Bab 7: Liontin Matahari
Happy satnight....
Bawain part baru Gemstoners.
Semoga suka ya.
Jangan lupa vote komen ditunggu.
💎💎💎💎💎💎💎
Alkisah, satu juta tahun yang lalu. Ada sembilan kerajaan bintang yang hidup berdampingan. Masing-masing raja mewakili planet-planet sebagai wilayah kekuasaannya. Merkurius yang hangat penuh kembang apinya. Venus bertabur kristal dan awet muda. Bumi tempat kehidupan penuh bunga. Mars si merah penuh pejuang tangguh. Jupiter yang besar tetapi sendu. Saturnus si pelindung. Uranus yang ramah. Neptunus yang senang main air. Serta Pluto yang paling jauh sedingin es.
Di wilayah Venus, ada kota tempat sang raja tinggal. Kota itu disebut Rain Bow. Kota pertambangan kristal. Tak heran disebut pelangi, sebab kristal membiaskan aneka warna di depan cahaya. Venus selalu berkilau di bawah pancaran matahari. Kerajaan itu makmur. Seluruh penduduknya bahagia dengan gemerlap kristal yang melekat pada tubuh mereka.
Jasper, si raja yang gagah kini menua. Dia pun memanggil salah satu putrinya di sebuah kamar. Jasper memberikan ketujuh kapsul pada Aquamarine yang cantik jelita. Iris matanya paling indah di antara putri-putri Jasper yang lain. Iris mata berbentuk bulat sewarna biru laut yang bening. Tak heran banyak yang meminang Aquamarine karena matanya.
Selain tujuh kapsul berharga, Aquamarine menerima liontin kristal kecil. Bila liontin itu pecah, maka matahari akan padam. Kegelapan bakal menguasai tujuh kerajaan itu.
"Ini liontin matahari, putriku," kata Jasper lemah. Penuh belas kasih memberikan liontin. "Aquamarine, sudah waktunya kau menggantikan kedudukanku."
"Ayah, aku tidak siap memanggul kerajaan ini," tepis Aquamarine ketakutan, tetapi Jasper menarik lengan putrinya dengan sisa-sisa kekuatan yang terus melemah. Aquamarine mendekatkan kepalanya ke bibir Jasper.
"Kakakmu serakah, Aquamarine. Aku tidak akan pernah mempercayainya. Kau yang paling lembut, pasti bisa menjaganya. Jika Venus jatuh pada kakakmu, semesta akan hancur. Pakailah liontin ini sebagai bukti kau ratu yang sah. Bila kau melepasnya sukarela, liontin ini tak akan pernah jauh darimu. Matahari akan mati bersamamu, Aquamarine, kecuali kau mewariskan pada keturunanmu. Bila kau terkubur sebelum waktunya, liontin ini ikut terkubur. Sampai ada keturunanmu yang layak menyentuhnya."
Aquamarine tercekat. Gumpalan sesak melanda dirinya selagi ucapan panjang sang ayah menyelusup jauh ke dalam sanubari.
"Tugasmulah sang penjaga matahari. Jika tidak, Hector akan menghancurkan kerajaan kita. Mengacaukan pusat tata surya. Dia akan menjadikan Pluto sebagai pusatnya. Kau tahu bagaimana mengerikannya bila planet-planet saling serang? Ketika saatnya Venus terancam karena kekejaman Hector, kau harus menyerahkan liontin ini pada keturunanmu di Bumi. Mereka yang akan menjaga liontin sebagaimana aku menjaga sepanjang eksistensiku. Hector sangat mencari liontin ini. Jika dia tahu keberadaan liontinnya, sangat bahaya."
Jasper tersedak, semakin kepayahan menjelang ajal. Tetapi raja itu berjuang untuk menyelesaikan kata-katanya.
"Putriku, menjadi raja bukan berarti kita bisa pamer kehebatan. Ada tanggung jawab besar di sini. Kau penjaga tata surya. Kakakmu, Labrador, jangan biarkan dia mempengaruhimu. Dan jangan pula, Hector memasuki Venus kita."
Setelah itu, Jasper menutup mata. Aquamarine menangis dan memanggil ayahnya yang perlahan berpendar keperakan.
Hari itu pula Aquamarine menjadi ratu Venus. Kematian Jasper sampai di telinga Hector. Dia datang sebagai bentuk penghormatan atas kematian Jasper. Dia duduk di antara para raja, menyaksikan pelantikan Aquamarine sebagai ratu.
Hector yang licik, sudah lama mengincar Aquamarine. Dia berniat menjadikan Aquamarine sebagai istri. Ditepis lamaran Hector dengan santun. Aquamarine belum siap membuka hatinya pada pria mana pun. Gagal mendapat Aquamarine, Hector berhasil mempersunting Labrador.
Perang antar saudara pun terjadi di Venus. Banyak pihak yang mengklaim Labrador yang harus menjadi ratu sebagai putri pertama, tetapi wasiat Jasper terbukti absah, bahwa Aquamarinelah sang ratu.
Hector mengadu domba banyak pihak untuk mendukung istrinya. Bila Labrador menjadi ratu, secara otomatis, Hector yang menguasai Venus.
Aquamarine lari bersembunyi ke Gunung Amoda. Gunung itu merupakan jalan tembusan ke Bumi. Satu-satunya jalan rahasia yang diketahui Jasper dan Aquamarine. Tidak ada siapa pun yang tahu, ke mana Aquamarine pergi. Aquamarine disambut sekutunya di Bumi. Dia tinggal di tepi pantai sementara waktu.
Dalam kondisi kalut, Aquamarine mengambil apa saja yang bisa dijangkau oleh tangannya. Aquamarine membuat kerangka boneka sebanyak tujuh. Dia membenamkan kapsul beda warna yang memadat sebagai batu mulia. Pada boneka terakhirnya, Aquamarine mengalungkan liontinnya ke leher kerangka boneka. Dia merapalkan mantra dan membenamkan seluruh pikirannya ke kerangka boneka itu.
"Aku serahkan Venus padamu agar Pluto tidak pernah menjadi pusatnya," desis Aquamarine penuh tekad. Liontin yang sulit dilepas itu akhirnya melekat di leher boneka itu, bersamaan tujuh kapsul lain tergantung di sisi liontin utama.
Tubuh Aquamarine melemah. Jantungnya nyeri hebat ketika ketujuh boneka itu berdenyut hidup. Dengan sisa kekuatannya, Aquamarine mengubur boneka itu ke dalam tanah. Aquamarine menenggelamkan diri di lautan. Semenjak itulah permukaan air di Bumi selalu membias warna pelangi setiap ditimpa cahaya matahari.
***
***
Quirin dan Gerald tertegun mendengar setiap kata-kata Yugo. Pemahaman muncul di kepala Gerald. Pemuda itu telah melihat kapsul pemberian Yugo. Dia telah menelan kapsul wajik warna merah beberapa jam yang lalu. Gerald mengerti pula, boneka terakhir yang dipegang Aquamarine adalah Yugo. Sosok yang lebih tua itulah pemimpin mereka. Ingatan-ingatan Aquamarine ada pada Yugo.
Yugo mengeluarkan tiga kapsul lain. Hanya ada kuning, merah muda dan hitam. Teksturnya lembut, bila kena cairan akan segera meleleh. Wujudnya khas vaksin untuk bayi.
"Kapsul ini gunanya memperkuat Magnet Perak kita. Tak ada rasa sakit sampai kalian menelannya. Persis seperti yang kau telan beberapa waktu yang lalu, Gerald Storm." Yugo tersenyum pada Gerald. "Tinggal tiga lagi yang belum menelan kapsul ini."
"Kak Yugo, warna apa yang kamu telan?" tanya Gerald ingin tahu.
"Putih." Yugo menyeringai ke arah Valda, "Pertama kali aku memberitahu kapsul ini pada Valda, dia mengambil warna hijau. Untungnya kapsul itu tepat untuknya. Aku tak tahu apa yang akan terjadi kalau Valda menelan warna lain."
"Tapi bagaimana aku tidak merasakan sakit lagi kalau aku tidak menelannya?" tanya Quirin memandang kapsul yang tersisa.
"Kamu sudah menelannya. Waktu aku menemukanmu di Grand Canyon, kamu kejang hebat di tengah badai salju. Aku tak yakin apa kamu ingat kejadian itu. Kamu saja bingung kenapa sudah ada di tempat tidurku."
Quirin terdiam membenarkan ucapan Yugo. Sudah dua bulan ini dia tidak merasakan letupan sakit yang membara dari jantungnya. Dia tidak lagi mengejutkan orang lain karena pingsan mendadak disusul jeritan memekakkan.
"Sekarang aku harus mencari ketiga saudara kita bergabung dengan kita. Salah satunya terus kabur, mengira aku akan membunuhnya." Yugo seolah bicara pada dirinya sendiri.
"Dan bagaimana cara kau bisa menemukan kami, Kak Yugo?" tanya Quirin belum lepas dari dahaga keingintahuan.
"Jantung kita bersifat seperti magnet. Mudah bagiku menemukan kalian. Di mana pun kau berada, aku langsung tahu. Aku tak butuh alasan apapun, tapi aku tahu kau adalah ciptaan Aquamarine yang lain." Yugo tersenyum senang bahwa Aquamarine menciptakan Gemstoners terlalu canggih.
"Baiklah. Aku percaya padamu dan aku akan membantumu. Jadi siapa yang harus kita cari?" Gerald menatap Yugo penuh harap akan detail rekan mereka yang susah ditangkap itu.
"Ivander seharusnya minum kapsul hitam kalau tidak ingin terjadi kecelakaan besar lagi. Pesawat yang jatuh kemarin, adalah ulahnya yang tak disengaja. Aku hanya ingin menghentikan kecelakaan itu." Yugo mengusap dagunya penuh antisipasi.
"Apa dia orang yang kulihat di penglihatanku?" pancing Quirin.
"Matanya sangat hitam?" balik Yugo bertanya. Dia butuh konfirmasi atas mimpi Quirin.
"Benar. Omong-omong bagaimana kau bisa tahu?" Quirin terkejut. Mungkinkah Yugo, Gerald dan Valda memiliki kekuatan yang sama serta bisa melihat kilasan masa depan?
Yugo tertawa, padahal tidak ada satu pun yang menganggap pertanyaan Quirin lucu. Semua yang mendengar tawa itu tahu bahwa itu tawa penuh kelelahan. Yugo telah mengalami banyak kesulitan.
"Karena dia yang harus kau tangkap secepatnya."
"Jadi ini petualangan yang kamu maksud, Kak Yugo?" tanya Quirin kembali meringis.
Yugo menganggukkan kepala. "Jadi menurut penglihatanmu, di mana dia sekarang?"
Quirin menutup matanya, "Dia tidak jauh dari sini. Tiga menit lagi dia duduk di sebuah kelas," ucapnya.
"Apa maksudmu?" Gerald belum paham kekuatan apa yang dimiliki Quirin.
"Oh, Gerald Storm, Quirin bisa melihat keberadaan orang lain. Dia itu semacam cenayang dan prediksinya selalu tepat," jawab Yugo tenang.
"Aku bukan cenayang," tepis Quirin keberatan. Mendengar kata cenayang selalu mengingatkan orang-orang yang memanfaatkan Quirin.
"Uh.... Padahal kemampuan itu sangat bagus. Di pasar saham..." Gerald tidak bisa menyelesaikan ucapannya selagi Quirin menembakkan mata laser, alias kejengkelan karena hal-hal seperti melihat masa depan sangatlah tidak terpuji. Sama saja dengan mencuri kesempatan.
Quirin bungkam. Matanya kosong menangkap ketiga sosok rekan di depannya. Seperti yang disebutkan Yugo sebelumnya, mereka memiliki Magnet Perak yang tertanam di dada mereka. Ada rasa asing membuncah di dada Quirin. Pemuda itu janji tidak akan meninggalkan Yugo. Sedari awal ketika bangun dari pingsan, Quirin nyaman berada di sisi Yugo.
"Baiklah, kita akan mencari Ivander sampai Valda bangun." Yugo merenggangkan badannya. Tampak lelah kurang istirahat.
"Kau ingin daging asap, Quirin?" tanya Yugo tiba-tiba menyadari betapa kosongnya perut mereka. Yugo lupa bahwa telurnya belum ditiriskan dari minyak. Nafsu makannya menghilang selagi telur gorengnya dingin dan penuh minyak.
"Aku tidak selera." Quirin bangkit dari tempat duduknya. Dia mengambil salah satu majalah yang dijatuhkan Valda di lantai.
Yugo dan Gerald makan malam seadanya. Untungnya Gerald bisa memasak dengan baik. Jadi mereka mendiskusikan rencana mereka esok hari. Bosan dengan siaran pesawat jatuh, Yugo mengganti channel TV. Ada liputan atraksi Anak Api memanggang daging tanpa menggunakan capitan khusus daging.
"Keren," tuding Gerald.
"Betul juga. Aku iri dia kebal akan api. Kulitku saja melepuh kena wajan panas," sahut Yugo.
"Oh, aku pernah melihatnya. Entah di mana," timbrung Quirin mengangkat wajah dari majalah.
"Serius?" tanya Yugo mengalihkan wajah ke Quirin.
"Rasanya seperti sekarang, tapi tidak sekuat ini sebelumnya. Seperti ada gravitasi." Dahi Quirin berkerut.
Quirin dan Yugo saling membelalakkan mata, menyadari satu kepingan puzzle baru menyatu dalam benak mereka.
"Gemstoners!" sebut Yugo dan Quirin bersamaan.
Buru-buru Yugo menarik lengan Valda. "Valda, bangun!"
"Apa?" sungut Valda kesal. Dia ingin tidur lebih lama lagi.
"Gemstoners keenam baru saja ditemukan." Yugo terus menarik Valda.
Tak tahan diusik, Valda terjaga sepenuhnya. Pandangannya kabur setiap kali bangun di tengah masa paling lelapnya.
"Mana?" tanya Valda linglung menatap hampa pada layar TV.
"Itu..." Quirin menuding TV, Valda masih belum bereaksi. Jeda iklanlah yang membuat Valda malas melihat layar secara fokus.
"Sepatu untuk Gemstoners?" sindir Valda kembali merebahkan tubuh ke sofa. "Apa sol sepatunya punya insole lima sentimeter untukku dan memiliki telekinetik keren?"
"Bukan itu. Hei, bangunlah. Kita langsung mencari Anak Api di Washington DC!"
"Apa?" lengking Valda tegak duduk. "Yang benar saja? Aku baru kembali dari sana. Sekarang aku harus kembali ke Washington DC lagi? Bos, tugasku membawa Ivander bergabung dengan kita. Bukan Gemstoners keenam. Anak baru saja yang melakukannya!" Valda makin sewot.
Protes Valda diacuhkan. Pikiran Yugo tertuju pada Gemstoners baru yang mereka temukan.
"Kita bisa menemui Anak Api lebih dahulu. Setelah itu kita mencari Ivander." Keputusan Yugo sudah bulat. Dia harus mencari pemuda itu sebelum tertangkap Hector.
"Silakan pergi, tetapi badanku letih sekali!" Valda berbaring membelakangi rekan-rekannya, tampaknya sedang merajuk.
"Kira-kira, kekuatan apa yang dimiliki Anak Api itu?" tanya Gerald tidak yakin pada dirinya sendiri. Gerald merasa tidak punya kemampuan istimewa. Kecuali rekor hebatnya adalah lari non-stop tiga ribu mil mencari alamat Yugo.
"Masing-masing warna mewakili kekuatan yang kita miliki. Kita mewakili jenis batu mulia. Hector memiliki tujuh kelemahan. Dan masing-masing dari kita bertugas mengalahkan kelemahan Hector. Hector orang yang kasar, dan Ametrine warna pink adalah sosok lemah lembut. Konon, kekuatannya bisa membuat duplikatnya sama persis untuk menipu lawan.
"Merah sang bijaksana, Almandine sangat cepat membunuh lawan dengan angin. Kau orangnya, Gerald. Kamu terus lari sepanjang luas California demi mencariku." Yugo tersenyum kecil, takjub mendapati kekuatan lari Gerald dapat mendorong badai terbang sesukanya.
"Apatite sebagai kebahagiaan dan harapan. Dia lambang matahari, aku yakin Anak Api orangnya."
Yugo menuding ke arah Valda yang setengah sadar dari lelapnya. Si penguasa alam itu meringkuk seperti bayi, nyaman melanjutkan tidurnya yang terjeda. "Emerald si hijau zamrud adalah lambang kehidupan alam, Valda si penguasa daratan. Lalu ada hitam, kamu bisa memanggilnya Ivander, dialah penjaga gravitasi tata surya. Hobinya membunuh orang tanpa disadari. Tidak heran Bloodstone bersemayam di jantungnya. Ungu yang sunyi, adalah pembaca langit. Amethys adalah kamu Quirin. Aku sendiri sudah menelan Diamond. Karena aku hanya tahu, aku harus minum yang putih. Itulah yang Aquamarine mau."
"Jadi kau penjaga liontin Aquamarine?" tebak Gerald.
"Benar. Aku yang menjaga liontin milik Aquamarine, ibuku."
Seluruh orang membeku saling berpandangan. Sadar bahwa mereka satu garis langsung dari Aquamarine. Keturunan yang dihasilkan dengan pengorbanan besar. Nyawa Aquamarine taruhannya demi keseimbangan tata surya. Inilah pertahanan terakhir Aquamarine menangkis kekejian Hector.
"Jadi kita bersatu untuk tujuan Aquamarine," cetus Yugo tenang. Matanya menatap kilasan ombak besar yang tampil di layar TV.
Whaaaaaa makasih udah masuk reading list WIAIndonesia ketiga.
Makin semangat update yhaaaa. Good sutnight!
04 September 2021
Banyuwangi 😁😁😁
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro