17
= Selamat Membaca=
************************
Seperti rencana utama, kini Gracia, anin, aya dan angel menuju apartemen gracia untuk mengerjakan tugas kelompok mereka.
Dengan sangat berat hati, gracia menyetujui untuk satu mobil dengan anin. Karena angel ikut di mobil aya.
Suasana canggung mendominasi mobil Anin. Bahkan gracia yang biasanya banyak mengobrol, kini lebih memilih mengganggu shani lewat spam chat nya, yang tentu saja hanya di balas pilihan ganda oleh shani. Dan itu membuat gracia terkekeh sedetik kemudian kesal sendiri.
Sementara Anin sesekali melirik ke arah gracia yang sibuk dengan dunianya. tak ingin membuat suasana menjadi lebih canggung lagi, anin menyalakan radio mobil nya dan sesekali anin bernyanyi mengikuti suara di radionya.
Tanpa menoleh belakang..
Ke bagian belakang sepeda...
Yang kita naiki berdua...
Aku diam-diam berbisik....
Suara merdu milik anin menyapu indra pendengaran gracia, membuat jemari lentik nya berhenti menari diatas layar hp nya. Melupakan apa yang akan di ketik nya.
Ah mungkin bagi dirimu...
Hanya teman sekelas saja..
Yang jalan pulang nya searah..
Keberadaan yang seperti angin..
Ah yang selalu bercanda..
Padahal kita slalu saling bicara..
Mengapa hari ini...
Cinta tak abadi yang berputar jauh...
Selintas gracia menoleh pada Anin yang kini tersenyum simpul, sambil terus menatap jalan raya. Alunan suara anin terus terdengar hingga lagu habis dan bertepatan dengan mobil anin sampai di apartemen gracia.
"Gilaaa gilaaa apartemen loe gede banget gre" Teriak angel histeris sambil menjatuhkan diri nya ke sofa yang sangat empuk diapartemen gracia.
Gracia memutar bola matanya "Bukan punya gue elah"
Aya ikut menjatuhkan diri disamping angel "Terus punya siapa?" Tanya aya penasaran "boleh nginep gak? Enak banget disini woy"
"Ntar yang punya dateng kok" gracia mendelik "enak aja nginep, dikira ini penginapan apa"
Angel dan aya tidak lagi merespon ucapan gracia. Mereka hanya fokus menatap sekitar nya dengan tatapan kagum. Sementara anin kini ikut duduk di sofa satu nya.
"Gue ganti baju bentar ya" ucap gracia dan diangguki ke tiganya. "Kalian mau salto, koprol, lompat dari balkon terserah asal gak mampus"
"Lisan gapake bissmillah!" teriak aya
Gracia tertawa lalu melangkah menuju kamar nya, tak lama Gracia sudah selesai mengganti bajunya, dengan kaos polos berwarna ungu dan celana trainning hitam yang panjang. Gracia tidak mau di amuk shani jika ketauan memakai hotpants di depan banyak orang. Termasuk teman-teman nya saat ini.
"Kalian laper gak?" Tanya gracia membuat ketiga nya mengangguk kompak.
"Buset kompak amat!" Teriak gracia "gue lupa, padahal disuruh beli cemilan dulu tadi, kalian Mau makan apa?"
"Apa aja deh yang penting cepet" ucap angel yang sudah merasa sangat keroncongan.
Gracia mengangguk, kemudian beralih mencari keberadaan ponselnya, hendak memesan makanan lewat aplikasi online nya.
Ceklek..
"Siang!" Sapa seseorang yang kini muncul di pintu apartemen.
"Loh kak shani?" Heran angel sambil membenarkan posisi duduk nya serta baju seragam nya, karena tadi dia sempat rebahan.
"Kak shani kok kesini?" Tanya aya yang ikut duduk tegak dan menatap heran shani.
"Hai" ucap shani sambil tersenyum tipis.
Shani segera menutup pintu lalu menyodorkan satu kantong besar makanan kepada gracia.
"Aku gak tau kamu mau makan apa sayang, jadi aku beli ini" ucap shani, dan langsung disambut gracia dengan sangat amat bahagia. "Aku juga yakin kamu lupa beli cemilan"
Mata gracia berbinar "hehe peace. Kamu Tau aja aku laper, Banyak banget loh ini, kamu mau aku gendut" ucap gracia sambil cemberut.
Shani terkekeh "kamu makin chubby makin lucu" ucap shani menarik pipi gracia membuat gracia mengaduh lalu mengusap pipinya. Dan tentu saja hal itu membuat anin menatap tak suka. Berbeda dengan tatapan aya dan angel yang sungguh merasa ingin bertukar posisi dengan gracia saat ini.
"Ish! Jangan cubit-cubit" kesal gracia
Shani mengelus pipi gracia "Aku mandi ya. Kalo ada apa2 bilang aja"
Gracia mengangguk lalu memberikan sebuah kecupan di pipi kanan shani sebagai tanda terimakasih.
Cup
"Kamu mau aku buatin sesuatu?" Tawar gracia sebelum shani pergi.
"Kopi aja ya, taro ruangan aku"
"Siap capt" gracia tersenyum lebar yang membuat shani terkekeh. Kemudian kembali menatap datar kepada ke 3 mahluk yang sejak tadi memperhatikan interaksi greshan.
"Semuanya, Gue tinggal ya" ucap shani lalu segera pergi kekamar meninggalkan ke empat mahluk yang kini menunjukkan beragam ekspresi.
"Jangan bilang ini apartemen punya shani?" Tanya aya histeris dengan tatapan berbinar.
"Pinter!!" gracia mengedipkan sebelah mata pada aya.
"Jangan bilang kalian tinggal berdua disini?" Timpal angel.
"Iyapss!" kembali gracia mengedipkan sebelah matanya pada angel.
Tanpa menghiraukan ke gesrekan aya dan angel, Gracia segera membuka kantong yang diberikan shani.
"Enak banget jadi loe shania gracia, punya pacar cakep, tajir, perhatian, pengertian, dan dia Shani indira. Ya ampun hati gue potek langsung"
"Iya bener kata aya, mana sama loe gak pelit ngomong, gak pelit senyum, astaga tadi senyum nya manis banget sih kak shani. Aahhh kak shanii mau deh jadi selir"
Gracia hanya terkekeh, tidak mau menanggapi ucapan angel dan aya. sekilas menatap anin yang tampak tak berminat dengan obrolan aya dan anin.
Mata gracia kembali berbinar ketika melihat burger kesukaanya, kini dia membuka beberapa bungkusan kentang, burger, ayam dan masih banyak lagi.
"Gaesss... makan besaar" ucap aya semangat.
Gracia menyiapkan makanan yang di bawa shani, sambil sesekali menangapi kegesrekan aya atau kekepoan angel tentang shani. Sementara anin lebih tertarik menatap Burger di banding mendengar aya dan angel berceloteh.
Mereka bertiga sudah mulai makan, sementara gracia pergi ke dapur untuk mengambil minum.
"Nih gaess.. kalo kurang ambil di kulkas ya"
Mereka mengangguk "gue buat kopi dulu"
Gracia kembali ke dapur untuk membuat kopi pesanan shani, tapi tak lama fikiran nya berubah. Gracia ingat jika shani terlalu sering minum kopi. Gracia beralih membuat secangkir coklat panas untuk shani. tak lama ia melangkah menuju ruang kerja shani.
Langkah nya berhenti di depan pintu, gracia mendengus kesal ketika ingat betapa bodohnya dia saat menangisi shani di depan pintu ini. Rasanya ingin menendang dengan kuat pintu ini sekarang juga, tapi gracia tidak mau menyakiti kaki nya sendiri. Tak ingin di bodohi lagi, gracia menggeser pintu tersebut dan benar saja pintu langsung terbuka.
"Siapa sih yang bikin pintu? Ngerepotin aja" gumam gracia.
Gracia segera melangkah, menggeser lagi pintu agar tertutup. Lalu berjalan ke arah shani yang kini duduk di kursi meja kerja nya.
"Sayang"
Shani menoleh ke arah gracia
"Mm"
"Nih"
"Makasih" shani menyimpan cangkir nya di samping laptopnya "loh kok coklat?" Heran shani "kamu gak bisa bedain kopi sama coklat?"
Gracia menggeleng "lisan nya astaga! kamu itu udah keseringan ngopi, udah kaya hansip komplek depan yang ronda tiap malem tau gak" ucap gracia membuat shani tertawa pelan.
"Kamu udah makan sayang?" Tanya gracia dengan lembut
Shani menggeleng "nanti aja, aku masih kenyang"
Gracia beralih ke samping shani, membungkukan badannya lalu memberikan sebuah pelukan pada gadis yang selalu mewarnai hari nya ini.
"Kamu jangan cape-cape ya, aku bisa minta uang ke papa biar kamu gak cape kerja"
Shani menyentil kening gracia yang sudah melepas pelukan nya.
"Sakiiit"
"Pelan doang yank, lagian kamu kalo ngomong suka asal"
"Aku gak tega kamu cape gini"
Shani menarik tubuh gracia lalu mendudukan nya di pangkuan shani dengan posisi menyamping.
Shani memeluk erat gracia sambil menatap lembut mata indah nya itu.
"Selama ada kamu, gak ada kata cape di kamus aku. Dari semenjak aku minta kamu ke papa, dari situ kamu sudah sepenuhnya tanggung jawab aku"
Gracia mengalungkan tangan nya di leher shani, mengecup bibir shani yang selalu saja menggodanya saat shani mengeluarkan banyak kalimat manis.
Shani dengan senang hati menyambut ciuman gracia, tapi Ciuman mereka tak berlangsung lama, karena shani segera menarik diri "gih lanjut, kelamaan disini temen-temen kamu keburu tua nanti"
Gracia memukul pelan lengan shani "mana ada kek gitu"
"Yaudah aku keluar ya, jangan kangen" goda gracia
"Enggak akan"
Gracia melangkah menuju pintu. 3 langkah lagi sampai di pintu. Langkah nya terhenti ketika shani memanggilnya.
"Sayang" ucap shani membuat gracia mengulum senyum nya.
Dengan tingkat kepercayaan diri yang luar biasa, gracia tersenyum miring lalu berbalik "Apa? Udah kangen?" Ledek gracia
Shani menggeleng
"Mau ingetin aja kalo pintunya di geser"
"MATI AJA LOE!"
gracia menggeser pintu dengan kasar, lalu pergi meninggalkan shani yang kini tertawa di dalam ruangan nya.
"Untung sayang"
-
"Lama amat astaga! Bikin anak dulu neng?"
"Rese lo njel"
"Burger gue mana astaga??"
"Dimakan si abin" ucap aya jujur
"Abinn!!"
"Hehe maaf gre, khilaf"
"Malesin, gue makan ayam aja lah"
Mereka berempat melanjutkan makan, sesekali berbincang mengenai kegiatan mereka, sesekali menggibah murid-murid di sekolah nya. Bahkan ibu kantin sekolah pun jadi topik gibah mereka.
Setelah selesai makan mereka melanjutkan acara mereka, yaitu nobar film korea. Entah ini ide siapa, Tapi yang jelas semuanya malah setuju, dan malah membuat mereka melupakan tugas mereka.
Mereka berjejer menatap layar tv besar yang mulai memutar film, posisi duduk mereka percis seperti saat mereka di kamar anin tempo hari. Bahkan kini saking fokus nya pada film, gracia tidak menyadari bahwa anin sudah menjatuhkan kepalanya di bahu gracia, tangan anin pun sudah melingkar dengan sempurna di perut gracia.
Pemandangan itu tak lepas dari pengawasan shani, shani menatap datar pada layar yang menunjukkan keadaan di ruang tengah. Iyaa shani memperhatikan mereka lewat cctv.
Shani meraih cangkir coklat nya, meminum nya hingga tak tersisa, guna meredam segala rasa yang bisa saja tidak terkontrol jika dia tidak berfikir jernih saat ini. Dengan gerakan pasti, shani melangkah keluar dari ruangan nya. Beranjak menghampiri empat gadis yang sibuk menatap film di hadapan mereka.
"Tugas nya udah?" Tanya shani datar, membuat mereka terkesip. Termasuk gracia yang langsung menatap shani. Gracia melihat arah pandang shani. Dan betapa kagetnya gracia dengan posisi nya yang cukup intim dengan anin saat ini, perlahan gracia melepas tangan anin di pinggangnya.
"Bego banget sih" batin gracia
"Belum kak hehe" ucap aya dan angel bareng.
"Ngapain aja?" Tanya shani yang kini semakin datar
Gracia menggaruk pelipisnya "nonton yank, hehe"
Shani mengambil remot di depan gracia, lalu menekan tombol off. Membuat layar tv hitam seketika.
"Kerjain!" ucap shani lalu duduk dengan anggun di sofa.
Mereka bertiga kompak mengangguk, sementara anin hanya menggeser tubuhnya hendak mengambil tugas nya di tas.
Shani mengambil sebuah majalah di meja kecil dekat sofa, membalik beberapa halaman sambil mengawasi ke empat gadis yang kini sibuk mengerjakan tugas mereka.
"Kak shani kalo serius gitu nambah cakep ya" bisik aya pada angel dan di acungi jempol oleh angel "iya bener ay rasanya pengen langsung di halalin"
"Kalian ngapain?" Selidik gracia ketika mendengar bisik-bisik tetangga
"Gak papa, ini soalnya susah "
"Anin udah?"
Anin mengangguk "bagian gue udah, gue duluan gapapa ya?" Anin merapikan bukunya dan perlengkapan lainnya.
"Yaudah deh, kita dikit lagi kok nin. Nanti di rangkum sama si gre " ucap angel
"Hati-hati jangan ngebut" ucap gracia
Tanpa berniat pamit pada shani, anin langsung berdiri "duluan gaess"
Anin berlalu setelah mengusap pelan puncak kepala gracia yang membuat gracia menghela nafas kasar, tak hanya itu gracia juga mendapat tatapan aneh dari aya dan angel.
Seperginya anin, aya menatap gracia penuh tanya "anin suka sama loe?" Bisik nya
Gracia hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.
"Astaga! Enak banget jadi loe ya. Menang banyak" bisik aya lagi.
Shani yang sadar akan perbuatan anin pada gracia, hanya bisa menghela nafas pelan. Ini bukan sesuatu yang baik bagi hatinya. Bagaimanapun shani tetap lah manusia yang memiliki rasa tidak suka, rasa benci bahkan rasa cemburu. sekalipun semua itu tertutup dengan sikap cuek dan wajah datar nya, tetap saja shani merasakan itu semua. Tak ingin tenggelam pada rasa sesak nya yang tiba-tiba saja menyeruak di hatinya, shani langsung berdiri menghampiri gracia.
"Aku ke kamar ya" ucap shani lalu mengecup lembut tak lupa mengusap kepala gracia yang di usap anin tadi. Seolah menghilangkan jejak anin di kepala gracia. Membuat gracia kini salah tingkah.
"Double kill gre" ucap aya sambil menatap horor ke arah gracia.
"Gue yakin kak shani liat tadi, gila gila si anin. Berani juga ya" ucap angel.
"Gue aja bingung gimana ngadepin anin, dia sahabat gue. Tapi shani pacar gue, dan gue harus jaga perasaan shani"
"Gue faham gre, untung aja sih si anin gak di jambak kak shani. Kalo gue sih udah gue lempar dari atap" kompor aya
Gracia tersenyum "shani gak kaya gitu, saat dia tau anin nembak gue aja, dia gak nunjukin emosi sama sekali. Karena itu diluar kehendak gue. Dia cuma minta gue buat gak kasih siapapun kesempatan yang gak akan mungkin bisa gue kasih. Dan hal itu juga yang bikin gue takut banget kalo sampe bikin shani kecewa karena gue"
"Shani emang malaikat" kompak angel dan aya.
"Iyaa.. malaikat tanpa sayap"
Sementara itu di dalam kamar shani, dia langsung berjalan menuju balkon kamarnya, menghirup udara sore sebanyak mungkin. Sambil berharap rasa sesaknya bisa hilang terbawa hembusan nafas yang keluar lewat mulutnya nya.
"Anindita Cahyadi"
= Tbc =
-Semanis Gracia, Selembut Shani-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro