Alis gadis itu merenggang naik. Wajahnya melunak dari ketegangan tadi. Ia tidak tahu kenapa bisa dengan lancar mengatakan itu, tapi ketika melihat Lynn turun dari mobil yang sangat diketahui--kalau itu adalah mobil Lei Han--membuat jantung kecilnya sangat rapuh. Kenapa Lynn menyembunyikan hal yang membuatnya patah hati? Apa tujuannya?

"Lynn, pulanglah. Ini sudah malam." Luo Yi berjalan ke sepedanya, mengambil sesuatu dari keranjang lalu menyodorkan sebuah kotak berlapis kertas kado. Dengan pita berkerut, Luo Yi berharap itu adalah satu-satunya benda yang bisa menyampaikan keinginannya hari ini.

"Sebenarnya, aku hanya ingin memberikan ini padamu. Kau sudah makan, kan?"

Gadis itu menerima kotak itu setengah termenung. Ia terdiam beberapa saat seperti menerka apa isi kotak itu atau menerka kenapa tiba-tiba ia memberikan benda itu padanya. Tapi Luo Yi tidak berniat memberitahu apapun soal itu. Biar saja Lynn mengetahui jawabannya ketika membuka isinya.

Gadis itu mendongak pelan. "Luo Yi. Ini apa?"

Luo Yi menarik napas. "Kalau kau sudah makan, kupastikan kau sekarang kembali ke asramamu dan tidur. Kau pasti lelah." Ia setengah mendorong punggung gadis itu untuk mundur, lalu dengan setengah memaksa memutar langkahnya dan menggiring Lynn sampai berdiri di depan gerbang dengan ekspresi kebingungan.

"Luo Yi. Kau tidak apa-apa? Pasar Weihu sudah tutup?"

Luo Yi memaksakan senyum. "Iya. Pedagang sudah pulang dan siap kembali untuk berdagang esok hari. Kau istirahatlah. Sampai besok."

Walau Luo Yi tidak tahu, memaksakan diri ternyata sama menyakitkan untuk membungkam kenyataan. Terlebih ketika orang kau sukai meninggalkan punggung untukmu tanpa sekalipun tahu luka yang terbuat karenanya.

***
Update lagi?