Vol.7 Wishlist Part 3
Penta Fantasy Vol.7
Sebelumnya : Hari-hari Taeyong berubah menyeramkan karena hantu-hantu selalu mendekatinya untuk meminta bantuan. Di sisi lain SuA berhasil mengambil alih tubuh manusia meski hanya sebentar, dia butuh seseorang yang lebih kuat. Mereka setuju untuk saling membantu, Taeyong yang mencarikan identitas SuA saat belum menjadi hantu dan sebaliknya Taeyong dapat terhindar dari hantu lain.
Happy Reading ~
WISHLIST
PART 3
'Saling terhubung'
Keesokan harinya Lee Taeyong terbangun dengan napas naik turun sehabis melihat rambut menjuntai dari ranjangnya, ia nyaris jatuh pingsan jika saja tak segera ingat bahwa hantu wanita sudah mengambil alih tempat tidurnya semalam.
"YAK, KIM SUA!" seru Taeyong terduduk lemas dari tidurnya, ia memandang kesal ke atas ranjang dimana gadis itu sedang mentertawakannya. "Jangan pernah menakutiku seperti tadi lagi!" ia menambahkan dengan suara bergetar.
"Lucu sekali, wajahmu mengeras saking takutnya dan matamu hampir keluar." SuA tak memperdulikan perkataan Taeyong, ia bahkan tertawa sambil menunjuk-nunjuk.
Sebuah bantal melayang, lalu menembus membentur dinding. "Berhenti tertawa!" sembur Taeyong menyayangkan perbuatannya yang tak bisa mengenai si hantu.
~ ~ ~
Mulai hari ini SuA sudah melakukan tugasnya untuk menjauhkan hantu-hantu dari Taeyong, kemana pun lelaki itu pergi dia mengikutinya. Terkadang berkeliling sendiri di kantor para pemburu berita dan menjahili Doyoung dengan meniupkan angin pada tengkuknya.
"Auh, mendadak bulu kuduk ku berdiri dan kenapa begitu dingin di sini?" Doyoung bertanya pada dirinya sendiri, yang mendengar hanya terkikik pelan begitu pun rekan kerjanya yang merasa puas.
"SuA –ya terima kasih karena sudah mengganggunya," ucap pelan Taeyong.
Saat itu kepala Doyoung bergerak sibuk, ia menatap langit-langit dan kembali bergidik.
"Bukankah dia imut." tukas SuA, tak disetujui sama sekali oleh seseorang yang mendengarnya.
Kini pandangan Taeyong terfokus pada layar komputer, disana ada begitu banyak orang yang memiliki nama Kim SuA. Dia menghela tak ingin memeriksa mana identitas untuk hantu itu, namun sudah terlanjur setuju dengan perjanjian mereka. Kartu tanda penduduk yang didapatnya dari seorang detektif kenalannya ini tak gratis, dia harus mentraktir Johnny sepulang kerja.
Taeyong terus saja men-scroll melewati satu per satu nama Kim SuA dengan poto, tanggal lahir dan alamat tempat tinggal yang berbeda. Sampai sebuah tangan melewati bahunya, menunjuk pada layar sambil berseru.
"Bukankah itu aku!"
Dia tersentak, berteriak kaget membuat orang-orang di dalam ruangan mencari asal suara. Sedang dua orang yang duduk paling dekat dengannya ikut terlonjak, apalagi Doyoung. "Ya, Lee Taeyong kau ini kenapa?" ia menoleh dan lagi-lagi terlihat imut menurut SuA yang tersenyum manis ke arahnya, sayang sekali hanya Taeyong yang bisa melihat senyum itu.
"Dasar hantu menjengkelkan," gumam Taeyong menundukan kepalanya, ia menyuruh Doyoung untuk melanjutkan saja pekerjaannya. "Kau lebih tua satu tahun dariku." lanjut Taeyong melihat tanggal lahir yang tertera.
"Kalau begitu panggil aku noona (Kakak, panggilan lelaki pada wanita yang lebih tua),"
"Shireo (Tidak mau)!"
Doyoung menoleh lagi ke arahnya, "Lee Taeyong, tolong jangan berisik." ia memperingati merasa terganggu oleh suara rekannya itu.
"Ya ampun rupanya kau bekerja keras, maafkan aku." balas Taeyong menyalahkan SuA, "Lebih baik kau diam saja," ia melanjutkan pelan pada wanita yang mencondongkan tubuhnya ke depan, melihat layar komputer dengan intens.
"Apa bedanya buatku, bicara atau pun diam, sama saja bagi mereka... kecuali kau."
Perkataan SuA ada benarnya juga, begitulah akhirnya Taeyong menggeleng tak yakin akan dirinya yang memang telah mengganggu rekan kerja lain. Ia membaca alamat tempat tinggal, dahinya mengerut seolah pernah kesana. Benar saja, rumah ini pernah dikunjunginya bersama reporter lain yang juga ingin mengetahui perihal kecelakaan yang menimpa keluarga tersebut.
~ ~ ~
"Aku meninggal dalam sebuah kecelakaan?" tanya SuA dengan lemah di halaman depan kantor satu jam kemudian.
Koran lama dilipat kembali oleh Taeyong, dia ingat pernah menangani kasus itu dua tahun lalu dan melaporkan bahwa tiga orang dinyatakan meninggal, satu di antaranya tidak ditemukan jasadnya dan satu orang selamat. Dia adalah kakak SuA, yang kini menjabat sebagai presdir utama menggantikan ayahnya.
"Kim Suho, tampan, muda dan cerdas... banyak menarik perhatian media massa karena prestasinya dalam menangani krisis yang terjadi di perusahaan setelah ditinggal pergi pendirinya." ujar Taeyong menatap tak percaya sosok wanita di sebelahnya. "Dan kau adalah adiknya, Kim SuA... yang pada kecelakaan terjadi tubuhnya dinyatakan terbakar tanpa si..."
"Hentikan!" sela SuA tak ingin mendengar lebih lanjut apa yang terjadi pada tubuhnya, air wajahnya berubah sedih dan ia pun menangis. "Kim SuA malang sekali nasibmu."
"Kau menangisi dirimu sendiri... jadi karena itu kau berada di hutan Jeonju," ucap mengerti Taeyong, ia juga merasa kasihan pada SuA dan mencoba untuk memberikan tepukan kecil dipundaknya. "Oh, aku lupa kalau kau hantu." ia urung melakukannya dan hanya menyuruh gadis itu agar berhenti menangis.
Setelah SuA meyakinkan bahwa di siang hari tak banyak hantu yang menampakan diri, ia bergegas pergi. Sementara Taeyong mengulang penyelidikannya tentang kecelakaan dua tahun silam yang dialami sebuah keluarga harmonis di Kota Jeonju. Mungkin saja ada yang terlewatkan, dia juga bisa mendapatkan berita dari kasus dingin tersebut.
***
Meski tak mengingat kecelakaan yang menimpanya, Kim SuA tetap bersemangat untuk mengunjungi kakaknya. Dia tak usah repot-repot menghindari penjaga apalagi harus memiliki tanda pengenal untuk masuk ke perusahaan yang baru diketahuinya sebagai peninggalan sang ayah. Beberapa waktu lalu ia sama tak percayanya seperti Taeyong yang tak menyangka bertemu putri bungsu pendiri KS Company.
Mirisnya pertemuan mereka tidaklah senormal biasanya. SuA yang seorang hantu setidaknya merasa beruntung dapat bertemu dengan manusia seperti Taeyong, sedangkan lelaki itu nyaris tak mau berhubungan dengannya, andai saja hantu-hantu lain tak mengganggunya.
SuA akui sangat berterima kasih pada para hantu itu yang sebenarnya ia suruh untuk mengganggu Taeyong, hantu mana yang tak takut padanya... dia membual soal penghuni hutan Jeonju terkuat.
"Oppa ... Suho Oppa!"
"Oh, Uri Dongsaeng yeppeuni (Adik cantikku)!"
Betapa tak percayanya SuA mendengar perkataan Suho, mungkinkah dia juga dapat melihatnya sama halnya seperti Taeyong. Senyumnya merekah saat lelaki itu berjalan mendekat, dan diwaktu yang sama pula harapannya dihempaskan begitu saja. Suho menembusnya.
"Iya, tidak mungkin dia melihatku." ucap kecewa SuA, ia berbalik hendak melihat siapa yang dipanggil adik oleh kakaknya itu. "DIA!" ia menambahkan dengan antusias.
"Chaekyung-ah kenapa tidak bilang dulu kalau kau mau berkunjung ke sini?" kata Suho menyambut wanita yang sudah dia anggap sebagai adiknya, mereka mulai dekat karena Jaehyun yang mengenalkan keduanya satu tahun lalu.
SuA sudah berada di antara mereka, melihat iri pada Chaekyung. "Selain mengenal lelaki tampan berhati baik itu, ternyata kau juga dekat dengan kakakku..." kata SuA selagi tatapannya beralih pada seorang lelaki jangkung yang baru memasuki lobby.
"Hei, Hyung (Kakak, panggilan lelaki pada lelaki yang lebih tua)." Jung Jaehyun tersenyum menyapa Suho, "Chaekyung bilang merindukanmu, jadi aku mengantarnya ke sini."
Chaekyung mengangguk. Dan lagi SuA menatap iri saat tangan Suho mengacak pucuk rambut gadis itu, sambil berkata, manis sekali.
"Oppa, jangan menyentuh rambutku!" protes Chaekyung segera merapihkan anak rambut yang menghalangi wajahnya, "Aku ini sudah dewasa dan sebentar lagi akan segera menikah." ia melanjutkan sembari melirik Jaehyun di sebelahnya.
"Kau benar-benar mirip dengan SuA," Suho memperlihatkan wajah sedihnya, SuA menoleh dan semakin yakin bahwa awalnya posisi Chaekyung ditempati olehnya. "Maaf, seharusnya aku tidak bicara seperti itu..."
Jika sudah begini, Jaehyun dan Suho akan mulai mengingat bagaimana seorang gadis yang mereka sayangi meninggal. Begitu-pun dengan hubungan rumit dengan Yoon Chaekyung yang baru terjalin selama satu tahun ini.
Perasaan tak enak kembali dirasakan Chaekyung. "Tidak apa-apa, anggap saja aku adikmu SuA, jika itu membuatmu lebih baik." dan dengan spontan ia selalu berkata sama, agar Suho memperlakukannya seperti seorang adik.
Ingin rasanya SuA mengambil alih posisinya kembali, kenapa juga wanita itu harus menjadi penggantinya. Dia mulai tak suka mengetahui hubungan tersebut, terlebih lagi saat mengetahui Jaehyun adalah kekasihnya sebelum menjadi tunangan Yoon Chaekyung. Mereka telah dijodohkan beberapa bulan lalu dan Suho sangat senang karena akhirnya Jaehyun dapat melupakan adiknya, SuA.
***
Saat ini di toilet wanita, Chaekyung sedang menata penampilannya. Dia juga mengatakan ketidaksukaannya terhadap sikap kedua lelaki itu yang selalu menyamakannya dengan gadis bernama SuA, yang diketahuinya sebagai adik Suho sekaligus kekasih Jaehyun yang meninggal dua tahun lalu.
"Mereka sama sekali tidak memikirkan perasaanku, mau sampai kapan kalian menganggapku sebagai Kim SuA." ujar Chaekyung menatap pantulan dirinya di cermin.
Di sebelahnya hantu berwajah pucat itu menanggapi. "Benar, pasti kau tidak menyukainya... aku jadi merasa bersalah karena sempat tak menyukaimu tadi." kata SuA terbersit keinginan untuk mengambil alih tubuh Chaekyung.
Tentu ini kesempatan baik untuknya agar dapat mengucapkan salam perpisahan, dan meminta kakaknya untuk tidak menganggap orang lain sebagai pengganti dirinya. "Bagaimana, bukankah dengan begitu kau akan menjadi dirimu sendiri tanpa harus disamakan denganku!" seru SuA menatap betapa cantiknya wajah Chaekyung saat dengan anggunnya memoleskan bedak dipipi putihnya.
Selanjutnya Chaekyung keluar dengan sangat riang, dia mengayunkan tas tangannya, berjalan menghentakan higheels sembari sesekali menyapa para pekerja di kantor tersebut yang memang sudah mengenal dia sebagai putri tunggal Yoontae Corporation dan juga orang yang dekat dengan atasan mereka.
"Tubuhnya terasa ringan, jhoa!"
SuA menyukainya, ia benar-benar bisa berinteraksi dengan banyak orang. Dia tak tahu kalau seorang Yoon Chaekyung tidak pernah melakukan seperti apa yang sekarang dilakukannya. Membantu mengambilkan file yang terjatuh, apalagi mengumbar senyum sambil menyapa ramah orang-orang di sekitar.
***
Di ruangan bernuansa kalem dengan warna dinding krem-nya, dua orang lelaki sedang sibuk berbincang. Di atas meja sepanjang satu meter sudah tersedia tiga mangkuk jjajangmyeon yang beberapa saat lalu mereka pesan. Suho terlihat tertawa saat Jaehyun menceritakan betapa konyolnya seorang wanita anggun seperti Chaekyung ketika mendapati seekor kecoa.
"Dia akan meloncat-loncat, menaiki kursi, sofa bahkan meja sekali-pun!" Jaehyun menjeda kemudian segera menambahkan. "Hyung belum pernah mendengar dia memaki bukan, aku sampai terkejut dibuatnya... dan satu lagi dia akan bersembunyi di balik tubuhku sambil menarik bajuku,"
"Chaekyung tetaplah Chaekyung, jelas dia berbeda dengan SuA yang sama sekali tidak takut pada serangga apa pun... dia bahkan berani memegang seekor laba-laba dan menakutiku." kenang Suho menghela napas keras.
Di depan pintu ruangan, Chaekyung yang tubuhnya tengah dimasuki SuA berdiri mematung, dia tahu bahwa kakaknya tidak bisa mendapatkan adik seperti dirinya meski ingin. Setelah menarik napas kemudian menghembuskannya secara perlahan, SuA mendorong pintu dan berlaga seperti Yoon Chaekyung yang ia tahu sebagai wanita anggun dan manis.
"Lama sekali, jjajangmyeon-nya hampir lembek." kata Suho menyadari kehadiran Chaekyung.
Wanita itu duduk di sebelah Jaehyun yang sudah menyiapkan sumpit beserta mie hitamnya. "Cepat makan, bukankah kau sangat menyukai jjajangmyeon." ujar Jaehyun menyodorkan sumpit.
Siapa yang tidak menyukai perhatian yang diberikan lelaki seperti Jaehyun, dan SuA akui kekasihnya itu sangat mempesona. Dia pasti akan menjadi wanita paling bahagia ketika menikah dengannya nanti, sayang sekali... Bahkan dirinya tidak mengingat satu pun kenangan tentang kehidupannya sebagai Kim SuA.
***
Suara air mendidih menyadarkan pemilik rumah bahwa dia sedang bersiap untuk membuat makan malamnya. Koran beserta potongan artikel-artikel tertempel di boardwhite, garis-garis merah yang dibuat Taeyong juga saling menghubungkannya. Spidol dilempar sembarang, tatkala ia bergegas menuju dapur.
Tangannya segera meraih rak gantung, membukanya dengan terburu lalu mengambil sebungkus ramyeon pedas. Taeyong membuka plastik tersebut, memasukan mie ke dalam panci. Wangi makanan instan itu menyeruak dalam ruangan setelah bumbu ia tabur, tak butuh waktu lama mie pun matang.
"Bekerja seharian membuat perutku kelaparan," kata Taeyong sembari meletakan panci di atas buku tebal, dilihatnya meja yang berantakan. "Memangnya ada sesuatu yang mencurigakan dari kecelakaan tunggal ini?" ia meragukan usahanya untuk menyelidiki kasus dua tahun lalu itu.
Pertemuannya dengan Johnny beberapa jam lalu seakan menambah dorongan untuknya menyelidiki kasus tersebut. Teman detektifnya itu juga merasa ada yang aneh dengan kecelakaan mendadak di jalanan sepi, saat itu tak ada seekor binatang pun yang terekam black box. Seperti apa yang pernah Taeyong alami.
Sumpit sudah mengapit mie, dari situ asap mengepul. Taeyong meniupnya, memakan mie dengan cepat. "Kenapa SuA belum muncul juga... ehhh apa pedulimu!" ia berbicara disela-sela menghabiskan ramyeon, berpikir keras akan kemungkinan yang mungkin terjadi.
"Tentu saja aku peduli, hari sudah gelap dan seharusnya saat ini dia menjagaku dari hantu-hantu menyeramkan." Taeyong menjadi paranoid, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan bahkan menunduk melihat kolong kasur.
Ting tong, ting tong
Suara bel rumah yang hampir tak pernah berbunyi mendadak mengagetkannya. Siapa lagi coba orang yang mengunjunginya malam-malam selain Doyoung, atau hantu...?
"Siapa itu?!" tanpa sadar Taeyong mengangkat penutup panci tinggi-tinggi. "Kim Doyoung jangan bercanda, kau itu tahu sandi rahasia untuk membuka pintunya jadi lebih baik buka sekarang atau aku...-"
Ting tong!
"Ini pasti hantu!" seru Taeyong yang sudah berdiri di balik pintu.
Sekarang malah terdengar suara seseorang mengetuk pintu pelan, semakin keras dan...
"LEE TAEYONG, APA KAU TIDAK ADA DI RUMAH!"
Kepala lelaki itu miring memikirkan siapa wanita yang berkunjung ke rumahnya, kakaknya tidak mungkin datang jauh-jauh dari Chuncheon. Apalagi ibu dan ayah yang tak ada kepentingan apa pun.
Setelah yakin bahwa di depan rumahnya adalah seorang manusia dan bukanlah hantu. Lagi pula mana ada hantu yang bisa menekan bel rumahnya... Taeyong membuka pintu, menyembulkan kepala hati-hati. Wanita itu tersenyum lebar, saking tak sabarnya menunggu ia pun mendorong pintu lebar-lebar.
"Lee Taeyong!" ia memanggil nama itu dengan haru memeluk lelaki yang memandangnya bingung.
Mendapat pelukan tiba-tiba seperti ini membuat Taeyong kesulitan untuk mengelak, "Yoon Chaekyung –sshi, apa yang kau lakukan?" tanyanya masih tak bisa melepaskan diri dari gadis yang baru sekali ia temui.
"Kau mengenal wanita ini?" syukurlah pelukan itu terlepas, jadi Taeyong tak perlu berusaha lebih lama lagi.
"Kita bertemu saat mobilmu mogok dan kau adalah orang yang menolongku di Jeonju." ujar Taeyong dibalas anggukan antusias.
"Iya, iya aku baru ingat kalau wanita yang mengendarai mobil malam itu adalah Yoon Chaekyung. Kebetulan macam apa ini, semuanya mengenal dia!"
Taeyong mengerutkan dahi, penglihatannya mengikuti kemana gadis itu berjalan. Hingga ia merebahkan diri di ranjang, "Kim SuA?" ucap Taeyong mengerjapkan matanya berulang kali.
Chaekyung mendadak terduduk, menatap Taeyong dengan berbinar. "Kau mengenaliku!" baru saja SuA akan kembali memeluknya, namun dengan sigap Taeyong menghindar.
"Sungguh luar biasa, orang-orang di sekitarku bisa mendengarku dan yang lebih menyenangkan adalah bisa menyentuh," SuA melihat kedua tangan milik Chaekyung, matanya menemukan ramyeon yang hampir lembek. "Sudah lama aku ingin memakan ramyeon!" dia juga sangat senang saat dapat memegang sumpit.
"Kau merasukinya..." kata Taeyong masih tak percaya dengan apa yang terjadi, ia juga sudah duduk kembali di sisi meja lain karena tempatnya sudah diambil alih oleh Chaekyung. "Benar kau ini Kim SuA, tapi tubuh itu bukan milikmu jadi kau tidak bisa memeluk sembarang orang!"
"Kau bukan sembarang orang, kau itu Lee Taeyong!" tukas SuA sembari mengunyah makanannya, "Dan sepertinya tubuh ini sangat cocok untukku, aku bisa bertahan lama dalam tubuhnya." ia melanjutkan kemudian menyeruput habis kuah ramyeon.
Pemilik makanan tidak protes sama sekali, ia lebih ingin tahu apa saja yang telah SuA lakukan dalam tubuh orang lain dan kenapa dia bisa memasuki tubuh tersebut, sampai bagaimana pertemuannya dengan sang kakak. Dengan senang hati SuA menceritakannya, bahkan dengan bangga membicarakan kekasihnya yang bernama Jung Jaehyun. Tentu saja Taeyong mengenal lelaki itu sebagai orang penting dari KS Company sebelum akhirnya beralih ke perusahaan saingannya yang ternyata milik keluarga Chaekyung.
Membuat ia semakin yakin bahwa ada sesuatu yang mencurigakan dari kecelakaan yang dialami SuA dan keluarganya. Disisi lain SuA merasa itu hanya kecelakaan biasa, lagi pula tidak ada bukti penyebab kecelakaan disengaja.
***
Malam semakin larut, langit hitam tanpa bintang tampak membuat seseorang terlihat menyeramkan dikeremangan malam tepat berdiri di bawah lampu jalan di sisi gang. Kim Doyoung berdiri sempoyongan, menahan tubuhnya dengan bersender di tiang lampu tersebut.
Berselang beberapa menit Lee Taeyong datang dengan diikuti Kim SuA yang terus merengek minta diizinkan tidur di rumahnya karena sudah terlalu malam untuk mengantar dia pulang. Selama itu juga SuA tidak berhenti menyentuh lengannya sambil melakukan aegyo, dan untuk kesekian kalinya Taeyong harus menepis tangan yang sebenarnya milik Yoon Chaekyung.
"Sudah aku bilang jangan seenaknya menyentuh tubuh orang lain, ingat itu bukan tubuhmu!" kata Taeyong agak kesal.
Langkah SuA terhenti, "Ini karena aku terlalu senang dapat menyentuh sesuatu yang selama ini tidak pernah bisa aku sentuh, pokoknya terima kasih karena telah mengingatkanku." sahut SuA berjalan mendahului Taeyong, ia menambahkan dengan sedih. "Pulanglah, biar aku yang urus tubuh ini."
"Dia bilang menyentuh sesuatu, jelas-jelas dia terobsesi dengan skinship... beraninya menepuk pantatku, aishhh Kim SuA tunggu aku!" rupanya yang membuat Taeyong kesal adalah perlakuan yang didapatnya dari gadis itu beberapa menit lalu saat menuruni tangga.
Dalam jarak lima langkah di depannya, SuA terlonjak kaget mendapati seseorang tiba-tiba menyeruduk tubuhnya. "Tolong aku," gumam lelaki itu terdengar sangat lemah.
Secepat mungkin Taeyong mendekati mereka. "Apa yang kau lakukan, cepat lepaskan dia!" tuntut Taeyong meraih lengan lelaki tersebut yang menarik ujung pakaian SuA, "KIM DOYOUNG!" ia terkejut ketika mengenali wajah tertunduk di bawah cahaya lampu jalan tak jauh dari rumah mereka.
"Taeyong-ah..." panggil SuA menggoyang-goyangkan lengan pria itu.
"Jangan sentuh aku!" sewot Taeyong yang sibuk memapah Doyoung, "Kenapa kau minum-minum sampai selarut ini?" tanyanya selagi SuA menatap takut pada sosok yang menempeli Doyoung.
"Ada hantu pria bermata satu di punggungnya Doyoung, aku tidak sanggup lagi untuk melihat mata berdarahnya itu..." SuA membisiki Taeyong yang langsung melepas pegangannya pada Doyoung sehingga lelaki itu terhuyung.
"Lakukan sesuatu," ucap pelan Taeyong bersembunyi di belakang SuA, tanpa sadar ia memegangi pakaian gadis itu yang kini sedang meliriknya sambil menyunggingkan senyum tipis. "Apa yang kau lihat, cepat jauhkan hantu itu darinya!" ia melanjutkan menatap ngeri hantu yang baru ia sadari keberadaannya.
***
Setelah mengantarkan Doyoung dengan aman, Taeyong kembali bersikukuh untuk mengantarkan SuA pulang. Dia memperingati agar hantu itu tidak merasuki tubuh Chaekyung terlalu lama, jangan melewati batasan dan cepat keluar dari tubuhnya sebelum ada orang yang menyadarinya.
Namun dengan santainya SuA berjalan mengikuti Taeyong yang tak tahu arah tujuan, ini sudah hampir satu jam mereka berkeliling di komplek mewah. Usaha Taeyong yang mencari alamat tempat tinggal Chaekyung juga tak berhasil, siapa yang tidak tahu bahwa putri tunggal keluarga Yoon memilih tinggal sendiri di apartemen.
"Berhentilah bersenandung, tunjukan dimana tempat tinggalnya." keluh Taeyong.
Masih dengan wajah cerianya, SuA mensejajarkan langkah dengan lelaki yang menurutnya semakin diperhatikan semakin tampan. "Sudah aku bilang berulang kali kalau aku tidak tahu, ayo sebaiknya kita pulang saja...-"
"Sebaiknya kau keluar dari tubuh itu, sekarang juga!" tegur Taeyong berkacak pinggang, dan detik selanjutnya kepala Chaekyung membentur dadanya otomatis ia memegangi tubuh setengah tersadar itu.
Dilihatnya SuA menghindari kontak mata dengannya, seolah tak mau tahu akan apa yang harus dilakukan Taeyong ketika berhadapan dengan Chaekyung nanti. Wajah memelas Taeyong tak dihiraukan oleh SuA yang menjelaskan lewat gerak-geriknya bahwa dia tidak bisa memberi bantuan apapun, berkata pelan tentang suaranya yang tak bisa didengar orang lain apalagi menyentuh.
Sedikitnya Taeyong merasa tersindir. "Yoon Chaekyung-sshi," ia mencoba menyadarkan gadis itu.
"Kenapa aku ada disini?" kata Chaekyung kebingungan melihat sekelilingnya.
Taeyong tergagap menjelaskan bagaimana ia bertemu dengan Chaekyung yang mengaku tersesat. Padahal seingat Chaekyung, dia tengah mengunjungi Suho diperusahaannya dan pergi ke toilet... setelah itu, tidak ada lagi yang dia ingat.
Dari situ SuA baru memberitahu bahwa Jaehyun ada rapat mendadak sehingga tidak bisa mengantarnya pulang, makanya dia menemui Taeyong. "Aku tidak tahu rumahnya, sungguh..." imbuhnya tersenyum kaku.
***
To be continued,
Sampai disini gimana menurut kalian? Sebenernya apa sih yang menimpa keluarga SuA? Tunggu part selanjutnya...
Yang sudah tekan bintang sama memberi komentar terima kasih ya^^
Alesta Cho.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro