Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3








= Selamat Membaca =

*********************


||





"Pagi shani.."

"Hmm.."

"Sibuk banget sih, baca apa?"

"Loe liat kan?"

Vienny mendengus mendengar jawaban shani yang selalu acuh dan jutek.

"Gue mau ngerjain gadis desa itu, mau ikut?"

Shani mengangguk "gue mau beli minum" ucapnya.

"Yuk sekalian, gaesss ayo" ajak vienny pada shani sekaligus pada teman lainnya. 

Vienny berjalan beriringan dengan shani, berusaha merangkul lengan shani yang sejak tadi di tepis oleh shani. Sementara okta dan desy hanya terkekeh di belakang vienny dan shani.

"Gue lagi gak pengen di sentuh" ucap shani bahkan tanpa intonasi

Dengan terpaksa vienny melepas rangkulan nya, dari pada shani marah.

"Gue ke kantin" ucap shani

"Gue mau ke kelas gadis desa itu"

Mereka memisahkan diri, shani ke kantin, sementara vienny, okta dan desy ke arah kelas gracia.

"Selamat pagi!!"

Suara vienny menggema di kelas gracia, membuat penghuni nya menatap penuh tanya. Bahkan tak ada satupun yang berani menjawab sapaan nya.

Langkah vienny tertuju pada bangku dimana gracia dan anin duduk.

Atmosfer dikelas itu terasa suram, seperti kisah cinta yang tak berujung bahagia.

"Loe gak jawab sapaan gue gadis desa?"
Vienny mengangkat dagu gracia. Membuat tatapan mereka beradu sekalipun terhalang kaca mata gracia.

"Udah kak" jawab gracia pelan.

"Oyah? Kok gue gak denger?"

"Pagi juga kak"

"Nah pinter" vienny menepuk pelan pipi kanan gracia.

Vienny perlahan melepas kaca mata gracia.

"Mata loe itu bagus.. jangan di halangin. Gini aja yaa"

Prak....

Krekkk..

"Upsss... sorry gak sengaja"

Gracia mengepal kan kedua tangan nya erat, menahan emosi yang mungkin bisa saja tidak terkontrol ketika  kacamata nya dijatuhkan oleh vienny lalu di injak hingga pecah, dan kini vienny berakting seolah  memang tak sengaja. Menjijikan!.

"Loe Enggak buta kan? Cuma rabun... Bisa lah liat papan tulis"

Vienny mengatakan nya dengan nada yang  menyebalkan, lalu membalik badan nya, tersenyum pada okta dan desy yang sejak tadi diambang pintu, menonton drama pagi yang di ciptakan oleh vienny dengan gracia sebagai tokoh utamanya.

Sepeninggal vienny dkk nya, gracia memungut kaca mata nya, dan hendak  mengumpulkan  pecahan kaca yang berserakan.

"Awww ssshh"

Gracia meringis ketika telapak tangan nya menumpu pada pecahan kaca, karena tadi dia hampir terjatuh saat hendak jongkok. Darah segar sedikit mengalir di tangan nya.

"Gree.. kenapa?" Anin menatap kawatir "astaga! Ayo ke uks"

Gracia berdiri di bantu oleh anin.

"Gue aja!"

Suara datar terkesan memerintah menyapu telinga anin dan gracia.

"Kak shani?" Anin terkesiap

Shani langsung menarik sebelah tangan gracia "tolong beresin" ucap shani pada anin, dan membuat anin mengagguk patuh.

"Kak shani cakep banget" batin anin "Tuhan emang gak main-main pas ciptain dia"

Gracia dan shani melangkah menuju Uks, shani duduk tak jauh dari tempat gracia yang kini sedang di obati oleh petugas Uks.

Tangan kiri gracia kini di balut plester, sesekali ia meringis ketika luka nya tak sengaja tertekan.

"Makasih" ucap gracia pada petugas medis.

"Iya sama-sama"

Setelah berpamitan, gracia menghampiri shani.

"Mm.. kak shani makasih"
Ucap gracia

Shani mengangguk "gue anter ke kelas" 
Tanpa bantahan apapun, gracia mengikuti shani. Dan kini Berjalan berdampingan dengan shani, gracia sesekali menunduk ketika Bisik-bisik mulai terdengar menyapu telinga gracia, membuatnya sedikit risih. Sementara shani terlihat santai saja.

"Loe gak apa-apa kan gre?" Anin yang kawatir langsung meneliti tangan gracia.

"Gue gak apa abin, cuma ke gores dikit aja nih, thanks udah bantu beresin"

"Selow aja gree"

__




Jam pelajaran terasa sangat lamban, beberapa kali gracia harus menahan ngantuk nya, tak jarang ia menepuk pipi nya untuk mengembalikan kesadaran nya.

Bel jam pelajaran terakhir berbunyi. Membuat gracia bernafas lega.

"Akhirnyaaa balik..  gue ngantuk banget nin"

"Tumben sih, gue anter balik buru"

Gracia mengangguk, segera merapikan buku serta peralatan lainnya. Dirinya menghembuskan nafas kasar, ketika mengingat harus membeli kaca mata baru.

Setelah semua selesai, dan memastikan tidak ada yang ketinggalan. Gracia dan anin segera melangkah menyusuri koridor sekolah menuju ke parkiran.

Gracia dan anin kini berada di dalam mobil anin. "Minggu ada acara gre?"

Gracia menoleh "mm.. belum tau sih"

"Mau nemenin gue nonton ga ?" 

Gracia berfikir sebentar "mm.. gimana yaa"

Anin menatap gracia dengan memohon "ayolah gee, sekali ajaa ya ya ya "

Gracia tersenyum "yaudah ayo"

"Yes!" Anin mengepalkan sebelah tangan nya di udara "nanti gue jemput ya"

Gracia hanya mengangguk.

30 menit akhirnya berlalu, anin menepikan mobil nya di tempat biasa.

"Thanks nin, sorry ngerepotin terus"

"Santai aja gre, gue bukan orang lain.. jangan sungkan sama gue ya"

"Yaudah, gue turun ya. Bye" gracia melepas sabuk pengaman nya.

"Eh tunggu!" Anin menahan tangan gracia. Melepas sabuk pengaman nya. Lalu bergerak mendekat ke arah gracia.

Cup

Anin mengecup pipi gracia, membuat gracia menegang sebentar di tempatnya.

"Byee gre"

Gracia mengerjap, "iya nin" ucap gracia pelan, lalu keluar dari mobil anin.

Seperti biasa, seperginya anin sebuah mobil mewah berhenti di depan gracia.

"Haii" gracia tersenyum pada gadis di sebelahnya setelah memasang sabuk pengaman nya.

Gracia menaikkan sebelah alisnya, ketika melihat raut wajah yang sulit diartikan, bahkan sapaan nya seakan tak di hiraukan.

Gracia semakin heran ketika mobil yang di tumpangi nya berhenti di sebuah tempat yang agak sepi, tak jauh dari tempatnya tadi.

Gadis disamping nya melepas sabuk pengaman nya, lalu bergeser mendekat ke arah gracia.

Gracia menatap penuh tanya "kamu kenapa?"

Gadis itu menarik pelan pergelangan tangan kiri gracia, menatap plester  yang menutup luka di tangan gracia.

"Aku udah gapapa sayang, ini cuma kegores aja" ucap gracia seolah menjawab kekawatiran gadis di depan nya.

"Perlu aku bales ?"

Gracia menggeleng lalu tersenyum lembut, "gak usah sayang, ini cuma luka kecil. Lagian aku yang salah gak hati-hati"

Gracia masih bertanya dalam hati, ekspresi gadis nya ini tidak seperti biasanya.

"Kamu kenapa sayang?" tanya gracia kedua kalinya.

Gadis itu meraih dagu gracia, lalu mencium pipi nya agak lama. Tepat di pipi yang anin cium tadi "Aku gak suka milikku di sentuh orang lain"

Gracia kembali menegang di tempatnya "ka-kamu liat?" Ucap nya terbata

Gadis itu meraih tengkuk gracia, lalu menempelkan bibir nya di bibir gracia. Gadis itu mencium lalu mengulum lembut bibir atas dan bawah gracia bergantian, membuat gracia menutup matanya. Gracia tidak menolak, gracia malah menikmati setiap kecupan, lumatan, bahkan gigitan kecil yang di berikan gadis itu.

Tubuh gracia meremang, hawa panas seketika menyeruak mengalahkan dingin nya ac mobil mewah yang di tumpanginya ini. Perlahan gracia melepas sabuk pengaman nya, lalu melingkarkan tangan nya di leher sang gadis.

Mereka semakin lincah saling melumat, menggigit satu sama lain, bahkan kini saling bertukar saliva, membuat bunyi decakan mendominasi mobil mewah tersebut.

Gadis itu melepas ciuman nya, melepas dasi yang terpasang di kerah leher gracia. Lalu melempar asal.

Gadis itu kembali mendaratkan bibirnya di bibir gracia, mengabsen deretan gigi putih gracia, dan kembali menautkan lidah nya dengan lidah gracia.  seolah tak pernah puas dengan bibir kesayangan nya ini.

Perlahan tapi pasti, 2 kancing atas seragam gracia sudah terbuka.

Gadis itu menurunkan ciuman nya ke leher gracia, mengecup lehernya dengan intens, hingga tulang selangka gracia.

Gracia semakin mengerang, tubuhnya memanas saat ini, sesuatu dari dalam tubuhnya memaksa melesak keluar.

Sang gadis mengecup tulang selangka gracia, menghisap nya dengan kuat. Membuat gracia meremas sedikit keras rambut sang gadis  sambil mendongakan kepalanya.

"Mmhhhh sa-yanghh" 

Sebuah Desahan lolos dari bibir gracia, membuat Sang gadis menghentikan aktifitas nya, menatap hasil karya nya yang bukan hanya merah, tapi sudah berwarna ungu.

Gadis itu menatap dalam mata gracia, yang kini hampir menggelap.

"Kamu cuma milik aku"

Cup

Gadis itu mendaratkan ciuman nya di kening gracia, lalu menarik gracia dalam pelukan nya.

"Jangan sampe aku harus hilangin seseorang dari muka bumi ini"
ucap nya posesif, bahkan terdengar seperti psikopat. Tapi untung saja gracia tau bahwa gadisnya tak akan melakukan hal sejahat itu

Gadis itu kembali membenarkan posisi duduk nya, merapikan sedikit rambut panjang nya, lalu memasang sabuk pengaman nya. Gadis itu kembali melajukan mobil nya.

Gracia yang kini tersadar sepenuhnya, langsung membenarkan seragam nya, memasang kembali sabuk pengaman Sambil menetralkan nafas dan nafsu yang tadi hampir saja tidak terkendali.

"Nanggung amat" batin gracia

Gracia masih bisa bernafas lega, mengingat mobil mewah ini memiliki kaca yang gelap, sehingga tidak takut kegiatannya akan terlihat dari luar.

Seutas senyum terbit di bibir gracia ketika mengingat satu hal.

"Sayang nya aku cemburu'"



=Tbc=

-Semanis Gracia, Selembut Shani-






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro