14
= Selamat Membaca =
*************************
Shani tenggelam dalam dunia yang diciptakannya, sesekali tangan nya terulur meraih cangkir berisi coklat yang tidak lagi panas.
Meneguknya perlahan, merasakan sensasi manis yang menyapu tenggorokan nya. Beberapa kali mengulang kegiatan tersebut, hingga tak sadar minuman nya sudah habis.
Kembali ia memfokuskan dirinya pada file di depan nya. Entah shani yang terlalu fokus mendalami kegiatannya saat ini, atau memang ia lupa jika waktu sudah berlalu satu jam dari saat ia terakhir meminum coklat nya.
Aroma khas sabun yang sangat ia kenal menyeruak masuk ke indra penciuman nya, menyusuri setiap rongga hidungnya, mengalir dengan lembut menuju otak nya. Sepersekian detik Otak cerdas shani langsung merespon aroma ini. Wangi Sabun Gracia.
Shani menoleh ketika merasakan bahunya dijatuhi beban yang tak begitu berat. Gadis nya sudah bersandar disana. Bahkan shani tidak menyadari kapan gadis nya ini mandi.
Seakan tak ingin menyianyiakan momen nya, shani menekan tombol Ctrl + S untuk menyimpan filenya. Lalu mematikan laptop nya dan menyimpan nya di meja sampingnya.
"Udah beres"? Tanya gracia yang kini memeluk erat perut shani.
"Gak akan beres"
Gracia mendongak "kenapa?"
Shani menarik tubuh gracia, membuat nya semakin merapatkan tubuhnya pada shani.
"Karena kamu lebih penting"
Seutas senyum terbit di bibir gracia, sudah tengah malam kang gombal ini masih saja menyebar virus bucin nya.
"Kamu kenapa makin sering gombal kaya gini sih?"
Shani hanya diam tidak menjawab. Shani mengelus puncak kepala gracia. Lalu mendaratkan bibirnya disana.
"kamu aneh deh" ucap gracia lalu mendongak menatap shani.
"Aku bakal lakuin apapun, biar kamu gak bosen sama aku, termasuk membuat kamu selalu tertawa karena aku, bukan karena orang lain"
Ucapan shani membuat gracia mematung di tempatnya, kembali ia memeluk shani lebih erat seiring dengan remasan pelan di kaos yang di kenakan shani.
Gracia menyadari bahwa shani sering memperhatikan interaksi nya dengan anin, bahkan tak jarang gracia tertawa terbahak bersama anin di depan shani. Seolah bahwa anin bisa membuat nya bahagia melebihi apa yang shani lakukan.
Pemikiran macam apa itu? Gracia bahkan hanya menganggap itu candaan biasa, bukan sesuatu yang membuat hatinya menghangat atau pipinya memerah seperti yang shani sering lakukan padanya. Bahkan gracia masih ingat ketika anin mencium nya, rasanya biasa aja. Tidak ada sensasi Wah seperti yang sering ia rasakan ketika shani menciumnya.
Apa shani nya sedang takut ?
Gracia mendongak, menatap bola mata kecoklatan yang kini menatap sendu ke arahnya.
"100.000 orang yang bikin aku ketawa, tidak akan bisa menggeser posisi kamu satu mili pun dari hati aku. Aku gak pernah bosan dengan apa yang kamu lakuin ke aku. Atau dengan apa yang kamu berikan buat aku. Semua hal yang kamu kasih selalu luar biasa buat aku, bahkan hanya dengan setangkai bunga yang kamu petik di taman Rumah sakit kapan hari itu bisa membuat aku ngerasa jadi manusia paling special di muka bumi"
Gracia membenarkan posisi nya menjadi duduk, menarik pelan tubuh shani. Mengisyaratkan agar shani duduk di hadapan nya.
Dua mata indah itu beradu.
"Apapun yang kamu fikirkan saat ini, semoga hanya hal-hal baik. Dan untuk kemungkinan-kemungkinan apapun yang muncul di fikiran kamu dan aku yakin itu kurang baik, aku harap kamu buang jauh-jauh. Aku disini sama kamu, tetep jadi gracia nya shani, dengan segala tingkah absurd aku yang gak jarang bikin kamu pusing. Dengan segala keinginan aku yang kadang diluar nalar. Dengan segala cinta yang aku punya buat kamu. Aku disini shani, akan selalu seperti itu. Jika kamu merasa kamu berjuang sendiri buat aku maka akan aku tegaskan sekali lagi. Kita sedang berjuang bersama, mencari dan mendapatkan arti dari kebahagiaan yang sesungguhnya, menapaki tangga yang mungkin tidak terhingga, menginjak beberapa kerikil tajam yang membuat kita jatuh dan terluka lalu bangkit berdua. Satu hal shani, aku disini sama kamu. Shania Gracia mencintai hanya seorang Shani Indira Natio, dari sejak pertama kali aku menatap mata kamu, hingga saat ini, esok dan hingga nanti aku menutup mata selamanya"
Shani segera mendekap erat tubuh gracia, menyalurkan semua rasa nya lewat sebuah pelukan hangat.
Sungguh shani merasa menjadi manusia seutuhnya saat ini. Diluaran sana banyak sekali manusia yang mengatakan bahwa shani sempurna. Shani membenarkan hal itu, Shani Sempurna karena Gracia, karena gadis yang selalu bisa membuat hati nya jungkir balik kapan saja. Gracia lah yang menyempurnakan kesempurnaan shani.
"Kamu ngomong sepanjang itu nyontek dari mana?"
"Aw.. sayang sshh sakit yank aw"
Shani mencoba menahan tangan gracia yang tiba-tiba saja mencubit pinggang nya.
"Siapa suruh loe ngeselin hah?. Rasain nih"
Gracia terus menghujani pinggang shani dengan cubitan nya, membuat shani mengaduh.
Dengan sekali gerakan shani mengunci kedua tangan gracia.
"Sakit tau"
"Bodo, siapa suruh ngerusak momen"
Shani tersenyum simpul, selalu gemas menatap gadis yang ngambekan di depan nya ini.
Dengan cepat shani mencuri sebuah kecupan di bibir gracia.
Cup
"Enak aja cium-cium, lepass ih tangan gue"
Ucapnya kesal
Seolah tak mendengar ucapan gracia, shani kembali menghujani wajah gracia dengan ciuman kecil membuat wajah gracia bergerak ke kiri kekanan menghindari ciuman shani.
"Tidur yuk" ajak shani yang membuat gracia mendengus
"Ya emang siapa yang mau lari"
Sarkasnya "lepas tangan gue nih, gausah pegang-pegang"
Shani segera melepas tangan gracia lalu menjatuhkan diri nya, mencari posisi pas untuk tidur.
Sementara gracia ikut merebahkan diri nya di samping shani.
"Kenapa gak peluk?" Ucap gracia sinis
"Lah kata tadi jangan pegang"
"JANGAN PEGANG BUKAN BERARTI GAK PELUK!! ISH TRIPLEK PERGI AJA SONO"
shani reflek memejamkan matanya mendengar teriakan tuan putri yang misuh-misuh di samping nya ini. Sementara
Gracia yang kesal langsung membalik badan memunggungi shani.
Ketika dirasa suara gracia sudah menghilang, shani segera menggeser tubuhnya, melingkarkan tangan nya di pinggang gracia lalu menarik nya agar semakin mendekat dengan tubuhnya.
Memeluknya dari belakang. Membuat gracia mengulum senyum nya karena shani tetap memeluknya.
"Good night Princess"
__
Sebuah mobil mewah melesat dengan cepat menuju sebuah sekolah menengah atas.
Di dalam nya tampak 2 gadis yang memiliki kecantikan di atas rata-rata sedang fokus pada kegiatan masing-masing.
Shani fokus pada kemudi nya, sementara gracia sedang melantunkan sebuah lagu yang ia dengar lewat radio yang ia nyalakan.
Mobil mewah shani masuk melalui gerbang utama sekolah menuju parkiran khusus murid.
Shani mematikan mesin mobil nya lalu keluar dengan santai tanpa menghiraukan gadis yang sejak tadi menatap nya tajam.
"Ini gak ada adegan lepasin sabuk pengaman, cium kening atau apa kek" gerutu gracia "Tau gini naik motor aja"
Belum selesai gracia menggerutu, Shani membuka pintu mobil penumpang, lalu membungkukan badannya ke arah gracia.
"Mari Princess"
Shani mengulurkan tangan nya ke arah gracia. Membuat gracia kembali tersenyum dan menerima uluran tangan shani. "Hehe masih nungguin ternyata, manis banget sih" batin gracia. "Padahal udah suudzon"
Ini pertama kali nya gracia dan shani berangkat bersama. entah apa respon dari seluruh murid jika tau seorang shani indira yang mereka puja, kini menggandeng seorang gadis cantik yang tak kalah sempurna darinya. Gadis yang biasanya memakai kaca mata tebal dan rambut di kepang dua, kini menjelma menjadi sosok gadis sempurna setelah shani.
Shani dan gracia berjalan menyusuri koridor sekolah. Dan benar saja Seluruh tatapan murid seolah menjadi kan mereka fokus utama.
Tentu nya pada gadis yang shani gandeng hari ini. Wajah cantik nya di hiasi senyum tipis membalas sapaan beberapa siswa dan siswi yang menyapanya, sementara shani hanya menatap datar tanpa ekspresi.
Siapa gadis yang memiliki senyum dengan gigi gingsul yang menambah kesan manis itu ? Tak lupa rambut panjang yang ia ikat satu, senada dengan rambut shani.
Jika asumsi mereka benar, apa hari ini akan menjadi hari patah hati nasional ?
Mereka hanya terus berbisik, menatap penuh tanya. Sementara gracia dan shani terus melangkah dengan mantap menuju kelas gracia.
Tunggu, kelas gracia ?
Beberapa murid yang kebetulan satu kelas dengan gracia, menatap heran ketika Seorang shani mengantar gadis itu sampai di dalam kelas, ke tempat duduk gracia.
Shani mengusap kepala gadis itu dengan lembut, lalu tersenyum sambil mengucap kan sesuatu sebelum ia meninggalkan kelas.
Seseorang tolong katakan pada semua orang bahwa dia adalah gracia (?)
Bagaimana gadis berkacamata tebal dan selalu mengepang dua rambutnya itu menjelma menjadi bidadari cantik seperti saat ini?
Kenapa mereka baru menyadari bahwa di kelas mereka ada bidadari yang tersembunyi?
Gracia mengedarkan pandangan nya lalu tersenyum ketika melihat Aya dan Angel yang baru saja duduk di depan nya.
"Demi apa loe gracia si gadis kacamata?" Tanya aya syok ketika memutar badannya dan menatap gracia dengan intens.
"Kenapa emang nya?"
"Gilaa loe gracia, loe cantik banget. Pantes aja dari gerbang sampe ujung sekolah pada ngomongin loe, katanya ada anak baru dateng sama Kak shani"
"Loe dateng sama kak shani?" Kini angel ikut bertanya. "Ah sebelumnya sorry ya gre, gue bukan gak mau temenan sama loe, gue cuma takut sama kak Vienny. Tapi semenjak kak vienny katanya udah minta maaf gue lega sih. Loe mau jadi temen gue?"
Ucap angel penuh penyesalan
"Santai aja, kita temen sekarang"
"Gue juga ya gre, gue pengen bisa berani kaya anin. Tapi gue terlalu pengecut"
"Gapapa ay, santai aja. Kita temen oke"
"Thanks gre, loe emang baik banget"
"Loe belom jawab gue gre, loe kok bisa berubah gini sih? Dan bener loe dateng sama kak Shani?"
Gracia tertawa dengan pertanyaan angel "gue gak berubah, cuma bosen aja sama penampilan gue. Iya gue sama kak shani kebetulan dia ngajak bareng"
"Gilaa ya loe gre, bikin heboh satu sekolah aja"
"Lah kenapa?"
Angel memutar bola matanya "loe tau kan kalo kak shani itu Mahluk Tuhan yang sempurna? Siapa yang gak kenal dia, sampe tukang cilok depan sekolah tetangga aja tau shani yang mana. Dan tiba-tiba dia bawa gandengan secantik elo, apa kabar hati kami yang retak lalu pecah menjadi puing-puing ini?" Angel drama mode on
"Lo--
"Haii, gue Leo. Boleh jadi temen loe?"
Sebuah suara memotong ucapan gracia, seorang siswa berdiri disamping nya sambil menyodorkan tangan nya.
"Gue sandi"
"Gue Tomas"
"Gue Riko"
"Gue Kevin"
Gracia memijat kening nya pelan, kenapa ini pada antri kaya mau nyalamin pengantin sih ? Malah sekarang beberapa siswa dari luar, entah dari kelas mana ikut berjejer hanya sekedar ingin berkenalan dengan gracia.
"OKE STOPP!!"
angel yang ikut pusing dengan antrian disamping nya akhirnya angkat suara
"DIA NAMANYA SHANIA GRACIA. SIAPA PUN NAMA KALIAN GAK PENTING BUAT DIA. SEKARANG MAU BEL KALIAN PERGI KE KELAS MASING-MASING!"
gracia dan aya menutup telinga mereka, suara angel menggema di seluruh penjuru kelas. Bahkan mungkin bisa terdengar ke kelas sebelah.
Para murid terlihat kecewa, tapi setidaknya mereka tau nama gracia sekarang. Mereka membubarkan diri, sebagian keluar dan sebagian duduk di kursi masing-masing.
"Tenggorokan gue kering" ucap angel lalu kembali duduk.
"Hahahaa, thanks njel"
"Kita kan temen gre"
"Eh anin apa kabar ? Loe jadi kerumah dia?" Tanya aya
"Udah baikkan, butuh istirahat beberapa hari kata dokter. Sore gue mau kerumah nya sih"
"Gue ikut, loe gimana njel?"
"Ya kali gak hayuk"
"Mantap"
"Kantin bareng skuy"
Ajak aya, gracia mengangguk lalu membereskan bukunya.
"Ayo"
Gracia, aya dan angel melangkah beriringan menuju kantin, sesekali mereka membahas bagaimana kelakuan vienny yang bahkan sekarang jarang nongol di kelas mereka, jarang gangguin gracia. Dan itu membuat mereka sedikit lega.
Mereka bertiga duduk di satu meja yang persis di pojok kantin.
"Mau makan apa?" Tanya aya
"Siapa yang mau mesen nih?" Tanya angel
"Gue aja ya" ucap gracia
"Gue mau mie ayam gre, sama jus jeruk" ucap aya
"Gue samain dia aja"
Gracia mengangguk lalu mulai berjalan ke arah kang mie ayam. Memesan 3 mangkok mie ayam dan 3 jus jeruk.
Pesanan gracia sudah siap, kini terlihat dia membawa sebuah nampan dengan kesulitan.
Saat ia hendak melangkah, shani menghadang langkah gracia. Dengan sekali gerakan dia memindahkan nampan yang gracia pegang lalu membawa nya.
"Pengertian banget mbaknya" bisik gracia diakhiri dengan kedipan sebelah matanya.
"Sayang makanan nya kalo jatoh" ucap shani datar membuat gracia mendengus.
Gracia dengan santai berjalan di depan shani, mengabaikan bisik-bisik dan tatapan aneh dari sekitarnya. Bagaimana tidak, kini seorang shani malah menjelma seperti pelayan gracia.
"Maaf lama ya"
"Eh! K-kak shani" ucap aya gugup
Sementara shani acuh dan menyimpan nampan di meja mereka.
Shani mengacak poni gracia sebentar sebelum ia berlalu meninggal kan angel dan aya yang kini menatap cengo ke arah nya. Sementara gracia menggeram kesal.
"Rambut gue jangan di acak triplek" kesal gracia. Sementara shani pergi ke meja nya yang sebenarnya tidak terlalu jauh.
"Demi apa yang barusan kak shani?" Tanya aya "dia pacar loe gre?" Lanjutnya
Gracia hanya mengangkat bahu nya acuh lalu mulai makan mie ayam nya.
"Manusia ngeselin kaya gitu di jadiin sop lebih enak" ucap gracia yang masih kesal.
"Kak shani dari deket cantik nya nambah 200%" puji angel
"Cantikan gue astaga!" Ucap gracia
"Kenalin ke kak shani dong gre"
"Gue juga yaa gre"
Gracia memutar bola matanya,"iya entar lah, buru makan. Laper gue"
Aya dan angel mengangguk antusias.
Sementara itu di meja shani.
"Itu kenapa gadis desa itu jadi cantik banget? dan ngapain coba loe perhatian sama dia" selidik vienny
"Loe takut kesaing?"
"Gak! Enak aja. Tetep cantikan gue lah. Loe aja yang buta shani, gak pernah liat gue dengan jelas"
Shani hanya diam sambil menyeruput kopi susu nya.
"Shan, loe tadi pagi berangkat sama dia?"
Shani mengangguk
"Loe punya hubungan apa sama dia?"
"Apapun hubungan gue sama dia, itu bukan urusan loe"
Vienny mengepalkan tangan nya "jelas urusan gue shani, kalo loe suka sama dia. Berarti dia saingan gue. Dan gue gak akan biarin dia menang"
Shani menaikkan sebelah alisnya. Sebenarnya shani bukan tidak mau mengakui gracia, hanya saja belum saatnya. Shani tidak mau gracia kenapa-kenapa.
"Loe ganggu dia, jangan salahin gue kalo gue bertindak lebih jauh"
Brakk..
Vienny menggebrak meja lalu berdiri, menunjuk shani dengan tatapan tajam "liat aja shan gue gak akan biarin loe dapetin dia"
Vienny berlalu, meningalkan shani. Meninggalkan pertanyaan di benak murid di sekitarnya yang melihat adegan tadi. Tak terkecuali gracia.
"Kak Vienny kenapa nunjuk2 kak shani gitu ya?" Tanya angel.
"Kaya nya marah2 juga" timpal aya
Sementara gracia hanya menatap datar lalu mengambil ponsel nya, mengirim pesan pada shani.
S.Gracia : kak vienny loe apain ?
Tak lama gracia merasakan getaran pada ponsel nya.
Pacar triplek : Pms
S.Gracia : jawab yang bener
Pacar triplek : G tau
S.gracia : ish ngeselin. Aya sama angel mau ikut ke rumah anin
Pacar triplek : y
Gracia mendengus, gini nih kalo punya pacar yang gak punya kosa kata banyak, jawaban nya kaya pilihan ganda. Satu huruf doang.
"Loe kenapa ge?"
"Gak, pengen bunuh orang rasanya ay"
Aya dan angel hanya tertawa melihat kekesalan gracia.
Aya dan angel baru menyadari bahwa berteman dengan gracia asyk juga ternyata, selain baik dia juga gokil banget anaknya. Kenapa mereka gak temenan dari dulu aja ya.
Entahlah.
= Tbc =
-Semanis Gracia, Selembut Shani-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro