promptManJyuu lokal AU
Tukang bakpao!Manjoume
Yang DM tukang makaroni, yang ini kang bakpao, yang 5Ds juragan pop mie
Reiji sama Ryoken cocoknya apa ya kalo lokal AU?
Kenapa tukang bakpao? Karena nama shipnya ManJyuu bisa diplesetin manju/mantau aka bakpao.
.
.
.
"Bakpao! Bakpao! Bakpao!"
Suara rekaman menggema ke seluruh penjuru seiring berjalannya motor mengelilingi komplek perumahan. Motor tak akan berhenti jika tak ada yang memanggil namun ada satu pelanggan bakpaonya yang sangat setia beli tapi dia membenci pelanggan itu, sangat membencinya.
"BAKPAAAOOOO!! MAU BELI BAKPAOOOO!!"
Suara menggelegar bak menggunaka megaphone mengalahkan suara rekaman si tukang bakpao, terpaksa dia memberhentikan motornya dan menunggu sang pelanggan menghampirinya.
Pelanggan setianya kali ini membawa kepiting dan bintang tiga warna bersamanya.
"Beli berapa?" tanya Manjoume pada si pelanggan.
Belum sempat Judai menjawab, bintang tiga warna sudah memotongnya dengan ekspresi kaget. "Kamu yang suka ngobrol sama Kaiba ya?"
Manjoume tentu saja kaget mana sampai ditunjuk sama si bintang tiga warna. Hubungan dia sama Kaiba hanyalah teman satu kos dan teman sepergosipan (curhat).
"Kamu siapanya Kaiba?"
Ubur-ubur dan Kepiting ikut menyimak saja.
"Pelanggan ... nya."
Tadinya si bintang ingin menjawab dengan jawaban lain, tetapi dia tidak ingin membuka topik gosip baru bersama tukang bakpao ini.
"Oh ... kirain pacarnya, akhir-akhir dia banyak banget bicara ngomongin orang yang namanya Atem--" belum selesai Manjoume ngomong bintang tiga warna itu tiba-tiba saja mencengkram kerah kaos hitamnya.
"APA DIA BILANG?! KALO DOI LAGI BARENG SAMA GUA! MULUTNYA TUH NUTUP ERAT BANGET! DOI CUMAN NATEP GUA DOANG KEK ORANG YANG MAU TELEPATI."
Tidak mau menambah panjang perkara ini Manjoume pun mengeluarkan seluruh curhatan si tukang makaroni ke bintang itu. Manjoume takut kalau dia tidak berbicara wajah gantengnya akan babak belur. Setelah merasa bebas setelah diinterogasi layaknya tersangka kejahatan. Topik selanjutnya tetap berhubungan dengan teman satu kosnya.
"Jadi kamu juga kenal sama Jack Atlas? Yang jualan pop mie itu." Si Kepiting angkat bicara.
"Kami ... temen satu kosan."
"Heee? Keren! Apakah ini yang namanya takdir?"
"Tidak ada takdir, ini hanya tidak sengaja."
"Manjoume!"
"Panggil dengan -san anak muda."
"Manjoume Thunder."
Manjoume diam, dia tidak akan pernah bisa menang lawan siswa SMA seperti Yuuki Judai, tenaganya yang habis duluan, habis debat tidak guna inginnya rebahan, jualan tidak lancar.
"Mau beli berapa?"
"Tiga." Si Kepiting mengangkat tiga jarinya.
"Satu." Si bintang mengangkat jari telunjuknya.
"Dua." Yang terakhir ubur-ubur mengangkat dua jari.
Manjoume pun turun dari motornya dan mulai mengambil pesanan dari tiga pelanggannnya.
"Kak Manjoume," Si Kepiting memanggil, "tolong bilangin ke Mas Jack, berhenti gombal kalo nge-chat."
"Hah?" Manjoume diam beberapa detik, mencoba untuk mengingat-ingat apa yang suka Jack curhatkan ketika mereka kumpul. "O ... oh ... dia emang suka begitu." Manjoume tersenyum kaku.
Manjoume ingat ada hari dimana Jack nanya ke dia tentang gombalan maut buat gebetannya dan ternyata gebetannya siswa laki-laki yang bekerja paruh waktu sebagai mekanik dan tukang ledeng.
"Kamu pacarnya Jack?" tanya balik Manjoume pada Si Kepiting sembari memberikan pesanannya.
"Kak, saya masih normal."
Manjoume turut berduka cita atas cinta bertepuk sebalah kakinya Jack.
"Nih, buat pacarnya Kaiba."
Atem mendengus kesal, tidak sudi dia dipanggil seperti itu sama tukang bakpao yang suka dikejar temen sekelasnya.
"Cuih, lu sebut itu lagi, muka lu biru."
"Ampun." Manjoume pun memberikan pesanan untuk pelanggan terakhir. "Nih buat kamu."
"Gratis ya?"
"Yaudah sono bawa, tapi kedua temen kamu harus bayar."
"Asik gratis!"
"Lu baik doang sama Judai?!" dengus Si Bintang seolah tidak ikhlas mengeluarkan uang 15 ribu ke Manjoume.
"Nih 45 ribu."
"Yey! Gratis, makasih ya."
"Iya."
Sebelum berpamitan Manjoume disuruh membawa pesan panjang sepanjang kereta api dari Si Bintang tiga warna untuk Kaiba dan Si Kepiting yang meminta Manjoume untuk memberikan pesan pada Jack mengenai gombalan.
Pulang ke kosan, Manjoume masuk ke dalam kamar tetangganya sambil membawa sekantong minuman.
"Hei! Kaiba, gua punya pesan panjang lebar kali tinggi dari bintang kejoramu dan lu, Jack! Tukang ledeng andalan lu minta lu berhenti gombalin dia."
"Kak Manjoume tadi ketemu Kak Atem?"
"Kaiba, napa adek lu ada disini?"
"Lu pikir ini kamar siapa?"
"Kaiba Seto."
Kaiba mengangguk, "Jadi?"
"Ampun."
"Manjoume, kalo tadi lu ketemu Yusei? Dia bilang apa tentang gua?"
Manjoume memasang ekspresi prihatin, kalau diingat lagi Manjoume sedih banget. Tangan kanan Manjoume menepuk pundak Jack dan tersenyum.
"Apa katanya?"
Manjoume memilih untuk menggantungkan Jack, biarkan saja juragan pop mie ini menebak-nebak sendiri.
"Jun."
"Hah ape Set?" Nada nyolot Manjoume keluar lagi.
"Gimana tadi? Jadi nembak siswa ubur-ubur itu?"
"GUA GA ADA NIATAN BUAT NEMBAK JUUDAI! SETHAN!"
"Namaku Seto bukan setan, setan."
"ARRGHH! TEH BOTOL YANG GUA BELIIN BUAT LU GUA TARIK YA!"
"Jangan, buat Mokuba."
"BILANG AJA LU GA RELA MELEPAS GRATISAN! DASAR KISMIN!"
"Kismin teriak kismin," celetuk Jack.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro