Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

37





= Selamat Membaca =

*************************








Shani dan Gracia kini sudah berada di dalam mobil mewah milik shani. Mereka hendak berangkat menuju tempat acara peresmian Hotel milik beby. Acara nya memang sekitar jam 11 siang, itu sebabnya Gracia sudah kalang kabut sejak pagi. Alasan utama nya ya Alis! Katanya bikin alis itu bisa satu Jam, cukuplah untuk shani lari keliling komplek seratus kali.

Dan untuk menyelesaikan masalah tadi pagi, Shani akhirnya mengalah demi gadis disamping nya, ia mengganti bajunya dengan warna senada dengan gaun gracia. Dan akhirnya shani harus mengganti jam tangan serta sepatunya juga agar senada. Gak lucu juga shani pake warna nabrak-nabrak.

"Eh sayang" ucap gracia tanpa menoleh ke arah shani.

"Hmm??"

"Si abin gokil nih" ucap gracia yang ternyata sedang Chat sama anin.

"Mmm??"

"Masa dia nyuruh si Beby ganti baju lagi, padahal mereka udah janjian pake baju itu" ucap nya tanpa dosa. Padahal dirinya sendiri juga gitu

"Kenapa?" Tanya shani seolah tertarik dengan apa yang akan di bahas gadis nya

"Karena si abin pilih warna tosca juga, pas aku bilang aku pake tosca. Eh dia ganti jadi maroon haha. Bego banget coba, nyusahin si beby aja"

Bilang sama shani, kalo si Anin aja dibilang bego, lalu shani harus menyebut gracia dengan sebutan apa?

Sungguh ingin rasanya shani mengajak beby untuk pergi liburan ke tempat dimana ada ketenangan batin yang haqiqi. Setidak nya sedikit liburan dari zona bucin yang menyesatkan. Tapi shani tak bisa, karena jauh dari Gracia adalah hal yang paling Shani takutkan.

Satu jam lamanya, akhirnya shani dan gracia tiba di tempat acara. Shani turun terlebih dahulu sementara gadis nya masih menunggu shani membukakan pintu untuk nya. Katanya biar Romantis, biar banyak yang iri liat Couple Greshan. Gak cuma iri, lebih bagus kalo ada yang gesrek sampai guling-guling di karpet merah, jingkrak-jingkrak di taman atau bahkan salto di tengah lapangan.

Shani segera membuka pintu untuk sang Tuan putri, segera shani mengulurkan tangan nya dan langsung di terima dengan baik oleh gracia. Mereka berdua melangkah dengan anggun menuju ruang utama, tempat acara akan di selenggarakan.

Shani sesekali melirik gadis yang sedang merangkul tangan nya dengan mesra, sungguh shani dibuat takjub dengan kemampuan penempatan diri yang luar biasa dari gadis nya ini. Lihatlah gadis nya berjalan dengan anggun, penuh wibawa. Sangat menunjukkan bahwa ia memang terlahir dari keluarga Harlan. Keluarga yang sangat berkelas. Tak lupa senyum tipis menghiasi wajah cantik nya ketika ada beberapa tamu yang sengaja menegur mereka. Hampir tak ada celah sedikit pun yang bisa mengurangi kesempurnaan gadis nya ini.

Tak akan ada yang menyadari bahwa gadis yang kini menyibak sedikit rambut nya ini memiliki sejuta tingkah absurd. Tak akan ada yang percaya jika gadis nya ini bisa berubah menjadi gadis paling random dan ajaib di beberapa waktu. Mereka hanya akan percaya jika gadis disamping nya ini adalah Definisi pasangan idaman yang di impikan setiap orang. Menakjubkan!.

Shani sedikit memperhatikan sekitar, banyak pasang mata yang menatap penuh kagum pada shani dan gracia. Shani menyadari itu, seolah hanya mereka fokus utama di acara ini.

Shani segera melepas rangkulan tangan gracia, tangan nya beralih merangkul mesra pinggang ramping gadis nya, dan menarik nya lebih dekat, bahkan menempel dengan tubuh shani. Membuat gracia tersenyum mengejek ke arahnya.

"Posesif" bisik gracia namum tak dihiraukan oleh shani. Hanya senyum tipis yang shani tunjukkan dan malah membuat gracia semakin gemas.

"Selamat datang Miss Indira" sapa beby yang baru saja muncul dan kini berdiri di hadapan shani. Tentu saja dengan anin di samping nya. "Suatu kehormatan karena anda bisa datang di tempat saya yang sederhana ini" lanjutnya membuat shani melepas rangkulan nya dipinggang gracia lalu menyapa beby.

"Terimakasih Nona Chaesara" jawab shani dengan senyum tipis.

Sementara gracia yang kini berdiri di samping anin sengaja sedikit mendekat lalu berbisik "so anggun anjir, muke lu salah Server" ucapnya di akhiri kekehan.

Anin ikut berbisik di telinga gracia "so kalem anjir, kelakuan loe kagak masuk"

Sementara Shani dan Beby masih berbincang, anin dan gracia kini memberi jarak dua langkah dari pasangan masing-masing.

"Mereka kalo ngobrol bikin gue mual" ucap gracia tanpa berbisik, tentunya masih dengan sikap anggun yang ia tunjukkan. Seolah gracia dan anin juga sedang membahas hal yang sangat penting juga.
Tapi gibah juga penting sih.

"Iya, kadang gue enek denger nya" balas anin.

"Loe dandan dari jam berapa nih?" Tanya gracia karena penampilan anin cukup memukau banyak mata hari ini.

"Lumayan dari abis adzan subuh" ucap nya membuat gracia terkekeh. "Loe sendiri??"

"Gue mah gak lama, cuma dari jam 6" ucap nya santai.

"Sama aja cuy"

Acara utama akan segera dilaksanakan, beby dan Anin pamit untuk mengisi acara di atas panggung, sementara shani kembali merangkul pinggang ramping gracia.

Beberapa kali ada yang sengaja mengajak shani maupun gracia untuk berbincang, namun mereka hanya menjawab sekena nya. Karena shani bukan tipe orang yang suka basa basi.

Mata shani menyusuri sekeliling hotel mewah milik beby. Melihat-lihat isi dan segala yang ada di sekitarnya. Pemilihan interior yang cukup baik, dan pemilihan lokasi pembangunan yang cukup menjanjikan. Membuat shani tak perlu waktu lama untuk mengatakan iya, untuk tawaran kerjasama nya dengan beby.

Apalagi shani pernah beberapa kali bekerja sama dengan beby, bahkan dengan keluarga beby. Sejauh ini kerja sama mereka lancar-lancar saja tanpa ada hambatan yang berarti.

Kedua alis shani bertautan kala pandangan nya berhenti pada satu sosok yang mengenakan masker menutupi setengah wajahnya, shani yakin sejak tadi sosok itu memperhatikan nya dengan gracia. Namun saat shani menoleh, dia segera membuang pandangan nya ke arah lain.

Shani langsung menambah kewaspadaan nya, apalagi pada gadis disamping nya yang kini sibuk memperhatikan anin dan beby di atas panggung. Beby sedang mengucap kan beberapa kata sambutan untuk seluruh tamu undangan, juga pengenalan hotel baru nya, yang tentu saja juga milik shani. Namun shani tak ingin namanya di sebut, cukup mereka tau hotel ini milik beby. Entah apa alasannya.

Shani kembali mengedarkan pandangan nya, mencari sosok yang sudah menghilang dari tempat nya berpijak tadi. Shani menengok ke arah lain bahkan arah belakang nya, namun tidak menemukan sosok tadi.

Merasa sudah tidak nyaman, shani segera menarik gracia ke arah beby yang kini sudah turun dari panggung bersama anin.

"Saya dan Gracia duluan ya" ucap shani pada beby dan Anin "ada keperluan mendadak" lanjutnya.

"Loh, acara baru aja dimulai" ucap beby sedikit kecewa.

"Maaf, tapi hal ini tidak bisa ditunda. Saya permisi" pamit shani pada beby dan anin.

"Abin, beby duluan ya" ucap gracia yang ikut pamit pada pasangan di hadapan nya. Sekalipun gracia bingung kenapa shani tiba-tiba menariknya pulang.

Shani membuka pintu penumpang lalu mempersilahkan gracia masuk, dan menutup pintu cukup kencang. Segera ia memutar ke depan dan masuk ke pintu kemudi.

"Mau kemana sayang?" Tanya gracia heran. Sementara shani mulai menjalan kan mobil nya.

"Ke kantor Papa" ucap shani santai

"Papa mana?" Tanya gracia gemas.

"Papa Harlan" ucap shani santai "abis itu ke kantor papa kevin" lanjutnya.

"Terserah kamu lah, yang penting di belokan depan mampir dulu" ucap gracia santai

"Kemana?" Tanya shani heran

"Mekdi"

"Ngapain??"

"Makan lah masa mulung, laper tau belom sempet makan" kesal gracia membuat shani terkekeh.

Ini yang shani maksud tadi, baru saja tadi gadis nya tampil memukau dengan segala wibawa dan keanggunan nya, kini sudah berubah kembali menjadi gadis shani yang suka ngomel-ngomel karena hal tertentu. Bikin shani gemass pen ngarungin.

Setelah memesan beberapa makanan untuk gadis cantik yang kini sibuk makan eskrim nya. Mobil mewah shani berhenti di Kantor milik Harlan. Segera shani menuju tempat parkir yang tersedia, mematikan mesin mobil kemudian keluar dari mobil diikuti gracia yang kini berjalan sambil kesulitan karena menenteng beberapa kantong makanan, segera shani mengambil alih kantong tersebut sebelum semua nya jatuh berserakan di lantai.

Shani menggenggam tangan gracia yang tidak sibuk, karena sebelah tangan gracia masih sibuk dengan cone eskrim nya, mereka menuju ke Lift khusus, shani menekan tombol lift untuk menuju ke lantai atas dimana ruangan Harlan berada.

"Siang Pah" sapa shani yang tadi sudah dipersilahkan masuk ke ruangan Harlan "papa kevin udah dateng?" Tanya shani yang kini berjalan menuju kursi Harlan untuk menyalami papa mertuanya itu.

"Bentar lagi kayanya" ucap Harlan.

"Sayang gak nyapa papa??" Tanya Harlan pada Gracia yang malah langsung duduk di sofa hendak membuka bungkus makanan nya.

"Enggak!!, mau makan" ucap nya bahkan tanpa menoleh yang langsung mengundang kekehan dari harlan "makan dulu baru papa" lanjut nya santai.

Harlan berdiri dari duduk nya, menuju sofa dimana gracia berada. Sementara shani memilih menatap ke arah luar lewat jendela besar sambil melipat tangan di dada.

"Cantik banget anak papa" ucap harlan yang sudah duduk di samping gracia, lalu mendaratkan sebuah ciuman di puncak kepala gracia.

"Iya dong, Gracia!" Bangga nya "papa mau Burger?" Tawar gracia yang membuat Harlan menggeleng.

"Kamu aja yang makan, papa belum lapar" ucap nya sementara gracia mengangguk

"Bagus lah, aku cuma basa basi ko, papa mau juga gak aku kasih " ucap nya mengundang tawa dari harlan, setelah itu gracia mulai mengunyah makanannnya.

Tok

Tok

"Siang!" Sapa kevin yang baru saja tiba "Sorry macet" lanjut nya lalu menghampiri Harlan.

"Gapapa" ucap Harlan sementara shani kini mendekat ke arah mereka, memeluk Kevin sejenak lalu kevin beralih pada Gracia.

"Haii papa kevin tersayang" Sapa gracia "mau burger?" Tawarnya.

"Enggak makasih, cantik bener anak papa" ucap kevin sambil mengelus kepala Gracia.

"Iya dong gracia" ucap nya bangga.

"Sayang, lanjut makan di ruangan Papa di sebelah gih, sekalian ganti baju. Aku ngobrol sebentar sama para orang tua ini" titah shani membuat gracia mengangguk semangat.

Gracia pindah ke ruangan khusus yang sengaja Harlan buat untuk bersantai, segala fasilitas tersedia disana. Termasuk baju gracia, karena anak itu sering datang ke kantor dengan berbagai alasan.

Setelah memastikan gadis nya anteng di dalam ruangan papa nya, shani kini duduk di sebelah kevin, dan Harlan duduk di hadapan mereka. Di satu meja kerja milik harlan.

"Jadi, apa yang ingin kamu bahas??" Tanya Kevin sebagai pembuka

"Shani mau bahas seseorang" ucap shani membuat kedua orang tua itu menatap penuh tanya.

"Siapa?" Tanya Harlan

"Dia....






= Tbc =

-Semanis Gracia, Selembut Shani-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro