Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Persona 2: Awal-Akhir

a/n: seperti yang aku singgung di part sebelumnya, Persona 2 hadir dengan cara berbeda (silakan baca partnya). Aku pikir akan memakan sekitaran 5 part, tapi ternyata 1 part aja cukup.

Aku nggak akan tinggalkan author's note di akhir part ini, tapi di awal. Dengan begitu, aku juga mau bilang terima kasih terima kasih terima kasih sudah mengikuti Persona sampai Persona 2. Bahkan masih mau baca Persona 2 yang kayak gini dan rela nunggu huhu

Aku nggak baca ulang cerita ini dan mungkin aja ada typo. Rasanya plong Persona 2 dan Hilang akhirnya sudah selesai dan aku bisa bikin cerita lain tanpa risau dengan cerita lama yang menunggu kayak hari-hari sebelumnya

Sampai ketemu di cerita lainnya! Mengenai cerita-cerita terbaruku bisa follow aja akun wattpad ini sirhayani biar langsung masuk ke notif


Baca PERSONA dulu baru baca PERSONA 2 ini. Persona ada di shopee: penerbitharu atau klik link di bio ig: sirhay.ani

_________________  

SELAMAT MEMBACA!

_________________  

by sirhayani

part of zhkansas

PERSONA 2

Saat itu Ara tak pernah menyangka bertemu dengan seorang gadis kecil yang dulu hanya bisa dia ketahui namanya saja.

Feenat Keziela.

Nama yang masih dia ingat meski bertahun-tahun telah terlewati sejak kejadian menyesakkan hati itu terjadi. Nama yang dia tahu dari cinta masa lalunya yang merupakan ayah biologis dari anak yang saat ini dia pandangi.

Ara tak bisa menolak hanya karena gadis kecil tak berdosa itu adalah bagian dari seseorang yang pernah membuat hatinya hancur. Di ruang rawat inap itu, Ara bertindak sebagai dokter yang menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan anak istimewa yang tuli karena di antara dokter yang lain, Ara yang bisa bahasa isyarat.

Gadis kecil dan manis itu menyukai Ara dan menjuluki Ara sebagai Bu Dokter Cantik karena gadis kecil itu menganggap Ara cantik sama seperti ibu dari gadis kecil itu. Perkataan yang sangat tulus dari seorang anak yang sedikit membuat hati kecil Ara tercubit.

Di hari yang sama, malam yang sejak lama tak pernah membiarkan bintang-bintang terlihat di langit, ayah dari gadis kecil itu mengetahui apa yang menimpa buah hati satu-satunya dari pengasuh. Ketika dia bertanya apakah ibu dari sang anak mengetahui apa yang terjadi, sang pengasuh menjawab belum karena mungkin sibuk.

Ayah dari gadis kecil itu, Elvan Ganendra Wirasena, buru-buru ke rumah sakit untuk menemui anak tercintanya. Tiba di rumah sakit yang dia tuju, dia dihubungi oleh sahabatnya, Danny, yang saat itu bertanya keberadaan Elvan sementara Danny tak menemui keberadaan sahabatnya itu di apartemen. Elvan memberitahukan lokasinya dan Danny ingin menyusul karena anak dari sahabatnya sedang dirawat. Setelah percakapan singkat mereka berakhir, Elvan memfokuskan perhatiannya ke jalan.

Ketika mengarah pada belokan koridor, Elvan refleks memandang seseorang yang wajahnya tak asing. Namun, perempuan yang membuat pikirannya tak fokus itu pergi begitu cepat. Elvan bergeming dan berpikir ntara mengejar atau tetap meneruskan langkah menuju tempat tujuan sebelumnya.

Dia pikir dia telah berhalusinasi melihat Ara. Dia pikir karena rumah sakit dan dokter identik dengan perempuan itu membuatnya jadi tak fokus dan memikirkan perempuan itu sejenak, lalu berakhir berhalusinasi.

Elvan masih berdiri dengan penuh keraguan dan di pikirannya hanya segala hal tentang Ara. Terkadang Elvan mencari keberadaan perempuan itu. Terkadang dia ingin tahu bagaimana kabar Ara yang tak pernah membalas surat elektroniknya. Apakah dia baik-baik saja sekarang? Apakah dia hidup dengan baik di negara asing? Apakah dia telah kembali ke Indonesia? Kapan?

Elvan tak tahu karena semua pertanyaan yang sama dia tujukan pada Ara dan tak pernah dibalas olehnya. Seolah Ara memutus hubungan di antara mereka.

Padahal Ara sendiri yang pernah bilang padanya agar mereka berpisah secara baik-baik meskipun apa yang terjadi di antara mereka adalah hal yang menyakitkan. Atau dirinya yang salah paham?

Malam itu, luka yang bertahun-tahun Elvan tutupi disembuhkan oleh sosok gadis kecil yang selalu tersenyum ceria meski tak bisa bicara mendengarkan ucapannya.

Benar. Elvan juga terluka. Oleh kelakuan bejatnya sendiri.

***

Sepulang dari rumah sakit, Ara kembali ke apartemen Farah yang menjadi tempat tinggal sementaranya. Dia harusnya bisa mencari rumah sendiri setelah satu-satunya peninggalan keluarga kecilnya hangus terbakar, tetapi Farah memaksanya untuk tinggal di sana dengan alasan ingin ditemani.

Setelah berbincang banyak hal mengeluarkan beban berat dari pekerjaan yang menumpuk, Ara memutuskan untuk ke minimarket terdekat membeli camilan yang bisa menghilangkan sedikit kebosanan yang menimpanya. Ketika di sana, terjadi pertemuan yang tak terduga. Kemunculan Danny di hadapannya setelah terakhir kali melihat laki-laki itu muncul di bandara sebelum Ara meninggalkan Indonesia bertahun-tahun lalu.

Danny juga tak menyangka bertemu dengan Ara yang tak banyak berubah kecuali lingkaran di bawah mata perempuan itu yang mengartikan bahwa dia banyak bekerja keras dalam belajar. Ara di mata Danny masih sama; perempuan yang hidup dengan lurus. Mereka berbincang karena Danny menahan Ara yang ingin cepat-cepat pergi.

Padahal ada banyak yang ingin Danny bicarakan.

Di tengah-tengah pembicaraan yang semakin melebar ke mana-mana, Ara tiba-tiba mengingat Della dan membahas perempuan itu yang membuat raut wajah Danny sedikit berubah. Ara melihat ekspresi Danny yang aneh, tetapi dia tak berpikir banyak hal selain bahwa Danny hanya kaget sudah lama berlalu sejak menghilangnya Della dan entah di mana Della sekarang.

Apakah dia masih hidup atau...

Ara tak bisa membayangkan hal-hal buruk terjadi. Jika benar Della telah meninggal, pasti akan ada berita yang menghebohkan. Namun, kenyataannya tak ada. Della pasti masih hidup, bersembunyi. Entah di mana.

Setelah Ara membahas Della, Danny tak lagi banyak bicara. Mereka berpisah malam itu dan Danny meminta Ara untuk memberikan nomor yang bisa dia hubungi.

***

Ara kembali pada kesehariannya bekerja di rumah sakit dan hari itu dia bertemu dengan seseorang yang paling tidak ingin dia temui di dunia.

Elvan. Dia bertemu dengan Elvan. Tak sengaja berpapasan di koridor ketika Ara buru-buru untuk makan siang dan juga Elvan yang ingin bertemu anaknya. Elvan tak menyangka Ara akan memalingkan wajah seolah mereka tak saling kenal dan melewatinya begitu saja tanpa mengatakan apa pun. Namun, kesempatan itu tak ingin Elvan lewati. Dia kaget tiba-tiba bertemu Ara sehingga membuatnya sempat termenung.

Ketika mengejar Ara, Ara bertemu dengan dokter lain dan bersama-sama pergi. Membuat Elvan terpaksa menghentikan langkah juga bertanya-tanya apakah dokter laki-laki yang jas dokternya ditarik Ara itu ada hubungan spesial dengan Ara?

Padahal ada banyak hal yang ingin Elvan katakan, tetapi Ara bahkan tak menganggapnya ada.

Di sisi lain, Ara bersyukur kehadiran Dimas membuatnya bisa menuah dari Elvan. Ara sudah memikirkan ini sebelumnya. Kehadiran Feenat di rumah sakit tempat Ara bekerja membuatnya berkemungkinan akan bertemu dengan Elvan walau persentasinya bisa saja kecil.

Ketika jam kerjanya sudah berakhir, dia bersyukur akan pulang. Namun, Anggi, dokter yang memanggilnya kemarin kembali menyuruhnya untuk ke ruangan Feenat. Ara tahu akan ada hal tak nyaman terjadi, yaitu di dalam ruangan itu mungkin saja masih ada Elvan. Ara ingin menolak, tetapi tak bisa karena Feenat. Dia akhirnya pergi ke ruangan itu sembari berdoa tak ada Elvan di sana.

Doanya tak terkabul. Elvan ada di ruangan itu dan diam saja ketika Ara bersikap tak mengenal laki-laki itu. Mereka berkenalan seolah tak saling kenal sebelumnya dan Ara mengajak Feenat berkomunikasi. Rupanya, Feenat yang berharap Ara bertemu dengannya.

Sikap Ara sangat dingin pada Elvan dan membuat Ara merasa bersalah. Bagaimanapun, dulu mereka berpisah secara baik-baik. Ara sadar, hanya dengan melihat siluet Elvan membuat dadanya terasa sesak. Apalagi melihat wajah laki-laki itu.

Ara tak ingin kalah dari perasaan yang sudah seharusnya baik-baik saja. Maka dia memutuskan untuk tak menghindar yang penting dia tahu batasan.

Dirinya sendiri bertanya-tanya, perasaan apa yang dia rasakan? Rasa sakit itu masih tersisa dan muncul ketika melihat sumber kesakitan itu secara langsung.

Ara pikir dia sudah baik-baik saja.

Ara bertekat untuk melawan semua itu maka dia membiarkan dirinya bertemu dengan Elvan karena laki-laki itu menunggunya sampai pulang.

***

Mereka berbincang dan Ara tak membiarkan pembicaraan mereka melebar dan memakan banyak waktu. Elvan memang tak banyak bicara, tetapi dibanding Ara, laki-laki itu yang mendominasi pembicaraan. Ara diberi pertanyaan-pertanyaan yang sulit Ara jawab dengan cepat.

Terutama tentang kenapa Ara tak pernah membalas ­e-mail dari Elvan.

Ara membalas dengan setengah jujur setengah berbohong. Bohong bahwa e-mail itu sudah dia lupa kata sandinya. Jujur bahwa sudah lama dia tidak membuka e-mail yang Elvan tahu itu.

Elvan berniat mengantar Ara pulang, tetapi Ara beralasan pulang bersama teman kerjanya yang bernama Dimas. Saat itu Elvan tahu nama laki-laki yang dimaksud Ara siapa, yaitu laki-laki yang terlihat dekat dengan Ara.

Padahal Ara berbohong karena bagaimana pun Ara tahu bahwa Elvan telah memiliki anak dan istri.

Ara meminta tolong kepada Dimas agar mengantarnya pulang demi menghindari Elvan. Ara bersyukur Dimas langsung mengiyakan dan Ara tak tahu bahwa Dimas menyadari ketidaknyamanan Ara ketika berada di dekat Elvan, makanya laki-laki itu mau membantu Ara.

Ketika mereka pulang bersama, Elvan menyadari bahwa dia telah menjadi orang yang paling tidak tahu diri karena menginginkan Ara kembali padanya setelah kekecewaan besar yang telah dia berikan kepada Ara.

Dia bahkan ingin memberitahukan kepada Ara bahwa pernikahannya dengan Kezia telah berakhir memasuki usia tiga tahun pernikahan mereka.

***

Esok harinya, ketika Ara melewati lobi rumah sakit, dia melihat Fee dan hampir menyapa anak itu jika tidak melihat siapa seseorang di sampingnya. Di samping anak perempuan itu ada Kezia yang langsung terdiam kaku saat tak sengaja bersitatap dengan Ara. Ara pun sama, bibirnya terkatup rapat dengan mata agak membulat. Mereka tak saling bicara, tentu saja. Ara bersyukur Fee tak melihatnya sehingga Fee tak akan tiba-tiba menyapanya dan membuat semuanya jadi canggung.

Ara segera menghindar dari segala hal yang tak dia inginkan. Sejak SMA pun mereka tak saling kenal. Ibarat langit dan pohon di daratan. Jika bukan karena apa yang terjadi di antara Kezia dan Elvan, maka keduanya tak akan mungkin memiliki hubungan yang canggung.

Ara tak tahu bahwa Kezia mengetahui siapa yang Elvan cintai sejak dulu.

Di hari yang sama Danny menghubungi Ara dan ingin bertemu dengannya. Awalnya, Ara beralasan sibuk. Akan tetapi, Danny mengajaknya untuk bertemu Della.

Hal itu membuat Ara terkejut. Fakta bahwa Della masih hidup. Fakta bahwa Danny tahu keberadaan perempuan itu. Baik dirinya maupun Danny sama-sama meluangkan waktu kosong mereka untuk mengunjungi Della yang akhirnya mau terbuka mengenai keberadaannya kepada Ara.

Akhirnya, Ara tahu di mana selama ini Della bersembunyi. Lebih tepatnya, di mana selama ini Della menghabiskan waktunya. Sebuah panti asuhan. Panti asuhan itu dulunya menjadi tempat Danny tinggal sebelum diadopsi. Della bekerja di sana sejak dulu. Bude, anak dari pemilik panti asuhan itu yang telah menolong Della selama ini.

Danny diam-diam membantu Della karena Della yang tak ingin diketahui keberadaannya oleh siapa pun, dulunya berpikir untuk pergi sejauh-jauhnya. Namun, dia tak tentu arah sehingga Danny memaksa untuk membantu perempuan itu dan meminta bantuan pada Bude.

Kesehatan mental Della membaik seiring berjalannya waktu. Dia tertutup, tetapi semakin hari dia senang dengan kehidupan anak-anak di panti asuhan itu dan perlahan-lahan membantu Bude dalam mengerjakan apa pun yang dia bisa. Della sengaja tak ingin bertemu dengan semua orang yang berhubungan dengan masa lalunya, pengecualian bagi Danny karena Della tak bisa menolak keberadaan laki-laki itu yang terkadang menjenguknya dan menanyakan kabarnya.

Della berubah banyak sejak terakhir Ara temui. Perempuan itu berjilbab sehingga agak sulit untuk mengetahui bahwa Della yang dia lihat adalah Della yang dia kenal saat SMA.

Della tahu Ara mencari-cari Della sejak dulu dari Danny. Sehingga Della pada akhirnya meumutuskan untuk terbuka pada Ara dan ingin bertemu dengan teman lamanya itu. Selain mereka berdua, Della tak ingin bertemu siapa-siapa lagi yang ada hubungannya dengan masa lalu. Della bahagia dengan apa yang ada sekarang.

Pertemuan mereka hari itu penuh haru. Della tak menyangka, orang-orang di masa lalunya, selain Danny rupanya ada satu orang lagi yang selalu mengkhawatirkannya tapi tak bisa bertemu dengannya.

Bagaimana pun, garis hubungan aneh di antara mereka terbentuk oleh takdir.

***

Berhari-hari kemudian semenjak Feenat telah keluar dari rumah sakit, Ara pikir dia tak akan pernah bertemu dengan Elvan lagi secara kebetulan. Itu benar, sayangnya mereka bertemu secara sengaja oleh Elvan. Elvan mendatanginya langsung ke rumah sakit dan menunggunya sampai keluar dari tempat itu.

Elvan belum sempat meminta kontak yang bisa membuatnya menghubungi Ara. Dia akhirnya mendatangi Ara langsung dan rela menunggu lama sampai perempuan itu pulang. Dia tak ingin bertanya pada perawat tentang Ara karena tak ingin mengganggu pekerjaan Ara,

Ketika Ara terlihat, Elvan langsung menghampiri Ara. Ara terkejut dengan kehadiran tiba-tiba laki-laki itu. Elvan mengajaknya untuk berbincang sebentar. Ara tak punya alasan untuk menolak. Mereka akhirnya duduk di taman rumah sakit dan dalam perbincangan yang tidak panjang itu, Elvan mengajaknya ke reuni angkatan.

Ara tak tahu hanya dengan acara reuni itu, Elvan bisa mengajak Ara untuk pergi bersamanya.

Ara tak bisa pergi. Selain karena lebih memprioritaskan waktu luangnya untuk istirahat, dia tidak pernah berpikir ke acara-acara sekolah yang biasanya hanya dihadiri oleh orang-orang populer.

Dan yang lebih penting, Elvan adalah laki-laki beristri dan memiliki anak. Ara tak mengerti kenapa Elvan mengajaknya ke acara reuni angkatan.

Ara beralasan dia sibuk dengan jadwal kerja karena belum lama bekerja di rumah sakit itu. Elvan meminta Ara untuk menemaninya jika acara reuni itu berlangsung saat Ara tak ada jadwal di rumah sakit. Namun, dengan tegas Ara menolak.

Ara tidak ingin orang-orang berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya. Ara ingin kehidupan yang tenang.

Elvan yang tahu bagaimana Ara sejak dulu, akhirnya mulai jujur dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengaku sudah bercerai dengan Kezia di tahun ketiga pernikahan mereka. Akan tetapi, pengakuan Elvan itu membuat Ara mengartikan bahwa Elvan mendekatinya karena keinginan untuk ... bersama kembali.

Ara berusaha keras untuk berpikir bahwa Elvan hanya ingin berhubungan baik dengannya, bukannya ingin kembali padanya. Malam itu, dia menyerah karena tak tahan dengan sorot mata Elvan yang sedih. Ara terpaksa mengiyakan permintaan laki-laki itu meski dia merasa sangat terbebani.

Namun, satu hal yang Ara sadari. Belum lama dia bertemu dengan Elvan lagi, tetapi hatinya sudah ringan.

Perasaan sesak yang muncul di hatinya ketika bertemu Elvan di koridor rumah sakit kini tak lagi terasa.

Apakah dia sudah terbiasa karena bertemu dengan Elvan beberapa kali ini? Atau semua perasaan yang berhubungan dengan Elvan, baik perasaan kecewa maupun setitik cinta yang tertinggal kini telah hilang sepenuhnya?

Ara tak begitu memikirkan jawabannya karena yang terpenting adalah fakta bahwa dia lega dan tak perlu menghindar dari Elvan lagi karena perasaan sesaknya sudah tak ada.

***

Jadwal kerja Ara sayangnya kosong saat acara reuni berlangsung sehingga dia harus menepati janjinya pada Elvan.

Hari itu, malam hari, kota Jakarta semakin padat semakin terang, Elvan menjemput Ara yang masih menginap di apartemen milik Farah. Farah tak pergi dan dia juga sudah tahu Elvan dan Ara yang kembali bertemu dan Elvan yang mengajak sahabatnya untuk pergi. Jauh sebelum Ara tahu tentang hubungan Kezia dan Elvab yang sudah lama berakhir, Farah sudah tahu lebih dulu secara tak sengaja. Namun, dia tak punya alasan untuk memberitahukan informasi itu kepada Ara lebih cepat karena hanya akan membuka luka lama Ara saat itu.

Pada hubungan Ara dan Elvan yang rahasia saat masih SMA, Farah menjadi satu dari sedikit orang terdekat mereka yang tahu hubungan rahasia mereka.

Ara dan Elvan pergi ke reuni angkatan itu. Ara tak tahu bahwa Elvan mengajaknya pergi hanyalah sebuah alasan agar mereka bisa memiliki waktu bersama. Sesuai perkiraan Ara, ketika reuni itu berlangsung tak banyak yang tahu tentang dirinya kecuali satu dua orang yang ingat bahwa dia adalah salah satu siswi berprestasi saat SMA. Ara tak punya alasan yang membuatnya berlama-lama di acara itu. Kehidupan sosial tanpa tujuan khusus—seperti pertemuan basa-basi—sangat tak cocok dengannya.

Ara hanya menghargai permintaan Elvan untuk menemaninya. Ah, apakah benar seperti itu? Sejenak Ara bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Mengapa dirinya bisa tidak tegas menolak sejak awal? Padahal dia bisa melakukannya. Apakah sampai bertahun-tahun kemudian pun, dia tidak bisa menolak permintaan Elvan yang selalu mendominasinya?

Bagaimana pun, kehadirannya bersama Elvan di reuni angkatan itu membuat beberapa orang berspekulasi tentang hubungannya dengan Elvan karena datang hanya berdua dengan laki-laki itu. Apakah hanya teman biasa atau lebih dari itu.

Rupanya, semua orang tahu bahwa Elvan dan Kezia telah lama bercerai.

Ara tak tahu apa pun karena dia sendiri tak mau tahu tentang kehidupan Elvan lagi saat itu untuk menutup luka di hatinya.

Keinginan Elvan untuk kembali pada Ara semakin menguat. Sejak kembali bertemu, Ara tak pernah hilang dari pikirannya. Rasa penyesalan akan apa yang pernah terjadi di antara mereka di masa lalu membuat Elvan tak bisa menahan rasa sesak di dadanya. Sehingga dia berpikir, satu-satunya cara untuk membuat rasa sakit akibat penyesalan di hatinya itu menghilang adalah dengan membuat Ara berada di sisinya, menjadi miliknya.

Elvan tak ingin kehilangan. Dia sadar, lewat sorot Ara yang melihatnya sekarang tak lagi sama seperti dulu.

Bisa saja perasaan cinta Ara kepada Elvan telah pudar oleh waktu.

Atau bisa saja karena luka besar yang telah Elvan torehkan di hati perempuan itu yang menjadi penyebab Ara tak melihatnya seperti dulu lagi.

Atau keduanya. Itu sangat memungkinkan dan tak perlu skeptis tentang itu.

Malam itu, mereka pulang lebih awal daripada yang lain. Elvan mengerti Ara butuh istirahat. Malam itu juga, Elvan tak bisa menahan perasaan yang terasa semakin membuatnya sesak. Seperti ada yang menekan jantungnya kuat-kuat.

Dia membawa mobilnya dengan laju normal, tetapi pikirannya sedang kalut. Pikiran-pikiran kotor merasuki hatinya malam itu.

Ikat dia dengan cara yang kotor.

Bisikan itu sangat jelas. Iblis di hatinya menyuruhnya untuk melakukan hal yang sama pada perempuan berbeda, tetapi dalam keadaan sadar.

Tidak. Bahkan dia hampir saja membawa mobilnya ke apartemennya sendiri, bukan membawa Ara kembali ke tempat tinggalnya.

Elvan membenci dirinya sendiri. Elvan ingin membunuh dirinya yang kotor. Dia tak mungkin melukai orang yang dia cintai, tak mungkin menghancurkan Ara untuk kedua kalinya dengan cara yang menjijikkan.

Ara selamat malam itu dari rencana licik Elvan yang telah dibutakan oleh perasaan menyakitkan yang tak bisa dia tahan.

Mobil itu sengaja Elvan bawa ke parkiran. Dia ingin bicara bersama Ara. Sebentar saja. Untungnya pikirannya kembali jernih bersamaan dengan rasa menyakitkan di hati yang telah berkurang.

Sebelum Elvan memulai perkataannya, Ara lebih dulu bicara padanya.

"Van, langsung aja. Apa yang kamu mau dari aku?"

Setelah Ara mengatakan itu, Elvan hanya terdiam. Tidak dengan jantungnya yang berdegup kencang.

"Aku nggak mau sok naif. Belakangan ini, kamu deketin aku karena cuma pengin berteman biasa atau kamu ada tujuan lain?" Malam itu, Ara tak bisa menatap Elvan dan hanya memandang tasnya di pangkuan.

"Ya." Elvan menghela napas panjang sembari memandang Ara yang tak memandangnya sama sekali. "Aku masih sayang sama kamu. Rasanya sesak kalau aku nggak jujur secepatnya. Aku selalu nunggu kabar kamu setiap saat walaupun kamu nggak pernah balas, aku selalu nunggu. Dan setelah kita ketemu lagi, itu menyakitkan, Ra."

Ara tak bisa melihat ke mana pun. Pandangannya mengabur. Ada apa dengan dirinya yang tiba-tiba ingin menangis? Ara menahan air matanya. Dia tidak ingin menangis di depan Elvan.

Bukankah dia sudah tidak memiliki perasaan apa pun pada Elvan?

"Ra...." Tenggorokan Elvan tercekat. Dia sulit meneguk ludanya sendiri. "Apa kamu bisa kasih aku kesempatan... sekali lagi?"

Elvan tahu dia terlalu cepat. Akan tetapi, cepat atau lambat pada akhirnya jawabannya akan sama, kan? Elvan tak bisa merasakan sakit terlalu lama.

Ah, bagaimana dengan Ara yang sudah dia sakiti bertahun-tahun lalu?

Ara menggeleng dan itu membuat hati Elvan semakin tertusuk.

"Dulu mungkin terkadang aku masih sesak, tapi semakin berjalannya waktu aku mencoba ikhlas. Perasaan aku ke kamu ... sudah hilang, Van." Ara memberanikan menoleh pada Elvan. Dalam ruang kendaraan tanpa cahaya itu, dia bisa melihat wajah Elvan yang terluka.

Lagipula, mereka berpisah karena keadaan kan? Elvan telah mengaku melakukannya bersama Kezia dengan setengah sadar.

Elvan tidak menyakitinya secara sadar sepenuhnya.

"Di antara kita berdua ... udah berakhir bertahun-tahun yang lalu." Ara menatap Elvan lamat-lamat.

Apakah dia salah lihat?

Elvan menangis tanpa isakan. Bibir laki-laki itu terkatup rapat, tetapi air matanya luruh ke pipi.

Benar.

Lembaran kisah mereka telah berakhir bertahun-tahun yang lalu.

***

Malam itu menjadi penjelas hubungan mereka. Akhir dari hubungan percintaan yang tak akan lagi mereka ungkit satu sama lain.

Ara merasa lega, tidak dengan Elvan yang hatinya masih terasa menyakitkan.

Elvan tak bisa memaksakan perasaan Ara. Hubungan mereka telah berakhir lama. Elvan yang telah membuat Ara kecewa, tetapi dia juga yang tak tahu diri ingin kembali seolah membuka luka lama perempuan itu.

Mereka berakhir bukan sebagai pasangan hidup seperti yang Elvan harapkan, tetapi teman biasa. Tak apa. Elvan sudah bahagia jika Ara tidak menjauh darinya seperti dulu.

Setelah Ara pergi, Elvan masih berdiam diri. Kepalanya dia taruh di atas setir dan merenung.

Dia menyesal.

Sangat menyesal.

Apakah waktu bisa terulang kembali? Apakah dia bisa ke masa lalu dan tidak melakukan kesalahan bersama Kezia?

Apakah dia bisa menghindari kesalahan besar itu dan bisa hidup bahagia bersama Ara sekarang?

Kesalahan....

Elvan sadar dia baru saja memikirkan hal yang tak masuk akal. Jika terjadi sesuai harapannya, maka Feenat—anak yang dia cintai meski dari hasil hubungan terlarang—tak mungkin terlahir ke dunia ini.

Apa yang harus dia sesali?

Dia tak perlu menyesali apa pun dan menjalani hidup sesuai kenyataan, kan? Elvan menegakkan punggungnya dan melihat layar ponsel. Sebuah pesan yang belum dia baca karena ponselnya dalam mode diam.

Pesan dari Mbak Risa. Namun, orang yang mengirim pesan itu Elvan tahu siapa.

Feenat. Anaknya. Sebuah foto wajah anaknya terkirim, lalu ada sebuah video yang berhasil Elvan unggah. Fee sedang memberikan bahasa isyarat kepada Elvan.

"Papa, Fee kangen Papa. Papa kapan pulang?"

Pesan itu masuk sekitar dua jam lalu.

Elvan mendongak dan menyugar rambutnya, lalu tersenyum pedih.

Bagaimana dia menyesal dengan semua yang telah terjadi?

Tuhan telah menitipkannya anak yang pintar dan menggemaskan padanya.

***

Ada banyak hal yang terjadi. Kehidupan di bumi berjalan dengan semestinya.

Elvan pikir, Ara akan menikah dengan Dimas. Rupanya mereka tak memiliki hubungan khusus.

Empat tahun setelah malam di mana Elvan mengutarakan perasaannya kembali kepada Ara, Ara menikah dengan seorang dokter yang menjabat sebagai direktur di rumah sakit tempat Ara bekerja, yang lebih tua tiga tahun darinya

Farah fokus pada karir dan tidak pusing dengan segala tuntutan pernikahan dari keluarganya yang menyebalkan.

Beberapa bulan sebelum Ara menikah dengan pasangannya, Danny lebih dulu menikah dengan seorang jurnalis.

Satu tahun setelah Ara menikah, Della menikah dengan seseorang yang menerima segala kekurangan Della. Seorang donatur di panti asuhan tempat Della hidup dan bekerja selama ini. Seseorang yang baik hati, yang membuat Della merasa pantas dicintai lagi setelah segala hal menyakitkan terjadi di hidupnya.

Dua tahun setelah Ara menikah, Kezia menjalin hubungan dengan seseorang yang berhasil menembus tembok tebal di hatinya.

Sementara Elvan, laki-laki itu memilih untuk tidak menikah dan lebih senang menghabiskan waktu luangnya dengan Feenat yang merupakan satu-satunya orang yang dia cintai dan sayangi di dunia ini.

Putri tercintanya.

TAMAT

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro