." San membuang puntung rokok ke lantai lalu diinjak dengan sepatunya, "Semakin hari mereka semakin aneh."

"Kau benar, mereka tinggal bersama, mereka memanggil satu sama lain dengan kata 'sayang', mereka berhubungan seks, tetapi Seonghwa bahkan tidak tahu apa yang Mingi sukai?"

San mengalihkan pandangannya untuk menatap Yunho lebih jelas, "Tunggu sebentar."

"Apa?"

"Jangan-jangan, Seonghwa mengujimu."

Yunho memiringkan kepalanya tanda tidak mengerti.

"Ia sengaja bertanya tentang apa yang Mingi sukai untuk menjebakmu, Seonghwa ingin melihat seberapa jauh kau menyukai kekasihnya."

"Aku tidak menyukai Mingi."

"Tetapi kau masuk ke dalam jebakannya."

Sekujur gigi Yunho bergemeletuk, hatinya terasa panas sekarang. Park Seonghwa sialan. "Kalau memang ia menjebakku, Seonghwa benar-benar naif." Tukas Yunho, "Tetapi jika tidak, ia benar-benar idiot."

San terkekeh mendengarnya, ia tidak habis pikir bagaimana bisa Yunho terjebak dengan dua sejoli yang hubungannya cukup memusingkan.

Tetapi untuk saat ini, San sangat menikmati drama picisan yang cukup asyik dimatanya. Drama antara Yunho, Mingi, dan Seonghwa.

──✧*:・゚☄.*. ☄⋆ *:・゚✧──


A/N :

ATEEZ ONESHOT BXB 13K++ READS?

Tbh, aku gak nyangka yang baca bakal nyampe segitu, apalagi karena bukunya udah tamat tapi ternyata masih ada yang mau baca 😭

Thank you so much, aku terharu 🥲💖

ps : doain secepatnya ada buku oneshot jilid 2 ya 🤭

-yeosha

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro