Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10 • Siapa Mama ?


Setelah demam Hongjoong kebah , Seonghwa mengarahkan dia menjaga Sunjae dan tinggal di rumah sahaja .

Tidak lagi dia ingin lelaki itu dibelasah atau disamun lagi .

Paranoid .

Apa jadi jika Hongjoong dipukul lagi ?

Dia tak suka melihat kesan-kesan luka dan lebam di tubuh Hongjoong itu .

Hongjoong yang selalu berusaha keras memberi yang terbaik itu tidak layak dilakukan sebegitu .

Hongjoongnya perlu dijaga dengan rapi .

Hongjoongnya diperlukan dalam rumah itu kerana Sunjae amat menyayanginya .

Sekali lagi ,

apa yang akan berlaku jika Hongjoongnya pergi bekerja di luar ?

Sama sekali dia tidak menginginkan apa-apa terjadi kepada lelaki itu .

Sekejap , Hongjoongnya ?

Seonghwa ? Apa kau ni ?

Sedarlah Seonghwa , dia tu Hongjoong bukannya Herlena .

Ya , menyaksikan biru-biru pucat dan kesakitan Hongjoong mengingatkannya kepada Herlena .

Dia sayangkan wanita itu .

Atau lebih tepatnya ; dia pernah menyayangi wanita itu satu ketika dahulu.

Kini , biarlah dia menjaga Sunjae dan Hongjoong supaya dia mampu menebus khilafnya dahulu  .

.

.

.

.

" Encik Seonghwa nak makan apa , saya masak-- "

" Tak perlu . Aku tak ingin makan masakan kau . Aku boleh order dari delivery ja . "

Acap kali begitu . Sudah seminggu Seonghwa menolak masakan Hongjoong .

Siapa sangka , ketidakberadaan Puan Lee bertambah lagi dua minggu kerana Puan Lee sibuk menjaga anak perempuannya yang sedang berpantang di kampung.

" Ayah ..

Sekali ni ja , Sunjae minta ayah makan masakan Papa Joong yea ?

Sedap tau !

Jomlah makan sama-sama !

Ayah asyik order online ja , tak sedaplah ! "

" Kalau tak sedap , ayah boleh order dari kedai makan lain . " , jawabnya dingin .

" Tapi .. " , anak gadisnya itu mula membantah lagi .

Dua beranak itu mula bertikam lidah mengutarakan pendapat masing-masing.

Ketika dua beranak itu sedang sibuk berbalah , Hongjoong dengan wajah kesal dan kecewanya itu terus meleju menuju biliknya yang berada di stor tingkat bawah .

Nampaknya Encik Seonghwa memang tak ingin langsung dengan semua benda berkaitan kau , Hongjoong .

Encik Seonghwa tak suka kemiskinan kau .

Dia tak akan makan masakan kau .

Dia tak sudi pun kau ada dalam rumah mewah dia ni .

Kau tak setanding dia , Hongjoong .

Dia tak suka kau pun .

Tak akan pernah

.

.

.

.

" Papa , buatlah biskut corak petak-petak yang papa hidangkan pada Sunjae dulu !

Biskut tu sedap , Sunjae suka ! "

" Boleh .. Tapi Sunjae kena teman papa ke supermarket beli bahan-bahan buat biskut . Kita beli buah-buahan sekali buat smoothies nak ? "

" Nak ! Nak !

Jom ! Jom ! " , kata Sunjae girang sambil menarik lengan Hongjoong .

" Aip , sekejap .

Bagi papa siap .

Tapi sebelum tu biar papa WhatsApp ayah kamu dulu , maklumkan yang kamu keluar dengan papa . "

Setelah pulang , Hongjoong terus ke dapur untuk menyediakan biskut resipi keluarganya itu .

Seusai biskut bercorak petak warna-warni itu siap , dia menghidangkannya kepada Sunjae .

" Sunjae sayang .. Biskut ni merakam memori-memori papa dengan mama tau . "

" Mama ? Yeoja chingu (teman wanita) papa ke ? " , soal Sunjae sambil menguyah .

" Sunjae tak kenal siapa mama ?

Dia orang yang hebat , kuat  dan baik sangat . "

Sunjae menggeleng .

" Nak dengar kisah mama ?

Kalau nak , habiskan makan dulu .

Kemudian basuh tangan , baru papa beritahu . "

Sunjae akur .

" Nak dimulakan cerita ,

Mama tu namanya Herlena .

Kakak papa .

Orangnya cantik , comel dan sentiasa positif .

Dia juga pandai , dapat belajar sampai luar negara , satu universiti dengan ayah kamu .

Rupa kami sangat seiras .

Cumanya disebabkan dia sakit , kakak meninggal . Kakak tinggalkan papa , kakak tinggalkan seorang anak perempuan .

Kakak dulu ada kawan baik , nama dia Jaeyon .

Lee Jaeyon atau lebih tepatnya Park Jaeyon . "

" Itu nama ibu !

Oh , ibu dulu kawan baik mama ? " , soalnya teruja .

" Ya , sayang . "

" Wah , tapi mesti kesiankan anak mama Herlena sebab dia tak ada mama dah . " , katanya seterusnya mula ingin menangis kerana mengenangkan nasib orang yang Hongjoong sebut tadi .

" Sunjaeku sayang , jangan menangis .

Anak mama Herlena tu , kawan baik dia yang jaga setelah dia tak ada . "

" Ibu jaga dia ?

Jadi Sunjae ada adik-beradik angkatlah ya ! "

" Tak sayang .

Sunjae pernah fikir tak kenapa muka Sunjae ada iras wajah papa ?

Perasan tak yang Sunjae senang ikut kata papa ?

Sunjae mudah selesa dengan papa ? "

Sunjae mengangguk kencang .

" Sebab kamulah anak saudara papa , sayang .

Sebab tulah , papa dapat jaga kamu .

Kalau papa bukan waris kamu , papa tak dapat hak penjagaan kamu sebelum ni .

Disebabkan papa muflis dan homeless baru-baru ni , kita terpaksa kembali tinggal di rumah ayah kamu .

Kalau papa mampu sediakan tempat tinggal dan sara kamu , sememangnya kita tak jumpa dah dengan ayah kamu . " , jelas Hongjoong panjang lebar .

Sunjae yang berusia enam tahun itu hanya diam .

Sememangnya ada perkara yang dapat dia faham dan ada perkara yang begitu asing baginya.

Sunjae hanya terdiam .

" Maksudnya .. Sunjae anak mama ?

Selama ni ibu yang jagakan Sunjae sebab mama dah tak ada ? "

" Ya sayang . "

Jawab Hongjoong kemudian dia terus membawa Sunjae ke dalam pelukannya .

Anak gadis kecil itu hanya menangis dan memeluk papanya itu erat .

" Papa . Terima kasih sebab beritahu Sunjae perkara ni .

Sebelum ibu pergi ,  ayah dan ibu selalu bergaduh kalau ibu sebut tentang ibu kandung Sunjae .

Ayah selalu marah-marah . Tapi bila ayah pergi kerja , ibu selalu pesan dekat Sunjae supaya selalu ingat yang Sunjae ada mama lain yang perlu Sunjae ingat tapi Sunjae tak faham waktu tu . "

Hongjoong sememangnya baik hati kerana dia sudah menerima dan memaafkan perbuatan Jaeyon dahulu .

Jaeyon juga sudah tiada , jadi tidak perlulah dia memperbesarkan hal itu

" Sunjae sayang .

Doakan mama dan ibu kamu supaya mereka ditempatkan di syurga ya sayang . "

Sunjae mengangguk dan terus kembali ke dalam dakapan Hongjoong .

" Papa , kenapa ayah benci mama Herlena ? " , soalnya .

" Siapa cakap ayah kamu benci mama ?

Mana ada, sayang .

Mungkin waktu tu ayah sibuk dan serabut dengan kerja .

Dah , jangan fikir ya .

Jom tidur , kerja sekolah dah siap kan ? "

Sunjae mengangguk kemudian berjalan mengekori Hongjoong menaiki anak tangga menuju bilik tidur mewahnya itu .

.

.

.

.

Pagi ini Seonghwa lapang .

Jam kerja lebih masanya (Overtime) akan bermula petang nanti .

Sunjae pula masih tidur lena waktu-waktu sebegini .

Perlahan-lahan dia mula menuruni anak tangga — berniat membuat sarapan .

Keadaan ruangan dapur yang gelap yang hanya diterangi dengan cahaya lampu akuarium besar bertentangan dapur itu menyukarkan langkahnya .

Tanpa aba-aba , dia terus menekan suis lampu dapur .

Terbeliak besar matanya sebaik sahaja dia terlihat Hongjoong yang duduk di kerusi kabinet dapur .

Bukan setakat itu , jejaka gemas di depannya itu hanya memakai sweater kelabu paras pehanya sahaja tanpa seluar .

" Kau dah kenapa ?

Kalau Sunjae yang buka lampu ni tadi macam mana ? "

Hongjoong hanya diam sambil menunduk dan menarik-narik sweaternya menutup kakinya yang terdedah .

" Hongjoong , tolong ingat yang anak aku tu perempuan . Aku sangat-sangat sayangkan dia . "

Hongjoong terus mencapai gelas yang dipenuhi air itu dan meninggalkan Seonghwa tanpa kata  .

Menyesal pula pergi dapur untuk minum tadi .

Ni semua salah kau tekak yang haus di tengah-tengah pagi .

.

.

.

.

" Papa , mesti Mama Herlena ada senyuman yang manis dan eyes smile yang menawan seiras papa kan ?

Comellah , Sunjae suka tengok ! " , katanya teruja .

Hongjoong hanya tergelak kecil manakala Seonghwa yang mendengarkan hal itu terus memberi pandangan tajam kepada Hongjoong .

" Sunjae sayang , naik bilik dulu .

Sekarang . Jangan bantah cakap ayah . " , tegas Seonghwa .

Sunjae yang terkejut dengan emosi bapanya itu terus mengangguk dan akur dengan arahan bapanya .

" Siapa izinkan kau beritahu dia tentang Herlena ? " , soalnya serius .

" Mendiang Herlena .

Mana rasa hormat encik pada mendiang kakak saya ? "

Seonghwa hanya mendengus ringkas .

" Soalan dibalas dengan soalan , huh ? "

" Encik Seonghwa , Sunjae ada hak untuk tahu siapa mama dia .

Dia pun tak ada masalah dengan perkara tu . " , jawab Hongjoong

" Hongjoong .

Selama ni setiap kali mendiang Jaeyon buka mulut dan sebut nama Herlena , setiap kali tu juga kami berbalah .

Jangan buat sesuka hati . "

" Ya , sekarang ibu Sunjae pun dah tak ada .

Dia perlu tahu siapa ibu kandung dia.  "

" Kenyataan apa yang dapat diubah kalau Sunjae tahu siapa ibu sebenar dia ? " , soal Seonghwa dengan nada sinis .

" Saya ada hak untuk cerita kisah sebenar kepada dia . Saya waris dia . "

" Baby , you can't see how this thing might get into my nerves yet .

Under my roof , under my rules . "

Nama panggilan itu membuatkan Hongjoong terdiam .

Jantungnya berdebar seketika .

" Cat got your tongue  , baby ?

Ha , tak sangka kau terdesak itu .

Dengan aku pun boleh eh ?

Sia-sialah selama ni aku risaukan kau dengan Sunjae rupanya kau sukakan lelaki . " , tempelakannya diakhiri dengan tawa menyindir .

Hongjoong hanya diam , dia terus bangun dan meninggalkan Seonghwa .

Dia benci ini .

Seonghwa juga membenci dirinya .

Entah mengapa setiap kali dia berada dekat dengan Seonghwa hatinya terasa berbunga-bunga namun sebaik sahaja lelaki itu membuka mulut mengeluarkan bicara , hatinya remuk ibarat lembaran kertas yang dironyokkan .

Dia gagal kawal perasaannya .

Kakak , maafkan Joong .

Joong tak patut jatuh hati pada bekas kekasih kakak .





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro