Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2

= Selamat membaca =

*********************







Suasana kantin tampak ramai seperti biasa, Gracia dan Anin duduk di satu meja yang memang hanya muat untuk berdua. Sengaja Gracia yang memilihnya, karena sudah pasti tidak akan ada yang mau bergabung dengan nya kecuali Anin.

"Wah wah, gadis desa lagi makan"

Gracia menghela nafas perlahan, telinga nya sudah sangat fasih dengan suara ini, bahkan tanpa melihat wajah nya pun. Gracia sudah tau jika gadis di depan nya sedang tersenyum licik.

Gracia mendongak perlahan, benar kan. Gadis itu tersenyum mengejek ke arah Gracia.

"Makan apa cantik?"

"Harus dijawab?" Tanya balik Gracia.

Gadis itu bertepuk tangan pelan "wah wah, udah berani aja kayanya"

"Mau gue tambahin sambel biar enak?" Gadis itu menambahkan satu botol sambal ke mangkok Gracia. Membuat mata Gracia membulat.

Anin yang melihat nya pun sama kesal nya.
"Loe keterlaluan kak Vienny!" Anin yang sejak tadi diam, kini ikut menatap tajam.

Sementara suasana kantin hening, padahal jam istirahat sedang berlangsung. Mereka memilih pura-pura tuli dan buta, karena yang sedang berulah di sana adalah vienny.

"Nin diem " ucap Gracia lembut.

"Kenapa? Loe gak suka?" Tanya Vienny pada anin sambil menatap remeh.

Vienny tersenyum miring, lalu mengambil satu sendok kuah bakso dan menyodorkan nya tepat ke depan bibir Gracia.

"Makan nih, gue suapin. Jarang banget kan gue suapin orang" ucap Vienny

Glek..

Gracia kesulitan menelan saliva nya, saat aroma sambal langsung menyeruak menusuk hidung nya.
"Gue gak mau masuk UGD"  batin Gracia

"Makan !"

Gracia menutup matanya sejenak, lalu perlahan membuka mulutnya. Membuat Anin menggeleng pelan.

"Gree...

Prang..

"Gue mau makan, laper!"

Sendok yang Vienny pegang jatuh ke mangkok Gracia, tepat sebelum Gracia memakan kuah bakso tadi. Gracia membuka matanya lalu menghela nafas lega.

"Shani iiih, gue belom selesai" ucap Vienny kesal  pada shani yang tadi merebut lalu menjatuhkan sendok di tangan nya.

"Ikut atau gue tinggal?" ancam Shani sambil melangkah menjauh.

"Gue  belom selesai ya, awas aja loe" tunjuk Vienny pada Gracia.

Anin menatap kesal pada Gracia
"Loe itu Gre, padahal bisa ngelawan"

Gracia menoleh ke arah anin "gue gapapa Abin, lanjut makan gih"

Anin menggeleng "loe aja yang makan, gue keburu enek liat kak Vienny"

Gracia terkekeh "kesel amat kayanya mbak ? Saya aja biasa aja"

"Kesel lah, rasanya pengen gue mutilasi tuh kaka kelas"

"Wah wah kriminal, boleh juga tapi"

"Biar tau rasa, nanti potongan tubuh nya gue kasih ke anjing gue"

"Sama anjing lu di lepeh juga nin"

"Hahahahhaa"

"Nih makan, gue males" Anin menyodorkan sepiring nasi goreng miliknya pada Gracia.

Srett..

Piring yang di geser Anin kembali pada tempatnya, membuat Gracia dan Anin mendongak pada seseorang yang kini membawa semangkok bakso.

"Buat ganti bakso loe!" Ucapnya lalu pergi.

"Eh!" Gracia terkesiap, lalu saling pandang dengan Anin.

"Kak Shani anjir, mimpi apa loe Gre?"
Heboh Anin, sementara Gracia mengangkat sebelah alisnya.

"Emang kenapa sama kak Shani?"

"Lah bego! Dia cewek paling sempurna di sekolah ini, cuma sayang aja temenannya sama kak Vienny, jadi ada minusnya dikit.  loe beruntung di tolongin dia tadi, sama di beliin bakso juga. Ini rasa bakso nya pasti sesempurna Shani" 

"Loe berlebihan Abin, sesempurna apa sih tuh kak Shani Shani itu?"

"Makanya loe jangan mendem mulu di kelas, sesekali cuci mata liat kak Shani"

Gracia memutar bola matanya "penting buat gue?"

"Bodo amat Gre, gak bisa diajak cuci mata emang loe"

"Udah ah, kapan makan nya? Keburu bel masuk"

"Iya yak hehe"

___




"Mau bareng gre?"

"Gue mau ke ruang kepsek sebentar, loe duluan aja ya. Lagian gue bawa motor kan"

"Yaudah deh, loe hati² balik nya ya"

Gracia mengangguk "iya Abin, loe juga ya. Bye"

"Byee"

Gracia melangkah ke ruang kepala sekolah, ada beberapa hal yang harus dia bahas dengan kepala sekolahnya.

20 menit kemudian Gracia keluar dari ruang kepsek, berjalan perlahan di koridor sekolah yang sudah sepi. "Tumben gak ada yang nyegat atau nyiram gue" batin Gracia.

Gracia terus melangkah menuju parkiran, mata nya membulat ketika melihat kondisi motor nya.

"Astaga!"

Gracia menutup mulut nya dengan sebelah tangan, alangkah terkejutnya melihat kondisi motor nya. Gracia memijat pelan kening nya, motor matic kesayangan nya kini dalam kondisi mengenaskan.

"Ini baru keluar dari bengkel" gumam nya

Kaca spion motor nya pecah, ban depan serta belakang nya sudah kempes, ah lebih tepat nya bocor. Belum lagi beberapa goresan kasar di body motor nya, membuat kondisi motor Gracia seperti terseret truk di jalan raya.

Gracia menghembuskan nafas kasar nya, "baru aja bilang tumben, eh malah kaya gini"

Gracia merasakan getaran pada ponsel nya.
Sebuah panggilan masuk yang membuat Gracia tersenyum.

"Hallo"

"....."

"Gue jalan aja ke halte"

"...."

"Gak usah, tunggu 5 menit ya "

Tuutt..

Gracia menyimpan ponsel nya, lalu melangkah meninggalkan motornya yang mengenaskan itu, biarlah urusan nanti.

Gracia menempelkan earphone di kedua telinga nya, memutar lagu kesukannya sambil menikmati panas nya terik matahari yang menyengat tubuhnya.

"Capee astaga!"

Gracia berhenti di halte bis, tak lama sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapannya.

Gracia menoleh ke kiri dan ke kanan, merasa sudah aman, Gracia masuk ke pintu penumpang.

"Hehe" cengir Gracia, sambil menerima sebotol air mineral yang di sodorkan gadis tersebut "tau aja gue haus"

"Motor nya di urus nanti aja"

"Loh kok tau ?"

"Tau lah"

Gadis itu mulai melajukan mobilnya, tangan kiri nya mengambil beberapa helai tissu.

"Deketan"

Gracia menoleh "hah?"

Gadis itu melepas kaca mata Gracia, lalu  mengelap keringat di kening Gracia, membuat Gracia terkesiap. Bahkan kini semburat merah mulai terlihat di kulit putih nya.

"Cuma di lap doang muka nya merah" ledek gadis itu sambil kembali menatap kedepan.

Gracia salah tingkah
"Gue kepanasan ya, bukan malu"

"Gak ada yang bilang malu, gue cuma bilang  muka nya merah"

"Ish!"

Gadis itu tersenyum tipis, membuat Gracia cemberut dan kini menatap ke samping kiri nya.

Gadis itu melajukan mobil nya ke arah restoran cepat saji, mengambil jalur drive thru. Tanpa menanyakan apapun, gadis itu menyebutkan pesanan nya.

Gracia sebenarnya sudah ingin menoleh, bahkan matanya sedikit berbinar ketika mendengar kata es krim.  tapi dia masih gengsi.

Gadis itu melajukan mobil nya, membayar pesananya , lalu kembali melajukan mobil nya untuk mengambil pesanan.

Satu kantong yang berisi 2 paket special, serta kentang goreng dan 1bh bigmac dia simpan di belakang, sementara 1 cup eskrim langsung ia sodorkan pada Gracia.

"Mau gak?"

"Satu...

"Dua...

"Ti-

"MAU!"

Gracia langsung menoleh, mengambil eskrim ditangan gadis itu. Membuat Gadis itu terkekeh, lalu mencubit pelan pipi gembul Gracia. Tidak ada protesan dari gracia, karena gadis itu kini anteng memakan eskrim nya.


"Dasar bocah"

___




"Besok gue dijemput Anin ya"

"Terserah!"

"Motor gue gimana?"

"Nanti di bawa ke bengkel"

Gracia mengangguk, pandangan nya teralih pada sekantong makanan di depan nya.

"Ini burger nya buat gue ya"

Gadis itu mengangguk "makan nasi dulu tapi"

"Iyaa.. mau bareng tapi"

"Manja!"

"Bodo, buruan sana ganti baju, gue lapeerr"

Gracia mendorong bahu gadis itu.

"sabar!"

"Gue laper"

"Yaudah makan duluan"

"Temenin "

"Astaga!"

"Temenin"

"Oke"

Cup

Lagi-lagi gadis itu mengecup bibir Gracia. Membuat Gracia melempar sebuah bantal sofa disamping nya.
"LOE NYOSOR LAGI GUE BUNUH BENERAN YA!!"

gadis itu tak menghiraukan teriakan Gracia, dia dengan santai nya melangkah ke kamar untuk ganti baju.

__

"Hallo Abin"

"Haii gre tumben nih telpon?"  Jawab
Anin di sebrang telp


"Besok bisa jemput gue di gang biasa?"

"Bisa dong, tapi motor loe kenapa ?"


"Motor gue ke bengkel lagi, tadi dikerjain lagi sama mereka kayanya"

"Pantesan, yaudah besok gue jemput yaa"

"Thanks ya bin"

"Besok jangan lupa pake parfum yang banyak"


"Biar apa?"

"Siapa tau kak shani nolongin loe lagi. Biar gak malu²in"

"Lah kok bawa-bawa kak shani? Terus apa hubungan nya sama parfum. Dan kenapa loe yakin dia bakal nolong gue lagi?"

"Nanya nya kaya kereta. haha"

"Sakarep mu bin"

"sana molor. Anak kecil gak boleh begadang"

"Heh! Enak aja anak kecil. Ngaca mbak nya"

"Hahaha.. dah ah, gue mau mabar"

"Sono loe jauh²"

"Emang jauh.. byee"

"Byee"

Tutt......

Gracia menyimpan ponsel nya di meja, lalu melangkah menuju balkon  apartemen nya. Udara dingin langsung menyerbu tubuhnya ketika ia membuka pintu balkon.

Gracia berdiri di depan pagar pembatas, kedua tangan nya memegang besi pembatas yang juga terasa  dingin.

Tubuh Gracia sedikit menegang, kala merasakan sepasang tangan melingkar sempurna di perutnya. Gracia tersenyum tipis. Mengusap punggung tangan dari gadis yang memeluknya dengan erat dan menjatuhkan dagu di bahu nya  ini.

"Kamu telpon siapa?"

Hati gracia menghangat, hanya karena sebuah kalimat tanya yang lembut dari gadis di belakanya nya ini.

"Anin, minta jemput besok"

Gadis itu semakin mengeratkan pelukan nya "kenapa gak sama aku aja hmm?"

"Kamu tau alasan nya sayang"

"Sampai kapan gee?"

Gracia membalikan tubuhnya, lalu memeluk erat gadis di depan nya. Menghirup aroma tubuh gadis yang selalu menjadi candunya ini.
"Wangi banget sih"

Gracia melonggarkan pelukan nya, mengelus pelan pipi gadis di depan nya, yang membuatnya menutup mata menikmati sentuhan gracia.

Gracia lagi-lagi jatuh dalam pesona gadis di depan nya ini, sungguh gracia sangat beruntung bertemu dengan ciptaan Tuhan yang membuat hati nya selalu bergetar, bahkan detakan jantung nya selalu berlebihan jika berdekatan dengan gadis ini.

Tak hanya gracia, gadis di depan nya ini pun sama. Detakan jantung mereka seakan saling bersautan. Membuat sebuah melodi indah yang menyapu telinga gracia.

"Tunggu aku bosan hehe"

Gadis itu membuka matanya, lalu menatap malas pada gracia.

"Kamu bosen nya lama"

Gadis itu mendekatkan wajah nya ke wajah gracia. Hembusan nafas gadis itu semakin terasa di wajah gracia, membuat gracia menutup matanya.

Cup

Sebuah ciuman lembut, hangat dan lama membuat gracia membuka matanya dan menatap penuh kehangatan pada gadis yang barusan mencium lembut kening nya. Hal yang memang sering ia lakukan ketika mengungkapkan rasa sayang bahkan cinta nya pada gracia.

Gadis itu memang jarang mengungkap kan kata cinta atau kalimat manis lainnya, tapi sikap nya menunjukkan itu semua. Membuat gracia semakin jatuh pada sosok dihadapan nya ini.

"Tidur yuk"

Gracia mengangguk lalu berjalan sambil merangkul sebelah tangan gadis itu.

"Good night sayang"

=Tbc=

-Semanis Gracia, Selembut Shani-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro