Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

piece of summer

| kuroo tetsuro x reader
| reader as haiba lev's lil sister, 3rd year junior high student

Setiap detik membosankan. Kurasa tahun ini adalah musim panas yang buruk. Udara panas, tugas menumpuk, lapar tapi malas, rumah juga sepi. Meski liburan kali ini sedikit berbeda, aku berada di Jepang. Lalu tinggal bersama kedua kakakku. Sedangkan orang tua kami berada di Rusia, tidak ikut karena alasan pekerjaan.

Ingin rebahan saja di tempat dingin.

Oh! Aku tahu itu dimana.

Aku melangkah keluar kamar menuju lorong rumah dekat dapur. Ini tempat sempurna untuk rebahan. Lantai di sini dingin karena hampir tidak terkena sinar matahari dari jendela. Sudah kuputuskan, ini tempat favoritku selama musim panas. Tidur sebentar tak apa kan, ya?

Tiba-tiba saja langkah kaki diikuti suara familiar terdengar, "[Name]-chan! Kau dimana?" Ah, kurasa itu kakak. Diam sajalah. Mari nikmati lantai ini sambil memejamkan mata.

Ahh... nyaman sekali.

"Hei apa yang kau lakukan?"

Apasih? Tidak lihat apa aku sedang tiduran?

"[Name]-chan bisu ya?"

"Heh! Mulutnya!" Aku melotot pada pria kelebihan kalsium ini. Wah... parah sekali, lihatlah wajahnya yang bodoh itu kini terlihat semakin bodoh. "Suka banget ya mengganggu orang?"

"Ayo ikut aku!"

"Tidak mau."

"Yah... Tempat tujuan saja belum kuberi tahu sudah menolak."

"Panas."

"Ayolah temani aku. Lagi pula Kak Alisa sedang pergi dan [Name]-chan nanti kesepian. Mari kita buat banyak kenangan di Jepang!" Nadanya memelas diikuti ekspresi menjijikan. Niatnya bertingkah imut. Tidak akan berefek padaku. Dasar bayi besar!

"Memang kemana sih?"

"Latihan voli!"

"Pergilah wahai kakak bodohku, aku sudah nyaman berada di sini. Biarkan rasa sepi ini menenggelamkan adikmu. Kita buat kenangan hari lain, masih ada tiga belas hari sebelum aku kembali ke Rusia."

"Bicara apa, sih? Ayo!"

Sial! Kak Lev menarik tanganku agar aku bangkit. Sakit bodoh!

"Hentikaaan!"

"Ikut aku!"

"Tidak mau!"

Dia terus menarikku dengan tenaganya yang seperti gorila. Aku tetap mempertahankan posisi rebahan ini. Tentu saja dengan tarikan Kak Lev badanku terseret hingga ruang tamu.

"Ikut!"

"Tidak!"

"Ikuuuut!"

Di sini siapa yang adik, sih?

ಥ_ಥ

"Berhenti merengek! Kau sudah SMA."

"Ayolaaah [Name]-chan! Uang jajanmu hari ini ada padaku." Tarikannya berhenti.

Sial dua kali lipat! Pantas saja tadi pagi Kak Alisa tidak masuk kamarku untuk meletakkan uang di meja belajar. Baiklah! Akan aku turuti kemauan bayi besar ini daripada telingaku rusak dan aku harus dapat uang jajan.

"Diamlah, bayi besar! Baiklah aku ikut, ganti baju dulu."

Setelah beberapa menit kami tiba di depan gedung olahraga SMA Nekoma. Setelah dipikir-pikir, aku baru pertama kali ke sini. Tentu saja tidak ada yang aku kenal. Hal tersebut membuatku ragu dan ingin kembali.

"Aku pulang lagi saja ya? Uang saku itu buat Kak Lev saja," ucapku seraya menarik lengan Kak Lev agar langkahnya terhenti.

"Tanggung bangeeet! Memang kenapa tiba-tiba ingin pulang?"

"Aku bukan murid sini, tidak kenal siapapun."

"Nanti kenalan, lah!"

Pintu gedung olahraga sudah terlihat. Aku menyembunyikan diri dibelakang Kak Lev. Saat sampai, pintu dibuka perlahan diikuti dengan teriakan membahana kakak.

"Aku datang! Maaf terlambat!"

Tidak di rumah, tidak di sekolah, mulut Kak Lev memang seperti toa. Untung aku sabar.

"Segera pemanasan sana!"

Aku sedikit mengintip ke depan dan melihat pria berjambul seperti ayam.

"Benar-benar seperti ayam."

"Huh?" // "Oya?"

Sial tiga kali lipat! Terkutuk lah mulut yang selalu menyuarakan pikiran tanpa ijin! Otomatis saja aku langsung sembunyi lagi di punggung raksasa Kak Lev.

"Hahahahaha... Kapten memang seperti ayam!" Kak Lev tertawa sangat keras yang aku yakin membuat pria ayam yang dipanggil kapten itu memasang muka sebal. Tenanglah pria ayam, aku tahu perasaanmu! Bocah besar ini memang sangat menyebalkan.

"Apasih Lev? Aku itu kucing! Lagipula siapa dia? Kalau mau pacaran jangan saat latihan!"

Apa? Pacaran? Najis!

Aku bergeser sampai eksistensiku terlihat lalu berteriak, "Siapa yang pacar? Sama dia?" Aku menunjuk muka Kak Lev. "Tidak sudi!"

"Kenapa kau jahat padaku?!" Giliran Kak Lev berteriak.

"Apa? Memang benar kok!"

"Padahal aku selalu baik ke [Name]-chan!"

"Mana ada! Kau selalu menggangguku! Tadi kau mengancamku agar ikut, itu sangat menyebalkan!"

"Aku ini baik hati, tinggi, bisa main voli. Kurang apa coba?!"

"Kurang otak! Mending aku pacaran dengan pria ayam itu!"

"Oya?"

Setelah menyadari apa yang aku ucapkan, segera kututup mulut jahanam ini. Apasih Haiba [Name]?!

Belum kenal sudah mengatakan hal aneh, kesan pertama yang buruk! Kurasa kebodohan Kak Lev menular. Mulai besok aku harus mengurangi main dengan raksasa ini.

Ternyata berdebat dengan Kak Lev tadi membuat kami dikerumuni anggota tim voli yang lain. Spontan saja aku menyembunyikan diri lagi.

"Menggemaskan sekali. Siapa dia sebenarnya Lev?" tanya seseorang yang aku yakin ini suara pria ayam tadi.

"Hehehe... Dia adikku! Dia memang menggemaskan. Hei, perkenalkan dirimu," jawab Kak Lev seraya menarikku dari balik punggungnya.

Sial empat kali lipat! Anggota voli lain memperhatikanku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kak Alisa... Tolong aku... ಥ_ಥ

"Hei! Kalian biasa saja kalau lihat. Mukanya ketakutan, lho."

Terimakasih pria ayam! Aku akan balas budi suatu hari nanti.

Baiklah, aku harus memberanikan diri berkenalan.

"Halo, semuanya. Namaku Haiba [Name]. Kelas tiga SMP. Salam kenal!" Aku akhiri perkenalan dengan senyum tipis untuk mengurangi kegugupan.

"Salam kenal [Name]-chan. Aku Kuroo Tetsuro, kapten di sini. Selamat datang di Klub Voli Nekoma!"


"Jadi [Name]-chan berada di Jepang selama musim panas saja?" tanya Yaku-san.

Latihan sudah usai, saat ini aku sedang memakan es krim di taman bersama beberapa anggota tim voli seperti Kapten, Yaku-san, dan Kenma-san, tentu saja kakak bodohku juga. Sisanya sudah pulang. Kami bersama karena jalan pulang yang searah. Lalu Kapten mengajak kami membeli es krim.

"Yah, begitulah," jawabku sekenanya.

"Setelah liburan musim panas berakhir, kita tidak bisa bertemu dong?"

Hening sejenak karena aku tidak menjawab pertanyaan dari Kapten. Kami fokus menikmati es krim masing-masing hingga Kak Lev memecah keheningan.

"Kenapa Kapten tanya gitu? Naksir ya?"

"Memang."

"?!" ヽ༼⁰o⁰;༽ノ

Enteng sekali jawabnya! Tau tidak, sih, aku sampai bingung harus berekspresi bagaimana.

"Kita kan baru bertemu," ucapku sedikit gugup.

"Namanya juga jatuh cinta pada pandangan pertama!"

Kenma-san dan Yaku-san memasang ekspresi horor mendengar perkataan Kapten. Sedangkan Kak Lev syok.

"Pedofil!!" ucap mereka bersamaan.

"Hei hei! Jarak umur kami tidak sejauh itu tau."

Sejak hari itu, aku selalu ikut Kak Lev. Terkadang juga membantu para pelatih. Nekomata-sensei selalu menyambutku dengan hangat. Lalu beberapa hari kemudian, aku diajak oleh Kapten untuk mengikuti Kamp Latihan. Padahal aku sudah menolak karena aku bukan murid Nekoma. Namun anggota tim voli memaksaku ikut dan Nekomata-sensei menyetujui. Akhirnya aku menjadi manager sementara. Dengan begitu aku mengenal beberapa manager dari sekolah lain seperti Kiyoko-san dan Kaori-san.

"[Name]-chan!"

Seseorang memanggilku ketika aku mencuci botol minum di kran dekat gedung olahraga. Aku menoleh ke arah panggilan berasal. Ternyata Kapten.

"Ada apa?" tanyaku sambil kembali fokus mencuci.

"Kenapa cakep banget? Ngerepotin perasaan orang aja."

Aku terkekeh mendengarnya. Luar biasa receh gombalan kucing garong ini. Apa tidak ada hal penting lain? Meskipun begitu bohong jika aku tidak tersipu. Yah... Meski sensasi geli-geli gimana gitu tetep ada.

"Kenapa Kapten berisik banget? Ngerepotin telinga orang aja."

"Hahahaha... Jahat sekali."

Gila. Diejek malah tertawa. Untung saja tertawanya ganteng.

"Ayo kembali, nanti Yaku-san marah!"

Kulangkahkan kakiku kembali ke gedung olahraga sambil membawa botol diikuti Kapten. Kami berjalan beriringan.

"Ngomong-ngomong, apa benar kau akan kembali ke Rusia ketika liburan musim panas berakhir?"

"Tentu saja, aku harus sekolah."

Air mukanya terlihat sendu. "Apa tidak bisa sedikit lebih lama?"

"Kenapa?"

"Aku tidak ingin berpisah denganmu."

"Hah?"

Langkah kami terhenti didepan pintu gedung.

"Kamu mau tidak jadi pacarku?"

"...apa?"

"Atau kalau kamu menolak, aku saja yang jadi pacarmu!"

end







meanwhile Yaku yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka :

"HALO POLISI!!!!!"

....

Aku nulis apaan :')

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro