8
=Selamat Membaca=
***********************
Gracia memperhatikan tingkah anin yang sedikit aneh, teman satu bangkunya itu terlihat lebih cuek. Bahkan dingin padanya. Apa karena penolakan kemarin ?
"Anin kenapa?"
Anin menoleh "emang gue kenapa?"
Gracia menggeleng "gak tau, ngerasa ada yang beda aja"
"Perasaan loe aja"
Gracia memilih untuk fokus ke depan, mungkin benar hanya perasaan nya saja. Atau mungkin anin lagi pms.
"Pulang sekolah bareng gue ya" ucap anin
"Iyaa"
Tak ada lagi percakapan, selain suara guru yang menjelaskan dan suara pulpen yang bergesekan dengan buku.
Dikantin juga masih sama, anin lebih diam dari biasa nya, membuat gracia sedikit tidak nyaman. Biasanya mereka akan membahas banyak hal.
Jangan lupakan vienny, gadis itu sudah tak lagi membuly gracia, atau mungkin belum. Karena semenjak dia minta maaf, dia tak pernah muncul di hadapan gracia.
"Anin makan apa?"
"Gue gak makan"
"Loe sakit nin?"
"Iya kayanya, tapi bukan badan"
Jleb..
Ucapan anin menusuk hati gracia, gracia tau dengan jelas apa maksud anin.
"Sorry"
"Buat??"
"Yang kemarin"
"Lupain aja ge"
Gracia menghela nafas nya, kondisi ini cukup memuakan baginya.
Tak mau ambil pusing, gracia lebih memilih memesan makanan. Dia beranjak memesan sepiring nasi goreng, menghadapi sikap anin sepertinya butuh banyak energi.
.
Pulang sekolah tiba, anin dan gracia sudah berada di mobil anin.
"Thanks ya nin"
Anin hanya mengangguk, gracia membuka pintu mobil nya. Lalu berdiri di pinggir jalan, menatap kepergian mobil anin.
5 menit kemudian sebuah mobil mewah berhenti di depan gracia, segera gracia masuk ke pintu penumpang.
Cup
"Kok lesu?"
Sang gadis mengecup bibir gracia sebentar lalu memasang sabuk pengaman.
"Anin berubah"
"Jadi?"
"Power ranger"
"Hah!?"
"Ish!!! Anin dari tadi pagi diemin aku tau. di kelas, dikantin, dijalan, di mobil juga diemin aku"
"Mungkin lagi ada masalah"
"Tapi aku nya gak enak, kalo ternyata gara-gara masalah kemarin gimana?"
"Ya kan resiko dia, mau gimana lagi?"
Gracia hanya diam. Fikiran nya kini bercabang, memikirkan beberapa kemungkinan yang menjadi faktor perubahan pada diri anin.
_
Sampai di apartemen gracia menghempas kan diri di sofa. Sejenak memejamkan matanya.
"Mandi gih" titah sang gadis
"Mandiin "
"Yakin?" Sang gadis langsung semangat 45
Gracia melempar bantal sofa "mau nya loe"
Gracia berdiri, lalu tak lama ia merasakan sebuah pelukan dari belakang.
"Jangan gara-gara anin kamu malah cuekin aku sayang"
Gracia memejamkan matanya, benar juga sih. Gak seharusnya dia jadi pelampiasan kekesalan gracia.
Gracia mengelus punggung tangan yang melingkar di perut nya.
"Maaf ya sayang, aku cuma bingung aja harus gimana. Gak maksud cuekin kamu"
Sang gadis membalik tubuh gracia lalu melepas kacamata gracia, melemparnya ke sofa.
Perlahan bibir mereka bertemu, saling melumat, menghisap dan menggigit. Menyalurkan seluruh perasaan masing-masing yang semakin hari semakin kuat.
2 kancing seragam gracia sudah terbuka, tak lama lidah yang basah menyapu leher nya, membuat gracia mendongak.
Kecupan-kecupan basah terus menghujam leher gracia, membuat gracia mengerang menikmati sensasi memabukkan ini. Darah nya semakin berdesir ketika dia merasakan hisapan kuat dekat tulang selangka nya.
2 buah kismark terlihat kontras dengan kulit gracia.
Ting nong
Ting nong
"Aargghh ganggu aja"
Gracia terkekeh. "Sukurin, siapa suruh siang-siang mesum"
"Awas yank"
Gracia beranjak untuk membuka pintu, melihat siapa tamu yang datang ke apartemen nya.
Tubuh gracia menegang, nafas nya tercekat. Bahkan gracia kini merasa sekujur tubuhnya lemas ketika sepasang mata menatap tajam seolah akan menembus jantung nya saat ini juga.
Sang gadis yang merasa aneh langsung menghampiri gracia.
"Siapa sayang?"
Gracia tidak menjawab, hingga sang gadis berdiri tepat di samping gracia. Menatap penuh arti pada seseorang di depan nya.
"Anin!"
"Nin tunggu nin!!"
"Anin!!"
"Anin tunggu nin!!"
Anin tidak menggubris panggilan gracia, ia langsung berlari ke arah parkiran mobil, masuk ke mobil nya lalu melesat meninggalkan apartemen gracia.
Tangis anin pecah seketika, hati bahkan jantungnya seakan di remas dengan sangat kuat oleh sesuatu tak kasat mata. Bahkan anin meremas kuat stir mobil nya untuk mengurangi rasa sakit yang ia rasa.
"Sakit banget gre" ucap nya lirih
Anin mengemudikan mobil nya dengan kecepatan diatas rata-rata. Tak peduli beberapa kendaraan yang membunyikan klakson atau mengumpat karena anin berkendara tidak benar.
Hati anin seolah di koyak, gadis yang ia cintai berbohong padanya, bukan hanya berbohong, anin juga melihat 2 buah kismark yang masih terlihat sangat jelas baru saja dibuat. Tapi yang lebih sakit adalah seseorang yang tadi bersama gracia.
Inikah rasanya patah hati ?
Anin memang sengaja memutar balik mobil nya tadi untuk melihat dimana sebenarnya kosan gracia, dan ternyata yang anin lihat adalah gracia naik ke sebuah mobil mewah yang ia kenali.
Anin terus membuntuti mobil yang masuk ke kawasan apartemen itu, setelah bertanya dan di beri tahu no apartemen gracia, anin segera menuju tempat gracia untuk memastikan apa yang di lihatnya tidak salah.
Dan ini hasil nya. Sakit!!
Anin memukul-mukul dada nya, mencoba mengurangi rasa sakit yang malah semakin menjalar ke seluruh tubuh nya.
Mobil anin berhenti dengan selamat di garasi rumah nya, anin menjatuhkan kepala nya ke stir mobil, menangis sejadinya, sesekali membenturkan kening nya pada stir mobil nya itu.
Anin melangkah gontai menuju kamarnya, tanpa mempedulikan sapaan ART di rumah nya, beruntung orang tuanya sedang tidak di rumah.
Anin mengunci pintu nya rapat-rapat. Tubuhnya luruh di balik pintu, kembali menangis sambil terus menggumam kan satu kalimat.
"Gracia jahat"
--
Gracia tak kalah kacau nya, semenjak kepergian anin, gracia menangis di pelukan gadis nya. Tak ada yang bisa ia lakukan selain memeluk gracia, membiarkan nya menangis sepuasnya. Percuma juga jika ia memberi saran yang bahkan tidak akan pernah di dengar sama sekali jika gracia sedang menangis.
Perlahan tangis gracia berhenti, tak lama berganti dengan hembusan nafas lembut menerpa leher gadis yang sejak tadi memeluk gracia.
Perlahan tubuh gracia di baringkan di kasur, dihapusnya jejak air mata di pipi gracia.
Gadis itu menarik selimut agar menutupi tubuh gracia sebatas leher. Mencium lembut gadis rusuh kesayangan nya itu. Lalu beranjak menuju kamar mandi.
"Sudah saatnya"
=Tbc=
-Semanis Gracia, Selembut Shani-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro