Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. A Night To Remember

nb : chapter yang panjang dan cukup penting, tapi aku jamin kalian gak akan bosen dengan chapter ini karena.... hehehe prepare yourself 🤭

Oh iya, sambil dengerin lagu di mulmed biar lebih nge feel ya 😙

Menikah selalu ada dalam bucket list hidup Yunho, memang bukan diurutan pertama (karena diurutan pertama bucket list Yunho adalah menikmati caviar di Prancis), namun ia selalu antusias ketika membahas pernikahan.

Yunho selalu ingin menikah, impiannya saat di sekolah menengah atas adalah melangsungkan pesta pernikahan dengan konsep garden party dengan Tom Holland sebagai suaminya.

Yang Yunho tahu hal itu sangat mustahil.

Dulu, Yunho berpikir bahwa menikah itu hanya sekedar berciuman dialtar, berdansa dengan partner hidupmu, lalu melakukan 'kegiatan' malam pertama.

Tapi ternyata, Yunho salah.

Setelah Mingi melamar Yunho, mereka sepakat menikah empat bulan setelahnya. Terlalu cepat terutama bagi Yunho, Mingi menawarkan apakah harus diundur beberapa bulan lagi namun Yunho bersikeras bahwa ia akan baik-baik saja. Mereka akan baik-baik saja.

Keduanya meminta teman-teman terdekat alias grup gosip--termasuk seorang Park Seonghwa--untuk berkumpul di kedai kopi milik San. Mereka sempat kebingungan sampai akhirnya Mingi dan Yunho mengeluarkan enam amplop undangan di atas meja.

"Kami akan menikah." Mingi memperjelas karena melihat keenam wajah temannya yang kebingungan.

Wooyounglah yang pertama kali bersorak, memeluk Yunho dan Mingi secara bergantian.

"Selamat! Selamat!" Wooyoung mengecup singkat pipi Yunho, membuat Mingi mendelik melihatnya.

"Bukankah kemarin kalian bertengkar? Kenapa sekarang tiba-tiba ingin menikah?" Tanya Jongho.

"Heol, mereka memang sudah waktunya menikah!" Balas Yeosang kemudian memeluk Yunho, "Congrats, I'm so happy for you two."

Yunho menggumamkan terima kasih hingga kemudian pandangannya jatuh pada Seonghwa. Lelaki Park itu tersenyum, indah sekali, ia bangkit lalu memeluk Yunho dengan erat.

"Selamat, Yunho."

Yunho balas memeluk Seonghwa.  Temannya. Sahabatnya.

"Aku tebak, kau sudah menaklukan hati kedua orang tua Mingi?" Tanya Seonghwa dengan kedua alis dinaikturunkan.

"Yunho langsung membuat orang tuaku luluh," Mingi berucap dengan bangga, "Ibuku langsung menyukainya ketika aku membawa Yunho ke rumah. Mereka mengobrol lama sekali, aku sampai diabaikan."

San berdecih melihat raut wajah Mingi yang sedang memanyukan bibirnya, menatap Yunho seakan meminta dikasihani.

"Bagaimana konsep pernikahan kalian nanti?" Hongjoong buka suara setelah sekian lama menutup mulut.

"Pemberkatan di gereja lalu dilanjut dengan pesta kebun, semuanya permintaan Yunho."

"Oh satu lagi!" Yunho berseru, "Kalian semua akan menjadi groomsmen."

Kelima pria itu bersorak, kecuali Seonghwa. Ia mengerjap sambil menatap Yunho dan Mingi bergantian.

"Aku termasuk?"

"Tentu saja," Yunho mengusap telapak tangan Seonghwa perlahan, "Kau bagian dari kami sekarang."

Begitulah kejadian ketika Yunho dan Mingi memberitahu teman-temannya. Menggelikan ketika diingat, tetapi saat melihat mereka berjejer dengan jas berwarna biru tua membalut tubuh masing-masing, Yunho tersenyum. Ia memegang lengan ayahnya, berjalan di altar dengan amat percaya diri.

Tunangannya berdiri di ujung sana, Yunho bisa lihat Mingi tersenyum sambil menitikkan air mata, terlebih saat ayah Yunho melepas genggamannya untuk menyerahkan anak laki-lakinya pada Mingi.

"You look amazing," Mingi masih sempat berbisik, "I'm so lucky to be your husband."

"Not yet, Mr. Song." Yunho terkikik, ia menggenggam kedua tangan milik kekasih hatinya, membuat Mingi tersenyum lalu berucap..

"I, Song Mingi, take you, Jeong Yunho, for my lawful husband, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and health, until death do us part."

Yunho selalu membayangkan tentang mengucap janji suci sejak ia SMP, dulu Yunho berpikir pasti rasanya menyenangkan sekali. Berbanding terbalik dengan yang ia rasakan sekarang, Yunho gugup tapi ia tidak ragu, tidak terbata, ia berterus terang dengan senyum yang benderang.

"I, Jeong Yunho, take you, Song Mingi, to be my husband. I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love and honor you all the days of my life."

"And now, I pronounce you husband and husband. You may kiss the groom."

Mingi menangkup wajah Yunho, "You are mine, forever..."

Yunho tersenyum, "And always."

Mingi dan Yunho resmi menikah, dihadapan Tuhan, Gereja, sanak saudara, keluarga, dan teman-teman. Keduanya berciuman, dengan sorak penuh semangat dan sukacita di sekitarnya. Yunho bisa merasakan Mingi tersenyum di antara ciuman mereka.

Not their first, not their last, but a kiss that they would remember forever.

──✧*:・゚☄.*. ☄⋆ *:・゚✧──

Sehabis pemberkatan di gereja, Yunho dan Mingi melanjutkan dengan pesta kebun. Cuaca hari ini cukup cerah sehingga kedua mempelai pria tidak khawatir akan datangnya hujan.

"Kau tahu? Kau terlihat tampan sekali." Bisik Yunho pada Mingi yang kini sedang meneguk segelas sampanye.

"Benarkah?"

"Hmm hmm."

"Aku harus lebih sering menggunakan jas kalau begitu," Mingi memajukan wajahnya untuk memagut bibir Yunho, "Your lips, I'm addicted."

"Ehem ehem, wahai pengantin baru, dimohon untuk bersabar dan menunda kegiatan enam sembilan---AWWW!"

San datang lalu menyentil ujung bibir Wooyoung yang mulai berbicara melantur.

"Kalian cocok, ayo berkencan." Ucap Yeosang.

"Ide bagus, mungkin bisa berlanjut ke pernikahan." Tambah Jongho.

"Bagaimana jika kau katakan hal itu pada tangan kananmu yang sedang mengusap paha Kang Yeosang?" Sarkas San yang langsung diberi tatapan mematikan oleh Jongho, tetapi tangannya tidak berhenti, malah semakin gencar mengusap paha dalam Yeosang. Pria bermarga Kang itu sendiri tidak peduli dan hanya menyesap sampanyenya dengan tenang.

"Kau mau berdansa?" Tawar Mingi, telapak tangan kanannya terbuka dihadapan Yunho.

"Tentu." Yunho tersenyum, meraih uluran tangan Mingi dengan jantung berdebar-debar. "Tunggu, Jongho akan bernyanyi untuk kita?"

"Kurasa begitu," Mingi memfokuskan pandangannya pada Yunho, "Just dance with me, okay?"

Mengalungkan kedua lengannya di leher suaminya sementara tangan Mingi merambat untuk merengkuh pinggang Yunho, keduanya mulai menggerakkan kaki diiringi alunan musik.

When your legs don't work like they used to before
And I can't sweep you off of your feet
Will your mouth still remember the taste of my love
Will your eyes still smile from your cheeks

"My favorite song with my favorite person." Mingi kembali memagut singkat bibir Yunho.

Suara Jongho kembali mengalun, Yunho memilih untuk menaruh kepalanya di bahu Mingi. Yunho ingin menangis, tetapi bukan menangis karena ia sedih. Ia terharu, mengingat fakta bahwa dirinya dan Mingi telah bersatu.

And darling I will be loving you 'til we're 70
And baby my heart could still fall as hard at 23
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe just the touch of a hand
Oh me I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am
So honey now...

"Take me into your loving arms,"

Mingi bernyanyi untuknya, menangkup wajah Yunho sambil mengusap air mata yang nyaris jatuh.

"Kiss me under the light of a thousand stars."

Kemudian membawa bibir Yunho untuk memagutnya dalam, di tengah lantai dansa, suara Jongho masih terdengar lembut mengiringi ciuman keduanya.

Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
Maybe we found love right where we are

''Words can't describe how much I love you, Mingi." Ucap Yunho ketika pagutan keduanya terlepas.

"I know," Mingi tersenyum, mengusap bibir bawah suaminya dengan ibu jari secara perlahan, "I love you, Song Yunho."

──✧*:・゚☄.*. ☄⋆ *:・゚✧──

Para tamu dan keluarga dipersilahkan untuk berdansa jika ingin, membuat San langsung menarik tangan Wooyoung dan memaksa lelaki Jung itu untuk berdansa sementara Wooyoung menggerutu karena ia masih ingin menikmati kue mangkuk sebagai pencuci mulut.

Leedo datang bersama Hwanwoong, kolega Mingi tersebut tampak merengkuh pinggang Hwanwoong posesif, seakan mendeklarkan bahwa pria yang lebih kecil adalah miliknya.

Choi Jongho turun dari panggung setelah menyanyikan satu buah lagu, ia menawarkan Kang Yeosang untuk berdansa bersama. Tentu saja Yeosang menerima dengan senang hati. Kini, keduanya sudah berdiri di lantai dansa, saling memandang penuh cinta.

"Kau tidak berdansa?"

Seonghwa mendongak, mendapati Kim Hongjoong berdiri dengan segelas sampanye tersemat diantara jari jemarinya.

"Aku tidak pernah berdansa."

"Mengapa?"

"Karena aku tidak bisa melakukannya," ucap Seonghwa, ''Aku tidak tahu bagaimana kakiku harus melangkah sesuai dengan tempo yang benar."

"Aku bisa mengajarimu," Meletakkan gelas sampanyenya di meja, tangan kanan Hongjoong terbuka dihadapan lelaki Park itu, "Seonghwa, maukah kau berdansa denganku?"

Mungkin ia ragu, tetapi tidak lama. Hanya butuh beberapa detik sampai Seonghwa menyunggingkan senyum dan meraih uluran tangan Hongjoong.

"Tentu."

──✧*:・゚☄.*. ☄⋆ *:・゚✧──

Happy Wedding Yunho & Mingi 💐

Chapter ini adalah chapter favoritku di buku Playing With Fire ughhh 😍

Btw, belom tamat ya ceritanya 😋

-yeosha

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro