= Selamat Membaca =

*************************

Shani dan gracia berjalan beriringan sambil bergandengan tangan, setelah tadi mereka pergi ke kantin untuk membeli minum sekalian beli eskrim untuk gracia, karena gadis itu menagih tawaran shani kapan hari saat membujuknya pulang sekolah. kini mereka berjalan menuju taman tempat mereka tadi duduk.

"Jadi kak Vienny itu kenapa?"tanya Gracia yang kini anteng dengan satu cup eskrim di tangan nya, sementara shani duduk di sampingnya menggenggam satu botol air mineral. Shani sengaja membeli minum yang baru setelah yang pertama habis, karena sudah pasti gracia akan melakukan sesi tanya jawab dan shani harus menjelaskan se detail mungkin. Antisipasi jika kerongkongan nya kering karena banyak ngomong. 

"Dia sakit" jawab shani santai membuat gracia mendengus, sedetik kemudian menginjak kaki kanan shani dengan cukup kuat membuat shani mengaduh.

"jawab yang bener!, kucing gue juga tau kalo dirawat dirumah sakit itu ya pasti sakit" omel Gracia membuat shani terkekeh karena kekesalan gracia akibat ulah shani.

Tidak sadarkah Gracia bahwa saat ditanya oleh teman-teman nya dia juga menjawab seperti itu? Kadang suka gak tau diri emang.

shani menyimpan botol yang dipegang tadi disampingnya, sebelum melanjutkan kalimatnya "kamu pernah lihat kan kalo tangan vienny banyak perban nya?" tanya shani yang membuat gracia mengangguk 

"dia melakukan percobaan bunuh diri. aku gak tau sejak kapan dia  mulai menyakiti dirinya sendiri, yang jelas itu semua gak bagus untuk kesehatan mental dia. Fisik nya mungkin bisa sehat tapi mental nya butuh di perhatiin lagi biar gak berujung seperti kemarin" shani menghela nafas sejenak

"Papa nya sudah bicara sama aku, kedepannya mungkin vienny akan ditangani oleh psikiater, tapi belum tau mulai kapan. makanya aku masih disini buat nenangin dia kalau dia Histeris. walaupun Vienny cuma sepupu aku, tapi aku punya andil besar atas apa yang terjadi sama dia. Dia seperti ini karena aku juga salah satu faktornya, makanya aku punya tanggung jawab buat bantu sebisa mungkin."

Shani menoleh ke arah gracia yang sedang manggut-manggut seolah dia memang faham dengan apa yang dikatakan shani. Entahlah beneran faham atau tidak yang penting shani sudah berusaha menjelaskan. 

Shani memiringkan tubuhnya, menatap intens gadis kesayangan nya yang kini sudah menghabiskan satu cup eskrim ditangan nya. shani menarik lembut dagu gracia agar ikut menatap shani. tangan shani terulur untuk merapikan poni gracia, membuat gracia tersenyum simpul karena perbuatan shani.

"Aku minta maaf kalo fokus aku jadi kebagi  banyak banget. Jangan kan fokus ke kamu, fokus sekolah sama kerja aja aku gak bisa. Sekalipun prioritas aku masih kamu, tapi aku ngerasa gagal aja jagain kamu. aku gak pernah bermaksud untuk mengabaikan kamu. Salah aku juga gak jelasin dari awal tentang masalah ini sama kamu. Tapi aku percaya kamu akan mengerti, aku tau kamu akan dukung aku, percaya sama aku dan tentunya jadi orang yang selalu ada buat aku" 

ucap shani sambil mengelus pipi gembul gracia. 

"aku ngerti shani, maaf aku sempet egois dan malah nambah masalah. aku bakal selalu ada disisi kamu, bantu kamu semampu aku, dan selalu ada buat kamu kapanpun kamu butuh aku"

"Tapi aku butuh kamunya setiap detik gee" ucap shani lalu menarik gracia dalam pelukannya.

Gracia mengulum senyum nya sambil menikmati pelukan shani, pelukan yang selalu ia rindukan dan selalu gracia butuhkan. Tidak sadarkah shani, bukan hanya shani yang butuh gracia tiap detik, tapi gracia juga butuh shani setiap tarikan nafasnya.

Senyum gracia mengembang kala menyadari bahwa kesayangan nya ini sedang dalam situasi melow.
"Ck! susah emang kalo punya pacar bucin" ucap gracia mencairkan suasana membuat keduanya terkekeh.

shani melepas pelukan gracia walaupun tidak rela, tapi shani masih sadar diri mereka sedang ada dimana. Gak lucu juga di usir karena dikira berbuat mesum di Rumah sakit.

"kamu besok sekolah sayang?" tanya gracia sambil mengambil sebelah tangan shani dan memainkan jari-jari lentiknya.

"aku nanti ngomong sama Vienny biar dia gak ngamuk kalo aku gak ada, lagian aku takut kalo kelamaan tinggalin kamu, fans kamu nambah banyak" ucap shani yang membuat gracia tersenyum lebar.

"Ck! susah emang kalo punya pacar posesif" ucap gracia dan lagi malah membuat mereka terkekeh. 

Seakan teringat sesuatu, gracia langsung banting stir topik obrolan mereka "eh sayang, si Abin udah ada yang mepet loh, kamu udah gak usah kawatir dia bakal ngejar-ngejar aku lagi" ucap gracia penuh percaya diri.

"oyah? Siapa?" tanya shani 

"Ituloh anak baru. Si Beby bala-bala.  malah udah di anter jemput sekolah. Mana dikasih kembang pula"

shani tertawa pelan mendengar penuturan gadis disampingnya yang kini menekuk-nekuk jari telunjuk shani, kenapa harus kembang sih nyebut nya. bunga aja gak bisa gitu? Terus kenapa harus beby bala-bala?? Nama orang cakep-cakep malah di ganti-ganti.

"Ck!! susah emang kalo punya pacar absurd" batin shani. karena jika diucapkan langsung sudah pasti gadis nya akan mencak-mencak.

"Gimana sama Chika  udah ngobrol?" Tanya shani ingin tau perkembangan gracia dan adiknya.

"Si adek seru juga orang nya, cuma aku belum terbiasa aja kalo dirumah ada anak lain selain aku. Tapi its oke kok gak ada masalah, semuanya aman terkendali dibawah kepemimpinan Shania Gracia" ucap gracia sementara shani kini menggenggam sebelah tanggan gracia.

"Syukur deh, kamu jadi kakak yang baik ya" ucap shani lalu mengecup punggung tangan gracia sekilas, sambil menatap gracia dengan intens.

"Iyaa dong, kemarin aku ajarin banyak hal"

Shani sedikit terperangah, apa yang kekasih nya ini ajarkan pada adik nya ? Aksi melarikan diri? Totalitas dalam hal makanan? Atau keberanian dalam hal bentak-bentak bodyguardnya?

"Ajarin apa sayang??" Tanya shani hati-hati

"Semua game yang aku kuasai, dari mulai Cacing, ML, soda Crush, hampir semua game di Hago, gak lupa game qiuqiu sama gaple aku ajarin, dan dia suka. Jadi aku punya temen kalo main game sekarang. pas kamu ninggalin aku dirumah malem kapan itu, kita main game sampe jam 4 pagi. Eh dia bangun kesiangan terus di omelin mama. Mampus dia hahaa." Ucap gracia antusias diakhiri dengan tawa yang sangat puas "kalo kamu liat muka nya kesian banget, kek yang gak dikasih jajan setaun haha"

Bilang sama shani, Persaudaraan seperti apa yang mereka jalin saat ini? dan bagaimana bisa gracia malah tertawa puas ketika adiknya di marahi sementara semua nya ini ulah gracia. Shani hanya bisa menggelengkan kepala, ini tentu tambahan PR untuk shani, karena shani harus mengajari gadis nya ini agar bisa menjadi sosok kakak yang lebih baik. Tentunya berguna bagi nusa dan bangsa.

"Aku mau nengok kak Vienny dong sayang" ucap gracia tiba-tiba yang membuat shani sedikit terkesiap.

Gadis nya ini tipe orang yang kukuh, agak sulit menolak permintaan nya. Jika pun bisa ditolak shani harus mengeluarkan seribu alasan. Shani masih ingat ketika shani menyebut nama gracia di depan Vienny yang berakibat vienny mengamuk.

Shani tidak yakin, membawa gracia ke hadapan vienny adalah ide yang bagus.

"Sayang, malah bengong??"

"Lain kali ya, kondisi nya belum stabil sayang" ucap shani sambil mengelus rambut gracia.

"Mau nengok kak vienny,  shanii"

"Nanti vienny ngamuk sayang, kamu gak takuut?"

"Tapi aku mau lihat. Yaaa.. please...sebentar aja"

Ini yang shani takutkan, shani lemah jika gadis nya sudah merengek dan menatap nya dengan tatapan memohon. Shani tak sampai hati untuk menolak.

"Sebentar aja tapi ya"

Gracia mengangguk antusias membuat shani benar-benar tak bisa menolak permintaan gracia.

Tak lama seseorng menghampiri gracia dan shani.

"Kalian disini ternyata"

Gracia dan shani kompak menoleh
"Papa kevin!" Teriak gracia yang langsung berdiri memeluk Kevin papa shani.

"Kangen papa gak??" Tanya kevin membuat gracia mengangguk di pelukan nya.

"Kamu sehat kan sayang??" Tanya kevin setelah melepas pelukan nya.

" sehat banget pah, liat aja nih. Gracia Sehat Shani Sempurna " ucap gracia membuat kevin terkekeh dan shani menggelengkan kepalanya.

"Kamu ini ada-ada aja sih" ucap kevin sambil menarik pipi gracia membuatnya mengaduh.

"Papa ada apa ?" Tanya shani heran

"Papa abis nengok sepupu kamu, sekarang mau pulang karena besok papa ada kerjaan. Papa sengaja cari kamu mau pamit dulu" ucap kevin "ternyata kebetulan ketemu cantik nya papa" puji kevin membuat gracia tersipu

"Papa tau aja mana yang cakep sama mana yang be aja" ucap gracia sambil menunjuk kearah shani dengan lirikan matanya.

"Haha dasar, kamu gak kurang apapun kan sayang selama tinggal sama shani??" Tanya kevin membuat gracia menggeleng.

"Gege cuma kurang Vitamin D aja pah, alias vitamin duit. Anak papa gak nafkahin aku 3 hari pah, hikkss.. apa tidak kasihan pada menantu kesayangan papah ini pah??"  gracia drama mode on.

"Masa sih? Perasaan dia gak miskin-miskin banget deh"

"Gatau tuh papa tanya aja "

"Haha yaudah kalo gitu papa aja yang kasih uang jajan, papa transfer nanti. papa pamit ya. Kalo ada apa-apa kabarin papa" ucap kevin lalu diangguki oleh shani dan gracia.

"Siyaapp papa, papa kevin terbaik. I love u pah" ucap gracia membuat kevin menggelengkan kepala. 

"Byee sayang"
Kevin berlalu meninggalkan shani dan gracia setelah tadi pamit lalu memeluk mereka bergantian.

"Dah puas ngadu nya" ? Sarkas shani yang dijawab kekehan oleh gracia.

"Eh Sayang, papa kevin kalo makan bubur team diaduk apa team gak diaduk??" Gracia random mode on

"Papa gak suka bubur ge"

"Kalo makan  mie instan, bumbu nya disobek pake tangan apa digunting??"

Shani menghela nafas "papa gak makan mie instan"

"Papa team kopi pahit apa kopi susu?"

"Astaga! Papa gak ngopi sayang" geram shani, sementara gracia hanya manggut-manggut.

"Papa kevin kalo bangun tidur melek dulu apa duduk dulu??"

"Mana aku tau shania gracia" kesal shani "kenaapa sih nanya-nanya?

"Isenga aja nanya, biar ada obrolan" 

"Astgfirulloh "

= Tbc =

- Semanis Gracia, Selembut Shani -