Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 4 : Perburuan

Vote nggak lupa di-klik kan? Jika sudah, terima kasih sudah membaca karya ini ya.

💎💎💎💎

Gaia langsung meringkus Sotu di tempat. Dia menyegel pria bergelambir itu ketika lengah. Dengan sihirnya, Gaia lekas membungkus pria itu di dalam bingkai besi. Dia dibatasi oleh cermin dua arah. Bagi yang kasat, itu hanyalah cermin biasa dengan ukiran rumit pada bingkainya. Tetapi bagi Gaia sendiri, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana Sotu mengamuk telah terkurung di dalam sana tanpa tahu letak kesalahannya.

"Lepaskan aku, Jalang!" umpatnya Sotu, terus menggedor kaca.

"Maafkan aku, Duta Merkurius. Daedalus akan mengerti dengan ketiadaanmu dalam menyampaikan kabar balasan. Akan kuhubungi segera rajamu secepatnya. Tapi aku ada urusan yang jauh lebih mendesak dibandingkan menghadiri pesta ratu baru Venus." Gaia menepuk kedua tangannya puas.

"Apa kau makar? Mengkhianati sekutu, huh?"

"Ratu Aquamarine masih belum jelas di mana keberadaannya. Dan," Gaia menarik napas penuh kemarahan, "Labrador mencuri takhta. Apa gunanya menjadi ratu kalau tidak memiliki liontin yang membuktikan dia ratu yang sah?"

Gaia kesulitan menenangkan dirinya. Padahal amat sangat jelas dalam penglihatannya bagaimana Aquamarine mati secara menyakitkan. Tetapi Sotu memang harus ditahan di dalam tempat tersembunyi di Bumi. Toh Sotu selama di Merkurius jarang dipertimbangkan oleh kerajaan. Jiwa Sotu terlalu bebas. Entah mengelana sampai Galaksi Mambo 9 miliaran tahun lamanya, Sotu tidak akan dicari. Namun, kebebasan Sotu adalah  dua sisi mata pedang. Sangat berbahaya jika rencana Aquamarine terbongkar. Hector tidak akan ada ampun dalam membidikkan semua tombak dan panah ke Bumi.

"Kau salah besar, Gaia! Keenggananmu mendukung ratu baru hanya akan membuat raja-raja semakin gelisah! Pertempuran di depan mata sementara kau duduk-duduk menyiram bunga!" rutuk Sotu semakin murka. Makhluk itu menendang dinding cermin sekuat tenaga, tetapi bingkai besi bentukan Gaia sama sekali tidak bergoyang.

"Aku hanya mengakui Aquamarine." Gaia menegaskan ketidaksukaannya pada kakak sahabatnya yang jahat. Karena Labradorlah, Gaia kehilangan sahabat yang paling dia sayangi dan siapapun tidak boleh ada yang tahu keberadaan Yugo dan lainnya.

Wanita itu memiliki informasi berupa potongan-potongan yang diperoleh setiap ada kejadian. Tetapi dia tidak mengeluh. Ini soal kepercayaan. Gaia mempercayai Aquamarine, demikian pada penerusnya, yang memiliki paras sangat persis. Sekali pun kulit Yugo dan adik-adiknya tidak berkilau bak batu mulia khas kerajaan Venus kecuali matanya saja.

"Kau tidak kuizinkan jalan-jalan di wilayah kekuasaanku saat ini," ucap Gaia penuh wibawa, menggandakan keamanan kurungan Sotu.

“Hei!”

Gaia menjentikkan jemarinya dengan luwes. Tidak memedulikan kemarahan Sotu lagi. Dewi rupawan itu menyegel suara Sotu tidak terdengar dari luar. Nanti, dia akan memperbarui secara berkala tingkat perlindungannya.

Gaia mengirim bingkai itu ke salah satu ruangan di Griya Aquamarine. Dia lekas berpaling untuk menemui Yugo guna mencari tahu apa yang terjadi dengan gema jantung Yugo. Ini sudah cukup lama Yugo merasakan getaran jantung sejak bangunnya Ivander.

Dengan mudah, Gaia menemukan Yugo melamun di atas tebing. Bahunya merosot layu mendapati bencana di depan mata. Lehernya terkulai di ambang kepasrahan mana kala Ivander meratakan sebuah hutan dengan kiriman air bah dari gunung.

Yugo sangat ingin menolong Ivander. Kejiwaan pria itu begitu labil. Menyalahkan dirinya sendiri selaku penghancur. Baik Yugo, Valda dan Gaia sepakat untuk memberitahu Ivander itu bukan salahnya membunuh manusia. Dia tercipta untuk membunuh siapapun, terutama orang-orang yang menggulingkan Aquamarine. Jika Ivander mau berlatih di Griya Aquamarine untuk mengontrol kekuatannya, tentu saja bakal lebih baik lagi. Nyatanya Ivander lari menghindar, ketakutan bakal dibunuh Yugo. Akibat kegigihan Yugo mengejarnya, Ivander harus menyelinap di semua tempat sehingga tidak akan terlacak.

"Sepertinya aku harus memburu Ametrine dulu, Ivander. Kau jangan berulah lagi, huh?" Yugo bermonolog. Yugo semakin gelisah karena merasakan kegelisahan langit. Aliran bintang jatuh begitu banyaknya akibat lontaran meriam musuh.

Perlawanan telah dimulai. Yugo ingin sekali menyelamatkan bintang dan menyudahi kekacauan-kekacauan itu dengan kalung istimewa di lehernya.

Yugo begitu penasaran dengan pelantikan ratu baru. Dia sangat ingin tahu tentang Venus. Di antara remang subuh itu, Yugo menyaksikan bulan biru yang begitu berkilau.

"Venus," gumamnya pelan. Hasrat begitu membara. Keinginannya memuncak. Ingin pergi ke sana tanpa harus mencolok.

"Baik-baik saja, Tuan?" tanya Gaia penasaran.

Yugo menelengkan kepala enggan. Dia kembali mengamati Venus dari kejauhan. Planet kembaran Bumi yang begitu asing bagi Yugo.

"Sepertinya kami diciptakan dengan kekuatan berbeda-beda, Gaia. Bloodstone sang penghancur. Emerald sang penyembuh. Ametrine sang pelindung. Sementara aku tak punya apa-apa, ya, kan? Aku enggan bertempur. Hanya sibuk mencari-cari mereka semua," keluh Yugo pelan. Masih enggan menatap Gaia.

Gaia mengulum senyum.

"Anda yang memiliki liontinnya  Tuan. Anda otak dari keseluruhan Gemstoners. Anda yang pertama akan menduduki kursi Venus bila berhasil diambil alih. Apalagi ya? Mungkin Anda tercipta tidak terlalu mencolok, karena Anda akan dimainkan di menit terakhir sebagai kekuatan pemungkas."

"Kenapa begitu, Gaia?"

"Gemstoners diciptakan secara rahasia. Langit tidak tahu tentang Aquamarine sama sekali, begitu pula rencananya. Selama matahari tidak padam, kita tahu, masih banyak harapan bagi sekutu-sekutu kita. Mereka sudah mendengar tentangmu dengan sendirinya. Masih desas-desus sekali pun aku tidak memberitahu siapapun. Kami siap mengacungkan pedang kami, berdiri sejajar denganmu melawan Hector. Sampai hari itu tiba, kami menunggu keputusanmu, Yang Mulia."

Yugo terperanjat mendengarnya. Gelar tertinggi yang dia terima, tetapi ditepis kasar hanyalah Tuan. Namun, Yang Mulia? Jauh lebih agung. Seolah panggilan itu digunakan untuk raja maha raja. Yugo tercekat. Dia tidak pantas menerima panggilan itu.

"Jangan panggil aku mulia-mulia. Sama sekali tidak ada kemuliaan!" Yugo menyangkal dengan enggan.

"Justru kerendahan hati Anda yang mengukuhkan bahwa Anda pemimpin Galaksi Bimasakti. Karena itulah Aquamarine melahirkan Anda. Saya tahu bagaimana dedikasi Anda nantinya di luar bumi."

Gaia menuding salah satu bintang. Dia bagai mengukir langit dengan ujung kukunya. Setiap goresan yang Gaia torehkan pada bintang yang ditunjuk, bintang itu semakin terang. Bintang-bintang itu membentuk perisai segi enam yang bawahnya agak lonjong. Di dalam segi enam terdapat dua garis bersilangan yang memblokir lingkaran kecil di tengah wajik.

"Gambar apa itu, Gaia?"

"Pemberontakan raja buangan. Itu bendera mereka. Hanya karena kami memutuskan Pluto bukan bagian planet utama karena ukurannya, mereka tidak terima atas keputusan bersama. Hector berusaha menginvasi planet-planet besar sebagai upaya balas dendam. Dia berhasil menduduki Venus sejauh ini. Namun, kami akan mempercayai Anda untuk menjaga liontinnya. Pastikan mengumpulkan apa yang ditinggalkan Yang Mulia Aquamarine."

Gaia menggenggam erat telapak tangan Yugo. Jemarinya yang kurus teracung tiga jari ke udara. Wajahnya penuh takzim seakan-akan semua semesta sedang melihat Yugo.

"Salam, Diamond Rise, penerus takhta Venus yang sah. Saya Gaia, penguasa bumi, tunduk patuh mengikuti Anda."

"Ga... Gaia," gagap Yugo tidak biasa dihormati seperti itu.

"Semesta boleh saja saat ini diam menerima kekuasaan Labrador, tapi penguasa Venus yang baru tidak tahu jika dikhianati oleh kami, yang bertempur dari belakang melawannya," kata Gaia semakin tenang. "Jika Anda siap, kami akan membantumu pergi ke Venus dan bertemu rekan seperjuangan, Tuan."

"Tidak. Yang kuprioritaskan adalah mengumpulkan Gemstoners dulu. Ayo kita pergi mencari Ametrine, Gaia. Kau bakal terpesona pada kekuatannya."

Ketika matahari terbit, keduanya beranjak pergi untuk mencari Ametrine di segala penjuru. Tanpa bantuan Valda yang fokus mengasah kemampuannya berkutat dengan bahasa tumbuhan dan hewan. Siapapun bisa salah duga kalau Valda adalah Dewa Pan berbentuk kepala kambing bertubuh manusia.

Hingga akhirnya, dalam jangka yang sangat lama, Yugo berhasil mengurung Cavan Zephyr—nama bumi sang Ametrine—setelah berkali-kali meloloskan diri, tepat ketika pergantian milenium. Yugo tidak bermaksud jahat. Hanya saja seperti Sotu, Cavan harus terkurung di tempat yang aman guna tidak berkeliaran sembarangan. Sayangnya Cavan semakin memberontak gila-gilaan. Cavan sampai kelelahan sendiri mengacau di kamarnya.

“Dengarkan aku, Cavan!” desak Yugo semakin frustrasi. Dia kesulitan menoleh di antara puluhan Cavan yang muncul keluar dari cincin ajaib di jari satu Cavan. Tetapi, kembaran Cavan kompak menutupi pergelangan jari manis, sehingga tidak terendus mana yang asli.

Yugo mengandalkan instingnya. Dia terpaksa harus berkelahi satu per satu dan menghancurkan Cavan palsu.

“Cukup sudah, Cavan!” bentak Yugo, sebal dipermainkan sosok yang menyeringai itu. Dua puluh wajah mengejeknya, tentunya Yugo bernafsu besar untuk menggasak Cavan. Lebih baik mengejar Ivander sampai ujung dunia daripada berhadapan dengan Cavan.

“Siapa, Cavan?” tanya Cavan pongah. Sebanyak 19 wajah itu berkata secara berurutan, menjadi gema yang sukses menyebabkan tekanan darah Yugo meroket tinggi.

“Kau, namamu Cavan!”

“Aku tidak suka. Perseus, bagaimana?” tawar Cavan.

“Tidak usah. Cavan adalah tampan.”

“Oooh.... kau naksir padaku?”

Cavan terus melayangkan celetukan asal, sehingga Yugo harus menahan kesabarannya. Kini dia mengerti betapa kesalnya Gaia setiap Sotu masuk ke Bumi. Cavan memang hampir mirip dengan Sotu.

“Kalau begitu, namaku adalah Narcissus.”

“DIAMLAH, CAVAN!”

“OH!” Cavan berjengit. Mulutnya terbuka karena melihat Yugo kehilangan kontrol. Cavan terbahak-bahak puas mendengarnya.

“Ini bukan waktunya bercanda, Cavan. Kumohon, dengarkan aku sebentar.” Yugo menerjang Cavan. Dia berlutut di atas dada Cavan. Tangan Yugo ada di atas dada Cavan, dengan maksud ingin memastikan sesuatu. Cavan di bawah Yugo memiliki detak jantung yang sangat khas. Telapak tangan Yugo hangat dan nyaman, menyadari keaslian Cavan.

“Kenapa aku harus mendengarkanmu?”

“Kau dan aku....”

“Suka. Kita akan selalu bersama!”

Yugo berbalik seraya mengusap dadanya yang hampir meledak. Dia membutuhkan Gaia untuk menyumpal mulut Cavan. Tetapi sihir Gaia tidak berlaku untuk para Gemstoners.

“Aku minta kau menungguku di rumah ini. Semua fasilitas akan selalu tersedia umtukmu. Maka,” Yugo mengalungkan liontin milik Aquamarine ke leher Cavan. “jaga ini untukku. Aku janji, kau akan paham kenapa kau harus tinggal di rumah ini.”

Yugo tahu, menyerahkan liontin kemerahan itu terlalu riskan diletakkan di leher Cavan. Tetapi, Kastel Aquamarine selatan kota Badung sangatlah aman dari pantauan luar angkasa.

Kenyataannya, Yugo berbohong di akhir. Dia tidak mempercayai Cavan seperti halnya Valda. Dia memanggil Gaia lagi, meminta segel tambahan agar Cavan tidak berulah.

“Cincin itu harus dijauhkan dari Cavan. Dia tidak akan mengelabui kita lagi, Tuan Garret.” Gaia menyarankan secara hati-hati.

“Biarkan saja dia mengasah kemampuannya satu ini. Gema jantung Cavan berbeda saat aku memegangnya. Aku akan selalu tahu Cavan palsu dan asli,” ucap Yugo penuh kepercayaan diri.

“Karena kalian saudara?”

Yugo mengangguk pelan.

“Tetaplah di sini, Gaia. Aku akan pergi mencari Ivander. Kemungkinan, aku akan tinggal di Amerika sangat lama.”

Gaia memutar mata dan berkomentar betapa merepotkan pekerjaannya menjadi sipir dua sosok yang sama-sama bermulut lemas.

Perburuan Yugo belum berakhir. Dia masih mengejar Ivander sembari waswas menunggu bangunnya tiga orang lain.

Voilaaaaaa~~~~

Akhirnya update. Terima kasih yg udah voting. Ayey 😂😂😂

Lokal update, 2 Agustus 2020
Update revisi again, 19 Agustus 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro