Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

43





= Selamat Membaca =

***********************















Tetesan lembut air hujan terus menerus mengguyur bumi. Menebarkan hawa sejuk yang sanggup membuai sebagian insan untuk terlelap kembali.

Shani bukan salah satu nya, karena dirinya kini sedang berkutat di dapur untuk memasak sarapan pagi, sementara sang Tuan putri masih dipeluk manja oleh selimut ungu kesayangan nya. Tak lupa mendekap boneka anjing kesayangan nya dengan erat. Saking erat nya jika saja boneka anjing itu memiliki nafas, mungkin sudah mati kehabisan nafas sejak tadi.

30 menit berlalu tanpa terasa, shani telah selesai menyiapkan dua piring nasi goreng, sesuai dengan permintaan Gracia semalam. Gracia katanya bosan sarapan roti terus, alasan nya masih terekam jelas dalam ingatan shani.

Sayang besok Aku mau sarapan bubur atau nasi goreng, aku bosan makan roti. Keseringan makan roti, Gak lama lagi cacing-cacing di perut aku bisa buka toko roti nyaingin toko kue-kue artis.

Shani terkekeh pelan sambil menyimpan dua piring nasi goreng di meja makan. Otak cerdas nya membayangkan bagaimana jika cacing-cacing di perut Gracia beneran buka toko roti. Mungkin Gracia gak perlu makan tiap hari.

Namun Sedetik kemudia shani menggeleng pelan. Merutuki kebodohan nya pagi ini "Pagi-pagi gue udah gila" gumam nya lalu terkekeh.

Shani beranjak menuju kamar nya untuk mandi dan bersiap ke sekolah. Sekaligus membangunkan Putri Tidur yang pasti masih bermimpi. Perlahan shani membuka pintu kamar, mata nya sedikit memicing kala mendapati gadis nya sudah merubah posisi nya menjadi duduk.

Kedua alis shani kini bertautan, langkah nya tergesa menghampiri kekasihnya saat ia menyadari bahwa gracia sedang menangis sambil memeluk kedua lututnya. Pertanyaan di benak shani bertambah kala ia melihat Hp miliknya yang sebelum nya berada diatas meja, kini tergeletak tak berdaya di depan gadis nya, Gracia.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya shani lalu duduk di pinggir kasur di hadapan Gracia
"Kok bangun tidur malah nangis??" Lanjutnya sambil menghapus air mata di pipi Gracia.

"Kamu jahat shani hiksss"

Satu kalimat dari Gracia membuat shani berfikir keras. otak nya kini memutar beberapa kejadian, mencari hal yang mungkin menyebabkan sesuatu terjadi pada gadis yang menyebut nya jahat ini. Namun shani tidak berhasil. Dan apakah ada hubungan nya dengan Hp shani? Seingat shani di hp nya tak ada yang aneh selain beberapa file pekerjaan, dan beberapa Folder yang penuh dengan Foto selfie gadis nya.

"Aku salah apa sayang?" Tanya shani hendak menarik tubuh Gracia kepelukan nya. Namun sayang Gracia menepis nya.

"Bilang sama aku, aku jahat kenapa?" Tanya shani lagi, berusaha selembut mungkin membujuk kekasih nya ini.

"Kamu tega sama aku shani hikss"

Kembali kalimat Gracia membuat shani memaksa otak nya bekerja ekstra, bertanya-tanya apa kesalahan yang shani telah perbuat? Seingat shani, shani hanya salah membelikan eskrim kemarin sore, itu juga bukan sepenuhnya salah shani. namun jika memang iya masalah eskrim kemarin, bukan kah hal itu sudah di selesaikan secara kekeluargaan?.

Shani menghela nafas perlahan, sebelum kembali membujuk gadis yang masih sesenggukan di depan nya "cerita sama aku  salah aku apa, biar aku gak bingung"

Gracia mengubah posisi nya, menjadi bersila "Kamu tau kan kalo aku sayang dan cinta banget sama kamu?" Tanya nya dengan tatapan tajam. Membuat shani mengangguk.

"Jawab aku shani!!" ucap gracia dengan nada lebih tinggi.

"Iya sayang aku tau, karena aku juga seperti itu"

Gracia diam sejenak, berusaha  mengatur nafas nya yang sedikit sesak "terus kenapa kamu lakuin ini sama aku ??hiiks"

"Apa yang aku lakuin sama kamu? Bilang sama aku,  salah aku dimana sayang?" Shani sedikit Frustasi, otak nya tak mampu mencerna apa yang terjadi dengan kekasih nya ini.

Sementara Gracia masih menangis pelan, Hujan di luar malah semakin deras. Seolah tak mau kalah dengan Tangisan Gracia.

Gracia berdiri dari tempat nya, berjalan ke arah kamar mandi namun shani berhasil mencegah nya. Shani menarik kekasih nya ke dalam pelukan, mendekap nya dengan erat. Melupakan rasa sakit akibat gadis nya yang berontak sambil sesekali memukul-mukul bagian tubuh shani, namun shani tetap berusaha mendekap gracia dalam pelukan nya.

"Bilang sama aku, salah aku apa? Jangan buat aku gagal jadi pacar, karena udah bikin kamu nangis"

"Hiksss aku gak nyangka kamu bakal lakuin ini ke aku shani, kamu gak tau kan gimana perasaan aku ?? sakit shani" lirih Gracia di pelukan shani.

"Sikap aku yang mana yang nyakitin kamu?" Tanya shani lalu melonggarkan pelukan nya. "Kasih tau aku, biar aku bisa introspeksi diri lagi" lanjutnya namun tak mendapat respon Gracia.

"Jawab aku Gee" pinta shani.

"Aku kesel sama kamu" ucap Gracia kesal

"Iya kesel kenapa??"

"Kamu gak sadar salah kamu apa hah?" kukuh nya dengan nada tinggi

"Aku salah apa??" Tanya shani Frustasi.

Garcia melepas genggaman tangan shani, " Aku gak nyangka kamu bisa berpaling dari aku" ucap Gracia kesal

"Maksud kamu apa??"

"Aku tau ya kalo semalem kamu Stalking sosmed Oshi aku!! Aku liat History nya shani. Kamu naksir dia hah???!!!"

Brakk !!!!!

Shani diam mematung ditempatnya, melupakan fakta bahwa Gracia telah menghilang dari hadapan nya, berlari ke kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi dengan kencang.

Otak cerdas shani kadang tak mampu mencerna hal-hal random seperti ini. Sikap gracia sulit di tebak, lebih sulit dari sekedar memenangkan piala lomba cerdas cermat di sekolah nya. Shani harus belajar banyak lagi.

"Semalem kan hp gue dia yang pake"

___

Anin menatap pantulan diri nya di cermin, senyum hangat ia tunjukkan saat seseorang muncul dari arah pintu, lalu menutup pintu dari dalam segera bergegas menghampiri nya.

"Good Morning kesayangan"
Sapa beby dengan senyum khas nya. Lalu memeluk anin dari belakang "kangeeen" ucap nya manja

"Good morning my beby" balas anin sambil mengelus punggung tangan beby yang melingkar di pelukan nya. "Cuma berapa jam doang gak ketemu.

"Tetep aja kangen, kamu Wangi bangetsi, pacar siapa??" Goda beby sambil sesekali mengecup pipi anin.

"Pacar kang siomay di kantin sekolah" jawab anin asal, membuat beby gemas ingin mengecup bibir manyun kekasihnya yang ia lihat di pantulan kaca. Beby beralih memberi kecupan-kecupan di belakang leher anin yang terekspos karena anin mengikat satu rambutnya, membuat Darah Anin berdesir hebat karena ulahnya.

"Jan aneh-aneh sayang, gak mau kan telat sekolah?" Anin membalik tubuh nya sekali hentakan, menghambur ke pelukan beby lalu memeluknya erat.

"Bolos sekali gak bikin aku rugi sayang, asal kamu siap-siap aja gak keluar kamar seharian" goda beby sambil mengusap lembut kepala belakang anin, sesekali mengecup puncak kepala anin.

"Bolos nya gak apa sayang, aku gak siap nya kalo sampe di Gerebek mama sama papa, gegara kita aneh-aneh" ucap nya seraya melepas pelukan lalu menepuk pipi kanan beby cukup keras "pagi-pagi udah mesum" cibir nya membuat beby terkekeh.

Anin mengambil tas nya, lalu berjalan ke arah pintu hendak keluar dari kamar. Langkah nya terhenti kala ia menyadari jika beby masih mematung di tempatnya.

"Beby ayo!" Ajak anin "nunggu apa lagi?"

"Aku nunggu siapa tau kamu berubah fikiran mau dikamar aja seharian" jawab nya menggoda anin, membuat anin memutar bola matanya malas.

"BODO!!! "

Brakkk!!

__

"pulang sekolah aku ada pertemuan,  kamu mau ikut?" Tanya shani setelah mematikan mesin mobil nya di parkiran sekolah.

"Baru mau bilang pulang sekolah aku mau jalan sama anak-anak" ucap Gracia setelah melepas sabuk pengaman nya "tadinya mau ajak kamu" lanjutnya.

"aku udah terlanjur janji, sama kak Farah juga kok. Gak apa kan kamu gak sama aku?" Tanya shani hati-hati sambil menatap lembut lawan bicara di hadapan nya.

"Gak apa sayang, justru aku yang gak enak karena gak bisa nemenin kamu"

Shani tersenyum lembut, namun hati nya sedikit bertanya. Sejak kapan gadis nya ini punya rasa tak enakan ? Biasa santai-santai saja.

"Yaudah, mau bawa mobil apa dianter supir?"

"Aku bareng si Angel sama aya aja"

"Yaudah kalo gitu" ucap shani sambil mengelus pipi Gracia, "yuk turun!" ajak shani membuat Gracia mengangguk.

Gracia dan Shani berjalan beriringan di koridor sekolah, seperti biasa shani akan mengantar Tuan putri menuju kelas nya. 

"Kamu tau gak kenapa mereka suka natap aku dengan tatapan memuja?" tanya Gracia membuat shani menoleh kesamping, lalu mengendikkan bahu nya. Shani bukan tidak tau apa maksud pertanyaan Gracia, karena shani juga sadar bukan hanya Gracia yang ditatap seperti itu, tapi shani juga. Hanya aja shani sudah tau jawaban apa yang akan Gracia lontarkan padanya.

Gracia terkekeh "kamu kaya gak tau aja kalo pacar kamu ini Cantik nya gak kira-kira. Kamu aja kadang gak ngedip kalo liat aku"

Jawaban Gracia sama percis dengan apa yang di fikirkan shani. Namun tidak dengan kalimat terakhir nya, tingkat kepercaayaan diri  gadis nya sudah melewati batas maksimal.

"Tapi kadang aku gak suka di tatap kaya gitu" lanjutnya membuat shani menaikkan sebelah alisnya, kembali menoleh ke arah gadisnya.

"Kenapa?" Tanya shani

"Pemujaan yang berlebihan itu gak baik sayang, malah bikin mereka stres sendiri  nanti nya. Apalagi kalo fikiran mereka sudah tersugesti seolah mereka bisa milikin aku. Aku takut mereka malah melakukan hal-hal yang menyakiti diri mereka bahkan aku. Kaya pas kak vienny ke kamu gitu contohnya" 

Seluruh kalimat Gracia masuk secara berdesakan lewat indra pendengaran shani. Mengalir menuju otak nya dan langsung di proses dengan cepat oleh otak cerdas Shani.
Membuat sudut bibir shani terangkat akibat obrolan yang lumayan berfaedah dari Gadis disamping nya.

"Makanya mengagumi atau menyukai sesuatu itu sewajarnya saja. Cukup dukung dengan hal-hal yang positif. Gitu!" lanjutnya.

"Termasuk sama Oshi kamu juga?" Tanya shani membuat Gracia menatap nya dengan tajam. Bertepatan dengan mereka yang tiba di depan pintu kelas Gracia.

Mata Gracia memicing kala ingatan nya kembali pada kejadian tadi pagi. "Aku masih  kesel ya gara-gara kamu stalking Oshi aku, awas aja kalo sampe ketauan lagi. Aku jemur kamu dilapangan" ancam nya membuat shani terkekeh lalu merapikan poni Gracia.

"Pemujaan yang berlebihan itu gabaik sayang" ucap shani membalikkan kalimat Gracia.

"Heh!! Aku ngelakuin hal yang positif ya buat oshi aku. Awas aja kamu macem-macem" ancam nya lagi "minggir la, males aku sama kamu" lanjutnya sambil mendorong bahu shani lalu berjalan masuk Ke kelas nya sambil menghentakkan kaki nya kesal.

Shani menggeleng pelan "Anak Pak Harlan gini amat yaa" batin nya.

Shani berjalan meninggalkan kelas Gracia menuju kelas nya sendiri. Berjalan dengan santai tanpa menghiraukan sekitarnya, telinga nya seolah tuli, tak mendengar sapaan beberapa siswa yang berpapasan dengan nya. Bibirnya seolah kaku, sedikit pun tak membalas senyuman ramah dari mereka. Namun tetap saja Shani adalah Shani, gadis dengan sejuta pesona yang mampu membuat siapa saja ambyar saat melihat nya, bagaimanapun sikap shani, seolah menjadi hal yang baik-baik saja di mata para penggemarnya, dan akan selalu seperti itu. 

__





Waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru saja Gracia mengeluarkan peralatan sekolah nya. Kini ia harus memasukkan nya kembali ke dalam tas.

"Jadi kan gaess?" Tanya Gracia pada Anin. Sementara aya dan angel masih sibuk berebut pulpen yang entah milik siapa.

"Jadi gre!!" Sahut Angel  "Woy aya pulpen gue itu, jangan di colong" omel nya dengan kesal

"Enak aja, punya gue ini woy. Gak liat ini mahal?" Ucap aya ngotot

"Heh!! Loe fikir gue gak mampu beli pulpen beginian hah?"

"Stop!!!" Lerai anin yang ikut kesal mendengar perdebatan dua sahabat nya "Pulpen doang kalian rebutin, rebutan cowok kek biar kerenan dikit" omelnya membuat angel dan aya mendengus.

Gracia memicingkan mata nya, melihat sebuah pulpen yang direbut kan angel dan aya.

"Bentaran nih mon maap" ucap gracia membuat angel dan aya diam "itu roman-roman nya pulpen gue kenal" lanjutnya sambil menatap intens pada pulpen yang kini hanya di pegang oleh aya.

"Itu punya gue anjir, Pak Harlan sengaja bawa dari Turki itu. Pantes aja gue cari kagak ada" kalimat gracia membuat angel dan aya terkesiap, sementara anin malah tertawa.

"Eh emm masa sih ge"? Tanya aya lalu menyimpan nya di atas meja di depan Gracia.

"Nah bener punya gue" gracia mengangkat pulpen nya, meneliti setiap inci pulpen warna Gold di gengaman nya.

"Kalian tau gak apa yang bikin pulpen ini mahal?" Tanya Gracia membuat ketiga nya menggeleng.

"Tiket pesawat nya lah bego, pulpen nya cuma gocap!! "

__



Gracia, Angel, Aya, Anin dan Beby berjalan di koridor menuju parkiran. Mereka berjalan beriringan sambil sesekali membahas hal-hal random, namun beby tidak termasuk. Gadis itu kini sibuk mengotak-atik hp di tangan nya.

"Gree loe mau bareng siapa"? Tanya Anin

"Gue nebeng si aya aja, males gue jadi nyamuk" ucap Gracia.

"Yaudah ka-

"Haii semua!" 
Kalimat Anin terpotong oleh suara seseorang yang berpapasan dengan mereka.

"Haii ka Vienny" sapa balik Gracia  sementara yang lain hanya tersenyum tipis.

"Mau pada kemana nih?" Tanya vienny

"Mau ke mall kak, mau ikut?" Kali ini anin yang menjawab pertanyaan Vienny.

"Boleh kalo gak keberatan"

"Kalian setuju?" Tanya anin membuat semuanya mengangguk.

Gracia sudah bercerita pada teman-teman nya bagaimana sikap vienny akhir-akhir ini. Apalagi mengenai kesukaan mereka yang hampir sama. Hal itu membuat mereka tanpa ragu menerima kehadiran vienny diantara mereka.

"Kamu mau bareng aku Gre?" Tawar vienny

Gracia sedikit menimang, sedetik kemudian mengangguk "boleh deh, kaka sendirian kan?" Tanya nya membuat Vienny mengangguk.

Akhirnya 3 buah mobil melesat menuju ke sebuah mall terbesar di kota ini.
Di dalam mobil vienny, terlihat Gracia dan vienny sedang asyk berbincang mengenai Idola mereka. Bahkan tak jarang mereka berdua terbahak akibat sama-sama dibuat Gesrek oleh video yang idola mereka buat.

Gracia dan vienny terlihat sangat akrab, entah karena percakapan mereka atau entah karena apa. Gracia dan vienny seperti sudah saling mengenal cukup  lama.

"Jadi mau gak nih kita nonton bareng?" Tanya Vienny membuat Gracia semakin antusias.

"Boleh banget!!" Jawab Gracia "nanti kabarin aja ya" lanjutnya membuat Vienny mengangguk.

Vienny tersenyum tipis, otak licik nya mulai bekerja menjalan kan semua hal yang sudah di rencana kan nya sematang mungkin.

"Deketin Gracia gak se sulit dapetin shani" batin vienny.

Sementara Gracia malah sibuk memainkan hp nya, melihat postingan apa saja yang oshi nya buat. Sedikit pun tidak menyadari arti dari senyum dan tatapan sinis yang Vienny layangkan sesekali kepadanya.

30 menit berlalu, kini  Gracia, Vienny, Anin dan Beby sudah tiba di mall. Sementara aya dan angel tiba-tiba mengabari bahwa mereka harus putar balik, karena mama nya aya masuk rumah sakit.

"Kita mau kemana nih?"  Tanya Anin yang sejak tadi betah merangkul beby.

"Makan aja gimana?" Usul Gracia

"Ayo deh, mau makan apa"? Tanya Anin

Pandangan Vienny menelusuri sekitarnya. tepat di depan sebuah Restoran Sushi,  tiba-tiba saja pandangan nya jatuh pada sosok yang sangat ia kenali. Duduk di sudut ruangan bersama 3 orang lain nya. Dia Shani.

Vienny meyakini satu hal, bahwa Shani sedang melakukan pertemuan bersama klien nya. Kecil kemungkinan nya untuk menyusul Gracia dan meninggalkan tanggung jawab nya. Karena Shani memiliki sikap Profesional yang tinggi.

Senyum licik mengembang sempurna di wajah Vienny, merubah rencana awal nya karena kehadiran Shani disana. Segera ia mengeluarkan hp nya, membuka aplikasi Chat lalu mengirim pesan pada seseorang.

"Sayang" panggil beby membuat anin menghentikan langkah nya.

"Apa by?" Tanya anin

"Papa nyuruh aku ke kantor, katanya penting. Kamu mau ikut?" Tanya beby merasa tak enak pada Anin juga lain nya.

Anin dilema, sedikit berfikir keputusan apa yang harus diambil, karena dia tidak mungkin menahan beby bersama nya. Tapi di satu sisi anin juga ingin bersama Beby. "Aku ikut aja deh, mau ketemu papa kamu juga" ucap anin "sorry ya Gre, kak Vienny" tatap anin merasa bersalah pada keduanya.

"Santuy nin" ucap Gracia sambil tersenyum

"Iya gapapa, biar Gracia sama aku" ucap Vienny antusias.

Sebuah kebetulan kah ini?? Sepertinya Vienny sekarang sudah merasa di atas angin. Semua hal ini memudahkan jalan nya untuk lebih leluasa mendekati Gracia. Apalagi ada Shani di dalam sana.

"Thanks kak, kami duluan ya" pamit beby lalu segera berjalan bersama anin.

"Kita makan disini aja yu ge" ajak vienny menunjuk restoran di depan nya, membuat mata Gracia berbinar.

"Wahhhh Kebetulan ini resto Favorit aku sama shani" ucap gracia antusias.

Vienny tersenyum lalu melangkah sambil menarik tangan Gracia Membuat Gracia menegang. Sedetik kemudian kembali rilex, dan membiarkan vienny menggenggam tangan nya. Toh hal yang sudah biasa ia lakukan entah itu dengan anin, aya atau angel, fikirnya.

Keuntungan  vienny  kali ini adalah posisi duduk shani yang hampir tidak terlihat, karena terhalang Pilar Besar yang membuat vienny mudah menghalangi pandangan Gracia agar tidak menyadari keberadaan shani.

Vienny melirik dari ekor matanya, senyum penuh kemenangan kembali ia tunjukkan saat vienny menyadari bahwa shani sudah melihat Vienny dan gracia berjalan ke satu meja, membuat vienny semakin merapatkan tubuh nya dengan Gracia.

Vienny sengaja mencari posisi yang mudah di lihat oleh shani, dan sengaja juga menarik sebuah kursi untuk Gracia sambil mempersilahkan nya duduk, dan yang sudah pasti posisinya membelakangi meja yang di isi shani.

Sementara itu Shani masih terlihat tenang di tempat nya, sedikitpun tak ada eskpresi yang berubah dari wajah cantik nya. Namun tak bisa ia pungkiri, bahwa hati nya sedikit nyeri ketika melihat kekasih nya diperlakukan dengan manis oleh seseorang yang bukan shani.

Satu pertanyaan yang kini muncul di benak shani, membuat shani hampir tak bisa menguasai diri.

"Kenapa Gracia pergi berdua dengan Vienny? Apa Gracia berbohong pada Shani??"













= Tbc =





-Semanis Gracia, Selembut Shani-




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro