Penutupan Chapter 200
Marik: untuk penutupan spesial banget, kami segenap 4 sutradara buku ini mengucapkan terima kasih sudah mau sabar dan gila-gilaan disini.
Ryou: karena ini chapter penutup, isinya akan drabble/prompt, berterima kasihlah pada bilibili.
Bakura: maaf kalau drabble ini banyaknya dari seris pertama, salahin bilibili.
Malik: sepertinya chapter ini bakal berisi rival × MC minus VRAINS campur bumbu NL dikit, biar ga terlalu banyak sodanya, lagu yang nempel disini hanyalah sebuah pelancar ide.
Ryou: ada kata-kata terakhir aruji?
Di DSOD Kaiba ganteng banget, gakuat (╥﹏╥)
Marik: ... aruji ayo serius.
Maksudnya, makasih udah baca buku ini sampai titik darah penghabisan dan membuat aruji tidak malu terang-terangan simping Kaiba (人 •͈ᴗ•͈)
Sekali lagi, terima kasih, kita bertemu lagi di buku kedua.
.
.
.
https://youtu.be/NxGvsfOEP20
SetoAte
by: Ishizu Ishtar
Kini pemimpin negara dikurung dalam kamarnya, tak boleh menginjakkan kaki keluar kamar, ruangan pun dibuat tertutup sebisa mungkin, tidak boleh bersentuhan dengan siapa pun maupun berkontak mata secara dekat, makanan diantar sampai depan pintu kamar, itu pun makanan harus benar-benar tertutup dan tak tersentuh oleh apapun.
Hal ini dilakukan agar sang raja tak terkena penyakit cacar yang sedang mewabah di Negara Mesir ini, para pendeta kepercayaannya harus melindungi sang raja dari penyakit menular berbahaya. Penyakit ini sudah mengambil nyawa orang-orang, obat-obattan belum ditemukan untuk menyembuhkan penyakit ini secara sempurna.
"Seth."
Tetapi saat itu sang raja memanggil nama pendeta itu, yang mengantarkan makan siangnya hari ini.
Pendeta itu tak mengatakan apapun, hanya mendorong nampan pada pintu. Sang raja memanggilnya namanya lagi, suaranya seolah meminta pertolongan, nama itu terus disebut berulang kali. Pintu besar bak gerbang masuk kerajaan yang sekarang menjadi penjara baginya hanya bisa dibuka sedikit.
"Jawab aku, Seth. Ini perintah."
Pendeta Seth tak menggubriskan ringisan sang raja, dia berdiri dan berbalik, mulai jalan menjauh. Tangan sang raja keluar dari sela-sela pintu, berusaha untuk meraih sang pendeta dan meminta tolong lebih keras.
"Seth! Bagaimana keadaan diluar?! Seth! Beri tahu aku! Seth!"
Penjaga yang ada disana mendorong nampan masuk ke dalam ruangan dan menutup paksa pintu dengan rapat. Atem menundukkan kepala, tangan kirinya menyingkirkan makanan di depan matanya dengan kencang sampai terlempar jauh.
Amarah, kesal, putus asa, akan ketidakbisaan dirinya melakukan apapun, menunggu, menunggu, dan menunggu sampai semuanya selesai dan aman jika dia menginjakkan kaki keluar ruangan.
Sampai saat ini dia tidak mengetahui apa yang terjadi diluar sana, alasan para pendeta mengurungnya di dalam ruangan ini untuk melindunginya dari ancaman wabah penyakit yang sedang menyerang, Atem tidak tahu separah apa diluar sana, bagaimana keadaan warganya, dan para pendetanya sendiri.
Di dalam ruangan ini Atem hanya bisa berdoa pada Dewa Ra untuk keselamatan mereka semua.
"Seth, semoga kamu baik-baik saja."
Doanya sembari memejamkan mata, setetes air mata jatuh ke lantai. Ketika membuka matanya kembali, dia berada di luar ruangan, tepatnya di tengah kota.
Atem melihat ke sekelilingnya, tidak ada orang satu pun yang ditangkap oleh matanya. Harusnya tempat ini ramai orang berlalu-lalang, menjajakan dagangan mereka di setiap sudut jalan, anak-anak yang bermain.
"Kemana mereka semua?"
"Isis! Mahad! Mana! Shada!"
Atem memanggil teman-temannya, namun tak ada yang menyahut, tubuh Atem jatuh berangsur-angsur, manik magentanya bergetar.
"Apa yang sudah terjadi?"
Tak lama telinga Atem menangkap suara api yang berkobar, ketika kepalanya naik, melihat ke depan, maniknya membulat sempurna. Api besar yang berkobar beberapa meter dihadapannya melihat banyak jasad yang dibakar.
"Seth!"
Atem terlonjak kaget dan ternyata dirinya baru saja kembali ke realita, realita yang sebenarnya bukan realita dalam mimpinya.
"Seth?"
"Hm? Ada apa Rajaku? Ingin saya antarkan ke kamar anda untuk melanjutkan tidur anda?"
Atem tak menjawab, matanya kembali terpejam dan menikmati angin yang berhembus.
"Yasudah, anda tidur lagi saja, saya akan menemani."
"Seth."
"Ya?"
"Berikan tanganmu."
Seth mengikuti keinginan Atem dan memberikan tangan kanannya untuk digenggam sang raja.
"Tenang saja, saya tidak akan pergi kemanapun, lagipula anda sendiri memakai paha saya ubtuk menjadi batal."
Atem kembali lelap dal tidurnya.
"Pangeran!"
Teman pangeran cantik berambut coklat, murid Mahad, muncul dengan riangnya.
"Ssstt ... dia sedang tidur."
"Oho, tidur apa tidur? Kok pangeran menghadap ke anda kaya yang lagi ***."
"Berisik."
"Pak pendeta galak, Mana ga suka."
"Kalau begitu pergilah, jangan ganggu kami."
"Kami? Mentang-mentang sepupu bisa nempel sana-sini terus, Mana iri."
"Tutup mulutmu atau kamu ingin kupukul dengan millenium rod?"
"Ampun, pak pendeta, Mana kesini cuman ingin main pangeran saja, Mana pamit!"
"Hmph, mengganggu saja."
"Pendeta Seth, ternyata kamu sedang bermesra-mesraan dengan Raja."
"Isis?! Sejak ka--?!"
.
.
.
https://youtu.be/R0CRCP0DPyM
SetoYugi
Note: Vampire!Yugi, Vampire Hunter!Seto
by: Mazaki Anzu
Beberapa tahun lalu ada sebuah desa, desa yang amat sangat makmur dan disana ada seorang suster yang menjadi kunci kemakmuran desa itu, saat itu juga desa itu dinyatakan ada seorang vampir yang menyerupai manusia agar tidak ketahuan memakan satu persatu orang tanpa diketahui siapapun.
Para polisi yang menangani kejadian ini menetap di desa itu untuk memastikan keberadaan vampir itu. Selama mencari petunjuk di desa itu para polisi tak menemukannya sama sekali namun ada seseorang yang selalu mereka beberapa kali lihat di tempat kejadian. Mereka mendugnaya lelaki berpakaian serba hitam itulah vampir yang harus mereka basmi.
Pada malam harinya sang suster berpakaian putih nan imut itu dijaga oleh dua polisi, para polisi mencoba untuk mencegah suster manis itu menjadi korban selanjutnya dari seorang vampir.
"Itu! Vampirnya!" seru sang suster sembari menunjuk atap gereja.
Sorot lamput tertuju pada atap gereja seketika. Ketua polisi yang masih fokus pada atap gereja tak sadar bahwa temannya telah dibunuh oleh suster gereja yang ternyata adalah vampir dalam penyamaran.
"Manusia memang mudah ditipu," ucapnya sembari tersenyum lebar, kedua matanya menjadi warna merah pekat dengan pupil tajam.
"Gyaaaa!" Polisi tua berteriak histeris ketakutan.
Lelaki berjubah hitam itu muncul tepat dihadapan suster vampir itu sebelum berhasil membunuh si polisi tua. Lelaki itu itu meraih tangan kanan sang suster dan tangan kirinya melingkar dipinggangnya.
"Shall we dance, Mrs. Vampire?"
bisik pemburu vampir ditelinga sang vampir cantik dengan seringai.
.
.
.
https://youtu.be/--Ug6k6T4wk
KaiAte(Seth)
by: Ishizu Ishtar
Jika itu cinta asli, mereka akan bisa melewati tantangan yang diberikan oleh orang-orang itu. Dua orang mencintai satu orang yang sama. Hanya satu pasangan yang bisa bersama. Orang ketiga tidaklah nyata, orang ketiga hanyalah sebuah imajinasi untuk melarikan diri saja, lalu mengapa mereka mendapatkan banyak cobaan dalam hubungan cinta keduanya? Tantangan yang sebenarnya adalah apakah orang ketiga itu bisa hilang atau pada akhirnya orang ketiga itu akan menjadi nyata dan menghancurkan hubungan keduanya?
Bangun dari tidur tidak ada rasa senang, tubuh dipenuhi luka dan juga diselumuti kesedihan yang mendalam, tidak ada kebahagiaan sama sekali. Dia pun berlari dari realitanya dengan seseorang, orang itu mirip sekali dengan pasangannya tetapi perlakuannya lebih lembut dan penuh dengan senyum. Orang itu benar-benar membuatnya bahagia, dan menyenangkan.
"Seth," dia memanggil namanya dengan lembut.
"Siapa Seth?"
Dia menyeringai, lalu kedua tangannya melingkar ke sebelah kanan seperti sedang memeluk seseorang. "Seth, adalah dirimu, Kaiba."
.
.
.
https://youtu.be/x85v_LtZkw4
KaiYami
Note: Arkeolog!Kaiba, Demon!Yami Yugi
by: Rebecca Hopkins
Seorang arkelog tengah mencari penemuan sarkopagus ribuan tahun lalu yang dikatakan oleh adiknya saat mengecek reruntuhan kuil.
Si arkeolog mencarinya dengan serius setiap sudut, inci sampai langit-langit dia periksa untuk menemukan sarkopagus yang dimaksud adiknya itu.
Ketika dia sedang berjalan menuju tengah ruangan, lantai batu runtuh dan membawa si arkeolog jatuh ke tempat yang lebih dalam di bawah tanah, si arkeolog jatuh di tempat gelap, penerangan hanyalah sebuah dua obor di kiri dan kanan yang terus menyala seperti kobaran api itu abadi.
Arkeolog ini tak menghiraukan dia berada dimana sekarang, matanya tertuju pada sebuah sarkopagus berlapis emas, perlahan dia bangkit dan berjalan mendekat, dia seperti sudah terhipnotis dengan keberadaan sarkopagus.
Kakinya melangkah perlahan sembari berucap, "On kirika sowaka, on dakini gyakaneiei, on kirika sowaka, on dakini gyakaneiei." Seperti melafalkan sebuah mantra.
Sarkopagus berlapis emas terbuka dengan sendirinya bersamaan dengan asap hitam mengepul dari dalam sarkopagus.
"On dakini gyachi."
"Gyakaneiei sowaka."
Dua kalimat itu selesai terucap dari bibir si arkeolog, dan muncullah iblis berwujud manusia dengan tanduk domba, memiliki sayap hitam kelelawar, ekor tajam, memakai pakaian yang cukup menerawang dan seksi berwarna hitam, sepatu boot hitam berhak tajam. Kedua tangannya direntangkan keatas seperti sedang meregangkan tubuh, kedua matanya berwarna ungu dengan pupil tajam terlihat berkaca-kaca.
"Ada tamu?"
Dia memperhatikan si arkeolog yang menatap dirinya dengan pandangan kosong, sebuah senyum simpul muncul di wajahnya, lalu dia terbang mendekati si arkeolog, melihatnya dari atas sampai bawah, manusia ini benar-benar tak bergerak seperti terkena kutukan.
"Aku lepaskan saja? Atau aku makan saja?"
Jari panjang nan ramping dengan kuku hitam panjang, mengelus wajah si arkeolog dengan lembut, jari telunjuknya berhenti di ujung dagu. Iblis itu mencium bibir sang arkeolog, lalu menjilat bibirnya.
"Sekarang kamu adalah milikku, manusia yang berani mencari tempatku akan terikat kontrak denganku."
Sang arkeolog yang tak bisa bergerak dan juga kehilangan kesadaran kembali ke semula, sang arkeolog sama sekali tidak terkejut dengan iblis dihadapannya, tatapannya yang kosong berubah tajam dan seakan berani menantang iblis itu.
"Berterima kasihlah padaku, wahai manusia, jika kamu tidak aku lepaskan dari efek segel di tempat ini kamu akan membusuk di tempat ini tanpa ada yang mengetahui."
"Hmph, ngapain aku berterima kasih padamu? Kamu hanyalah iblis lemah yang menginginkan nyawaku sebagai makananmu," ucap sang arkeolog penuh percaya diri, dia tidak gentar sama sekali malah dia lebih terlihat sombong dan memiliki kekuatan lebih dair iblis itu.
"Manusia di jaman ini sangat sombong melebihi kaum kami? Pantas saja mereka selalu jatuh ke neraka, aku tidak menginginkan sama sekali dirimu."
"Lalu?"
"Aku ingin kamu membawaku keluar dari tempat gelap ini, jika kamu tidak menuruti perintahku, kamu akan dianggap mengingkari kontrak yang telah kita buat."
"Sejak kapan? Aku tidak berniat untuk berkontrak denganmu."
"Tapi kamu sudah terikat kontrak denganku saat kamu dibawah pengaruh segel ini."
Sang arkeolog tak bisa mengelak, jika itu kenyataan dia tak bisa membantah keinginan iblis aneh ini.
"Kamu bisa memanggilku Yami, salam kenal."
.
.
.
https://youtu.be/IFE_EDtrElw
KaiYugi
(Yugi birthday fic!)
by: Mazaki Anzu
"Hoaammm!" Yugi menguap dengan lebar, sudah tidur delapan jam masih saja ada rasa kantuk yang menempel padalah hari ini dia harus menemui Kaiba untuk melaporkan apa yang terjadi pada Duel Links kemarin. Kalau masih terlihat masih mengantuk Kaiba pasti akan memarahinya.
Yugi berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju lemari pakaian, mengambil baju hari ini, mengganti piyama dengan pakaian itu dan dia harus sudah siap menghadap sang CEO dengan wajah putih bersih dan juga bersinar layaknya matahari. sebagai asistennya dia harus bisa memberikan aura positif pada Kaiba yang meiliki aura kelam.
Sebelum pergi Yugi menyempatkan diri untuk mencuci wajahnya.
Yugi menggerakkan kakinya dengan cepat, dia sudah terlambat.
"HUWOOOO!" Yugi berteriak dengan keras selama berlari dan menerobos kerumunan orang dengan bar-bar, Yugi merasa beruntung mempunyai tubuh kecil, melewati orang-orang lebih mudah.
BRAK! Kedua tangan Yugi mendorong pintu ruang CEO dengan keras, nafas masih terenga-engah, keringat mengalir dengan deras.
"Kaiba-kun, maaf telat ... eh?"
Setelah sampai Yugi tak melihat Kaiba di ruangannya hanya Mokuba yang sedang duduk di sofa yang ada di sebelah kiri ruangan, Mokuba kelihatan sedang menunggu seseorang, wajahnya terlihat cemas akan sesuatu.
"Mokuba-kun, Kaiba-kun mana?"
"Kakak ... kakak lagi ke mesir," ucapnya sambil melirik kiri dan kanan seperti tidak inin berkontak mata dengan Yugi.
"Ngapain disana? 'kan millenium puzzle sudah tidak ada."
"Mencari hadiah."
Yugi memiringkan kepalanya ke kiri.
"Aku kembali."
Suara berat khas miliknya bergema ke seluruh ruangan, Yugi dikejutkan dengan suara itu dan membalikkan badan.
"Maaf menunggu, kamu ingin bertemu dengannya lagi 'kan? Aku membawakannya untukmu."
Yugi mencoba untuk melupakan kehadiran Atem yang melambaikan tangan sambil digendong bak karung beras oleh Kaiba. Yang harusnya dipertanyakan adalah kenapa Kaiba bisa membawanya kesini? Bukannya Yugi tak bahagia bisa bertemu lagi dengan Atem tetapi ini terasa seperti mimpi, terlalu mustahil untuk terjadi.
"Kamu tidak suka?"
"Bukan begitu Kaiba-kun ... aku sangat berterima kas--"
Belum sempat Yugi menyelesaikan kalimatnya seorang pendeta memotong ucapan terima kasihnya dengan meneriakkan "PENCULIK!" pada Kaiba sembari menodongkan millenium rod-nya. Yugi menepuk jidat pasrah.
"Kaiba-kun ...."
Tep, tepukan ringan di pundak Yugi dari Atem, Yugi menengok ke Atem. Atem memberikan jempol pada Yugi dan mengucapkan, "Selamat ulang tahun aibou, sehat selalu dan sabar terus dengan kelakuannya."
"Terima kasih, diriku yang lain."
.
.
.
https://youtu.be/ZJyBdRpCGfM
KaiYugiSeth/KaiAteSeth
(GakuenAU)
by: Ryou Bakura
Kedatangan seorang anak baru di kelas mengubah segalanya, adanya si anak baru kelas menjadi lebih ramai dari biasanya, mereka sangat menyukai si anak baru itu termasuk kakak-beradik yang ditempatkan satu kelas. Menurut mereka kehadiran si anak baru membuat hidup mereka lebih indah.
Kaiba yang notabene pendiam jadi lebih bersuara.
Dengan adanya si anak baru yang manis, mungil nan menggemaskan ini, satu kelas bisa melihat tingkah absurdnya seorang Kaiba. Apalagi tingkahnya saat mencoba untuk mendapatkan izin dari kakaknya si anak baru.
"Seth, lebih lulus uji klinis, kamu tidak. Jangan dekat-dekat dengan adikku."
"Cih, menyebalkan."
"Terima kasih, Atem, aku sangat senang."
"Tapi!"
"Apa?"
"Kamu harus menemaniku ke Mesir saat liburan musim panas nanti."
"Hah?"
.
.
.
https://youtu.be/rpIsjz-oLOQ
KaiYugiJou
(Bakura: sebenernya gua ga yakin sama promptnya, tapi gua gas aja, karena sudah di-acc sama aruji)
by: Yami Bakura
Bertemu dengan seorang pangeran layaknya putri di dongeng hanyalah sebuah mimpi belaka, itu tidak mungkin terjadi terlebih lagi Yugi hanyalah murid sekolah biasa yang tidak populer seperti orang-orang diluar sana, jika terus hanya berandai-andai saja tidak mungkin Yugi akan menemukan pangeran idamannya, langkah awal yang bisa dilakukannya adalah meningkatkan kualitas dirinya dengan menambah pengalaman.
Bisa saja disaat itu juga dia bertemu dengan pangeran impiannya.
"Kakek, aku nyari kerja part-time yang lain ya."
"Apakah menjaga toko game kakek kurang Yugi?"
"Bukan begitu ... aku ingin mencari pengalaman baru."
Kakeknya pun memakluminya, Yugi juga masih muda, masih banyak hal yang bisa dilakukannya di dunia yang luas ini, lalu kakeknya memberikan selembaran pada Yugi sembari menepuk pelan pundak Yugi dan menyemangatinya.
"Terima kasih kakek."
Tanpa dibaca dengan lebih teliti Yugi langsung saja menghubungi nomor yang tertera di selebaran itu. Orang yang dihubunginya itu langsung meminta Yugi untuk datang keesokan paginya. Untuk Yugi ini adalah jalan yang cerah untuk masa depannya.
Kebahagiaan Yugi sirna dalam hitungan detik ketiak dia mengetahui bahwa tugasnya adalah menjadi seorang manajer artis yang sedang naik daun di Kota Domino ini.
"Kaiba-kun ...?"
"Hmph, apakah dia benar bisa menjadi manajer?"
"Aku bisa."
"Kalau begitu, bawa ini."
Yugi memperhatikan kemana Kaiba berjaln, lalu tanpa aba-aba dirinya dilempar sebuah tas berat, Yugi berhasil menangkapnya tetapi karena tak kuat menopang beban tubuh kecilnya itu jatuh ke lantai.
"Kaiba-kun ... jahat."
"Hmph, lemah."
Meskipun direndahkan melebihi tinggi badannya, Yugi akan tetap semangat bekerja, uang gajinya lumayan untuk tambahan uang jajan. Yugi akan terus semangat melakukan pekerjaan ini.
Suatu ketika saat Yugi terjatuh akibat segerombolan fangirl, dia diselamatkan seorang pemuda tampan bersurai pirang, dia beru pertama kali bertemu dengannya dan saat itu juga YUgi berpikir bahwa pemuda itu adalah pangerannya yang dicarinya selama ini.
.
.
.
https://youtu.be/Ev98u-ZiT18
KaiAteSeth
(Neko!Kaiba/Neko!Seth)
by: Ishizu Ishtar
Dua ekor kucing jalanan duduk di hadapan seorang remaja 18 tahun mengenakan seragam warna biru tua. Kedua kucing itu memiliki mata biru indah, bulunya warna coklat muda dan tua.
Pupil tajam mereka melihat lurus remaja itu seperti meminta untuk diadopsi tetapi remaja bermanik magenta dihadapan mereka hanya mengelus kepala mereka sembari mengajak bicara. Remaja itu mencurahkan kekesalannya terhadap seorang guru olahraga di sekolahnya.
Kedua kucing ini geram namun yang terdengar oleh remaja itu adalah suara purring. Remaja itu tertawa lemah, merasa geli dengan bulu-bulu kucing yang menyapu kulit tangannya dan juga satu kucing berbulu coklat tua mengeliling dirinya sambil menempelkan kepalanya.
"Kaiba, Seth aku pergi dulu ya."
Sebelum pergi remaja itu memakaikan kalung berwarna biru muda dengan gantungan berbentuk kartu, sementara yang satu lagi mendapatkan kalung biru tua dengan gantungan ankh kecil.
Kedua kucing itu sedih, mereka hanyalah kucing tak bisa membela majikannya.
"Berikan aku kesempatan untuk menjadi manusia, berterima kasih padanya, pada majikanku, Atem."
Dua penyihir bertopeng muncul dihadapan kedua kucing itu, penyihir kembar yang memiliki warna rambut ash blonde.
"Kami mendengar keinginanmu."
Keajaiban pun terjadi, kedua kucing itu berubah menjadi lelaki tampan. Kaiba, si kucing coklat muda dan Seth, si kucing coklat tua sudah berhasil satu dunia dengan majikannya dan memakai baju seragam sekolah yang sama. Keduanya seperti anak kembar perbedaannya hanya terletak di mata dan warna kulit.
"Hmph, Atem punyaku."
"Aku akan mengucapkannya mendahuluimu."
Keesokan harinya kedua lelaki tampan ini langsung berlomba ke sekolah dan menemukan Atem duluan. Kehadiran mereka bagai tak ada yang curiga.
"Ketemu," ucapnya sembari meraih tangan kiri orang itu dan menariknya mendekat. "Atem."
Seth yang didahului menggenggam tangan Atem satunya lagi dan menggeram pada Kaiba. "Grrr ... lepaskan dia."
"Maaf, kalian siapa?"
"Kami pengawalmu, pangeran," balas Seth dengan senyum, lalu mencium punggung tangan Atem.
"Eh?" Pipi Atem memerah, segera tangan kanannya ditarik. "Ka ... kalian pasti salah orang!"
Atem berlari masuk ke gedung sekolah. Kaiba menggeram pada Seth, menyalahkan Seth karena Atem takut pada mereka. Seth tidak mau kalah, dia menggeram balik, naluri kucing garongnya tidak hilang.
Seth dan Kaiba bertengkar, mereka berhenti ketika salah satu guru menyiram mereka dengan air dingin.
Setelah kejadian itu Seth dan Kaiba hanya memperhatikan Atem dari jauh, mencari kesempatan yang tepat. Kedua kucing ini tak henti membututi Atem, belum sempat keduanya bisa berucap. Waktu yang dijanjikan sudah dekat.
Keduamya langusng berlari keliar dari persembunyian, mengejar Atem sekuat tenaga.
"Atem!" panggil kedua bersamaan. "Kami--"
Tangan yang hendak meraih berubah menjadi kaki kucing kembali. Wujud mereka kembali menjadi kucing. Atem membalikkan badan, merasa ada yang memanggilnya dari jauh, namun yang dia temukan dua ekor kucingnya yang mengeong padanya.
Atem menghampiri mereka, berjongkok, mengelus kepala mereka senagai sapaan. Ketika tangan Atem berhenti mengelus dan punggung tangan Atem ada di depan mereka.
Kepala mereka langsung mendekat, mencium punggung tangan Atem, dilanjut dengan menjilatnya.
"Hahaha ... kalian lapar ya? Untung aku ingat, hari ini kalian akan makan tuna kaleng."
"Meow."
Keduanya mengeong bersamaan, selanjutnya terjadi kembali pertengakaran hebat diantara dua kucing garong ini sampai Atem harus melerai mereka berdua.
.
.
.
⚠️Rate: M⚠️
(Bakura: engga, bohong, jangan percaya)
3!Seto × Atem/YamiYugi
(kalian bingung? Kami tak peduli, tertanda Yami Malik)
Note: Kaiba season 0=KAI
Priest Seth
Kaiba Seto
by: Ishizu Ishtar
Tiga Seto dalam satu ruangan dan satu Atem. Atem sekarang sedang berduel dengan tiga Seto tanpa ada rasa takut sedikit pun dan hebatnya lagi dia berhasil mengalahkan ketiganya secara beruntun.
"Kalian ingin merasakan kekalahan lagi?" tanya Atem dengan penuh percaya diri.
"MUAHAHAHA!" Kaiba tertawa terbahak. "Itu baru permulaan."
"Betul sekali. "KAI menyeringai, "Seperti biasa kamu memang berhasil menangani kami dalam duel."
"Tapi apakah diluar itu kamu akan kuat?" tanya Seth pada Atem.
Posisi Atem berubah defensif dan takut dengan mereka bertiga. Tanpa disadari kedua tangan Atem sudah terikat dengan tali tambang. Atem berteriak kesakitan ketika tangannya yang terikat terangkat keatas. Saat itu juga--
"KAK!"
"WANJIR! MARIK!"
Ishizu yang sedang fokus menulis adegan yang dinantinya dikejutkan dengan panggilan dari adiknya. Pulpen kesayangannya ikut patah di genggamannya akibat kejutan itu.
"Malik udah bikin makan malem."
Ishizu ingin marah, tetapi tidak bisa, dia harus sabar menghadapi adiknya. Ekspresi wajahnya tetap datar, namun di dalam palung hatinya yang terdalam sebuah umpatan terucapkan dengan sempurna dan juga melampiaskan kekesalannya yang terdalam terhadap adik tercintanya itu.
Bangsat, engga jadi bikin adegan mesum.
"
.
.
.
.
.
.
.
https://youtu.be/BHfL4ns7-CM
ManJyuu
Manjoume dan Judai sudah lama bersama, dan hari ini sudah dekat dengan upacara duel untuk menentukan kelulusan seorang murid Duel Academia. Saat upacara itu berlangsung mereka harus berduel, siapapun yang menang tak peduli, yang terpenting mereka sudah mengeluarkan semua kemampuannya. Upacara yang selalu diadakan saat musim semi.
Mereka berdiri bersebrangan dengan penuh percaya diri. Tidak ada satu pun dari mereka yang berniat untuk kalah. Sampai hari itu tiba juga keduanya masih belum bisa menyatakan perasaannya.
"Manjoume! Aku tidak akan kalah denganmu!"
"Aku juga tak akan kalah darimu, JUDAI!"
Saling melemparkan kata sembari tersenyum penuh kebanggaan.
"Aku menyukaimu! Itulah mengapa aku tidak boleh kalah darimu!"
.
.
.
https://youtu.be/sTUUq_xyyVU
ManJyuu feat. Asuka POV
"Kenapa kamu merasakan seperti itu?" tanya Asuka sembari mengocek teh manis dengan sedotan.
Sedaritadi Asuka sedang menyimak curahan hati seorang Judai, kisah romansa yang terukir sejak awal masuk di Duel Academia sampai kegalauan hati Judai, didengar oleh heroine YGO GX ini, Asuka kelihatan sangat khidmat sekali sampai isi pikirannya sekarang hanyalah kalimat yang bisa membalas kegundahan hati seorang Judai. Asuka sendiri heran mengapa Judai baru merasakannya sekarang, padahal awal perjalanan hubungan mereka Judai seperti membawanya dengan bahagia tanpa risau sedikit pun, masalah keluarga Manjoume yang sangat diatas pun tak digubris sama sekali, namun sekarang Judai mempermasalahkannya.
"Jadi bagaimana Asuka? Apakah aku terlalu berlebihan? Aku seperti anak kecil ya?"
"Bukannya kamu dari awal juga seperti itu? Lagipula itu poin tambah, bukan? Manjoume menyukai sifatmu yang seperti itu."
"Tapi ... kelihatannya menyebalkan, bukan? Aku tidak bisa memasak, ataupun bersih-bersih karena ceroboh dan Manjoume selalu bilang tidak apa-apa dengan aku yang seperti ini, padahal kedua orang tuanya sangat tidak suka apalagi kakaknya! Mereka selalu melihat sinis padaku."
Kedua mata Asuka menyipit, lalu menyedot teh manis dua kali selanjutnya dia meniup teh itu sampai megeluarkan balon di permukaannya.
"Asuka, aku harus bagaimana?"
Ujung bibir Asuka melengkung, sepertinya dia terpikirkan suatu rencana. "Aku tahu apa yang harus kamu lakukan, aku akan membantumu JUDAI!" Tubuh Asuka naik sedikit, lalu kedua tangan Asuka melayang, menepuk pundak Judai, dari kedua matanya muncul kialatan penuh percaya diri.
"Benarkah?"
"Tentu!"
"Ehem, Judai apa maksudnya ini?"
"MANJOUME?!"
Asuka terlihat santai dengan kedatangan Manjoume, dia malah menyapa Manjoume yang sedang memasang raut wajah kesal,. "Hola Manjoume, seperti biasa cepat sekali datangnya."
"Tentu saja, Masalah Judai, masalahku juga."
.
.
.
https://youtu.be/y8Jh49VMhiY
JyaYu
(Aki: aku tidak bisa membuat cerita, semoga saja tidak aneh)
by: Izayoi Aki
Ini bukanlah cerita dongeng tentang putri tidur, maupun cerita snow white. Ini hanyalah kisah dari seorang pemuda yang berusaha untuk membangunkankan sahabatnya yang terus tertidur. Pemuda itu terus berusaha untuk mencari cara agar sahabatnya kembali sadar, keluar dari dunia mimpi. Meskipun itu harus mengorbankan banyak nyawa pemuda itu akan terus mengambil satu persatu nyawa orang tak bersalah, sampai akhirnya pemuda itu perlahan berubah menjadi iblis pemakan mimpi yang memiliki satu keinginan, yaitu sahabatnya bangun dari tidur, tersenyum padanya lagi, berbicara dengannya lagi, dan menemaninya.
Iblis berselimut cairan merah di seluruh tubuhnya itu mendatangi sebuah peti mati berwarna putih, pupil tajamnya menatap sahabatnya yang terbaring kaku, masih belum membuka matanya.
Sang iblis merah berteriak penuh rasa sedih. Mimpi yang sudah dia kumpulkan sampai saat ini masih belum bisa mengembalikan sahabatnya kembali seperti semula.
"Maafkan aku Yusei, karena aku kamu jadi seperti ini."
.
.
.
https://youtu.be/WB7S9C-UZys
JyaYu
by: Crow Hogan
Janji haruslah ditepati.
Dia melakukan perjanjian pada seorang iblis kematian untuk membunuhnya, meminta tanpa rasa ragu, tetapi iblis itu menolaknya karena dia tidak memiliki keinginan untuk hidup lagi, sang iblis hanya ingin mengambil nyawa manusia yang memiliki cahaya kehidupan, memiliki keinginan yang kuat.
"Kalau aku punya keinginan untuk hidup, apakah kamu akan membunuhku?"
"Ya."
"Sampai saat itu tiba, aku ingin kamu bersamaku terus?"
"Hah! Kamu menantangku?"
"Aku tidak mengerti."
"Hmph, baiklah, dan perlihatkan padaku sebesar apa keinginanmu hidup yang sudah dekat dengan kematian."
.
.
.
https://youtu.be/qs3LvQTwj3k
TakeYusa
Takeru memandangi sebuah makam, mata hijaunya menatap kosong kearah batu nisan yang bertuliskan nama "Fujiki Yusaku". Meskipun alam menghujani, menurunkan salju, menyinari dengan panas cahaya matahari, juga hawa dingin ketika musim gugur tiba, Takeru akan selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi makam ini.
Dibayang-bayangi kesedihan tanpa henti, rasa menyesal selalu menyelimuti hatinya yang sudah dingin, bayang-bayang masa lalu, diri sendiri yang tak bisa termaafkan karena membiarkan temannya mati bunuh diri.
"Yusaku."
Nama itu diucapkan.
"Maaf."
Terus meminta maaf di depan batu nisan, tak peduli siang atau malam.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu."
.
.
.
.
.
.
NL ZONE
https://youtu.be/JCW-5EsTPoI
JouMai
Note: Harpie!Mai
by: Pegasus J. Crawford
Seorang pengelana berambut pirang bertemu dengan harpie cantik yang sedang terluka parah di bagian kedua sayapnya, pengelana baik hati itu dengan senang membantu harpie itu dengan senyum, tak peduli apa kata orang jika dia membantu ras lain, dia hanyalah pengelana yang senang membantu siapapun yang membutuhkan bantuan.
"Tidak apa, aku hanya ingin mengobatimu," ucapnya dengan lembut padanya sembari mengulurkan tangan.
Awal pertemuan itu akan merubah kehidupan pengelana muda ini, pengelana yang baik hati akan terikat dengan sebuah takdir yang akan membuat keberuntungannya sirna, hanya ada kepustusasaan yang datang menghampiri.
"Dimana rumahmu? Aku akan mengantarkanmu?" tanyanya dengan lembut sembari membalut luka dengan perban.
Harpie cantik itu tak menjawab, dari raut mukanya dia masih takut pada si pengelana.
"Tidak dijawab juga tidak apa, kalau begitu aku akan bersamamu sampai lukamu itu sembuh, sampai kamu bisa kembali terbang kembali ke rumahmu."
Ucapan pengelana itu seperti mantra untuk sang harpie, untuk pertama kalinya ada manusia yang baik seperti dia. Dari dalam hati sang harpie, dia ingin terus bersama dengan sang pengelana, berkelana dan mengunjungi tempat-tempat baru bersama, keinginan yang terdengar polos itu perlahan menjadi sifat posesif, keinginan untuk memiliki yang kuat, tak boleh ada satupun yang dekat dengannya.
Orang yang berani dekat dengan si pengelanan akan mati.
.
.
https://youtu.be/IZXqamYE-60
YugiRebecca
Note: Android!Yugi
by: Otogi
Seorang gadis cilik memiliki rambut panjang blonde telah menciptakan sebuah robot sebagai temannya. Teman satu-satunya. Gadis cilik bernama Rebecca itu pun mengajari banyak hal pada robot android pertamanya.Sayangnya robot itu tidak sesempurna yang dibayangkan Rebecca, jadi Reebcca benar-benar harus mengajarkannya dari awal, sudah dimasukan program untuk bisa membaca dan menulis pun robotnya tak dapat melakukan kedua hal itu.
Rebecca dengan sabar mengajarinya secara manual dan cara itu sangat bekerja. Rebecca penasaran mengapa bisa seperti ini tetapi dia mencoba untuk mengabaikan masalah itu, yang terpenting adalah dia sudah berhasil menciptakan robot android pertama di tempat ini.
"Yugi, mau ikut aku jalan-jalan?"
Yugi memiringkan kepalanya dan bertanya, "Apa itu jalan-jalan?"
"Keluar dari tempat ini ...?" Rebecca ragu, dia bingung bagaimana cara menjelaskannya.
"Selama itu bersama dengan Rebecca, aku akan ikut kemana pun."
.
.
.
.
.
.
Ryou: sekali lagi terima kasih sudah menikmati chapter 200 ini (⌐■-■)
Bakura: jangan lupain aku, tapi lupain isi buku ini.
Marik: kami segenap perwakilan aktor-aktris buku ini mengucapkan ....
Malik: minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.
Krik, krik, krik ....
Malik gajimu aruji potong.
Malik: maksudnya kalau ada salah kata, atau OOC-nya SANGAT TERLALU, mohon dimaafkan, semua ini hanya keperluan untuk menghibur kalian para pembaca dan aruji kami sendiri.
Oh iya untuk anthology kemungkinan ada yang dari sini juga dimasukin ke anthology semoga kalian tak keberatan.
Marik: kalian kalian mau rekues/commis pairing, bisa langsung ketuk DM aruji saja. Aruji hanya menerima rekues pairing yang tertera di halaman paling depan buku ini, jangan aneh-aneh, tidak menerima rate M juga, rate M tunggu aruji sendiri publish di privatter saja.
Bakura: dan baru dua ini aja, masih waras, hanya warning saja yang bikin (???)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro