02-0 | Perkara Kedua: Cerita Dari Meja Sebelah Kiri
······✤······
······✤······
Perkara Kedua: Cerita Dari Meja Sebelah Kiri
······✤······
Sabtu, 9 November 2019
"Kan udah gue bilang!" Rakha berseru setelah Figo menyudahi cerita panjangnya. "Terus gimana, tuh? Lo udah putus sama Nala?"
Figo diam sejenak. Laki-laki itu menyesap minuman yang dibuatnya sendiri setelah sifnya baru saja usai tadi. Ia mengangguk ragu-ragu. "Ya ... putus, sih. Cuma masih sepihak gitu. Nala nggak mau diputusin, tapi gue juga nggak mau nggak putus."
"Maksa?"
Sekali lagi Figo mengangguk. "Iya. Beberapa kali dia masih nyoba buat ke rumah, sih. Tapi gue nggak pernah terima. Tiga hari lalu doi ke sini nyamperin pas gue masih kerja. Gila, rasanya pengin gue siram kopi. Tapi cantik, kasihan. Nanti gue yang dihujat orang sekitar."
Mendengar pernyataan tersebut, Rakha tertawa. Akan tetapi, Figo diam. Hanya senyum tipis yang terbit di wajahnya. Rasa sakit itu masih ada. Figo tidak bisa tertawa sekencang Rakha.
"Keren deh, Masnya, bisa pergi dari hubungan yang nggak sehat."
Tiba-tiba, suara dari meja sebelah menghentikan tawa Rakha. Rakha lantas menoleh ke sumber suara, begitu pula dengan Figo, dan kedua adik Rakha. Yang berkomentar adalah seorang perempuan dari meja sebelah.
Figo dan Rakha seketika saling tatap. Terbesit pikiran yang sama di dalam benak keduanya: sejak tadi, perempuan ini mendengarkan cerita Figo?
Sadar omongannya tidak ditanggapi, perempuan dengan dress merah muda selutut itu lantas bicara lagi, "Eh, sori sori. Dari tadi Masnya cerita kedengeran banget, sih."
Senyum Figo mengembang, kemudian tertawa pelan. "Iya, nggak apa-apa. Santai aja," balas Figo. "Lo pengalaman terjeak di hubungan yang nggak sehat? Kok bilangnya gitu?"
Ketimbang tidak menyangka perempuan di meja sebelah tahu-tahu bergabung ke obrolan, Rakha lebih tidak menyangka kalau Figo menanggapi lebih lanjut. Dan tidak menyangka lagi, obrolan mereka berlanjut. Bahkan Figo mengajak perempuan tersebut untuk duduk bersama mereka di satu meja yang sama.
Rakha hanya bisa geleng-geleng kepala. Oh begini laki-laki buaya macam Figo beraksi. Padahal baru saja bersedih-sedih karena diselingkuhi dan putus dari Nala.
"Jadi, gimana? Lo terjebak di hubungan nggak sehat yang kayak ap—eh, iya, nama lo siapa?" tanya Figo, yang kemudian mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan perempuan yang direkrutnya tersebut.
Perempuan itu tersenyum tipis, balik menjabat tangan Figo. "Audiya. Biasa dipanggil Audi, sih," tutur perempuan dengan rambut pendek itu. "Gue sekarang lagi terjebak. Sumpah, susah banget, cuy, keluarnya. Serba salah, pokoknya!"
"Iya? Kok bisa sih?" Figo semakin antusias. "Coba dong, ceritain. Bukannya malah gampang, ya? Kan udah dewasa, masa nggak bisa bedain mana yang sehat dan mana yang nggak?"
··✤··
······✤······
✤ to be continued ✤
······✤······
··✤··
··
·
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro