Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6 - Hadiah

25 Desember 2019

(Name) menghela napas panjang, kemudian menatap langit kota Osaka yang dipenuhi oleh salju yang turun.

'Seharusnya aku tidak datang.'

(Name) sudah menduga bahwa dia tidak akan datang.

"Maaf (Name), tiba-tiba rapatnya diperpanjang menjadi dua hari."

"Tidak apa-apa, Naruhiko. Hati-hati saja sepulang rapat nanti."

"Hm, kau juga jaga dirimu. Aku akan menjemputmu saat Tahun Baru nanti."

(Name) terkekeh mengingat panggilan yang dia terima beberapa saat yang lalu.

'Dari awal aku sudah menduga dia tidak akan datang,' pikir (Name) menyesap cokelat panas yang dia beli saat dalam perjalanan tadi, 'lalu kenapa aku menolak ajakan Samatoki saat itu?'

(Name) mendengus geli, menyaksikan uap yang keluar dari mulutnya.

"Tentu saja agar aku tidak berharap, setidaknya itu yang bisa kulakukan."

Lalu kenapa dadanya terasa sesak?

Seolah dirinya menyesal telah menolak tawaran Samatoki.

(Name) kembali mendengus, menutup matanya sejenak.

"Tentu saja aku menyesal, ini Samatoki yang kita bicarakan."

"Ada apa denganku?"

"Eep!"

(Name) terlonjak kaget saat mendengar suara Samatoki menyapa telinganya. Matanya terbuka, dan irisnya langsung bertemu dengan iris merah yang sudah tidak asing baginya. (Name) spontan menutup mulut dengan tangannya, lupa bahwa dia sedang memakai masker.

"Samatoki? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Harusnya aku yang tanya," balas Samatoki, "apa yang kau lakukan di sini sendiri?"

(Name) terdiam, sebelum akhirnya membuang pandangannya dengan canggung.

"Em, dia tidak bisa datang, rapatnya diperpanjang."

"Lagi?"

(Name) sedikit tersentak kaget saat mendengar pertanyaan Samatoki, sebelum akhirnya mengangguk pelan.

"M-mhm, tapi dia bilang akan menjemputku saat Tahun Baru nanti."

"Will he, thought?" tanya Samatoki duduk di sebelah (Name), "lalu apa yang kau lakukan di sini jika dia tidak bisa datang?"

'Kenapa, ya?' pikir (Name) terkekeh, 'walaupun aku sudah bertekad menjauhimu, tetap saja tanpa kusadari, diriku kembali menunggumu keluar dari mall itu.'

Sebenarnya (Name) sedang berada di depan mall yang dia tunjukkan ke Samatoki tempo hari.

"Aku ingin menikmati salju sedikit lebih lama."

"Apa kau bodoh?"

"Hah, apa maksudmu memanggilku—"

(Name) menoleh ke arah Samatoki dengan kesal karena dipanggil bodoh, namun ucapannya terpotong saat pandangannya terhalangi oleh sesuatu berwarna (f/c).

Perlahan (Name) merasa leher dan setengah wajahnya menjadi hangat.

"Syal?" tanya (Name) memegang kain yang melilit kepalanya, mencoba menggunakannya dengan benar.

"Kau itu sedang sakit, kan?" tanya Samatoki, "setidaknya pakailah pakaian yang tebal jika kau ingin menikmati salju di luar."

"Um, Samatoki?"

"Apa?"

"Ini syalmu, kan? Lebih baik kau yang menggunakannya."

'Terlebih lagi aku melihatnya membawa syal ini saat datang ke apartemenku tempo hari,' pikir (Name) mencoba melepaskan lilitan syal di lehernya.

"Untukmu."

"Eh?"

(Name) berhenti, lalu menoleh ke arah Samatoki dengan sedikit terkejut.

"Kau sudah sakit sejak bulan lalu, kan?" tanya Samatoki meraih syal yang ada di leher (Name)—memperbaiki letaknya kembali.

"Tapi—aduh!" ucapan (Name) terpotong saat Samatoki menjitak keningnya.

"Ini bayaranku untuk tempo hari, dan hadiah natal dariku."

Di luar dugaan, Samatoki meletakkan tangannya di atas kepala (Name), mengelus rambut sang perempuan dengan lembut.

"Merry christmas, (Name). Take care yourself."

Belum sempat (Name) membalas, Samatoki sudah berdiri dan berjalan meninggalkan (Name). Sang perempuan hanya terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya mengerutkan alis tak suka.

"Apa-apaan," tangan (Name) terangkat untuk merasakan jantungnya yang berdetak terlalu cepat, "ini namanya tidak adil."

(Name) menutup matanya lalu menunduk, membiarkan air matanya mengalir keluar dan membasahi syal yang dia gunakan.

"Tepat di saat aku bertekad untuk tidak berharap, sikapmu justru seperti ini. Sekarang bagaimana bisa aku berhenti mencintaimu?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro