Unmei
********************
Unmei
Love Calculator AU
By. Eruidezzz
*******************
.
Love Calculator, adalah sebuah aplikasi permainan dimana saat kalian menaruh 2 nama pada kolom yang tersedia lalu pemilik nama tersebut akan dihitung tingkat kecocokannya. Tentu saja itu hanya sebuah permainan belaka, soalnya tingkat kecocokan suatu pasangan tidak akan ditentukan begitu saja oleh sebuah aplikasi. Orang-orang biasanya instal gituan buat gabut aja, atau buat jadi bahan cengan.
Beda lagi sama siswi yang baru aja naik ke kelas 3 SMA ini, sebut saja Eiri, dia masih aja percaya sama hasil kecocokan dari aplikasi itu. Gak dia doang sih, banyak yang masih percaya, soalnya lagi trend.
Eiri mendudukan dirinya di kursi samping jendela baris kedua, terlihat lesu padahal masih pagi. Teman-temannya hanya saling tatap satu sama lain. Mereka udah hapal sama penyebab lesunya Eiri.
"Jadi tadi gimana hasilnya?" tanya Ayano.
"45%" jawab Eiri.
Kebiasaan Eiri sebelum berangkat sekolah, mainin aplikasi Love Calculator, dia masukin namanya sendiri sama nama tetangganya yang dia sukai, sayangnya orang itu hanya menjadi tetangga Eiri selama 1 tahun, sampai sekarang ia belum bertemu orang itu lagi.
"Dahlah move on, jangan ngarep sama orang yang bahkan kamu aja gatau keberadaannya" ucap Sora.
"Tapi tapi, gak segampang itu buat move on, kalau gak ada dia, pasti sekarang aku udah ada di isekai" balas Eiri dengan nada sedih.
Salah satu alasan Eiri sangat menyukai orang itu adalah karena dia pernah menyelamatkan Eiri yang hampir tertabrak truk. Kejadian itu terjadi saat Eiri masih berada di kelas 2 SMP, saat itu juga Eiri baru tau kalau orang itu akan menjadi tetangganya.
"Yaudah, kamu jangan terlalu mikirin hasil kecocokan dari aplikasi, inget, itu cuma game" Yukino ikut membuka suara. Sora, Ayano, dan Naokii mengangguk-angguk.
Tak lama bel tanda masuk kelas berbunyi, semua murid mendudukan diri mereka di kursi masing-masing, menunggu guru yang akan menjadi wali kelas baru mereka datang.
Eiri hanya memandangi jendela di sampingnya.
Ia teringat, sebelum tetangganya itu pindah, ia pernah mengungkapkan perasaannya, tapi ia tak mendapat jawaban, alias digantung.
Press F.
'Srek' suara pintu kelas bergeser.
Nampak seorang lelaki muda dengan setelan baju olahraga berwarna biru, rambutnya yg lumayan panjang dan berantakan diikat rendah, ia membawa semacam buku absen, berjalan ke arah meja guru.
Semua murid memandangnya, sudah dipastikan lelaki itu yang akan menjadi wali kelas mereka.
"Selamat pagi, saya absen dulu ya" ucap guru itu lalu mulai mengabsen, hingga giliran Eiri tiba.
"Kurogami... Eiri?"
Eiri menoleh dengan malas—
"Ha— DIR?!"
—tapi di 3 huruf terakhir dia ngegas.
Eiri kaget, ia sedikit menganga, merasa kenal dengan orang yang menjadi wali kelasnya itu.
Sama halnya dengan Eiri, wali kelasnya itu juga sedikit menunjukan ekspresi terkejut, namun segera ia kembalikan ekspresi datarnya dan lanjut mengabsen sampai habis.
"Oh iya, belum perkenalan, namaku Tomioka Giyuu, guru baru, aku yang akan bertanggung jawab atas kelas ini sampai satu tahun ke depan, mohon bantuannya"
Eiri semakin terkejut, tidak salah lagi, orang yang menjadi wali kelasnya itu adalah orang yang selama ini namanya sering ia pakai untuk dicocokan dengan namanya sendiri, orang yang dulu menggagalkan kepergian Eiri menuju isekai.
'Duh, mau teriak aja' batin Eiri.
Naokii yang kursinya ada di samping Eiri terlihat bingung dengan Eiri yang kaget terus sekarang senyum-senyum gajelas.
"Untuk hari ini, kita akan mengadakan pemilihan pengurus kelas, ada yang ingin mencalonkan diri sebagai ketua kelas?" tanya Giyuu.
"SAYA!" dengan lantang dan cepat Eiri berdiri sambil mengangkat tangan kanannya dengan tinggi.
Satu kelas kaget.
Gurunya juga ikut kaget.
"O-oh, oke, silahkan maju dulu"
Eiri maju ke depan, ia berdiri tak jauh di samping Giyuu.
"Ada lagi yang ingin mencalonkan diri?" Giyuu lanjut bertanya.
Hening.
Hening.
Hening.
"Kalau tidak ada, berarti sudah dipastikan Kurogami-san yang akan menjadi ketua kelas" ucap Giyuu.
"Lanjut, sekarang pilih pengurus yang lainnya" Giyuu berucap.
Akhirnya dengan sedikit drama paksaan dan lempar-lemparan nama, tersusunlah sistem kepengurusan yang diketuai oleh Eiri.
Kelamaan ngedrama, sampe gak kerasa udah jam istirahat saja, eh tapi kok bel nya bel pulang sih?
"Baiklah, kita cukupkan dulu, hari ini kalian pulang lebih awal, mungkin bagi yang ada klub, bisa klub dulu, kalau begitu, sampai jumpa besok" ucap Giyuu setelahnya ia beranjak dari kelas.
Kelas hening sejenak, lalu mendadak heboh, jarang-jarang pulang awal gini yakan.
"Oh iya lupa" Giyuu balik lagi ke kelas, kelas auto hening.
"Ketua kelas, abis ini ke ruangan saya, ada yang harus di bahas" lanjutnya lalu benar-benar pergi ke luar kelas.
Eiri terlihat, berbinar? Lalu ia merapikan barang-barangnya, dan segera meluncur ke ruang guru, tak lupa berpamitan dengan teman-temannya yang hanya menatapnya dengan bingung.
Sesampainya di ruang guru.
"Permisi" ucap Eiri setelah menggeser pintu.
Eiri celingak-celinguk mencari keberadaan wali kelasnya.
Tapi ngga ada.
"Oh? Eiri kah? Mencari siapa?" tanya suara di belakangnya.
Eiri berbalik.
"Eh, Seira-sensei, Ayumi-sensei, anu, saya mencari Tomioka-sensei, kok gak ada ya? Tadi saya disuruh keruangannya" jawab Eiri.
"Oh, kalau ruangannya Tomioka-sensei gak ada disini, dia guru olahraga ruangannya misah, ada di dalam gym" ucap Ayumi.
"Oh begitu ya, terima kasih sensei, kalau begitu saya permisi" Eiri berucap setelahnya membungkukkan badan lalu segera berjalan menuju ruang yang dimaksud.
Seira dan Ayumi menatap kepergian muridnya.
"Jadi, hari ini berapa hasil kecocokanmu sama Karma?" tanya Seira.
"Hoho, naik dong, dapat 79%" jawab Ayumi bangga.
"Muehe, aku dong, pertama sama Kise dapat 50%, kedua sama Kasamatsu dapat 50%, ketiga sama Kuroo dapat 50% juga" Seira berucap dengan bangganya.
"Yah, jodohnya masih gajelas" ucap Ayumi.
Lah, ternyata gurunya juga mainin itu aplikasi.....
Perjalanan menuju gym lumayan jauh, yhaaa gimana yhaaa, sekolah yang dikelola oleh Kanbe Group ini luas banget, untung SPP nya masih standar. Oke lanjut, Eiri melewati deretan ruang klub, ia mampir sebentar ke ruang klub sastra, disana terlihat teman-temannya sudah berkumpul, ada Ayano, Yukino, Sora, dan Naokii sebagai anggota kelas 3. Ada juga Tamori, Eris, dan Kumiko sebagai anggota kelas 2. Lho? Kok kelas 2 nya cuma ada 3 orang, 3 lagi kemana?
"Lah? Eiri? Katanya disuruh nemuin Tomioka-sensei? Udah kah?" tanya Sora.
"Oh belum, aku baru mau kesana, mampir kesini mau nitip barang-barangku, hehe, oh iyaa kok aku gak liat Yuki, Cindy, sama Aoi?" tanya Eiri.
"Yuki sama Cindy lagi di gym, nemenin Akaashi sama Kenma" Tamori menjawab.
"Bahh, bucin, tangmentang hasilnya udah 100%, kalau Aoi?" balas Eiri.
"Kalau Aoi, tadi dia nyalonin jadi ketua kelas, terus sekarang lagi nemuin wali kelas kami, Muzan-sensei" sambung Kumiko.
"Hoo, nice Aoi, petrus jakandor" sahut Eiri.
"Oke, aku ke ruang Tomioka-sensei dulu yaa, babay ges, titip barangku" Eiri berpamitan, lalu ia langsung meluncur pergi.
Eiri memasuki gym, disana dia ketemu sama Yuki dan Cindy, terus Eiri nanya dimana letak ruang guru olahraga, iyaa, Eiri gatau ini ruang ada dimana, padahal udah 2 tahun sekolah disini. Ternyata samanya, Yuki dan Cindy juga gatau, Eiri rada panik, takutnya wali kelasnya itu kelamaan nunggu. Mereka bertiga disamperin sama Akaashi dan Kenma.
"Ada apa?" tanya Akaashi.
"Nah, kalian berdua kan langganan gym nih, tau letak ruang guru olahraga yang ada di gym ini gak?" tanya Eiri.
"Oh, itu ada di atas disana" jawab Kenma sambil menunjuk sebuah pintu di lantai 2.
"Okeh, makasih" balas Eiri, lalu segera meluncur ke arah yang ditunjuk Kenma.
Sesampainya di depan pintu, Eiri langsung mengetuknya, setelah ada suara mempersilahkan dari dalam, ia menggeser pintunya lalu masuk kesana.
"Permisi" ucap Eiri.
Terlihat beberapa pasang meja kursi tersusun, tapi hanya satu pasang yang ada penghuninya. Ternyata ini emang ruangan khusus para guru olahraga, wali kelasnya adalah salah satunya.
Eiri menutup pintunya lalu berdiam diri disana, Giyuu duduk membelakanginya.
"Ada apa sensei?" tanya Eiri.
Giyuu memutar kursinya.
Ia tersenyum tipis.
"Lama tak jumpa, Eiri"
Eiri terkejut, terus kaya ada efek angin berhembus gitu lho, anjayani /ga.
"UWOOOOOHHH, KAK GIYUU MASIH INGAT SAMAKU" Eiri heboh terus langsung lari nyamperin Giyuu.
"Oh tentu, walau sebentar, tapi keluargamu sangat baik kepadaku dan kak Tsutako, mana mungkin aku melupakannya" sambung Giyuu.
Eiri tersenyum, lalu menarik kursi didekatnya, ia duduk bersebrangan dengan Giyuu.
"Ah iya, kak Tsutako bagaimana kabarnya?" tanya Eiri.
"Baik, kami sudah tinggal terpisah, bulan depan dia akan menikah, nanti kamu datang yaa, jangan lupa ajak keluargamu" ucap Giyuu.
"Siap, sepulang dari sini langsung aku kabarkan keluargaku" Eiri terdengar semangat.
Selanjutnya mereka mengobrol panjang, di dominasi Eiri sih, soalnya bocahannya emang banyak bacot. Mulai dari kegiatan mereka selama menjadi tetangga, membicarakan kak Tsutako, alasan Giyuu pindah rumah dan dimana sekarang dia tinggal, Eiri yang mengajak Giyuu berkunjung kerumahnya, sampai perjanjian kalau Eiri harus memanggilnya 'sensei' saat mereka sedang di sekolah dalam keadaan ramai, macem-macem lah, sampai tak terasa hari sudah mulai sore.
"Ah sudah sore, aku harus pulang, barang-barangku juga masih di ruang klub" ucap Eiri.
"Iyaa, aku juga harus segera pulang, aku beres-beres dulu, kau duluan saja" sahut Giyuu.
"Ah oke, aku duluan yaa kak" Eiri beranjak dari duduknya lalu berjalan ke arah pintu, saat ingin membuka pintu, suara Giyuu menghentikannya.
"Oh iya, soal pertanyaanmu waktu itu, aku akan menjawab dan membalasnya saat kau lulus" Giyuu berucap sambil tersenyum tipis.
Eiri kaget lagi, kali ini gaada efek angin berhembus kok, hehe, cuma Eiri aja yang mendadak ngefreeze. Soalnya Eiri langsung tau apa yang Giyuu maksud.
Eiri menarik napas panjang, lalu menghembuskannya dengan panjang juga, kek hhhhssssssss haaaaaahhhhh, gitu:D
Lalu ia menoleh sambil tersenyum lebar.
"Baiklah, aku akan menunggu!" setelahnya ia langsung ngibrit keluar pintu tak lupa langsung menutupnya.
Eiri masih berdiri di depan pintu, ia membuka hp dan aplikasi langganannya. Langsung memasukan namanya dan nama wali kelasnya itu.
Loading...
Eiri menutup mata takut.
Masih loading...
Nungguin yaa? Hahaaaaay /ga.
Eiri membuka matanya, hasilnya.....
100%
Eiri kaget, pake banget, setelahnya ia teriak terus lari menjauh dari tempat itu, sampe keluar gym juga masih teriak.
Yuki, Cindy, Akaashi, dan Kenma yang masih ada di gym sampe bingung, takut juga, rasanya pengen unkenal.
Eiri masih teriak sampe dia masuk ke ruang klubnya yang pintunya dia dobrak.
Yang ada di dalem awto kgead.
"Ges tolong, seneng banget sampe mo meninggoy" ucap Eiri sambil ngos-ngosan.
Eiri mengambil air minumnya di tas, meneguknya sampai habis, terus langsung ceritain semuanya. Dari awal kalo wali kelasnya adalah tetangganya dulu sampai kenapa dia bisa teriak-teriak sambil lari, bagus sekolah udah rada sepi, gak malu-malu amat lah ya.
Yah, Yuki sama Cindy gak ikut ngeteh.
Selesai cerita, mereka langsung membubarkan diri, rada bersyukur, soalnya kayanya mulai sekarang, Eiri gak bakal galau gajelas lagi.
"Oh iya, aku mau uninstal aplikasinya" ucap Eiri.
"HAH?!" kaget mereka, soalnya diantara mereka semua, Eiri yang paling percaya sama hasil dari aplikasi Love Calculator itu.
"Yha soalnya nanti kalo aku test lagi terus hasilnya turun gimana? Aku gamau, nah sip udah aku uninstal" sambung Eiri, yang masih mesem-mesem gajelas.
Teman-temannya cuma senyum maklum, uwu :*
Mereka pun balik kanan bubar ke rumah masing-masing.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Skip time:D
Musim semi, hari kelulusan pun tiba, saat ini Eiri tengah berkumpul sambil foto-foto sama teman-temannya, mereka semua memakai kimono ala-ala kelulusan gitchuu, terus milih spot sepi, anggota klub sastra yang lain juga hadir, katanya mau melepas kepergian senpe-tachi.
Di kejauhan Eiri melihat Giyuu berdiri di depan pohon Sakura yang sedang mekar-mekarnya. Giyuu memberi kode untuk menghampirinya. Eiri izin sama teman-temannya, lalu berjalan menghampiri Giyuu. Teman-temannya yang lihat langsung paham, terus siul-siul gajelas.
"Selamat atas kelulusanmu" ucap Giyuu.
"Terima kasih, itu semua berkat bimbingan dari sensei" sahut Eiri sambil membungkukan badannya.
"Langsung saja, sesuai janjiku waktu itu" timpa Giyuu.
Eiri terdiam.
Tapi dalemnya deg-degan gak karuan woiiiiii.
"Jadi, kamu mau aku booking" Giyuu kembali berucap.
"Hah? Tunggu, apa? Booking? Gimana? Emangnya aku barang?!" Eiri protes.
"Gagitu, gimana yaa, um, gini aja deh" Giyuu mengambil sebelah tangan Eiri, lalu memasangkan sesuatu di jari manisnya.
Eiri kaget bukan main.
"Ini jawabanku, kamu... mau kan? Eh kok malah nanya balik? Pokoknya yaa gak secepat itu sih, aku tunggu kamu siap, soalnya aku tau kamu masih mau lanjut kuliah, cuma yaa, gitu, kamu aku booking, biar gak jadi milik siapa-siapa" lanjutnya, tumben Giyuu ngomong sebanyak ini dalam satu tarikan napas.
Eiri masih terdiam.
"Jadi, gimana?" Giyuu memastikan.
"YAA MAU LAH!" balas Eiri ngegas tapi sambil nyengir.
"Hm, terima kasih" sahut Giyuu sambil tersenyum.
"Terima kasih kembali" Eiri membalas.
Di kejauhan terlihat teman-temannya mengacungkan jempol, ada yang sambil megangin hape kek lagi ngerekam.
Eiri berlari menghampiri mereka sambil tertawa senang, Giyuu berjalan pelan mengikutinya.
Lalu mereka melanjutkan acara foto-foto.
TAMAT:D
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro