Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

오 First Gaze ⚜

💕행복한 독서💕

.

.

.

Barbie Lily Birthday's Project
by Fly's and Fanclub

100 drones show

3D lighshow in Gangnam

Exclusive advertisement Seoul Metro Subway

Incheon Airport LED Tower

Billboard on COEX dan KWTC Zone

Exclusive boarding pass "Flys with Lily"

TV channel blocking

Contributed to UNICEF in the name of Lily

Fansite donated to environmental health care

Fanclub sponsors for wildlife animals

"Daebak! Fly's benar-benar kaya!" Yohan dan Ara saling pandang saat membaca proyek ulang tahun Lily di awal September mendatang. "Ini belum termasuk donasi per kelompok dan hadiah dari brand lain!"

Lily mengulas senyum bangga dan kembali menggulirkan layar tablet untuk membaca keseluruhan project-nya. Hadiah dari Fly's memang tidak pernah main-main. Satu hal yang membuat Lily jauh lebih bahagia adalah penggemarnya turut berpartisipasi untuk kegiatan amal yang ia lakukan.

"Satu Seoul akan penuh dengan wajahmu, Eonnie!" Ara bersorak lalu mulai menata rambut Lily. "Aku jadi tidak sabar!"

"Benar, Noona pasti akan menyapu bersih lima trending topic teratas!" tambah Yohan.

Sambil memejamkan mata ketika Ara menyapukan micellar water ke wajahnya, Lily mengiyakan. Namun, yang terpikir olehnya bukan seberapa spektakuler project ulang tahun tersebut, melainkan kegiatannya yang akan sangat padat setelah acara ulang tahun. Mengingat di perayaan tahun lalu, jadwalnya terus terisi dari pagi sampai malam karena permintaan tampil meningkat.

"Kulitmu bagus sekali, Eonnie!" Ara berdecak kagum tiap kali mengusap kapas ke wajah Lily. Selain mulus terawat, Lily memiliki skin tone natural sehingga cocok untuk segala jenis riasan. Bahkan setelah menggunakan make-up remover, kecantikannya tidak memudar sama sekali.

Yohan meletakkan laptop di pangkuannya kemudian menopang dagu, mengamati Lily yang masih terpejam. "Noona memang blasteran surga!"

"Blasteran surga?" Lily tertawa ringan. "Ya, mungkin. Sebab mama sekarang sudah di surga."

"Eonnie ...." Ara menautkan kening dan mendelik pada Yohan yang tampak menyesali kata-katanya.

"Noona, aku tidak bermaksud ...."

"Kalian berdua kenapa?" Lily bangkit dan membuka sebelah matanya. "Sudah kan, Ara?"

Ara mengangguk cepat, masih merasa tidak enak.

"Aigoo ... jangan merasa bersalah begitu. Aku benar-benar tidak apa-apa, kok!" ujar Lily mengibaskan tangan pada Ara dan Yohan yang menatapnya sedih. Lily benci mengakui ini, tetapi sorot mata yang seperti itu justru mengingatkannya pada sang ibu. "Mama pasti bahagia sekarang."

Serempak Ara dan Yohan mengamini.

"Tapi aku penasaran sekali dengan orang tuamu, Eonnie." Ara merangkul Lily. "Mereka pasti sangat tampan dan cantik. Ahli bedah plastik saja sampai berkata bila wajahmu tidak bisa ditiru."

Yohan yang mengambil tempat di sebelah Lily melenggut. Lily sangat tertutup soal keluarganya. Yang ia tahu, Lily memiliki seorang sepupu perempuan yang tinggal di luar negeri. Hanya itu.

Lily melipat bibir, pandangan terpaku pada vanity mirror yang memantulkan cahaya dari matanya yang berkaca. Namun, serta merta ia mengembangkan senyum. Lily sudah berjanji pada ibunya agar hidup bahagia.

"Devine proportion." Dengan jempol dan jari telunjuk yang diletakkan di depan dagu, Lily berdiri memasang gaya swag. Sebelah kakinya dinaikkan di atas kursi.

"Eonnie!" Ara tertawa dan menonjok bahu Yohan yang ikut-ikutan berpose. Ia membuka tablet lalu membacakan jadwal Lily selanjutnya. "Minggu depan ada acara brand dan fashion event, selebihnya akhir minggu ini Eonnie bisa berisitrahat."

Ya! Kesempatan bagus untuk mencari tahu lebih banyak tentang Oh Sehun! Lily berteriak dalam hati.

Bicara tentang pria dengan alis yang menawan tersebut, Lily tahu jelas bila perasaannya mungkin terbilang dangkal. Menyukai seseorang dari fisiknya saja memang bukan sesuatu yang bijak, tetapi tertarik pada pesona seseorang bukan hal yang salah, kan? Ada banyak rasa di dunia yang tidak perlu penafsiran ini-itu. Suka ya suka, tertarik ya tertarik. Bagaimana implikasinya ke depan adalah kosekuensi bagi masing-masing pribadi. Jadi, kenapa mesti berpikir rumit?

Dan lagi, bukankah penggemar yang tertarik pada idolanya juga seperti itu? Mereka yang tertarik pada rupa tidak bisa langsung disebut lebih rendah daripada mereka yang tertarik karena bakat. Apakah mereka yang mengangungkan bakat yakin tidak terpikat oleh paras? Sangat banyak variabel yang berpengaruh menyukai seseorang.

"Barang-barangku ada di mana?" Lily mengedarkan pandangan pada ruang studio yang selalu tampak penuh.

"Di sini, Eonnie!" Ara menarik valise handbag berwarna merah muda. "Tumben Eonnie membawa banyak barang."

Lily menahan senyuman dan membuka tasnya. "Kapan acara reuni sekolahmu?"

Ara yang mengemasi barangnya menoleh lalu menepuk jidat. "Ya ampun! Acaranya besok! Aku bahkan belum menyiapkan apapun!"

"Kalau begitu, semoga kau suka ini."

Ara masih belum memahami maksud Lily sampai aktris yang sudah berganti pakaian dengan setelan kaos dan celana jeans tersebut menyerahkan sebuah paper bag tebal berwarna oranye yang ia tahu dari sebuah brand terkenal.

"Eonnie ... ini apa?" Ara merogoh tas karton yang diberikan Lily dengan tangan bergetar. Matanya membola mendapati sebuah kotak persegi dengan logo mengilap yang tercetak emboss.

"Hadiah untuk acara reunimu besok."

Ara menutup mulutnya dengan sebelah tangan ketika mengeluarkan minaudiere bag berhias permata asli. "Ya ampun, Eonnie! Ini kan barang berharga!"

Lily tertawa renyah saat menyambut Ara yang menghambur ke arahnya. "Kau masih lebih berharga."

"Noona, benar-benar!" Yohan bangkit dan mencebik. "Dia itu tidak cocok dengan barang mahal!"

"Tidak cocok bagaimana!" protes Ara mengayunkan tangan.

"Tidak cocok saja! Kamu bisa jadi pusat perhatian tahu!

Ara merungus. "Memang kenapa? Apa masalahnya bagimu?"

Yohan mendadak tergagap. "Ka-kamu bisa diikuti orang jahat!"

"Sembarangan, ya!" Ara berusaha menjangkau Yohan yang menghindar dan bersembunyi di balik punggung Lily.

Lily mendesah. Memang hanya Young Mi yang bisa melerai Ara dan Yohan.

"Sudahlah, Yohan. Mengenakan barang mewah itu bisa meningkatkan rasa percaya diri," jelas Lily yang dibenarkan Ara dengan anggukan.

"Aku cuma tidak mau Noona membuang-buang uang." Yohan kembali berargumen.

"Begitu?" Lily tersenyum miring. "Sayang sekali, padahal nindendo keluaran baru--"

"Serius, Noona?" Belum selesai kalimat Lily, Yohan langsung mengguncang bahunya. "Terima kasih, Noona!"

Lily tergelak. Siapa barusan yang mendadak jadi penasehat keuangannya?

"Ya." Lily menyerahkan ponselnya pada Yohan. "Purchase order-nya sudah diterima."

"Noona ....!" Yohan memeluk Lily. "Jika ada manusia yang bisa disembah, aku pasti akan menyembahmu, Noona!"

Ara mengerutkan hidung lalu menarik Yohan. "Eonnie ... apa tidak apa-apa?" ujarnya tak enak, tetapi tetap mendekap erat tas pemberian Lily.

"Tentu saja. Kalian sudah bekerja keras. Anggap saja hadiah."

Yohan dan Ara saling melirik dan mengulum senyum bahagia.

"Hadiah untuk Young Mi eonnie juga ada, tapi masih kurang satu." Lily mengetuk-ngetuk dagu. "Eonnie butuh kacamata baru."

"Benar! Noona kesulitan dengan kacamatanya yang sekarang."

"Aku sudah mengecek produk yang bagus sesuai seleranya." Lily menjentikkan jari lalu menunjukkan lama katalog di ponselnya.

"Bagus sekali!" Ara berseru. "Apa Eonnie ingin pesan sekarang?"

"Tidak perlu." Seringai kecil tercetak di wajah Lily. "Aku akan belanja langsung!"

"Belanja langsung?" Ara dan Yohan berpandangan sesaat sebelum kembali menilik katalog di ponsel Lily.

007 Premium diamond eyewear-Kirei Collection

"Belanja di Kirei Clothing Store?" Yohan mendesah berat. "Ayolah, Noona ...!"

"Eonnie, jangan yang aneh-aneh!" tambah Ara. "Bagaimana mungkin Eonnie bisa masuk ke sana?"

"Mudah sekali." Lily menuju lemari kostum lalu mengangkat sebuah wig dan trench coat sambil menyengir. "Kamuflase?"

Ara dan Yohan masing-masing meratapi minaudiere dan surat PO nindendo di ponsel Lily kemudian menghela napas panjang.

"Ada yang keberatan?" Lily menaik-turunkan alisnya dan tersenyum manis. Ia tahu Ara dan Yohan tidak bisa menolak ide gilanya.

🎬🎬🎬

Setelah sepanjang malam merenung sampai tidak tidur sama sekali, Sehun merasa ide Seung-Gi tidak terlalu buruk untuk dicoba. Bukan. Bukan menarik siapa saja-perempuan--yang lewat di depan gedung dan mengakuinya sebagai pacar. Sehun tidak seputus asa itu. Yang dimaksudkan olehnya adalah mencari kekasih. Masa bodoh soal standar. Ia hanya butuh formalitas untuk mengklaim statusnya.

Mungkin pertanyaan siapa gerangan wanita yang ingin menikah dengannya terlalu mengenaskan. Sehun yakin dengan semua potensi yang ia miliki, tidak sulit baginya untuk mendapatkan cinta Sayangnya, Sehun tidak menginginkan cinta dari sembarang orang dan tidak ingin pula membagi cintanya sembarang.

Singkatnya, Sehun perlu pasangan palsu sampai rumor tentangnya mereda dan perusahaan kembali stabil. Sekarang masalahnya adalah mencari orant yang bisa diajak bekerja sama dan tidak berpotensi membocorkan rahasia. Yang paling penting, tanpa terlibat permainan cinta.

"Langsung ke kantor, Hyung?"

Pertanyaan yang dilontarkan Mark membuyarkan lamunan Sehun. Asisten pribadi yang lebih muda lima tahun darinya tersebut mengulas senyum yang kelihatan dipaksakan. Sehun sangat dekat dengan Mark dan sudah menganggapnya sebagai adik sendiri.

"Ya." Sehun menjawab singkat lalu membuang pandangan ke luar jendela. Matanya yang semula mengembara tak tentu arah tiba-tiba terpaku pada billboard dengan potret Barbie Lily-- yang entah mengapa akhir-akhir ini semakin sering ia temukan di setiap sudut kota.

"Aigoo ... noona-ku manis sekali!" Mark yang duduk di kursi kemudi menoleh sekejap dan berdecak.

"Noona?" ulang Sehun melirik billboard dan Mark bergantian. "Noona-mu yang mana?"

"Lily noona adalah anak perempuan nasional di Korea, Hyung."

"Memang ada yang seperti itu?" Sehun memutar bola matanya dan berdecak.b"Ada-ada saja."

Mark menanggapi balasan Sehun dengan terkekeh.

"Ngomong-ngomong, perasaanku saja atau aktris itu sekarang muncul di mana-mana?"

"Itu proyek ulang tahun noona awal bulan depan," tanggap Mark. "Proyek Fly's memang tidak ada duanya. Mereka bahkan menyewa pesawat dan drone."

"Berhenti memanggilnya noona. Dia bukan noona-mu." Sehun berdecak lalu mengamati Lily yang melayangkan kissbye dalam papan reklame yang ia lalui. "Aku heran dengan para penggemar itu. Aktris itu tahu mereka hidup saja belum tentu."

Spontan Mark terbahak mendengar Sehun berdalih. "Hyung, kau benar-benar sangat realistis!"

Sehun hanya mengedikkan bahu. Begitu mobilnya yang berhenti di rambu lalu lintas perempatan kembali memaju, pandangannya masih terus tertuju pada potret Lily yang melambaikan tangan. Mungkin karena akhir-akhir ini sering mendengar sesuatu tentangnya, atensi Sehun tersita juga. Hingga tak sadar, ia memutar kepala, hanya untuk menyaksikan iklan di billboard tersebut selesai.

"Hyung, apa kau ketinggalan sesuatu?" Mark yang melihat Sehun menyerongkan badan dan menoleh ke belakang bertanya heran. Sehun bukan tipe orang pelupa.

"Ah! Tidak! Tidak apa-apa!" Sehun menyumpahi dirinya sendiri saat Mark menilik curiga. Ia pura-pura merapikan lengan blazer lalu kembali duduk bersandar. Harusnya ada aturan yang melarang iklan wanita cantik dipajang di tengah kota. Bisa mengalihkan perhatian dan meningkatkan potensi kecelakaan lalu lintas.

"Rileks, Hyung." Mark tersenyum. "Jangan terlalu terbebani dengan pertemuan internal ini."

"Ya." Sehun cepat-cepat mengamini lalu merohoh ponsel yang bergetar di sakunya. Dari Seung-Gi.

Lee Seung-Gi 》
Sehun, lihat apa yang aku temukan!

"Seoul Orackle?" Sehun menautkan kening melihat foto yang dikirim Seung-Gi. Hasil ramalan untuk zodiaknya.

Cinta akan segera tiba. Mari menyambut hari bahagia.

Sehun mendengkus. Ini sungguh tidak lucu.

《Oh Sehun》
Sejak kapan kau percaya pada ramalan, Hyung?

《Lee Seung-Gi》
Ini akun ramalan yang dibagikan oleh Barbie Lily

《Oh Sehun》
Terserahlah

《Lee Seung-Gi》
Hei, bukankah ini pertanda bagus? Menurut ramalannya, kau akan segera bertemu jodoh. Berdoa saja dia akan lewat di depan kantormu nanti haha

Ah, benar-benar! Sehun tertawa dalam hati. Setidaknya Seung-Gi berhasil menghibur perasaannya yang mulai tak keruan ketika tiba di tujuan. Pertemuan hari ini di gelar di gedung utama, di lantai paling atas dari flagship store mereka.

Sehun keluar dari mobil, mengamati gedung bertingkat di hadapannya sejenak, lalu mengembuskan napas pelan.

Cinta akan segera tiba. Mari menyambut hari bahagia.

Dengan menahan simpul di bibirnya untuk terus mengutas tegas, Sehun melangkah. Ia bukan orang yang percaya pada sesuatu yang tidak didasari pemikiran logis, apalagi ramalan.

Mungkin akan menjadi sebuah pengecualian bila sebelum memasuki gedung yang tinggal beberapa langkah ke depan, ia benar-benar bertemu dengan jodohnya. Namun, tentu saja itu mustahil.

🎬🎬🎬

Menyamar dan berkamuflase di antara orang-orang adalah hal yang biasa bagi Lily. Ya, memang siapa yang tidak bosan dikawal terus? Lily juga manusia biasa yang sesekali ingin jalan-jalan, belanja, dan hangout seperti orang yang menikmati hidup tanpa dikekang urusan privasi.

Siang ini, sesuai tekadnya yang sedikit gila dan absurd, Lily mengunjungi Kirei Clothing Store dengan penyamaran sempurna. Paduan bucket hat, kacamata hitam, dan trench coat cardigan. Jangan lupakan hair wig sebahu dengan poni menutupi alis yang membuatnya jauh dari kesan seorang Barbie Lily.

Lily duduk di sofa empuk sembari menunggu pesanan kacamatanya. Young Mi memiliki mata silinder dan ia berhasil mengetahui ukuran manajernya tersebut saat sedang berbincang santai.

Dibantu dengan tesmak gelap yang menutupi mata bolanya, Lily mencuri pandang ke gerai mewah yang hampir semua sisi dindingnya dipenuhi kaca tersebut.

Alasan Lily datang ke sana adalah karena penasaran dengan flagship store yang ditolak oleh studionya sebab rumor tentang Oh Sehun. Alasan paling utama tentu saja penasaran dengan Oh Sehun sendiri. Memang kemungkinan bertemu dengan pewaris perusahaan tersebut sangat kecil, mengingat pekerjaaannya di bidang manajerial. Paling tidak, Lily bisa menuntaskan keinginnya sekaligus bisa mencari hadiah untung Young Mi.

Seorang pramuniaga menghampiri Lily dan membungkuk dengan sopan. Barang yang ia beli tergolong produk dengan harga tertinggi. Bahkan ketika melakukan transaksi, Lily diberikan kartu member VIP. Sebenarnya petugas kasir menawarkan layanan member online, tetapi demi semua kartu identitasnya, Lily menolak. Ia bahkan tidak menandatangani lembar garansi.

Akhirnya selesai! Lily berceletuk dalam hati dan melangkah cepat ke toilet wanita untuk merapikan rambutnya yang terasa bergeser. ketika hendak memutar haluan, sebuah profil yang terpajang di dinding membuatnya membekukan langkah. Figur Oh Sehun yang tersenyum.

Lily mendekat. Ia tidak memperhatikan tulisan visi dan misi yang tersemat di sana. Fokusnya tertuju pada foto Sehun yang sangat HD. Tanpa sadar, tangannya terulur.

"Nona! Apa yang Anda lakukan di sana!"

Lily terlonjak kaget saat mendengar sebuah seruan di belakangnya. Ia berjengit hingga wig di kepalanya bergoyang.

Ya, Tuhan! Gawat! Buru-buru Lily merapikan rambut palsunya.

Dua orang petugas keamanan yang berpatroli kompak menekuk dahi.

"Siapa Anda?" tanya seorang di antara mereka penuh curiga.

Bagaimana ini! Lily mengigit bibir. Ia baru bersiap meraih ponsel di dalam tas untuk menghubungi Yohan dan Ara di mobil, tetapi dua security dalam setelan hitam tersebut lebih dulu mendekat.

Tidak ada jalan lain! Lily menarik langkahnya mundur lalu berbalik. Kabuuur ...!

"Hei, Nona! Jangan lari!"

Lily berlari dengan lincah dan keluar melalui pintu samping. Ia menitih tangga dengan hati-hati untuk mengimbangi stiletto dengan hak tinggi di kakinya. Berlari menuruni tangga yang licin seribu kali lipat lebih sulit dibanding berlenggak di atas panggung.

Baru saja Lily merasa aksi pelarian dirinya akan berhasil dengan mudah saat melihat mobil yang dibawa Yohan di parkiran, sebuah tubrukan lantas membuat langkahnya goyah. Lily merasa menabrak tubuh seseorang, tetapi ia tidak sempat menoleh sebab dalam hitungan sepersekian detik lagi wajahnya akan mendarat dengan mulus di pelataran yang pejal. Kacamata ribennya bahkan sudah terpelanting jauh.

Tidak! Lily memejam erat, menanti rasa perih yang hingga beberapa saat lamanya tak kunjung terasa. Apa yang terjadi?

Kelopak mata Lily yang perlahan membuka seketika terbeliak saat menyadari sebuah lengan kokoh menahan pinggang rampingnya. Dalam sekejap, tubuhnya terangkat ke depan dan berputar.

"Gomawoyo-" Kata-kata Lily terputus begitu ia mengangkat wajah dan bertemu mata dengan seseorang yang sangat ia kenali meski baru sekali ini mereka bertemu langsung. Satu-satunya pemilik alis hitam, panjang, dan menukik tajam di dunia.

ASTAGA! OH SEHUN!

Lily terpaku di tempat dengan lutut melemas. Angin bertiup menyibak poninya, menampakkan dua netra hazel yang berbinar indah. Waktu seakan berhenti saat ia bertatap mata dengan Oh Sehun yang tak kalah terkejut.

"Kau ..."

"Nona! Anda sudah terkepung!"

Lily terkesiap dan mengerjap cepat. Para pengejarnya tepat berada beberapa meter di belakang. Tidak ada waktu lagi, ia harus melanjutnya aksi pelarian dirinya atau akan tertangkap.

"Jangan lari! Mereka akan semakin curiga dan terus mengejarmu!"

Lily hampir tidak percaya dengan suara berat yang berbisik tepat di telinganya. Suara Oh Sehun yang dalam dan sedikit serak. Namun, yang paling mengejutkan dari semua adalah ketika lelaki tersebut menyembunyikan tubuhnya dan menahan sebelah tangan di udara.

"Berhenti mengejarnya. Dia bukan orang lain. Dia ... kekasihku."

⚜⚜⚜
TBC

Kamus Mini 📑
Daebak : hebat
Hyung : panggilan untuk kakak laki-laki (dari adik laki-laki)

Mianheyo .... aku suka lupa update
cerita ini kembali :')

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro