Bab 3 : Gema Jantung Perak
Yugo terbangun dalam keadaan yang baru. Dia terbangun menjadi sosok yang lebih tangguh dan waspada dari sebelumnya. Bagai diguyur air hangat yang menentramkan jiwa di tengah badai berbulan-bulan lamanya. Sensasi yang mengikat leher telah memudar. Melelehnya kapsul putih yang dimasukkan Wayan tadi dalam perut Yugo. Kapsul itu sendiri menyedot bara api di dalam seluruh pembuluh darah anak Aquamarine. Sangat aneh rasanya.
Sekarang dia mengerti sistem pemberian kapsul berbentuk wajik. Artinya, dia tidak boleh terlambat dalam menjemput enam makhluk separuh Venus itu.
Rasa sakit menyengat itu menyadarkan Yugo bahwa waktu sangat penting. Dia harus lekas pergi dan mengawal penuh agar tidak ada yang mengalami siksaan lebih lama. Yugo hanya tidak tahu sosok seperti dia bakal bertahan berapa lama lagi, sebab manusia bisa mati bila demam setinggi itu. Daripada menghadapi risiko besar, lebih baik Yugo segera menemui Valda, selagi sosoknya yang energik dan riang itu mempercayai Yugo, plus dengan kepolosan luar biasa.
Dengan napas tersengal-sengal, Yugo memanggil Gaia. Inilah kesulitan yang besar bagi Yugo Garret. dia harus memanggil nama dengan melafalkan suara. Selantang apapun berteriak di hati, Dewi Bumi tidak akan muncul.
"Anda terlihat tidak sehat, Tuan?" sapa Gaia kali ini berwujud aslinya, berupa gundukan lumpur yang memiliki wajah mengantuk.
"Di mana Valda?" tanya Yugo. Dia senang akhirnya bisa bicara lagi.
"Sedang dalam perjalanan ke Griya Aquamarine, Tuan."
"Kawal dia kapan pun. Aku harus mencari orang lain lagi. Tolong modifikasi pikiran Wayan. Dia tahu tentang kita"
"Tapi Tuan...."
Yugo tidak mau dibantah. Dia memejamkan mata. Tarikan dari jantungnya menyentak Yugo untuk pergi ke suatu tempat. Semakin ditahan, semakin nyeri ulu hatinya. Demikianlah sekarang Yugo terlecut kembali ke sebuah perkampungan di mana lagi-lagi longsor menghantam rumah-rumah.
Yugo bergegas menyelamatkan seorang anak yang sebagian badannya tertimbun tanah lumpur. Binar mata putih itu bak katarak, tentu saja membuat si anak semakin pias memandang Yugo. Namun, Yugo tidak peduli pada si anak.
Yugo mengedarkan pandangan ke seberang bukit. Dengan mudahnya dia menangkap seraut wajah Bloodstone. Mata kelam itu ketakutan. Yugo kali ini kesulitan teleportasi karena tenaganya lemah. Dia menyusul Bloodstone dengan lari secepat yang dia bisa.
Semenjak meminum kapsul, Yugo semakin kuat. Pikirannya jernih. Detakan jantungnya semakin kencang dalam memantau kehadiran orang lain. Karena kemampuan itu, Yugo memutuskan untuk melatih kekuatan bertransformasinya saja dibandingkan pedang dan perisai. Sudah tugasnya melacak satu per satu saudaranya. Dan dia tidak ditakdirkan menjadi petarung.
"Hei, tunggu! Kita teman!"
Sosok itu tetap antipati. Lari dan terus menciptakan banyak bencana. Banyak sawah yang hancur, perumahan dihantam banjir dan lubang-lubang yang dikira longsor bawah tanah. Gaia dibuat kerepotan menutupi semua ulah Bloodstone. Manusia tidak boleh tahu kehidupan misterius di Bumi.
Selama pelarian Bloodstone itu pula, Yugo dibantu Valda. Berhari-hari selanjutnya, sampai ribuan kali bulan genap, tidak membuahkan apa-apa. Bloodstone susah diajak tinggal di Griya Aquamarine. Anehnya, anggota Gemstoners ketiga bermata hitam legam itu, tidak kunjung mengalami demam tinggi. Padahal 14 bulan setelah Yugo sembuh dari demam tinggi, Valda merasakan sensasi paling menyiksa. Dia beruntung karena sedang bersama Gaia. Valda hanya mengalami pembakaran beberapa jam. Yugo lekas mengobati Valda dengan kapsul hijau zamrud. Selama masa trans, mata Valda hijau cerah.
Yugo semakin mengkhawatirkan Bloodstone, yang pada akhirnya diketahui namanya Ivander Carlos. Itu adalah nama Bloodstone saat sedang menyamar di tengah kerumunan manusia untuk sembunyi. Lantas gempa terjadi dan membuat kerumunan menjadi ikan teri dijemur di atas matahari. Mereka mati mengenaskan.
Sampai melintasi waktu yang sedemikian jauhnya. Berabad-abad menyaksikan pertumbuhan penduduk dan aneka peperangan antar ideologi, anak laki-laki itu tetap menimbulkan bencana.
Hari itu Yugo menyerah untuk mengejar Ivander. Ciri fisik yang sama mempermudah Yugo. Dia menyempitkan praduga-praduga lainnya bila anggota keempat sampai ketujuh memiliki ras yang berbeda. Kemungkinan besar anggota tersisa itu memiliki mata sipit, berambut hitam alami dan berkulit kuning.
Iris matanya yang putih berkilau, perlahan memudar. Tubuhnya yang jangkung, tidak dibentuk untuk menjadi petarung. Yugo lebih suka membaca koran, mengumpulkan artefak di seluruh dunia dan tidak menjadi pusat perhatian. Yugo percaya, seperti Valda, Gemstoners lain akan dibentuk sebagai petarung ulung sesuai jenis warnanya matanya.
Helaan napasnya mengindikasikan betapa lelahnya pria itu dalam menangkap Ivander. Namun, yang patut dibanggakan adalah tidak ada hal-hal dramatis yang mengguncang bumi dari luar angkasa. Paling tidak, bencana di bawah langit masih dikategorikan urusan kecil Gaia. Masih dipercaya segala sumber berdasar ilmiah, bukan berasal guncangan Ivander.
Retihan api memecah pekatnya malam. Percik api menghibur hati yang lara. Yugo menanti Gemstoners berikutnya yang tidak kunjung muncul. Berapa lama lagi Yugo harus mengumpulkan lima anggota lainnya? Bagaimana kalau setelah Ivander, anggota baru jauh lebih sulit diatasi? Di mana keempat anggota lainnya? Mengapa belum muncul? Kapan bisa siap bertempur?
Pertanyaan-pertanyaan itu harus terjawab. Yugo tidak sabar mengklaim kursinya yang sah. Demi kehidupan aman Galaksi Bimasakti, dia harus melakukan segala cara.
Gaia hadir atas panggilan Yugo. Wanita bersanggul tinggi itu mengangguk takzim. Makin hari makin menghormati penerus Aquamarine, sekali pun Yugo menolak bentuk penghormatan.
"Detak jantungku semakin sepi. Apa karena memang sudah tidak ada lagi Gemstoners baru?" tanya Yugo. Tangannya menyodok potongan kayu bakar. Api semakin membesar bersama cahaya yang menerangi wajah Gaia semakin jelas.
"Mari bersabar, Tuan Garret. Selagi menunggu, bagaimana kalau Anda mengasah keterampilan bertarung? Anda sudah menguasai teleportasi sekarang."
Ajakan Gaia langsung ditampik. Yugo tetap enggan untuk bertempur. Gaia tidak buruk dalam bertempur. Begitu pula Valda yang tanpa ampun membanting Yugo ke tanah setiap berlatih. Yugo tetap enggan berkelahi.
"Aneh sekali tidak ada gangguan di bumi," komentar Yugo memandang langit yang begitu jelas bentuk bebatuannya. "Kukira kalau aku bangun, hanya ada kekacauan di depan mata."
"Jangan bilang seperti itu, Tuan Garret. Bagaimana kalau ada-HEI SIAPA DI SANA?!"
Gaia berdiri siaga, dengan mata terhunus pada sesuatu di balik bukit. Mata sang Dewi Bumi bisa menembus belasan kilometer obyek yang diincar. Gaia terbelalak kaget. Dia memberengut ke arah Yugo.
"Keinginanmu terwujud. Ada makhluk asing di sini. Ayo kita kejar dia, Tuan Garret." Gaia melempar protes. Akibatnya Yugo menyesal sekaligus penasaran kenapa bisa terjadi secara kebetulan.
Gaia mengamit lengan Yugo dengan maksud sampai ke tujuan yang sama. Mereka berdua harus segera meringkus sosok asing. Sosok itu begitu aneh, menggelayut bagai balon diisi air. Bedanya sosok itu memiliki kaki dan tangan untuk bergerak menghindari Gaia dan Yugo.
Ketegangan semakin memuncak. Yugo dan Gaia semakin waspada dengan sosok yang sedikit berkilau mirip minyak ter.
Ekspresi Gaia sontak berubah. Bengis tidak terkendali menatap sosok yang menyeringai bodoh. Tangannya langsung menuding tamu tidak diundang. Telunjuknya menyemprotkan sihir saktinya. Makhluk bergelambir di sekujur tubuhnya terlempar ke udara lalu terempas ke tanah dengan keras.
"Halo Gaia, wanita tanah!" sapa sosok itu. Pipinya memiliki gelambir kebanyakan massa. Sangat mengherankan gelambir itu tidak meletus.
Yugo tertarik untuk menancapkan jarum, barangkali ada minyak berharga keluar dari tubuh makhluk aneh itu.
"Sedang apa kamu di sini, Jay?" hardik Gaia, tidak berkenan dengan Jay yang memasuki berani melewati teritorial Gaia.
"Aku merindukanmu, Sayang."
"Cepat pulang sana ke Merkurius!"
Jay mengabaikan makian Gaia. Dia menoleh ke Yugo dengan seringai lebih lebar. Perlahan gelambir hitam futuristik seperti aspal yang dipanaskan itu memiliki warna. Semakin menyerupai wujud Yugo.
"Ahaaaa. Aku suka tubuh ini. Kupinjam fisikmu, manusia. Pacar baru Gaia ya?" oceh Jay makin serampangan.
"Dasar bunglon tidak tahu malu!" Gaia lupa dirinya juga sering memakai paras yang berbeda. Namun, kemarahan membuat Gaia terbakar emosi. Kali ini Gaia lebih beringas melempar kekuatan. Jay jauh lebih sigap menangkis.
"Sabar, Sayang. Aku hanya menyampaikan salam rindu Daedalus, Raja Merkurius. Akan ada perayaan akbar di Venus untuk pengukuhan ratu baru. Suka tidak suka kita pada Labrador, kita harus hadir. Demi keamanan bersama, kamu tidak boleh mangkir."
Jay melipat tangan pongah. Dia menepuk rahangnya, memastikan gelambir di bawah dagu tidak ada yang muncul.
Untungnya Jay tidak tahu siapa Yugo. Matanya yang berkilat lebih fokus menjinakkan kemarahan Gaia, dewi yang sudah lama Jay kejar. Sayang usahanya belum berbuah, sebab Gaia lebih suka melajang. Sama seperti Aquamarine. Mereka menolak menikah, apalagi Jay tipikal tidak bertanggung jawab.
"Baiklah. Pesan diterima. Sekarang balik sana ke rumahmu." Gaia mengusir.
"Kasar sekali, Gaia," cemooh Jay memonyongkan bibirnya. "Aku sedang ingin jalan-jalan ke sini."
Bersamaan dengan ucapan Jay, desir jantung Yugo kembali berpacu. Detak jantung yang memiliki gema. Kali ini, ada yang terbangun. Gestur itu tidak luput menjadi perhatian Gaia. Mereka memutuskan lewat kontak mata untuk tidak membahas masalah Gemstoners di depan Jay.
Gaia memutuskan untuk mendampingi Jay berwisata di Bumi, sementara Yugo kembali ke pantai tempat dia terbangun pertama kalinya. Pantai itu memiliki nama. Yugo memberikan nama Pandawa. Dia segera menemukan banyak pasang mata sedang menatapnya. Mereka memiliki fisik yang sama persis dengan tampang dan gerakan berbeda.
Yugo menghentikan langkah, bingung apakah ini ilusi optik. Tidak pernah dia melihat kembar identik sepuluh orang. Satu di antara mereka sedang memutar cincinnya, tampak berkonsentrasi, lalu kabut merah terpancar pada cincin itu dan muncullah satu orang yang sama persis.
Parasnya rupawan. Bibir tipis, alis tebal, mata indah dan memiliki wajah Androgini. Tampan sekaligus cantik. Dia tinggi langsing. Namun, posisinya masih canggung, seakan tidak bisa berdiri dengan benar.
"Hei, kamu siapa?" tanya Yugo penasaran.
"Kamu yang siapa?" balas si pemilik cincin pongah.
Yugo menjilat bibirnya, bingung menjawabnya. Terlalu banyak hal yang ingin dia katakan sekarang.
"Aku.... Kakakmu. Pulang bersamaku." Yugo ingin meninju mulutnya sendiri. Terlalu aneh hidup di dunia manusia dan mengklaim orang asing sebagai saudaranya. Dia sudah pasti sinting kalau si pemilik cincin tidak menampilkan keistimewaan dengan menciptakan puluhan kloningan baru.
"Pulang? Aku tidak ingin pulang."
Iris mata merah muda itu tidak mudah percaya. Sang pemilik cincin mundur ke belakang dan lekas lari, sementara sepuluh duplikatnya menjadi tameng yang menghalangi Yugo mengejar Ametrine, batu mulia berwarna merah muda.
Yugo tahu, nanti jika si Ametrine demam, dia tinggal menjejalkan kapsul warna merah muda. Beres. Tapi tidak beres karena sosok itu kabur!
Yugo langsung teleportasi ke suatu tempat. Dia berhasil menemukan Valda yang asyik berendam di tengah laut Artik. Valda bersenang-senang dengan anjing laut.
"Masih saja kamu bersenang-senang, tidakkah kamu dengarkan jantungmu kalau Gemstoners keempat sudah bangun?" hardik Yugo di atas es yang mengapung.
Yugo meledak kesal karena menjaga anggota yang tidak bisa diandalkan. Tangannya melayangkan puluhan es batu berbentuk balok sebagai hukuman Valda.
"Aku tidak merasakannya. Dia mau direkrut tidak?" tanya Valda masih berenang. Uap mengepul dari mulutnya.
"Tanya semua binatang kenalanmu untuk melacak dia, Ametrine." Yugo membalas tidak sabaran. Baru kali ini dia terperangah dengan kemampuan anggota Gemstoners baru. Memiliki banyak kembaran untuk menamengi dirinya sendiri.
Sama halnya dengan Ivander, pria Androgini itu sulit dibujuk untuk bergabung. Jika seperti ini, Yugo bakal kesulitan setengah mati.
"Gaia saja."
"Gaia sibuk, Valda Carya!"
"Sudahlah. Aku memiliki energi positif. Orang yang kau cari pasti bisa bergabung dengan kita. Yang patut kau waspadai sesungguhnya adalah Ivander," ujar Valda akhirnya berhenti berenang. Badan kurusnya bergetar hebat karena kedinginan. Dia mengenakan mantel berbahan kulit karibu lagi. Tak lupa kepalanya diberi topi. Persis anggota Suku Eskimo yang menepat di pinggiran Kanada.
Valda bergabung dengan Yugo untuk melacak anggota lainnya.
"Kenapa wajahmu?" tanya Valda mengalihkan topik. Dicermati baik-baik ekspresi Yugo yang tampak banyak pikiran.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya merasa aneh dengan Sotu."
Yugo menjelaskan perasaannya yang begitu ganjil melihat Sotu, duta Merkurius itu. Tak heran jika Yugo tidak aman selama Sotu meminjam tubuhnya berkeliaran di area Bumi. Dia khawatir makhluk asing bakal menciduk keberadaan Yugo. Terlebih lagi, liontin yang melingkar di leher Yugo semakin bertambah berat bersama bangunnya anggota satu per satu.
Yugo menatap langit dengan saksama. Benar, pusat tata surya sedang gelisah sekarang. Tak ada pilihan kecuali segera melindungi apa yang semestinya dijaga oleh Aquamarine.
"Kamu bisa mengirim pesan ke Gaia?" pancing Yugo.
"Tentu saja. Mau kirim pesan apa?" Valda merespons. Efek berenang bersama anjing laut tadi membuat Valda terus kedinginan.
Valda berjongkok di atas gletser. Dengan kukunya, dia membuat aksara rumit berdasar dikte Yugo. Inti pesannya adalah mengurung Sotu sementara waktu di suatu tempat.
"Beres. Sekarang mari menjelajah alam," ajak Valda meniup ujung jempolnya, yang anehnya memiliki uap akibat setiap gerakannya. "Maaf Kak Yugo, kali ini aku ingin berkelana sendirian. Sementara waktu, jangan menghubungiku. Kabar angin begitu bagus. Tanah mengabariku, kalau Gemstoners yang tersisa masih jauh untuk bangun tidur. Tetapi ketiganya bangkit sekaligus di tanah lain. Tak tahu kenapa, pokoknya memang begitu."
Kabut kehijauan menyembul dari mata Valda. Pria itu memutuskan pergi, lepas selama Bumi masih baik-baik saja.
Anehnya Yugo tidak merasa kehilangan dengan kepergian Valda yang ingin bertualang sendirian.
💎💎💎💎
Sekian part 3-nya. Makasih buat yang udah baca ya.
Post lokal, 04 Mei 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro