Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

39
























= Selamat Membaca =

***********************




Tak biasanya Gracia tidak meminta pergi kemana-mana saat libur seperti ini. Sejak tadi ia betah mengganggu semua aktifitas shani. Dari mulai menghabiskan kopi shani, merebut majalah yang shani baca. Bahkan yang paling parah, gracia sengaja memainkan stop kontak lampu kamar mandi saat shani sedang mandi. Sungguh definisi mengganggu yang haqiqi.

Entah lah apa yang sedang dirasakan gadis nya itu, namun sepertinya memang hari ini sengaja dia khususkan untuk mengganggu shani.

"Sayang"
Panggil gracia pada shani yang sedang menonton berita di Tv, sementara gracia duduk di samping nya. Sambil menekuk wajahnya, kesal rasanya ketika ia merasa di duakan oleh shani dengan Televisi.

Padahal remot nya sudah dia sembunyikan, ditempat paling tersembunyi. tapi shani malah menyalakan televisi lewat Hp nya. Menyebalkan!!.

Shani mengulum senyum nya, kala menyadari gadis nya minta perhatian shani sepenuhnya saat ini.
"Apa hmm??" Tanya shani tanpa menoleh. Biarkan saja ia misuh-misuh. Kalian Ingat kan apa yang dikatakan shani??  jika gracia misuh-misuh maka kadar keUwuan nya akan bertambah berkali kali lipat. Sungguh bucin sekali anak muda ini.

Gracia mencebik, sambil menggoreskan kukunya ke sofa yang ia duduki. Mencoba meremas nya namun tak bisa.
"Tv mulu yang diperhatiin, akunya kapan??" Kesalnya "Pacar kamu itu aku, Gracia Shania, bukan tv" lanjutnya.

Shani terkekeh pelan lalu segera menoleh pada tuan putri disamping nya.
"Kenapa Sayang nya shani?" Kalimat Tanya dari shani yang diiringi usapan dikepala gracia dengan lembut, membuat gracia malah sedikit tersipu malu. Shani selalu saja tiba-tiba bersikap manis, kan Gracia gak siap.

Gracia segera merubah posisi nya menjadi berbaring di sofa, kepala nya ia letakkan diatas paha shani. Membuat shani langsung menunduk, menatap intens wajah gracia sambil mengelus kepala nya.

"Kamu itu hobi banget merhatiin angka-angka gak jelas gitu" omelnya membuat shani tersenyum. "Aku tuh mau nanya tau gak" lanjutnya

"Kamu itu harus nya seneng kalo aku merhatiin angka-angka gak jelas kaya gitu"

"Lah kenapa??"

"Angka gak jelas aja aku perhatiin, apalagi kamu yang jelas-jelas makin cantik tiap harinya"

Blushh

Semburat merah muncul di wajah gracia, merambat ke leher begitupun telinga. wajah gracia memanas seketika, membuat gracia segera menenggelamkan wajahnya di perut shani. Tangan nya beralih memukul apapun bagian tubuh shani yang bisa ia pukul tanpa ia lihat.

"Sakit sayang" ucap shani sambil menahan tangan gracia "jangan pukul-pukul"

"Abisan rese!" Ucap gracia tertahan.

"Sini liat aku" ucap shani sambil menarik wajah gracia agar menatap nya. Shani menunjukkan senyum tengil nya kala menyadari bahwa wajah gadis nya seperti kepiting rebus saat ini.

"Tadi mau nanya apa?"

Gracia berusaha kembali menguasai dirinya "Kamu gak mau nunda kelulusan kamu gitu?" Tanya gracia yang hampir membuat shani terbahak.

"Emang kenapa??" Tanya shani lalu menarik hidung mancung gracia, membuat sang empu nya mengaduh.

"Kan biar sekelas sama aku" ucap nya polos

Shani hampir saja menyentil jidat kesayangan nya ini karena kalimat nya barusan. namun masih bisa shani tahan karena tidak mau gadis nya ngamuk-ngamuk.

Shani juga sama seperti Gracia, ingin selalu dekat dan menjaga gracia setiap saat. Tapi masa harus nunda lulus sih?
Reputasi shani bisa hancur seketika jika seperti itu. Gadis nya ini memang ajaib! Kadang segala sesuatu selalu dia anggap mudah, padahal kenyataan nya sangat mustahil shani lakukan.

"Cukup aku jadi bucin aja, jangan jadi bodoh!" Ucap shani membuat gracia cemberut "lagian aku bosen jadi anak SMA" lanjutnya.

"Ck! Kamu mah, biar kita bareng-bareng terus dikelas, kan romantis kaya si abin sama beby" ucap nya kesal membuat shani tertawa pelan.

Shani menangkup kedua pipi gracia dengan sebelah tangan nya, membuat bibir gracia manyun lalu mencuri kecupan sekilas di bibir manyun itu, membuat gracia mendengus ketika shani sudah melepas tangan nya.

"Cium-cium mulu" ucap nya kesal "disuruh nunda lulus malah gamau" cibirnya

"Emang kalo romantis itu harus bareng-bareng terus?" Tanya shani.

"Ya kaya si abin tuh sama si beby. Udah kaya lem tikus, nempel mulu" ucap gracia.

Shani menahan tawa nya sekuat tenaga. Jika anin dan beby yang selalu bersama namun masih beda tempat tinggal dibilang lem tikus, lalu shani sama gracia yang tinggal satu atap setiap hari harus diibaratkan apa? Lem super glue?

Akhir-akhir ini Shani sering mendengar keluhan dari gadis kesayangan nya tentang sikap abin yang super manja jika sedang berdua dengan beby. Makan aja harus bareng, kadang minta di suapin, pulang pergi sekolah di jemput padahal biasa nyetir sendiri. Lebih parah lagi jika mereka bepergian harus pakai aksesoris atau baju couple. Tak jarang gracia komplen tentang anin yang so soan nyender-nyender di bahu beby, atau gak ndusel-ndusel di leher beby kalo lagi gak ada guru, bikin mata perih aja katanya. Lalu jika semua hal tentang anin dan beby dia komentari seperti itu, lalu apakabar pasangan Greshan yang bahkan bisa lebih parah dari pasangan Bebnin?. Shani tak habis fikir sama pemikiran absurd gadis nya ini.

"Biarin aja, kamu juga nempel mulu sama aku" ucap shani santai "nih sekarang nempel-nempel"

"Tapi kan kita mah couple goals banget, beda sama mereka. Kan kita mah Greshan" ucap nya bangga.

"Bedanya apa?"

"Ya mereka mah gak sekeren kita"

"Serah kamu lah" ucap shani menyerah.

"Eh tapi sayang, Kalo gak ada kamu nanti aku di ikutin pasukan pawai agustusan papa dong" ucap nya lirih "gamau ih udah gede, malu"

"mereka gak akan deket-deket dan gak akan ganggu kamu sayang"

"Janji?" Tanya nya membuat shani mengangguk

"Iya"

"Tapi aku bawa mobil sendiri boleh?" Tanya gracia membuat shani mengangguk.

"Boleh, nanti bawa mobil aku ya"

"Ish! Gamau ah" ucap nya kesal

"Loh kenapa? Mobil aku kan baru beli"

"Bukan masalah baru atau enggak nya, cuma mobil kamu kebagusan. Aku mau yang sederhana aja. Aku mau milih nanti di garasi papa" ucap nya santai membuat shani memutar bola matanya.

Mobil shani dia bilang kebagusan, lalu apa bedanya dengan deretan mobil-mobil mewah milik Harlan? Sederhana Versi gadis nya ini yang gimana sih ?

Shani memang belum sepenuhnya bisa melepas Gracia untuk membawa mobil sendiri, tapi apa boleh buat, shani sebentar lagi kuliah. Kesibukan nya akan bertambah lagi, apalagi beberapa hari ini Kantor nya sedang menghadapi masalah yang cukup rumit, sehingga butuh perhatian ekstra dari shani.

"Terserah kamu aja"

"Yeaayy.. makasih shanee" ucap nya sambil mengulurkan tangan nya mengelus pipi shani "makin bening aja pacar aku" lanjutnya sambil menarik pipi shani.

"Emang kuah bakso, bening" cibir shani

"Dih, mana ada kuah bakso bening. Tiap makan bakso kamu kasih saos" ucap Gracia "Eh btw Kamu kuliah dimana nanti??" Tanya gracia dengan ekspresi so serius nya.

"Deket sini aja" ucap shani membuat gracia mengulum senyum nya.

"Biar bisa deket aku terus ya?" Tanya gracia antusias "bucin nya gracia garis keras emang kamu tuh. Gak bisa banget jauh-jauh dari aku" lanjutnya penuh percaya diri sementara shani hanya menggeleng.

"Nggak! Biar deket ke kantor aja"

"Ck!! Gak romantis, iyain aja padahal. Rusak momen aja triplek" omelnya

"dasar ngambekan" ucap shani sambil menarik hidung gracia.

"Ish! Hidung aku merah kamu tarik-tarik gitu"

"Biar tambah mancung"

"Malesin!" kesal gracia. Tiba-tiba Ekspresi gracia berubah 180° saat ia mengingat sesuatu yang harus ia tanyakan pada shani.

"Eh sayang!" Ucap gracia membuat shani sedikit terkesiap.

"Apa?" Tanya shani heran "suka banget ngagetin" lanjut nya

"Kamu ngerasa gak sih pas kita di hotel beby, ada yang perhatiin kita?" Tanya gracia membuat shani langsung menunduk dan menatap intens wajah gracia.

"Kamu liat orang nya?" Tanya shani membuat gracia mengangguk.

"Pake masker gitu yank, mukanya gak keliatan" ucap gracia "mungkin dia lagi Flu, atau minder karena gak secakep aku" lanjutnya penuh percaya diri "tapi tatapan nya kaya gak asing deh, aku agak merinding. takoott"

Shani diam sejenak, memikirkan apa yang harus ia katakan pada gadis nya.

"Mungkin kebetulan aja pas dia liat kamu, kamu liat dia juga"

"Gak tau sih, semoga aja kaya gitu"

Shani mengelus kepala gracia, memberikan senyum terbaik nya agar gadis nya ini tidak terlalu memikirkan apa yang di ucap kan nya barusan. "gak usah kawatir. Aku akan selalu jagain kamu"

Kalimat penenang shani menyapu indra pendengaran gracia, membuat senyum gracia mengembang sempurna. Shani selalu mampu menenangkan jiwa nya yang resah, mengikis rasa takut yang tak jarang membuat gracia merasa kalut.

Gracia bangkit dari duduk nya, lalu memeluk erat tubuh shani membuat shani langsung melingkarkan kedua tangan nya memeluk tubuh gracia tak kalah erat.

"Makasih shanii. Kamu selalu mencintai aku dengan luar biasa. kalo kebanyakan nerima cinta dari kamu bikin aku overdosis, aku rela overdosis karena kamu shani"

"Mana ada kek gitu" kekeh shani

"Ada lah! Gak bisa romantis banget heran" ucap nya kesal "Eh sayang, aku mau makan sate di ujung jalan sana deh" ucap gracia tiba-tiba membuat shani melonggarkan pelukan nya. Tadi ngambek sekarang minta makan. Heran.

"As your wish, princess" ucap shani diakhiri dengan ciuman lembut di kening Gracia.
"Mandi dulu gih" titah nya membuat gracia mengangguk.

"Ay ay captain"
Ucap nya lalu beranjak ke kamar meninggalkan shani yang masih diam ditempatnya.

__




Mobil mewah shani melesat tanpa hambatan karena jalanan yang cukup kondusif. Rintik hujan turun membasahi bumi, menciptakan suasana romantis kala gracia menyalakan sebuah lagu favoritnya, yang selalu terdengar manis ditelinga gracia.

Senyum gracia terus berkembang, kala ia menyanyikan bait demi bait mengikuti lagu yang berputar merdu. Lagu dari sebuah Band lawas ternama, Naff. Namun di Cover dengan nada Akustik yang merdu, Menciptakan kehangatan di hati kedua insan yang sesekali saling menatap lalu tersenyum malu.

Aku mencintaimu setulus hatiku
Aku menyayangimu dengan sepenuh jiwaku
Aku mengasihimu sepanjang usiaku
Aku menginginkanmu lebih dari apapun

Seperti Gracia yang selalu mencintai shani tanpa henti. Seperti gracia yang memberikan segenap jiwa nya hanya pada shani. Sampai nanti, ketika Gracia tak bisa bernafas lagi.

Meski 'tak seindah yang kau mau
'Tak sesempurna cinta yang semestinya
Namun aku mencintaimu, sungguh mencintaimu

Mencintai dengan cara yang mungkin belum sempurna, namun gracia yakin shani selalu bisa menyempurkan nya.
Tak ada yang mampu membuat gracia merasa utuh, Hanya seorang shani indira.

Aku mencintaimu setulus hatiku
Aku menyayangimu dengan sepenuh jiwaku

Begitu erat (begitu erat),
begitu lekat (begitu lekat)
(Perasaanku kepadamu) Oh...
'Tak bisa 'ku hentikan
'Tak mampu 'ku tepiskan
('tak mampu 'ku hentikan)

Seperti shani yang selalu mendekap erat gracia dengan seluruh rasa yang ia beri, seperti shani yang selalu memberi rasa hangat tanpa henti. Tanpa bisa sedikit pun gracia menolak apapun yang shani beri.

Meski 'tak seindah yang kau mau
'Tak sesempurna cinta yang semestinya
Namun aku mencintaimu, sungguh mencintaimu

Gracia menyadari bahwa dirinya masih banyak memiliki kekurangan dalam mencintai, namun gracia yakin, shani akan selalu membimbingnya nya menjadi lebih baik lagi.

Membangun pondasi-pondasi yang kokoh untuk cinta mereka. Bukan cinta untuk sesaat, bukan cinta tanpa kepastian, bukan pula cinta yang tak berujung kebersamaan. Namun Cinta yang abadi, hingga bumi tak berputar lagi.

Meski 'tak seindah yang kau mau
'Tak sesempurna cinta yang semestinya
Namun aku mencintaimu, sungguh mencintaimu

Ketika jalan yang dilalui tak selalu mudah dan indah, namun bersama shani, gracia yakin semuanya bisa dilewati sekalipun tak mudah, asal mereka selalu bersama.

Setiap manusia memiliki harapan yang indah akan masa depan.
Menjalani setiap detik bersama seseorang yang dicintai, menikmati setiap momen yang tercipta setiap saat nya.

Menyambut pagi dengan pelukan lalu sarapan bersama, menyambut siang dengan  tawa riang. Menikmati senja walau hanya dengan secangkir kopi, Menutup malam dengan sebuah pelukan, hingga kembali menyambut pagi dengan senyuman  dan ciuman hangat.

Cinta itu Bukan tentang siapa yang sempurna, tapi tentang siapa yang bisa menyempurnakan.

Bukan tentang siapa yang paling mencintai, tapi tentang siapa yang selalu siap menjaga hati dan tak pernah pergi.

Meski 'tak seindah yang kau mau
'Tak sesempurna cinta yang semestinya
Namun aku mencintaimu, sungguh mencintaimu
Namun aku mencintaimu.
Sungguh mencintai mu....

Mobil shani berhenti di parkiran sekolah. Namun Hujan mengguyur bumi semakin deras. Membuat shani dan Gracia harus diam sejenak, menunggu hujan sedikit reda karena memakai payung juga akan percuma, Seragam sekolah mereka akan tetap basah juga.

Shani menoleh menatap Gadis nya, Tatapan kedua nya beradu, bertepatan dengan bait terakhir yang gracia lantunkan dengan merdu. Bait terakhir dengan kalimat sungguh mencintaimu.

Shani menikmati setiap bait merdu yang gracia lantunkan, setiap baitnya bisa mengantarkan kehangatan yang mampu menyaingi dingin nya cuaca akibat hujan. 

Jika bisa, shani ingin menghentikan suara sang Vocalis dan cukup suara gracia yang mendominasi indra pendengaran nya.

Tangan kanan gracia terulur, menggenggam tangan kiri shani membawanya dalam dekapan hangat, sambil tetap menatap intens kedua bola mata shani.

Perlahan tapi pasti, gracia membawa tangan shani ke depan bibirnya, mendaratkan binirnya dengan lembut di punggung tangan shani, membuat seluruh tubuh shani semakin menghangat, hanya karena sebuah ciuman yang dia dapat di tangan nya.

Shani melepas sabuk pengaman nya, menggeser tubuh nya perlahan, lalu mendekap erat tubuh gracia.

"Aku cinta kamu shaniii.. Sungguh"
Lirih gracia di telinga shani, membuat Jantung shani berdetak tak normal lagi. Sungguh gadis nya ini selalu membuat shani selemah ini. Kata cinta yang ia ucapkan, mampu membuat shani merasa menjadi manusia paling beruntung di muka bumi.

Hanya sebuah kalimat, namun sukses membuat senyum shani mengembang sempurna. Sebuah kalimat yang bisa ia dapatkan dari siapapun, namun shani hanya ingin mendengar dari bibir kekasihnya. Hanya dari Gracia.

"Shani..."

Suara lembut gracia kembali menyapu indra pendengaran shani, membuat shani melepas pelukan nya. Lalu menatap intens kedua bola mata yang kini menatap penuh tanya.

"Kenapa sayang?" Tanya nya tak kalah lembut.

Sorot mata gadis nya berubah, menyebabkan beberapa pertanyaan hadir mendominasi fikiran shani.

"Jika hari ini, esok atau lusa aku mati lebih dulu, apa kamu akan mencari cinta yang lain?"

Hujan tiba-tiba saja berhenti, meninggalkan rintik lembut yang kini seolah menemani suasana hati shani yang ikut sendu.

Hujan tiba-tiba saja berhenti, seolah semesta juga ingin mendengar apa jawaban shani tentang pertanyaan dari gadis nya ini.

Hujan tiba-tiba saja berhenti, berganti dengan air mata yang tiba-tiba saja mengalir di pipi Gadis di depan shani.

Hujan tiba-tiba berhenti, seiring isakan pilu yang kini masuk ke indra pendengaran shani, mengusik ketenangan jiwa shani. Menghantam dengan keras relung hati shani, yang awalnya hangat, kini sedikit nyeri.

"Kumohon jangan pernah menangis sayang" teriak shani dalam hati.

Sekuat tenaga shani menahan sesak di dada, menampilkan senyum baik-baik saja agar gadis nya tidak semakin gundah.

Shani menghela nafas dalam, tangan nya terulur menghapus air mata di pipi kesayangan nya. Lalu berucap tanpa ragu.

"Raga mu mungkin mati, tapi cinta mu tidak. Cinta mu tetap mengalir, seiring dengan aliran darah ku, yang terus mengalir setiap waktu"

"Raga mu mungkin mati, tapi semua kenangan tentang mu akan tetap abadi. Terekam dengan jelas di semua memori otak ku yang selalu menyimpan semua hal tentang kamu"

"Ragamu mungkin mati, namun senyum mu akan tetap mewarnai hari, menemani hari-hari ku yang mungkin tak sesempurna saat bersama mu. Namun akan tetap ku jalani, walau sepi"

"Ragamu mungkin mati, namun hadir mu akan selalu kurasakan mendekap erat tubuh ku, memeluk ku saat aku Rindu. Yang mana Rinduku, selalu saja hadir saat kamu tak disamping ku" 

"Jika mungkin aku menemukan cinta yang lain selain kamu, maka cinta itu tak akan bisa menurunkan Tahta mu di hati ku. Kamu tetap menempati posisi paling tinggi dan tak akan pernah terganti. Namun jika tidak, aku akan menikmati kesunyian bersama setiap kenangan yang pernah kita lewati, menikmati rindu yang mungkin bisa saja membunuh ku. Menikmati hari dimana aku selalu menanti hadir mu yang tak mungkin ku jumpai lagi, sampai aku menutup mata dan menyusul mu di keabadian nanti".

Hujan kembali mengguyur bumi, seolah ikut puas dengan jawaban shani. Jawaban dari pertanyaan yang bahkan belum pernah shani bayangkan sebelumnya. Namun shani tetap yakin akan semua hal yang di ucap kan nya.

Suasana kembali haru, saat shani kembali menarik gadis nya dalam pelukan, mencium puncak kepala gadisnya, mendekap erat tubuh yang sedikit gemetar karena tangisan, mengelus punggung nya dengan lembut, berharap memberi sedikit ketenangan tentang apa yang gadis nya rasakan saat ini.

Hujan menjadi saksi bagaimana seorang Shania Gracia merasakan ketakutan yang luar biasa untuk pertama kalinya. Takut akan kehilangan, takut akan perpisahan, takut akan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Takut bahwa suatu saat Tuhan menjemput dirinya, atau bahkan shani untuk kembali kesisinya. Karena jika waktu itu tiba, Gracia tidak akan pernah siap menerima nya.

Hujan dipagi ini, akan menjadi salah satu memori yang mereka ingat. Dan kembali akan selalu mereka kenang, di hujan-hujan berikutnya.

Karena Hujan selalu punya kenangan.




= Tbc =


- Semanis Gracia, Selembut Shani -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro