Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12 - Valentine

14 Februari 2020

(Name) tertegun, dia tak menyangka akan bertemu dengan Samatoki secepat ini.

Sesaat setelah dia kembali dari Amerika, dia bahkan baru dari bandara.

"Samatoki?"

"Yo, (Name)—selamat datang kembali."

"Ah, um terima kasih," sahut (Name) mengangguk.

"Sepertinya kau mengeluarkan banyak uang untuk ke Amerika."

(Name) mengangkat sebelah alisnya, sebelum akhirnya tersadar dengan maksud Samatoki—bersamaan dengan pipinya yang merona. Tentu saja sang laki-laki akan berkomentar demikian, setelah melihat kedua tangan (Name) memegang tas oleh-oleh.

"I-ini, aku membeli untuk anak-anak!" jelas (Name).

"Aku tahu," sahut Samatoki mendekati (Name) lalu mengambil semua tas yang (Name) pegang hanya dengan sebelah tangannya, "biar kubantu, anak-anak sepertinya sedang tidur—tapi barusan aku bertemu dengan Eito."

"Oh! Mama datang!"

Tiba-tiba ada yang memeluk (Name), dan saat dia menunduk, seorang laki-laki sedang memeluknya—tentu saja dia adalah Eito.

"Eito?"

"Selamat datang, Mama. Ayo main bersama!"

(Name) tersenyum, lalu tangannya memegang kedua pipi Eito.

"Mhm, aku pulang, Eito. Maaf, aku hanya datang untuk memberi kalian oleh-oleh, setelah ini aku harus pergi lagi."

Eito melihat ke arah Samatoki, mendapati sang laki-laki sedang memegang banyak tas. Eito kemudian menoleh ke arah (Name), terdiam cukup lama sebelum akhirnya tersenyum.

"Terima kasih, Mama! Aku akan membagikannya ke yang lain, aku akan memberikannya pada Hoshi-nee, yang lain pasti kecewa jika Mama hanya berkunjung sebentar. Tapi karena aku adalah anak yang paling besar, maka aku yang akan menjelaskan bahwa Mama datang ingin bermain bersama, tapi pulang karena melihat yang lain sedang tidur!"

Setelah itu Eito melepaskan pelukannya, merampas semua tas yang Samatoki pegang lalu berlari memasuki panti asuhan.

"Eh? Eh!? Apa maksudmu dengan mereka tidur!?" (Name) hanya berkedip bingung.

Saat (Name) mencoba mengejar Eito, tiba-tiba dirinya berhenti karena tangannya ditahan oleh Samatoki.

"Eito cerita padaku, mereka menambah sesi membaca dongeng dan tidur di siang hari sejak bulan lalu," jelas Samatoki, "yang kuduga adalah sejak kau pergi ke Amerika."

(Name) terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk dengan canggung.

"O-ooh, begitu ya?"

(Name) sedikit menarik tangannya, tanda bagi Samatoki untuk melepaskan pegangan tangannya—dan sang laki-laki melakukannya.

"Terima kasih sudah memberitahuku," sahut (Name) tersenyum.

"Hm, sama-sama," sahut Samatoki, "sepertinya kau sudah sembuh dari sakitmu."

(Name) terdiam, irisnya menatap lama Samatoki.

Dadanya tidak lagi sakit, rasa panas dan sesak juga sudah hilang.

Dia sudah bernapas seperti biasa.

Namun dia tidak merasakan apa-apa saat melihat Samatoki.

Samatoki sudah seperti orang asing baginya.

Setelah itu (Name) tersenyum.

"Mhm, aku sudah bernapas dengan bebas sekarang."

"Baguslah kalau begitu."

(Name) mengangguk dengan semangat.

"Sebagai perayaan kesembuhanku, akan kutraktir kau makan!"

"Hah, apa kau yakin?"

"Tentu saja! Oh, hitung-hitung hadiah Valentine dariku~"

"Apa ini? Kau mencurigakan. Apa niat terselubungmu, hah?"

"... hehe, kutunggu balasan yang setimpal di White Day, oke?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro