Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

25



= Selamat Membaca =

***************************






5 buah mobil mewah berhenti di depan gerbang sebuah sekolah menengah atas, membuat beberapa murid dan warga sekolah memandang takjub pada deretan mobil tersebut. Bisik-bisik mulai terdengar kala mereka mulai bertanya, siapa gerangan yang datang ke sekolah mereka?.

Mobil utama milik Harlan memimpin saat tiba di depan gerbang sekolah Gracia. Tentunya di ikuti oleh beberapa mobil lainnya, kalo kata gracia kaya mau pawai agustusan.

"Papa langsung ke kantor ya" ucap Harlan lalu mengelus kepala gracia "kamu jangan manyun-manyun terus dong"

"Ish! Papa mah, aku mau keluar nya malu. Kek anak kecil tau gak di ikutin banyak orang gitu"

"Sekali aja sayang, atau mau papa aduin shani?" Ancam harlan yang membuat mata gracia melotot

"Udah sepuh hobi nya ngancam" gerutunya lalu merentangkan kedua tangan nya "buruan peluk dulu, kalo kangen aku gak tanggung jawab" ucapnya membuat harlan terkekeh dan langsung memeluk anak sematawayang nya itu.

Harlan mengusap dengan lembut kepala gracia, sesekali mengecup lembut puncak kepala nya. Senyum mengembang di wajah Harlan, kala menyadari bawha putri kecil nya semakin besar, Sudah banyak berubah.  Harlan semakin merasa lega ketika putri kecil nya ini sudah memiliki rasa takut pada seseorang, yaitu shani. sehingga Harlan bisa mengancam nya dengan mengadukan nya  pada shani.

Lamunan Harlan buyar ketika gracia kembali bersuara "sumpah ya pah, gege ngantuk di elus kaya gitu"

Harlan kembali terkekeh lalu melepas pelukan nya, "maaf sayang, gih berangkat" ucap harlan

Gracia mengangguk lalu mencium pipi harlan sekilas "bye papa" .

Gracia turun dari mobil dan langsung  dihampiri oleh 4 orang laki-laki bertubuh tegap.

"5METER!!" teriak gracia membuat ke 4 laki-laki itu kompak mundur.

Tak ingin menambah rentetan kekesalan nya, gracia hendak melangkah masuk.

"Greee"

"Gracia!!"

Panggil aya dan angel yang membuat gracia menoleh. "Haii gaesss"

"Ini ada apaan ge ? Kok kaya paspampres begini? Ada pejabat dateng?" Tanya aya heran menatap ke 4 laki-laki berbaju hitam-hitam lengkap dengan kaca mata hitam yang mereka pakai.

"Abis pawai agustusan, buruan ah masuk"

Gracia melangkah bersama aya dan angel di koridor sekolah. Aya dan angel merasa risih ketika menyadari bahwa orang yang di bilang nya paspampres tadi mengikuti mereka. Apalagi mereka kini menjadi pusat perhatian satu sekolah.

gracia menyadari bahwa teman-teman nya merasa risih langsung membalik badan nya. Membuat aya dan angel ikut menghentikan langkahnya..

"Kalian ngapain ngikutin gue"? Tanya gracia dengan kesal, ingin nya teriak tapi masih terlalu pagi untuk mengeluarkan banyak energi.

"Maaf non, kata Non Shani kami harus mengantar nona sampe kelas" ucap salah satu dari mereka.

Gracia menggeram kesal, menghentakan kaki nya ke lantai lalu mengambil hp nya di saku rok seragam nya.

"Hallo shani"

"Gak boleh protes sayang, sampe depan kelas aja. Abis itu kamu bebas" ucap shani membuat gracia melongo tak percaya, karena ia belum mengungkap kan apa-apa.

"Belum juga ngadu.."

"Aku denger semua yang kamu omongin ke mereka. balik badan kamu Gracia, Jalan ke kelas kaya biasa. Pulang sekolah aku jemput"

Tuutt 


"Aarggghhhh...."

Gracia membalik badan nya, menatap kesal pada aya dan angel yang juga bingung dengan apa yang terjadi pada teman nya itu.

"Ayo ke kelas, sebelum gue nelen orang"  ajak gracia membuat angel dan aya hanya mengangguk.

---

Shani menghela nafas lelah nya, merebahkan punggung nya di sofa kamar inap vienny. Setelah memastikan gracia sampai kelas dengan selamat, shani malah harus mendapat amukan vienny yang tidak suka jika shani menyebut nama gracia di depan nya.

Vienny berteriak histeris lalu menangis membuat shani lumayan panik, bahkan shani merasa tubuhnya kini terasa sakit karena menahan pukulan vienny. Shani langsung menekan tombol darurat untuk memanggil dokter karena shani yakin vienny tidak akan tenang di pelukannya.

Akhirnya dokter memberikan vienny obat penenang. Dan sekarang sudah tidur pulas di ranjangnya.

Mata shani yang sempat terpejam sejenak, langsung terbuka ketika Shani merasakan getaran di hp nya, menatap sekilas nama yang muncul di layar, lalu menggeser icon hijau.

"Iyaa pa?" Sapa nya pada Natio, papa shani.

"...."

"Vienny tadi sempet ngamuk, tapi sekarang udah tenang"

"...."

"Gege udah dikelas pah"

"....."

"Gak tau shani pusing, papa sama mama kesini ya nanti. Bantu mikir"

"....."

"Bye pah"

Setelah menelpon papa nya, shani kemudian menelpon sekertaris nya di kantor. Feeling shani mengatakan bahwa kejadian ini akan memakan waktu cukup lama.

"Hallo kak"

"...."

"Sorry ganggu, shani gak ngantor 3 hari kedepan, kirim semua kerjaan ke email shani. Kalo ada apa-apa langsung hubungi shani ya"

"........"

"Gak usah nanya gre, udah ditanyain semua orang tu anak"

"......."

"Yaudah, thx"

Tuutt...




Shani menyimpan hp nya di saku, hatinya sedikit tenang ketika mendengar papa dan mama nya akan datang sore ini. Hanya mereka yang bisa membantu shani untuk bertukar fikiran, dan semoga saja shani bisa dapat jalan keluar.

Ceklek...

"Shan"

"Iya tante" shani menoleh pada sosok wanita paruh baya, mama vienny.

"Kamu udah sarapan?" Tanya mama vienny lalu mendekati shani "gimana vienny? Maaf tante baru dateng"

"Tadi ngamuk sebentar, udah dikasih obat sama dokter. Shani sarapan nya nanti aja"

Mama vienny mengelus tangan shani memberikan senyuman tulus "maaf ya vienny ngerepotin terus dari dulu"

"Gapapa tante, shani minta maaf gara-gara shani, vienny jadi begini"

"Enggak shan, ini semua bukan salah kamu. Jangan nyalahin diri kamu sendiri ya"

"Iya tan. O ya shani mau pulang sebentar ke apartemen ya. Kalo ada apa-apa hubungin
shani"

Mama vienny mengangguk "iya shan"

Shani beranjak dari duduk nya, menatap vienny sekilas lalu keluar dari ruangan itu.



--





Hujan mengguyur bumi siang ini, seperti nya memang sekarang mulai masuk musim penghujan.

Gracia menghela nafas nya kasar, beberapa kali dia mendengus kesal karena shani tidak menghubungi nya.

Saking kesal nya kini ia menempelkan sebelah pipi nya di atas meja, tangan nya memutar-mutar hp di tangan nya, sesekali ia ketuk di meja. Hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar, hanya beberapa tugas yang sudah ia selesaikan. Niat nya ingin ke kantin bersama trio A pupus sudah karena hujan lebat yang melanda.

Gracia sangat malas ke kantin jika hujan begini, entah lah apa alasannya.

"Gre kantin buru, laper gue" ajak anin yang kini mengguncang bahu gracia. Sementara empunya nya menggeleng sambil mengetuk-ngetuk hp nya.

"Loe kenapa sih?" Tanya anin heran

"Shani gak telp gue, kangeen"

"Anjir bucin, baru berapa jam doang kagak ketemu"

"Ck! Jomblo kaya loe mana paham sih" 

"Anjir lisan. Btw loe belum cerita masalah kak vienny"

Aya dan angel kompak menoleh "sekalian cerita masalah paspampres lo gre" ucap aya dan diangguki semangat oleh angel

Gracia mendengus "kalian tuh ganggu konsentrasi ngelamun gue aja sih"

"Kak vienny kenapa buruan" kesal anin

Gracia menegakkan tubuh nya, menyimpan hp nya di atas meja di depan nya.
"Jadi gini gaess..

Gracia menggantungkan kalimat nya, menatap satu persatu pada trio A.

"Lama anjir" kesal angel

"Sabar elah, cerita itu butuh konsentrasi tinggi"

"Iyaa buruan graciaa" geram aya sambil memukul meja di depan nya.

"Jadi tuh.. kak vienny.. diaaa....

"Dia kenapa?"

"Dia sakit" ucap gracia tanpa dosa.

"Bego!"

"Nenek gue juga tau kalo masuk rumah sakit, berarti sakit, pinter banget sih pengen  bunuh jadinya" kesal anin membuat gracia terkekeh. sementara aya dan angel mendengus kesal.

"Kak vienny sakit pokonya, tangan nya di perban, banyak luka gitu. Ngeri gue liat nya. Tapi gue gatau dia sakit apa, karena pas tadi bangun tidur gue udah ada dirumah papa mama. Dan ya ending nya pasukan pawai agustusan itu"

"Gilaa gee, loe emang real sultan. Sampe sekolah aja di buntutin" ucap angel dengan mata berbinar.

Aya bertepuk tangan sambil menggeleng "loe emang salah satu manusia yang wajib di iri-in gre"

"Apaan, malesin tau gak. Kesel gue ama mereka"

"Nikmatin aja sih, biar loe aman juga. Tapi masalah kak vienny loe gak mau nanya shani?" Tanya anin yang kini merubah posisi menjadi menopang kepala di meja dengan sebelah tangan.

Gracia menggeram "kan dari tadi gue bilang, shani gak telpon gue pinter. Mana gue tau kak vienny gimana"

"Ngeselin astaga! Kantin buru ah, gak bener ngobrol sama lu gre" ajak angel dan diangguki aya.

"Iya ayo" ajak anin

"Kalian kagak liat di luar ujan gede?" Tanya gracia sambil menunjuk ke luar jendela

"Apa hubungan nya bege, kan sepanjang koridor kagak keujanan, kantin juga aman kagak ada yang bocor"

Gracia menggeleng "Pantang bagi seorang Shania Gracia ke kantin saat Hujan"

"Serah loe! Kita mau ngantin"

"Bod-

"Selamat siang Nona"

Gracia menegakkan kepala nya, seketika tatapannya penuh emosi, matanya menatap tajam orang yang kini berani berdiri di hadapan nya. Padahal gracia sudah memberi mereka peringatan tentang jarak aman mereka.

Drrttttttt...

Tatapan gracia beralih pada getaran di Hp nya. Mata nya seketika berbinar melihat nama shani yang muncul disana. Membuat perubahan mood yang cukup ekstrim pada dirinya.

"Hallo shani"

" jangan bikin mereka jantungan"
Ucap shani tanpa basa basi

"Gak asik banget sih" ucap nya sambil melirik ke arah para bodyguard di depan nya, mengangkat tangan nya lalu membuat tanda dengan jari telunjuk yang di goreskan ke leher nya. Pertanda leher mereka akan di potong oleh gracia 

"Jangan aneh-aneh, makan di kelas sama aya atau yang lain"


"Enggak ish! Kamu udah makan??"

"Aku gampang, udah ya. Bye"

"Shan..

Tuutt..



"Argghhh...."
Gracia menunjuk para bodyguard nya "loe ngapain sih?" Tanya nya kesal.

"Ini makan siang dari non shani, saya permisi" ucap nya lalu meletakkan satu kantong makanan, dan segera berbalik, keluar dari kelas gracia.

"Makanan anjirrr.... " teriak angel dengan mata berbinar.

"shani emang terbaik ya" ucap aya

"Gue buka ya gre, permisi mon maap" ucap anin lalu membuka bungkusan makanan nya, sementara gracia masih memperhatikan sekeliling.

Pandangan nya jatuh pada anak baru yang malah membuat nya tersenyum miring.
"Hey, loe mau gabung?" Tanya gracia yang malah mendapat protesan dari anin.

"Apasih gre, rese loe" ucap anin kesal.

Gadis itu berdiri dari duduk nya. Menghampiri meja gracia.

"Makasih tawaran nya, tapi gue mau beli kopi aja" ucap nya, lalu menjatuhkan pandangan nya pada anin.

"Anin mau kopi?" Tanya nya lembut

Anin memutar bola matanya malas
"Kopi apa sih?"

"Kopi-nang kau dengan bissmillah"

Ucap gadis itu santai lalu keluar dari kelas. Meninggalkan anin dengan wajah yang sudah memerah menahan malu, sudah dipastikan anin akan jadi ledekan teman-teman nya lagi.

"Jsjshwbsjwkwnbsjekwkwmsnsns"



= Tbc =

-Semanis Gracia, Selembut Shani-


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro