Prompt 🌊👑
Hiks, prompt angst-komedi, mereka lumayan cocok buat keanuan ini iya ga sih? (´∩。• ᵕ •。∩') kemungkinan prompt ini kalo jadi oneshoot collab sama Pengamen kesayangan kita aka Archon Anemo alias Barbatos.
.
.
.
"Kakak mau kemana?" tanya Mokuba yang melihat kakaknya sudah siap angkat kaki dari rumah.
Sekarang masih jam 7 pagi, seingat Mokuba hari ini kakaknya melibutkan diri, semakin membuat heran landak Kaiba ini melihat kakaknya memakasi seragam sekolah yang anehnya masih muat.
"Hn."
Mokuba mengerjap, mencoba mencari terjemahan yang cocok untuk jawaban dari kakaknya tadi. Kaiba pergi begitu saja keluar rumah meninggalkan dirinya yang masih bingung. Seketika Mokuba mendapat hidayah harus bertanya pada siapa.
"Telepon Yugi ah!"
Kembali pada seorang Kaiba Seto, manusia 18 tahun yang kaya raya, dan sudah berhasil menguasai satu kota. Kaiba menaiki Blue-Eyes jet-nya dan pergi melesat ke sebuah tempat, tempat dimana pepohonan masih mendominasi dan disana sebuah phone booth berdiri di tengah pepohonan rimbun.
"Jadi ini tempatnya ya?"
Kaiba memasuki phone bootbooth, mengangkat gagang telepon dan berbicara. Telepon itu sama sekali tak tersambung tetapi dari balik kaca, kita bisa lihat perubahan ekspresi Kaiba. Wajah yang selalu terlihat datar itu nampak tersenyum. Bukan senyum seringai yang biasa digunakan untuk merendahkah orang.
Sebelum menutup teleponnya, Kaiba berkata, "Sekali lagi kuingin bertemu lagi denganmu, Atem."
Kaiba meninggalkan phone booth itu dan pergi.
┐(´ー`)┌
"Eh? Phone booth? Di tengah hutan? Memangnya ada ya?"
"Bagaimana ya soal itu? Aku juga belun pernah kesana sih Mokuba-kun, aku hanya dengar-dengar saja dari orang."
"Ehh?! Apakah kakak berhasil menemukan?"
"Yang kita bicarakan ini Kaiba-kun, pasti dia akan menemukannya atau kalau tidak menemukan dia akan membuatnya."
Mokuba sesaat berpikir ada benarnya juga perkataan Yugi.
"Mokuba-kun, apakah kata-kata itu akan sampai ya? Apakah angin akan membawanya sampai ke orangnya?"
"Soal itu ... bisa saja sampai jika angin benar-benar membawanya."
¯\_(ツ)_/¯
"Permisi! Permisi! Ada surta lagi untuk Yang Mulia Atem."
"Kamu sebenarnya siapa? Sudah lima kali kamu membawakan surat dari antah berantah ke mari."
"Tuan Seto jangan memasang muka seram begitu dong! Aku hanya Hermes yang memberikan sebuah surat penggemar pada sang Raja."
Surat itu pun disampaikan pada pemimpin istana. Dia membaca surat itu dan tertawa seperti sedang membaca sebuah cerita lucu, air mata sampai menetes keluar.
"Ini lucu sekali, kamu dan dia sangat mirip sekali."
"Jangan bilang surat itu dari orang aneh itu lagi ya?"
"Seto, jangan sebut dia orang aneh, kamu juga aneh kalau begitu."
Sang pendeta pun menutup mulut rapat setelah mendapat balasan itu dari Atem.
"Padahal ada aibou, masih saja dia mencoba untuk mengejar, membosankan." Atem memijat kening. "Harus kamu tidak mengucapkan sumpah itu, aku jadi pusing."
Batu imajiner bertuliskan "Sesal" jatuh ke kepala Seto.
"Hari ini aku jenguk aibou deh di dalam mimpi, aku yakin aibou punya jalan keluar untuk semua ini."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro