FIRST DAY
Tangan Ophelia nampak sibuk menyentuh keyboard, kedua matanya fokus menatap layar tab ia sudah bergumul dengan naskah yang sedang ia ketik sejak pagi hingga sekarang pukul sembilan malam. Hari ini sebenarnya Ophelia sedang libur bekerja tetapi wanita itu lebih memilih menghabiskan waktu liburnya untuk mengetik naskah yang diikut sertakan dalam audisi. Dalam persyaratan audisi dikatakan naskah harus sudah diserahkan akhir bulan ini dan itu berarti ia memiliki waktu sebulan untuk menyelesaikan naskah itu.
Ophelia melirik jam di atas nakas dan menghentikan kegiatan mengetiknya sejenak. Ophelia melakukan sedikit peregangan untuk melemaskan badannya yang sedari tadi terduduk di kursi. Ophelia bangkit dari kursi dan memasuki dapur. Wanita itu memutuskan untuk memasak makan malamnya berhubung perutnya sudah terasa keroncongan. Ophelia harus mengisi energinya terlebih dahulu sebelum melanjutkan pekerjaannya.
Aroma spaghetti bercampur dengan saus bolognese menguar di dalam dapur membuat air liur Ophelia semakin menetes saja. Ophelia menelan ludah saat memindahkan spaghetti yang sudah matang itu ke dalam piring. Cepat cepat ia mengambil air dan membawanya ke meja makan. Sedetik kemudian ia memakan hasil masakannya dengan lahap.
"Astaga, aku sangat kekenyangan," ucap Ophelia sembari mengusap perutnya yang mengembung karena kekenyangan.
Setelah selesai makan wanita itu lantas mencuci piring bekas pakainya dan membersihkan dirinya. Ophelia kembali duduk di kursi masih dengan rambut basahnya yang tergulung handuk. Wanita itu lanjut mengetik naskahnya.
Suasana malam ini terasa sangat sunyi dan tidak terdengar satupun deru kendaraan dari jalan raya tetapi suara bising dari sentuhan jemari Ophelia pada keyboardnya masih terdengar di dalam kamar. Bahkan satu-satunya cahaya lampu yang terlihat masih menyala hanya dari kamar Ophelia saja sedangkan penghuni flat lainnya sudah berada di dunia mimpi.
Lima menit kemudian saat jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari barulah Ophelia menyudahi pekerjaannya dan wanita itu memutuskan untuk pergi tidur. Ophelia mengatur alarm agar ia bisa bangun di jam delapan pagi karena besok ia harus tetap bekerja dan Ophelia tidak mau datang terlambat. Jangan sampai Neyna memarahi dirinya karena datang terlambat. Neyna sangat benci pada karyawan yang tidak disiplin.
***
"Aku tebak kemarin kau pasti tidak tidur ya," ucap Laura sambil memerhatikan kuku palsunya yang baru ia pasang kemarin.
"Berhentilah menebak Laura karena kau memang benar. Bukankah kau tahu rutinitas ku setiap hari." Ophelia menopangkan dagunya dengan satu tangan yang tertumpu pada rak buku.
"Cup cup cup kau harus tetap semangat Ophelia demi masa depan yang lebih cerah." Laura berdecak dan mengelus puncak kepala Ophelia pelan.
"Apakah kalian sudah selesai bergosip? Apa kalian tidak melihat ada pelanggan yang datang, cepat layani mereka." Neyna yang sedari tadi memerhatikan mereka dari tempat duduknya menginterupsi.
"Baik laksanakan Nyonya Neyna," sahut Laura melenggang dari sana dengan Ophelia yang mengekor dibelakangnya.
"Ck sungguh heran setiap kalian bertemu selalu saja ada yang digosipkan." Neyna menggeleng pelan dan menaikkan kaca matanya.
"Dasar wanita tua Bangka." Laura mengumpat pelan.
"Hustt, nanti dia mendengarnya." Ophelia menyenggol lengan Laura sambil berbisik.
"Biarkan saja lagipula wanita tua itu tidak akan berani memecat kita," ucap Laura penuh percaya diri.
"Kenapa kau begitu yakin?"
"Karena jika ia berani memecat kita, kita laporkan saja ia ke polisi bahwa selama bekerja ia berlaku tidak baik dengan kita."
"Dasar kau ini."
"Aku beli ini satu dan aku membayar menggunakan ini." Seorang wanita berambut hitam lurus itu menyerahkan satu buku pada Ophelia beserta kartu debit berwarna hitam.
"Oh baiklah terima kasih." Ophelia tersenyum sembari meraih kartu itu dan membungkus buku yang dibeli wanita tadi.
"Sama-sama," ucap si pelanggan sambil mengambil bukunya lalu pergi dari sana.
"Hei Ophelia apa kau tidak merasa wanita tadi memandang kita dengan sinis." Laura berbisik sambil menatap punggung si pelanggan hingga menghilang dari balik pintu toko.
"Mungkin hanya perasaanmu saja Laura," sahut Ophelia dan Laura hanya beroh ria menanggapinya.
***
"Sepertinya kau yakin kau akan menang audisi kali ini," ucap wanita berambut pendek itu sambil memainkan ponselnya.
"Tentu saja kau tahu sendiri bagaimana kemampuanku di dalam menulis naskah," sahut temannya yang duduk di sampingnya masih sibuk dengan laptop di depannya.
"Aku suka dengan rasa percaya dirimu Odhelia." Wanita berambut pendek itu menaruh ponselnya dan duduk bersila di atas ranjang.
"Tentu saja jadi kau jangan coba-coba meremehkan kemampuanku Ariel." Odhelia memutar bola matanya masih fokus dengan naskah yang di ketiknya.
"Maafkan kelancanganku Tuan Putri," sahut Ariel terkekeh.
Odhelia melirik Ariel dari sudut matanya dan berdecak. Ia tak terima diremehkan selama ini ia memiliki kemampuan yang tidak bisa dipandang sebelah mata soal nulis menulis cerita novel. Walaupun dia masih terbilang pemula di dunia Literasi tetapi kemampuannya dalam menulis novel sangat di gemari oleh para reader.
Buktinya selama ini novel novel yang sudah ditulisnya memiliki banyak penggemar di platform online. Banyak reader yang memuji hasil tulisan yang di publish ya di platform online. Jadi Odhelia sangat yakin audisi kali ini ia pasti akan menjadi pemenangnya.
Odhelia Nachelle selain suka menulis novel, wanita itu juga sangat hobi berbelanja seperti kebanyakan wanita lainnya. Memiliki latar belakang keluarga yang cukup kaya ia bisa dikategorikan memiliki pergaulan yang sosialita. Ayahnya yang bekerja sebagai CEO di salah satu perusahaan mobil dan juga ibunya yang seorang dosen membuatnya hidup bergelimang harta bagaikan Tuan Putri.
Odhelia saat ini tercatat sebagai salah satu mahasiswi aktif di Universitas Harvard. Ia memilih jurusan ekonomi, disela-sela kuliahnya itu Odhelia menyempatkan diri untuk menulis novel dan mempostingnya di aplikasi MyStory platform online yang sangat digemari khalayak untuk membaca novel dengan berbagai genre.
Kemarin saat ia merasa bosan dan Odhelia iseng membuka instagramnya ia tidak sengaja menemukan akun dari Penerbit MaviBook memposting pemberitahuan bahwa penerbit itu sedang mengadakan audisi menulis dan mencari naskah terbaik untuk dijadikan pemenang dan diterbitkan langsung di sana. Selain itu pemenang juga akan mendapatkan reward berupa sejumlah uang dan sertifikat online bahwa menyatakan si penulis sudah menjadi pemenang dari ribuan naskah yang masuk dan di nilai oleh tim penilai.
Mata Odhelia langsung berbinar saat membaca postingan itu, ini saatnya Odhelia memberikan pembuktian pada semua fansnya bahwa ia bisa mengalahkan penulis manapun dengan kemampuannya selama ini. Walaupun ia sudah memiliki banyak penggemar ia juga harus tetap memperlihatkan pada penggemarnya bahwa Odhelia tidak terkalahkan oleh siapapun titik.
Untuk hadiah uang yang akan diterimanya nanti sebagai pemenang Odhelia tidak menghiraukannya karena selama ini ia tidak pernah kekurangan uang sedikitpun. Odhelia tidak melihat nilai uang yang akan diterimanya nanti. Yang terpenting bagi Odhelia adalah namanya akan terpampang di toko buku manapun saat dirinya menjadi pemenang dan naskahnya di terbitkan.
"Ariel cepat ambilkan aku minum aku sangat haus." Perintah Odhelia pada Ariel yang sedang mengecat kukunya dengan kutek warna merah.
Ariel mendengus dan menutup botol kutek di tangannya itu. "Bukankah di sebelahmu ada botol minummu Odhelia."
"Botol minumku sudah kosong, cepat ambilkan aku minum ke dapur." Perintah Odhelia sekali lagi menghentikan kegiatan menulisnya. Kali ini Odhelia menatap tajam pada Ariel yang masih duduk bersila di atas ranjang.
"Sekarang?" tanya Ariel menaruh kutek ke atas nakas.
"Tidak Ariel, tahun depan! Tentu saja sekarang bukankah aku sudah mengatakan jika aku sedang kehausan." Odhelia mendelik dan melipat kedua tangannya di dada. Odhelia menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Baiklah Tuan Putri." Ariel mengalah dan turun dari ranjang kemudian mengambil botol minum berwarna merah jambu di sebelah laptop.
"Eh Ariel tunggu." Panggil Odhelia saat Ariel sudah hampir mencapai pintu.
"Sekarang apalagi Odhelia?" Ariel mengembuskan napas dan berbalik.
"Sekalian ambilkan aku biskuit aku tiba-tiba ingin ngemil juga."
"Apa ada lagi Tuan Putri." Ariel memastikan kembali keinginan Odhelia.
"Emm, tidak aku rasa hanya itu saja." Odhelia menggeleng pelan dan tersenyum manis semanis gula batu. Iya semanis gula batu, gula untuk dimakan sedangkan batu untuk melempar kepala Odhelia!
"Baik kalau begitu aku pergi ke dapur sekarang." Ariel berbalik dan keluar dari kamar.
Sementara Ariel mengambilkan Odhelia air minum wanita itu kembali melanjutkan kegiatannya menulis naskah. Ariel adalah satu-satunya teman baik Odhelia di kampus dan wanita itu juga satu-satunya yang bisa disuruh-suruh oleh Odhelia. Odhelia selalu memerintah Ariel semaunya.
Walaupun demikian Ariel terlihat menurut saja dengan Odhelia pasalnya selama ini Odhelia selalu membelikan apa saja untuk Ariel baik itu makanan maupun barang-barang lainnya. Terkadang juga Ariel menginap di rumah Odhelia. Maka dari itu Ariel sangat menurut dengan Odhelia.
Sebenarnya terkadang Ariel merasa lelah selalu disuruh ini itu oleh Odhelia. Ariel juga selalu merasa bahwa dirinya lebih diperlakukan seperti pembantu oleh Odhelia ketimbang sahabatnya. Tapi mau bagaimana lagi Ariel terpaksa mengikuti semua kemauan Odhelia karena Ariel berasal dari keluarga yang kurang mampu dalam artian hanya berkecukupan. Selama Ini ia menempeli Odhelia karena wanita itu bisa memberikan apapun pada dirinya.
Odhelia juga terkadang mengajak dirinya berlibur ke tempat-tempat mahal yang tidak mungkin bisa Ariel kunjungi hanya dengan uang saku yang ia punya. Dari Ariel masuk Sekolah Dasar hingga SMA wanita itu selalu diejek dan dihina oleh teman-temannya karena Ariel lahir dari keluarga miskin. Ariel juga tidak cantik karena itu ia selalu dibully oleh teman sekolahnya. Dulu selama sekolah Ariel tidak pernah memiliki teman, hanya saja ia beruntung karena memiliki IQ yang tinggi.
Ia mampu memasuki Universitas Harvard karena ia anak yang pintar, setelah masuk kuliah dan ia bertemu dengan Odhelia Ariel merasa sangat senang karena dirinya bisa diterima orang-orang ketika ia menempel pada Odhelia walaupun terkadang perlakuan Odhelia padanya tidak baik.
Ariel merasa dirinya dimanfaatkan oleh Odhelia karena selama ini Ariel lah yang mengerjakan semua tugas kuliah Odhelia tetapi cukup setimpal akan apa yang Odhelia berikan pada Ariel selama ini. Jadi selama Ariel bisa menikmati fasilitas mewah dan hidup enak ia akan terus berada di samping Odhelia Nachelle.
Primavera,
Saturday, 5 August 2023 🌹🍀
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro