Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10







= Selamat Membaca =

************************










Pintu ruang UGD masih tertutup. Sudah setengah jam anin berada di dalam setelah tadi pingsan di pelukan gracia.

Sementara diluar. Gracia masih menangis dipelukan shani, rasa sesal nya semakin besar. Bahkan tak hentinya dia menyalahkan dirinya sendiri. Shani hanya bisa memeluk sambil mengelus punggung gracia. sesekali shani mencium puncak kepala gracia, Memberi gracia semangat lewat ciuman-ciuman kecil nya.

Sementara mama nya anin masih mengurus administrasi.

"Anin kaya gini gara-gara aku hiksss"

Shani semakin mengeratkan pelukan nya ketika mendengar kalimat gracia.

"Kita semua salah, nanti kita obrolin pelan-pelan sama anin ya. Kamu tenang dulu"

Gracia hanya mengagguk lemah sambil mengeratkan pelukannya pada shani.

__




Gracia sedikit bernafas lega, ketika Anin sudah di pindah ke ruang inap, tapi kondisi nya masih belum sadar. Anin tidak makan beberapa hari, yang membuat tubuh nya lemah, ditambah jam tidur yang kurang dan itu memperparah kondisi nya.

Gracia duduk di sofa bersama shani, memandang kosong sahabat nya yang kini terbaring lemah dengan jarum infus menancap di tangan nya.

"Kamu tunggu sebentar ya, aku mau beli minum"

Gracia mengangguk, tapi pandangan nya tak lepas dari anin. Shani hanya bisa menghembuskan nafas kasarnya.

Shani mencium puncak kepala gracia sebelum melangkah keluar.

Seperginya shani, gracia melangkah menuju kursi di samping anin, menarik kursi itu pelan lalu duduk disana.

Gracia mengelus pipi anin yang bahkan baru ia sadari lebih tirus, kemana pipi gembul yang selalu ia lihat? Jangan lupakan kantong mata yang terlihat sangat jelas.

Gracia rindu sapaan anin, semua cerita anin. Ocehan-ocehan anin. Gracia rindu perhatian-perhatian kecil dari anin. Gracia rindu semua hal tentang gadis imut di depan  nya ini.

"Anin bangun, aku kangen"
Lirih gracia sambil menggenggam sebelah tangan anin.

"Maafin aku, aku yang salah nin. Kamu bangun ya. Kamu boleh maki aku lagi, tampar aku kalo perlu, asal kamu gak marah lagi. Eh jangan tampar deh, sakit pasti. Kamu marah aja yaa" ucapnya lirih

Seakan semua ucapan dan usapan lembut gracia adalah alarm di pagi hari, anin perlahan membuka matanya, lalu menutup nya kembali. Sedetik kemudian mata anin mengerjap perlahan menyesuaikan dengan cahaya di ruangan itu. Anin meringis saat merasakan kepala nya berdenyut. Pusing.

Anin menoleh ke samping nya, mendapati sebuah tatapan lembut yang menyiratkan penyesalan, beralih pada genggaman tangan nya yang terasa hangat.

Senyum di bibir anin perlahan terangkat
"Ha-haii gre" ucap nya lemah

"Hai nin, hikss.. kamu bangun juga akhirnya hikss.. aku minta maaf ak-

"Sstttttt"

Anin mengisyaratkan untuk diam "gue masih lemes, minta maafnya nanti ya"

Gracia mengagguk polos membuat anin terkekeh pelan, sangat pelan. "Aku panggilin dokter ya?"

Anin menggeleng "gak usah. Gue gak papa.  Loe natap gue gitu amat, kaya gue lagi sekarat aja tau gak"

Gracia mendelik "lisan kamu tuh ya" ucap gracia sebelum kembali menatap kawatir "apa yang sakit selain hati?"

Anin kembali terkekeh dengan kepolosan gracia  "lucu bangetsi" anin mencubit pelan pipi gracia dengan tangan satunya. "Badan aku kaya hp yang lowbet, gak ada energi"

Gracia terkekeh "pipi kamu kurusan abin" diusap nya kembali pipi anin.

Ceklek.

Pintu terbuka, gracia reflek melepas genggaman dan usapan pada pipi anin, yang membuat anin sedikit kecewa.

"Kamu minum dulu"
Shani menyodorkan sebotol air mineral yang sudah ia buka.

Gracia menyambut nya dengan ragu, karena  dia merasa tidak enak pada anin.

"Gue panggil dokter bentar"

Shani keluar tanpa menunggu persetujuan anin, anin hanya diam. Sejak shani masuk, tatapan nya tak sekalipun jatuh pada shani. Entah lah, terlalu sakit rasanya ketika melihat kaka kelas yang pernah di kagumi nya dulu itu. dan kini anin malah sangat benci dengan kehadirannya. Anin belum siap.

"Anin mau minum?" Tawar gracia setelah ia selesai minum

Anin mengangguk "mau, haus banget kaya puasa"

Gracia tersenyum, lalu membantu anin untuk menegakkan punggung nya dan menyodorkan air mineral yang langsung diminum anin.

Gracia kembali merebahkan kepala anin, dan membenarkan letak selimut anin.

Ceklek

"Permisi. Saya cek kondisi nya dulu ya, silahkan keluar dulu"

Sang dokter datang bersama mama anin, sementara shani diam di luar. Shani sangat tau bahwa anin tidak mau shani ada di sekitar anin.

Gracia lalu mengelus pipi anin sebentar "aku keluar dulu"

Diluar shani berdiri menatap ke arah taman di depan ruang inap anin dengan tangan yang ia lipat di dada.

"Shani" panggil gracia.

Shani memutar badan nya, tersenyum hangat pada gadis kesayangan yang beberapa saat tadi menangis di pelukan nya.

"Hmm"

"Mau peluk" ucap gracia dengan ekspresi yang takut, seolah shani akan melemparnya dari lantai 2 rumah sakit.

"Sini" shani merentangkan kedua tangan nya, menyambut dengan sukacita gadis yang kini berlari kecil menubrukkan tubuh nya pada shani.

"Maafin aku, maaf"

Shani mengelus punggung kesayangan nya ini, mengecup puncak kepala nya sedikit lama.

"Kamu gak salah sayang, cuma emang keadaan nya yang mengharuskan seperti ini"

Gracia hanya diam menikmati setiap usapan shani. Melupakan mama anin yang sejak tadi menatap layar ponsel nya.

Shani melepas pelukan nya. "Tante udah makan?"

Mama anin menoleh lalu menggeleng

"Shani beli makan dulu ya, tante harus makan juga"

Mama anin mengangguk "makasih ya nak, kalian makan duluan gih. Tante jaga anin disini, nanti gantian"

"Yaudah, shani sama gracia ke kantin dulu. Kalo ada apa2 hubungin aja shani ya"

"Makasih ya, maaf tante ngerepotin jadinya"

"Enggak sama sekali tante, sebentar ya shani tinggal"

Mama anin tersenyum dengan tulus mengantar kepergian shani dan gracia. Sementara gracia tersenyum hangat, ketika mendengar shani yang bisa berinteraksi dengan baik kepada mama anin, padahal aslinya dingin  banget. Kecuali sama gracia.

"Shani bisa perhatian banget sama mama anin, jadi makin sayang sama triplek ini"




= Tbc =

-Semanis Gracia, Selembut Shani-






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro