Vol.3 Secret Journey - Part 3
Sebelumnya di SECRET JOURNEY: Joo Hee menyanyikan lagu ciptaannya di acara festival, saat itu juga dia menyatakan perasaannya pada Kyu Hyun. Orang-orang sibuk meneriakan agar Kyu Hyun menerimanya, sedang Soo Yeon menatap tak suka... ini sama sekali berbeda dengan festival dua tahun lalu yang diikutinya. Dan lagi entah kenapa Kyu Hyun pun menerima Joo Hee...
~ ~ ~ Happy reading ~ ~ ~
SECRET JOURNEY
Part 3
'Jangan sampai berubah menjadi lebih buruk'
"Lepaskan tanganmu," kata Kyu Hyun ketika sampai di tempat yang jauh dari pusat acara festival kampus.
Joo Hee segera menurutinya, ia bertanya dengan hati-hati. "Kau marah ya?"
"Bagaimana bisa aku tidak marah, kau sendiri tahu bahwa aku sudah memiliki yeojachingu dan kau masih bisa melakukan hal seperti tadi di hadapan banyak orang... apa kau tidak memikirkan perasaan Soo Yeon?" panjang lebar Kyu Hyun menahan diri untuk tidak mengeraskan suaranya. "Apa kau tidak berpikir bahwa kau itu sangat egois?"
"Waah kau membuat hatiku sakit, menurutmu apa alasanku sampai berani mengakui perasaanku padamu... itu karena aku menyukaimu, tidak, aku mencintaimu... dan kau bilang kalau aku egois," balas Joo Hee tak sabar, ia menambahkan dengan mata berkaca-kaca. "Pernahkan kau memikirkan perasaanku juga?"
Kini mereka tengah duduk di salah satu bangku yang berada di taman, mata Joo Hee terlihat sembab karena menangis sambil mengutarakan rasa bersalahnya. Dia janji tidak akan mengganggu hubungan Kyu Hyun dan Soo Yeon asalkan diberi kesempatan berkencan sebanyak tujuh kali.
"Tidak bisa..." tolak Kyu Hyun.
"Seluruh kampus mengetahui bahwa aku Song Joo Hee telah mengajakmu berkencan dan kau menerimanya, lalu apa masuk akal kalau kita tak terlihat bersama." kata Joo Hee selagi Kyu Hyun menghela napas panjang. "Aku terlalu malu untuk mengatakan yang sebenarnya, soal kau yang terpaksa menerimaku dan kalau kau sudah memiliki kekasih. Jadi... aku mohon bantu aku, setidaknya kita bisa berpura-pura sebagai pasangan. Hmm,"
Sungguh tidak bisa dipercaya apa yang tidak pernah dilakukannya dimasalalu, ternyata telah merubah segalanya. Dulu Joo Hee tak berani menunjukan perasaannya secara terang-terangan dan hanya menjalankan tugas sebagai figur kampus, sekedar berpoto bersama dengan Kyu Hyun untuk sampul sekolah dan menjadi pasangan sempurna yang diharapkan oleh banyak mahasiswa. Hingga suatu hari Kyu Hyun mengetahui akan perasaan Joo Hee dan mencoba menjaga jarak.
Berita Kyu Hyun dan Joo Hee yang berpacaran pun menyebar, terdengar sampai telinga Soo Yeon. Gadis itu sering sekali mengeluh pada pihak kampus yang selalu menjadikan mereka pasangan kampus ideal dan menyuruhnya menghadiri acara antar kampus sebagai perwakilan.
"Soo Yeon-ah kau dimana?"
Sudah hampir satu jam Kyu Hyun mencari Soo Yeon, namun tak terlihat sama sekali sosok wanita yang dicintainya itu. Mungkin dia sangat marah hingga tak menerima panggilannya bahkan sampai mematikan ponselnya.
***
"Kenapa kau tidak mengangkatnya?"
Pertanyaan itu langsung Soo Yeon pikirkan jawabannya, ya... kenapa dia tidak menerima panggilan dari Kyu Hyun dan malah mematikan ponselnya. Apa dia secemburu itu pada Song Joo Hee.
"Dengar semua orang membicarakan ajakan kencan Joo Hee Sunbae yang diterima oleh Kyu Hyun, bagaimana bisa dia menerimanya!" sembur Soo Yeon dapat segera dimaklumi. "Seung Jun-ah, apa itu berarti dia baru saja mengkhianatiku?"
"Jangan mengambil kesimpulan seperti itu, kau harus tahu dulu alasan mengapa Kyu Hyun menerimanya... jujur saja, kalau aku berada diposisinya, aku juga akan menerimannya..."
"Walaupun kau memiliki kekasih?" sela Soo Yeon.
"Yeah..." kata Seung Jun lambat-lambat.
"Yang benar saja!" desis Soo Yeon makin dibuat kesal.
Dering ponsel kembali terdengar. "Kyu Hyun menelepon," kata Seung Jun menunjukan ponselnya, lalu segera menyentuh tanda terima berwarna hijau dilayarnya. "Yeoboseyo (Halo)..."
***
Masalalu itu telah berubah, begitu jugakah dengan masa depan? Heo Soo Yeon mondar-mandir sambil menggigiti kukunya, ia bingung harus memberi jawaban apa atas pernyataan Kyu Hyun yang meminta pendapat tentang tawaran Joo Hee untuk berkencan dengannya sebanyak tujuh kali.
Park Seung Jun terlihat menyembulkan kepala disela pintu yang terbuka, mengkhawatirkan keadaan kedua sahabatnya.
Ia berkomentar pelan, "Kalau aku sih sudah pasti akan menerima ajakan kencan Joo Hee, lelaki mana yang bisa menolaknya..."
"AAAAKH, michigenae (membuat frustrasi saja)!" teriak Soo Yeon menghentikan langkahnya lalu melayangkan tatapan tajam ke arah Kyu Hyun yang otomatis terlonjak dari duduknya.
Di balik pintu Seung Jun tengah mengatur napasnya, dia juga pasti sudah gila karena berani menguping. "Memangnya aku tidak ada kerjaan apa, lebih baik aku pergi saja sebelum Soo Yeon marah-marah lagi..." kata Seung Jun berbalik menjauh dari pintu kamar, "Sulit berada di antara mereka, mencoba merelai tapi malah aku yang terluka..." ia menambahkan dengan diakhiri hembusan napas keras.
"Tidak bisakah kau tidak pergi berkencan dengannya, aku tidak mau melihat kalian bersama..." ucap putus asa Soo Yeon duduk di sebelah Kyu Hyun yang berekspresi sama, "Apa tidak ada cara lain untuk menghindarinya?" lanjutnya dengan sorot mata penuh harap.
"Kecuali aku mengakui kebohonganku dan membuatmu dalam masalah karena mendapat banyak perhatian, kau ingin seluruh kampus membicarakanmu dan membandingkanmu dengan Joo Hee Sunbae." jelas Kyu Hyun.
"Jadi kau ingin bilang kalau aku tidak cukup baik untuk dibandingkan dengannya..." marah Soo Yeon.
"Ayolah jangan mulai lagi, kau tahu aku hanya melihatmu dan kau adalah satu-satunya wanita yang aku cintai selain ibuku jadi..." kata Kyu Hyun mampu menenangkan kekasihnya, ia menempelkan telapak tangan ke dua belah pipi Soo Yeon dan meneruskan. "Biarkan aku mengurusnya, setelah itu aku akan kembali padamu seutuhnya... percayalah padaku, semua akan baik-baik saja."
Soo Yeon mengangguk pelan, sentuhan tangan di pipinya terasa hangat dan lembut. Anehnya dia selalu luluh jika Kyu Hyun sudah bersikap manis seperti itu. Mereka saling bertukar pandang lalu tersenyum memberi semangat, pada siapa lagi mereka bersandar selain mempercayai satu sama lain.
***
Kencan pertama Song Joo Hee dan Cho Kyu Hyun berlangsung di area kampus, dimana para mahasiswa lain memandang iri pada pasangan baru itu sambil berkata yakin akan hubungan mereka yang bakal bertahan lama. Tentu saja Joo Hee senang didoakan seperti itu, apa lagi ada yang bilang mereka akan sampai menikah dan hidup bahagia. Lain hal-nya dengan Kyu Hyun yang mendengus merasa bersalah pada Soo Yeon, dia khawatir kekasihnya itu mendengar omongan yang jelas tak mengenakan hati.
"Apa sikapku terlalu berlebihan?" tanya Joo Hee yang menyadari perasaan was-was lelaki di sebelahnya. "Kau pasti khawatir jika bertemu dengan Soo Yeon saat berkencan denganku," ia menambahkan dengan perasaan tak enak. "Kalau begitu kita sudahi saja kencan hari ini,"
"Joo Hee-ya..." panggil sebuah suara disusul dengan derap kaki yang mendekat, tak hanya satu orang yang datang tapi lebih. "Sekarang sudah punya pacar dan kau melupakan kami!"
"Kwon Na Ra, aku mohon jangan bilang begitu... aku baru mau mencari kalian kok," sanggah Joo Hee diselingi senyum ringan. "Iyakan Kyu?"
"Hmm," balas Kyu Hyun canggung.
"Tak usah merasa terbebani, lagi pula kita mengerti... pertama pacaran dengan Ji Hun, aku juga begitu!" kata gadis dengan rambut pendek bernama Hye Rim memukul pelan pundak Kyu Hyun, pandangannya teralihkan pada kehadiran dua sosok yang dikenalnya. "Bukankah itu wanita yang mengaku sebagai kekasihmu..."
Dari arah berlawanan Soo Yeon terlihat berjalan pelan ditemani Seung Jun. "Sudah aku bilang jangan lewat sini," desis Soo Yeon.
"Kapan kau bilang begitu." jawab Seung Jun tak mau disalahkan.
Siapa yang tidak kesal ketika melihat kekasih sendiri berkencan dengan wanita lain dan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Soo Yeon tak pernah membayangkan akan mengalami keadaan konyol seperti ini, disaat yang lain membicarakan kekasihnya begitu cocok dengan wanita lain.
"Syukurlah kalian cuma berpura-pura, aku tidak yakin saat mendengar kalian berpacaran... jujur saja lelaki sepertimu lebih pantas dengan Joo Hee." kata Hye Rim yang segera mendapat pukulan kecil dari Yeo Reum.
"Dia bisa mendengarnya," bisiknya melirik Soo Yeon dan Seung Jun yang semakin dekat.
"Dia temanku, jadi tolong kalian lebih menghargainya," kata Kyu Hyun selagi Soo Yeon dan Seung Jun berjalan melewatinya.
"Cih, teman... aish Cho Kyu Hyun kau selalu keren!" ujar Soo Yeon setelah berada sepuluh langkah di belakang mereka.
"Keren apaan!" dercak Seung Jun tak mau mengakuinya.
***
"Apa sekarang dia masih keren?" tanya Seung Jun keesokan harinya.
Sekeras apa pun dia menolak ajakan Soo Yeon untuk mengawasi kencan kedua yang dilakukan Kyu Hyun akibat perjanjiannya, tetap saja tak berhasil dan kini membuatnya harus berpakaian aneh serba misterius yang malah mengundang banyak perhatian dari sekitarnya.
"Hmm neomu (sangat)," singkat Soo Yeon dari balik daftar menu yang semenjak lima belas menit yang lalu masih dipegangnya.
"Yang benar saja, kau akan terus seperti itu dan tidak memesan apa pun?" desak Seung Jun entah untuk keberapa kalinya, ia menyeruput minumannya dan menambahkan. "Bagaimana bisa dia menolak makanan dari Joo Hee Sunbae,"
"Jelas itu karena Heo Soo Yeon, dia ingat padaku makanya tak bisa menerima sesuap makanan pun dari tangan wanita lain... kau tidak akan pernah tahu perasaan itu sebelum berpacaran," jelas Soo Yeon sembari mengintip dengan hati-hati melalui daftar menu yang sebelumnya sempat diminta oleh karyawan restoran dan dia tidak mau memberikannya.
Satu jam berlalu dan mereka masih berada di cafe, Kyu Hyun sama sekali tak terlihat bosan dengan kencannya. Membuat Soo Yeon berpikir kira-kira apa yang mereka bicarakan, sampai menghabiskan waktu cukup lama setelah selesai dengan makanan mereka. Bahkan Seung Jun sudah menguap berulang kali dan terpaksa memesan kopi.
Setengah jam berikutnya Joo Hee berdiri dari duduknya, diikuti Kyu Hyun, mereka menuju pintu restoran dan segera saja Soo Yeon menyembunyikan dirinya di kolong meja berpura mengambil sesuatu. Berbeda dengan Seung Jun yang menenggelamkan wajahnya di atas meja seperti sedang tidur di kelas dengan pelajaran membosankan.
"Seung Jun-ah mereka keluar, kita juga harus bergegas!" tukas Soo Yeon menggoyang-goyangkan tubuh lelaki itu.
Hanya bisa menghela dan bangkit dari duduknya, Seung Jun berjalan malas mengikuti Soo Yeon yang antusias.
Jam berikutnya Seung Jun sudah tidak tahan, dia juga punya sesuatu yang harus diurus. "Soo Yeon-ah, kita hentikan saja sampai di sini... kau percaya pada Kyu Hyun, jadi itu sudah cukup!" kata Seung Jun enggan melakukannya lagi.
"Memang benar aku mempercayainya, tapi aku tidak bisa percaya pada Joo Hee Sunbae..." desah Soo Yeon tak bisa melepaskan pandangannya dari kedua orang yang sedang bermain di taman bersama anak-anak. "Lihatlah mereka mulai dekat!"
Seung Jun menghela napas lelah, "Mereka memang bisa dekat tapi tidak bisa sedekat hubungan kalian, ingat Kyu Hyun tak pernah berpaling darimu selama ini, jadi mana mungkin..."
"Baiklah, hari ini cukup sampai di sini, ayo aku akan mentraktirmu es serut!" ajak Soo Yeon berpikir positif dan pergi menjauh dari taman bermain.
Dari ayunan yang didudukinya, Joo Hee melihat kepergian mereka lalu menoleh pada Kyu Hyun yang sedang asyik mendorong ayunan di sebelahnya. Anak perempuan itu berteriak girang setiap kali ayunannya naik, jujur saja Joo Hee merasa kalah terhadap anak itu.
"Kyu Hyun-ah, dorongkan ayunan ku juga." katanya dengan wajah memelas.
Ayunan perlahan berhenti berayun, anak perempuan itu menoleh kasihan pada Joo Hee lalu berkata. "Oppa, sepertinya pacarmu cemburu... jadi biar aku coba permainan lain saja." Ia pun pergi menghampiri teman-temannya.
"Sunbae, mana bisa kau berkata seperti itu saat ada anak kecil," kata Kyu Hyun tanpa diminta lagi, ia sudah mendorong ayunannya. "Jangan terlalu banyak berharap padaku, nantinya kau akan lebih terluka." ia menambahkan ketika Joo Hee mulai tersenyum senang.
"Ahhh Cho Kyu Hyun... kau merusak kesenanganku saja, bisakah kita tidak membicarakan itu saat bersama," kata Joo Hee selagi ayunan bergerak pelan, "Cukup temani aku ketika aku memintanya, tidak apa-apa jika nantinya kau tidak akan menjadi milikku, setidaknya izinkan aku merasa bahagia saat bersamamu."
"Joo Hee Sunbae..."
"Dorong lebih kencang lagi!" seru Joo Hee, berpikir apa Soo Yeon akan cemburu jika melihat ini.
***
Bel rumah berbunyi, Soo Yeon bersemangat untuk membukakan pintu dan ketika melihat orang yang ditunggunya berada di depan gerbang ia segera berlari memeluknya. Kyu Hyun merasa energinya bertambah setelah seharian tak melihat Soo Yeon. Mereka menjadi jarang bertemu karena status Kyu Hyun sebagai pacar bintang kampus.
"Soo Yeon-ah, bogoshipo (Aku merindukanmu)." Bisik Kyu Hyun menggelitik telinga.
"Nado (Aku juga)..." balas Soo Yeon memandang wajah kekasihnya lekat-lekat.
Tiba-tiba saja suara batuk-batuk yang terdengar disengaja mengagetkan mereka.
"Eomma!" seru Soo Yeon melepas pelukannya.
"Sudah malam, cepat masuk ke rumah!" tegasnya melayangkan tatapan menyeramkan pada Kyu Hyun.
"Selamat malam sieomeoni." sapa Kyu Hyun mendapatkan tatapan lebih tajam, dia selalu lupa dengan panggilan ibu mertua yang seharusnya tidak dilontarkan.
"Aku baru sebentar bertemu dengan Kyu Hyun, jadi Eomma..."
"TIDAK! Kau harus masuk sekarang juga," kata Nyonya Heo melihat Kyu Hyun dan melanjutkan."Dan sebaiknya kau pulang." katanya tak memberi keringanan untuk mereka saling melepas rindu lebih lama lagi.
"Kyu Hyun-ah sampai jumpa besok." kata Soo Yeon sulit untuk pergi, hingga ia harus mendapat dorongan pelan dari ibunya. "Hati-hati di jalan!" imbuhnya ditarik untuk masuk rumah.
***
Semua berjalan dengan lancar, Soo Yeon pikir dia tidak usah mengkhawatirkan masalah yang belum tentu akan terjadi. Terlebih dia yakin pada cintanya Kyu Hyun, di malam hari mengunjunginya setelah kencannya berakhir. Tak mungkin juga Kyu Hyun akan terpikat oleh Joo Hee yang gencar mengeluarkan daya tariknya setiap mereka pergi berkencan.
Dan kali ini mereka memilih tempat kencan ketiga di pusat perbelanjaan Dongdaemun. Joo Hee menawarkan kaos pasangan yang segera saja ditolak oleh Kyu Hyun. Di balik pohon Soo Yeon kegirangan karena pacarnya itu terus bersikap dingin, lagi-lagi Seung Jun malah menggerutu dengan seberapa lama sahabatnya itu akan terus menolak Song Joo Hee.
"Sudah aku bilang dia itu lelaki setia." kata Soo Yeon memandang terharu Kyu Hyun yang sedang mencoba topi pemberian Joo Hee.
"Setia apanya... lihat dia mulai tersenyum dan berpose dengan topi pilihan Joo Hee Sunbae!" seru Seung Jun berjongkok di balik tong sampah.
"Sebenarnya kau itu ada dipihak siapa sih?" sungut Soo Yeon mulai tak suka mengikuti acara kencan kekasihnya.
Seung Jun berdehem. "Maaf, aku terlalu bersemangat karena sudah lama tidak pergi berkencan..."
Akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti membuntuti Kyu Hyun dan Joo Hee, berjalan lemas sepanjang Jembatan Jamsu. Seung Jun tidak berani mendekati Soo Yeon, dia takut menjadi pelampiasan kemarahannya. Tapi tak bisa juga membiarkan sahabatnya itu terus-terusan dalam mood buruk.
"Kyu Hyun akan setia pada satu wanita, dan dia adalah kau, Heo Soo Yeon... jadi jangan terlalu dipikirkan, mungkin saja Kyu Hyun tersenyum karena menyukai topinya," ucap Seung Jun hati-hati.
"Bukan itu masalahnya..."
"Lalu apa?"
"Kau tidak lihat setelah itu mereka memilih-milih kalung, dan, dan... Kyu Hyun mengepas satu kalung pada leher Joo Hee Sunbae!" ujar Soo Yeon sembari menghentak-hentakan langkahnya.
"BENARKAH!" kata Seung Jun keras-keras. "Wah daebak (Ucapan kekaguman)!" ia menambahkan dengan takjub. "Apa itu artinya Kyu Hyun sudah terkena panah dari cupidnya..."
Mendadak hentakan kaki Soo Yeon terhenti. "YA, PARK SEUNG JUN!" bentaknya.
"Kau bilang percaya padanya, jadi berhentilah bersikap seperti ini!" balas Seung Jun tak kalah kerasnya, "Aku tidak mau melakukannya lagi!" lanjutnya sembari melempar topi penyamarannya lalu pergi.
Soo Yeon mengambil topi, dilemparkannya pada Seung Jun dan berteriak kesal. "Menyebalkan!"
***
Jam hampir menunjuk angka sepuluh saat pintu flat dibuka oleh Cho Kyu Hyun, dan penghuni di dalamnya yang tidak bisa tidur terlonjak dari sofa. Terburu menghampiri teman serumahnya itu dengan perasaan menyesal akan kepeduliannya pada hubungan sahabatnya.
"Kalian benar-benar membuatku khawatir, jangan tanya kenapa aku belum bisa tidur karena aku tak yakin dengan jawabannya." sembur Seung Jun.
"Sebenarnya apa yang mau kau katakan?" kata Kyu Hyun santai.
"Kedua kalinya Soo Yeon mengajakku untuk mengawasi kencanmu bersama Joo Hee Sunbae... dan hari ini kau ketahuan membelikan kalung untuknya, ayolah bro... kau bilang akan menikah dengannya jadi jangan membuatnya terus meragukanmu!" cerocos Seung Jun yang langsung dimengerti oleh lawan bicaranya.
Tanpa berpikir panjang Kyu Hyun segera keluar rumah, meninggalkan kehampaan tak berarti dalam diri Seung Jun. Bisa-bisanya dia ikut campur dengan percintaan orang lain, sampai bersedia mendapatkan perlakukan semacam ini.
"Tunggu saja sampai kalian berterima kasih karena dukungan penuhku pada hubungan kalian!" decak Seung Jun.
***
Layar ponsel terus berkedip tanpa mengeluarkan suara dan getar. Pemilik ponsel sedang berguling-guling di atas kasur, memikirkan kenapa kekasihnya belum menghubungi. Tak sengaja ia melihat benda persegi itu berkedip, buru-buru meraihnya, namun seperkian detik kemudian dia merasa ragu. Haruskah diangkat? Tak lama setelah panggilan berhenti ada sebuah pesan masuk,
'Aku berada di depan rumahmu'
Soo Yeon tidak bisa mengabaikannya. Melangkah hati-hati ketika melewati kamar ibunya dan membuka pintu sepelan mungkin.
"Sudah selarut ini kenapa kau kemari?"
Mendengarnya Kyu Hyun segera mengalihkan pandangan pada Soo Yeon.
"Yeobo (Panggilan sayang suami istri)," kata Kyu Hyun tersenyum lembut, "Jika kau ingin mengawasiku seharusnya awasi aku sampai akhir," lanjutnya menunjukan kalung dengan bandul huruf 'KS' di dalam tanda cinta. "Untukmu,"
"Jadi kau membelinya untukku?" kata Soo Yeon tersipu malu, dia sudah berpikir macam-macam dan selalu saja mengecewakan. "Maaf," imbuhnya menundukan kepala.
Kyu Hyun memegang dagu Soo Yeon agar gadis itu mengangkat kepalanya, "Aigoo, kau manis sekali." katanya sembari mencubit gemas hidung Soo Yeon. "Lain kali tak perlu meragukanku, aku sudah berjanji padamu dan ini tidak akan lama... fokus saja pada meminta restu ibumu, dan aku juga akan begitu."
Lega sekali karena kesalahpahaman itu cepat berlalu, Soo Yeon ingat janji itu tapi dia masih belum menerima kencan yang harus dilakukan kekasihnya sebanyak tujuh kali. Meski sudah menyetujuinya, dia tetap tak tenang dan tak sepantasnya dia meragukan kesetiaan Kyu Hyun.
"Kau tidak akan memakaikannya?"
Tanyanya dibalas gelak tawa renyah dari Kyu Hyun, "Tentu saja aku akan melakukannya," kata Kyu Hyun mendekatkan wajahnya pada Soo Yeon yang segera menahan napas, hal itu membuat Kyu Hyun tersenyum jail dan semakin mendekatkan wajahnya pada Soo Yeon.
Gadis itu mengeluarkan napas keras dengan mata membelalak mendapat kecupan singkat di bibirnya. "Yaa, apa yang kau lakukan!"
"Mencium istriku." ucap Kyu Hyun ringan merapihkan rambut istri masa depannya, "Kau ingat kita pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya, bedanya aku mendapatkan kalung inisial ini saat berjalan di jembatan dan tak sengaja melihatnya."
"Ooh aku ingat," seru Soo Yeon. "Saat itu kita akan pergi piknik bersama Seung Jun, dan kau diam-diam membawaku pergi membiarkannya menyiapkan makanan sendirian."
"Ayo kita jalan-jalan di sekitar komplek," Kyu Hyun meraih tangan Soo Yeon, menggenggamnya. "Kau ingat kapan kita pergi piknik?"
Mereka berjalan di bawah langit hitam dengan sinar bulan, beberapa remaja menyebutnya 'Moonlight Date'.
"Bukankah itu besok," kata Soo Yeon berusaha mengingat.
"Kalau begitu ayo kita pergi piknik besok."
"Bersama Seung Jun?"
"Apa seharusnya kita tidak mengajaknya?"
***
Esok harinya di taman tak jauh dari Sungai Han, Park Seung Jun sedang menggerutu soal makanan yang tengah disiapkannya. Tak ada yang berniat menanggapinya selain keramaian orang-orang di sekitar. Teriakan seorang anak yang memanggil ayahnya untuk menangkap bola, setiap langkah orang-orang yang sedang lari pagi, suara khas dari sepeda dan yang paling mengganggu menurut Seung Jun adalah perdebatan tak penting Kyu Hyun dan Soo Yeon tentang tokoh mana yang akan mati dalam komik misteri yang sedang mereka baca bersama.
"Mereka pikir aku pembantu apa," sungutnya memakan roti sandwich besar-besar.
"Kyu Hyun-ah!"
Akhir-akhir ini suara itu selalu terngiang di telinga Soo Yeon, suara dari wanita menyebalkan yang mengajak pacarnya berkencan.
"Joo Hee Sunbae?!" ucap tak percaya Seung Jun dengan mulut penuh makanan.
Saat itu juga Soo Yeon ingin memaki, tapi ia harus menahannya dan bersikap biasa saja jika tidak ingin memiliki musuh.
"Aku sedang lari dan kebetulan melihat kalian, waaah makanannya terlihat enak." kata Joo Hee. "Boleh aku bergabung?"
"Tida..."
"Tentu saja boleh!" Seung Jun membuat ucapan Soo Yeon terhenti. "Aku yang menyiapkan ini semua, cobalah..." kata Seung Jun menyodorkan roti sandwich yang sebenarnya Soo Yeon-lah yang membuatnya dan dia hanya tinggal menatanya.
"Beraninya kau menawarkan makananku padanya," ucap pelan Soo Yeon membuat Seung Jun bergidik takut.
"Kyu Hyun-ah cobalah tomat cherry-nya sangat segar dan manis." kata Joo Hee menyuapkan buah tersebut sehingga tak bisa Kyu Hyun tolak, lebih tepatnya yang terjadi adalah Joo Hee sudah menyodorkan cherry pada mulut Kyu Hyun.
Piknik hari ini tidak berjalan seperti dulu, benar kembalinya mereka ke masalalu membuat masalalu itu sendiri berubah. Jika dibiarkan begitu saja maka semuanya akan berubah termasuk masa depan.
"Joo Hee Sunbae..." panggil Soo Yeon tak ingin kenangan manisnya berubah, "Apa kau tidak melihat bahwa sejak tadi aku di sini, kau tahu aku adalah kekasihnya tapi kau masih bisa mendekatinya di hadapanku?" kata Soo Yeon tak habis pikir.
"Ah mian (maaf)... kalau begitu aku akan menganggap ini satu kali kencan,"
"Kau bercanda? Hari ini adalah kencanku dengannya lalu kau tiba-tiba muncul dan bilang bahwa kau ikut berkencan juga!" kesal Soo Yeon.
Ini benar-benar diluar dugaan, Kyu Hyun dan Seung Jun saling pandang, lalu menggeleng bersamaan.
"Hentikan perjanjian kencan itu dan katakan bahwa kau putus dengan Kyu Hyun," imbuh Soo Yeon.
"Tidak mau, aku akan tetap memintanya kencan denganku sampai kencan ketujuh baru setelah itu aku akan mengumumkan bahwa aku telah memutuskan Kyu Hyun. Kecuali kalau kau ingin disebut sebagai perusak hubungan kami," kukuh Joo Hee tak mau kalah.
"Di sini yang perusak hubungan orang lain itu, KAU!" teriak Soo Yeon.
Seung Jun mulai cemas. "Lakukan sesuatu," desaknya pada Kyu Hyun yang masih bergeming.
"Apa yang harus aku lakukan..." panik Kyu Hyun merasa tidak bisa masuk dalam pertengkaran wanita yang disebabkan olehnya.
"YA! Aku hanya berusaha dekat dengannya dan tidak berniat merusak hubunganmu, jadi aku tidak salah apa pun!" sanggah Joo Hee.
"Dasar tak tahu malu!" geram Soo Yeon menarik rambut Joo Hee.
Joo Hee menjerit kesakitan dan balas menarik rambut Soo Yeon. Mereka saling meracau tak jelas, membuat Seung Jun dan Kyu Hyun kesusahan memisahkan mereka. Sampai-sampai mereka tak sengaja melayangkan tinju pada Seung Jun hingga terjatuh, barulah pertengkaran itu terhenti.
"Waaah, masalah kalian kenapa aku yang kena imbasnya," ucap lemah Seung Jun sambil meringis menahan sakit ketika menarik sudut bibirnya yang berdarah, di sisi kanan kirinya Kyu Hyun dan Soo Yeon merasa tak enak pada apa yang menimpa sahabatnya.
"Piknik ini adalah acara kencan kalian, dan aku seperti orang bodoh ikut dalam acara yang aku anggap piknik persahabatan!" rutuk Seung Jun.
"Seung Jun-ah, maafkan kami," kata Kyu Hyun memandang takut-takut ke arah teman serumahnya.
Mendapatkan anggukan bersalah pula dari Soo Yeon. "Sungguh aku tak bermaksud menyinggung perasaanmu dengan berkata seperti itu," sesalnya.
"Sekarang ini aku sangat tersinggung, jangan mengikutiku lagi! Issh, Jjajeungna (Menjengkelkan)!" desis Seung Jun melangkah lebar-lebar membawa semua kekesalannya.
"Seung Jun-ah! Kau mau kemana!" kata Soo Yeon lalu menoleh pada Kyu Hyun seolah bertanya sekarang mereka harus bagaimana, mereka saling pandang dan menghela napas bersamaan.
***
To be continued,
Apa yang akan kalian lakukan jika di posisi Seung Jun? Sampai di sini adakah di antara readers yang ingin menjadikan SECRET JOURNEY sebagai cerita bersambung yang lebih panjang?
Alesta Cho.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro