Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Vol.3 Secret Journey - Part 2

05/05/2018

"EOMMA!"

"Kau juga tidak diijinkan bertemu dengannya terutama di dalam kamar!" bentak Nyonya Heo.

"Itu berarti kita bisa bertemu di tempat lain." senang Kyu Hyun.

"CHO KYU HYUN!" pekik Nyonya Heo menyuruhnya untuk cepat pergi

~ ~ ~ Happy Reading ~ ~ ~

SECRET JOURNEY

Part 2

'Lagu itu'

"Iya, kami sudah berpacaran semenjak SMA karena itu kami memilih universitas yang sama..."

Lega sudah perasaan Soo Yeon sekarang, dia tersenyum melihat seberapa keren kekasihnya mengakui hubungan mereka. Dulu mereka harus bertemu secara diam-diam, membiarkan kesalahpahaman antara Kyu Hyun dan Joo Hee yang dinobatkan sebagai pasangan kampus. Tapi sekarang mereka sedikit membuat perubahan.

"Maka dari itu aku tidak bisa berjanji apa pun, karena takut akan melukai perasaannya..." kata Kyu Hyun yang jelas membuat Joo Hee kecewa dan teman-temannya ikut merasakan hal yang sama.

Mereka mulai membanding-bandingkan Soo Yeon dan Joo Hee. Bagaimana bisa Kyu Hyun menolak gadis seperti Joo Hee dan mempertahankan gadis yang tak jauh lebih baik darinya.

Dari tempatnya berdiri Seung Jun menahan teriakannya mendengar pengakuan Kyu Hyun, dia sama sekali tak menyangka sahabatnya itu akan berbicara sekeren itu, mematahkan pikiran buruk tentang tak mengakui Soo Yeon dan dengan jahatnya mengatakan bahwa mereka hanya sahabat.

"Kau lihat wajah Joo Hee, dia sangat terluka dan merasa malu... bagaimana bisa kau menolaknya di hadapan teman-temannya!" antusias Seung Jun berjalan memasuki café, ia meneruskan. "Karena itu aku akan mentraktir kalian, merayakan kebebasan kalian dalam berkencan di kampus, pilih saja tempat duduknya biar aku yang memesan..."

"Dengan senang hati." tukas Kyu Hyun.

Mereka memilih duduk di dekat jendela, membicarakan apa yang baru terjadi dengan bahagia.

"Aku takut kalau kau akan berbicara bahwa kita hanya teman, atau lebih parah lagi dari itu..." ujar Soo Yeon mengatakan kekhawatirannya beberapa menit lalu, "Terima kasih." Ia menatap lekat-lekat wajah Kyu Hyun lalu mencubit hidungnya gemas.

"Terima kasih apanya, tentu saja aku harus mengatakan yang sebenarnya... setelah ini dia tidak akan bersikeras mendekatiku dan kita tidak harus terluka," kata Kyu Hyun menunjuk pipinya, "Ppoppo (cium),"

"Di sini terlalu ramai, nanti saja..." ucap pelan Soo Yeon membelai rambut Kyu Hyun sembari berkata. "Jareseo (Kau telah bekerja keras),"

"Harusnya aku tidak mentraktir kalian." kata Seung Jun melihat kedua sahabatnya iri, ia sudah akan memesan sebelum akhirnya melihat pekerja paruh waktu yang ditemuinya pagi tadi di kampus. "Kau?" tunjuknya pada wanita berkacamata yang sedang tersenyum ramah padanya.

***

"Eomma aku pulang..."

"Sore, sieomeoni (ibu mertua)." sopan Kyu Hyun agak membungkuk memberi hormat, namun tak mendapat sambutan baik dari Nyonya Heo.

"Sudah aku bilang jangan panggil aku sieomeoni, ingat kalian belum menikah!" sergah Nyonya Heo melipat kedua tangan di dada.

"Eomma harus mulai membiasakan diri dengan panggilan itu, bagaimana pun kami akan menikah." kata Soo Yeon mempersilahkan Kyu Hyun masuk lebih dalam ke rumahnya, "Jangan hiraukan Eomma..."

Nyonya Heo berdecak mencibir putri semata wayangnya, "Kalian baru bisa menikah lima tahun kemudian..." sahutnya membuat kedua pasangan muda itu cekikikan.

"Kita akan menikah lebih cepat dari itu." tukas Soo Yeon.

"Dimana Seung Jun?" tanya Nyonya Heo setelah tak mendapati lelaki yang juga sering berkunjung ke rumah.

"Dia bilang ada urusan penting, kita tidak tahu apa itu." balas Soo Yeon selagi menyiapkan alat makan.

"Kyu Hyun-ah kenapa kau selalu makan di sini?" Nyonya Heo tak habis pikir putrinya berlaga seperti seorang istri.

"Karena aku suka masakan sieomeoni," kata Kyu Hyun menerima mangkuk penuh nasi yang telah diambilkan oleh Soo Yeon.

Jika sudah seperti ini Nyonya Heo tidak bisa berkata-kata lagi, mereka terlihat bahagia menjalani kehidupan suami istri dan akhirnya hanya mengingatkan agar mereka membiarkan pintu kamar terbuka.

Saat ini Kyu Hyun tengah menelungkup membaca buku di atas kasur dengan Soo Yeon yang berbaring menjadikan punggungnya sebagai bantal. Mata Soo Yeon tertuju pada pintu kamar yang terbuka lebar, kenapa juga ibunya tak mengizinkan mereka untuk menutup pintunya.

Apa sih yang bisa mereka lakukan di rumah, paling hanya mengobrol karena pengawasan ketat yang dilakukan Nyonya Heo. Kecuali kalau mereka ingin secepatnya menikah, karena itu melakukan sesuatu untuk dijadikan alasan terjadinya pernikahan.

"Sekarang aku tidak punya alasan untuk menikah denganmu secepatnya, kau tahukan dulu saking kesalnya pada Joo Hee Sunbae kita merengek akan kabur dari rumah jika tidak dibuatkan undangan pernikahan..." kata Soo Yeon mengingat bagaimana pernikahannya dengan Kyu Hyun terlaksana akibat mereka ingin menunjukan bahwa Kyu Hyun dan Joo Hee bukanlah pasangan sebenarnya.

"Hmm kita kabur ke penginapan milik keluarga Seung Jun selama tiga hari, dan berhasil... betapa susahnya meyakinkan Seung Jun untuk ikut andil dalam rencana kita," tambah Kyu Hyun mendadak terdiam, mereka jadi teringat kecelakaan yang terjadi setelah acara pernikahan.

Beberapa saat suasana menjadi hening, Soo Yeon berguling berbaring di sisi Kyu Hyun dan mereka saling tatap lalu sama-sama menghela napas berat. Menebak pun tak akan bisa karena mereka tak tahu setelahnya apa yang terjadi. Kenapa mereka kembali ke masalalu? Pertanyaan itu kembali terngiang.

"Apa yang kau pikirkan?" kata Kyu Hyun menyimpan buku, satu tangannya menyangga kepala dan satunya lagi merapihkan rambut Soo Yeon yang menutupi sebagian wajahnya.

"Menurutmu apa yang harus kita lakukan di sini?"

Kyu Hyun mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar. "Di sini?" ujarnya tersenyum jail.

"Yaaa maksudku dimasa yang sudah berlalu ini! Dasar byeontae..." pekik Soo Yeon menggeser tubuhnya beberapa centi dari Kyu Hyun, namun lelaki itu semakin mendekat.

Ia berbisik pelan di telinga Soo Yeon, "Lagi pula kitakan sudah menikah,"

"Itukan dua tahun dari sekarang, jadi menjauhlah sebelum Eomma melihat." kata Soo Yeon menghindari kontak mata yang begitu dekat, wajahnya memerah akibat tersipu malu, dia gelagapan ketika wajah Kyu Hyun semakin mendekat.

"Kau bilang di cafe terlalu ramai jadi kita lakukan di sini saja, toh ibumu juga tidak mengawasi kita," usil Kyu Hyun memperpendek jarak.

Dalam hati Soo Yeon terus berkata tidak apa-apa karena mereka sudah menikah, dua tahun yang akan datang itu sudah pernah dialaminya. Maka acara bulan madu itu boleh dilakukan sekarang, jika seandainya mereka tidak bisa melakukannya di masa depan, bukankah ini ide bagus?

Akhirnya mata Soo Yeon terpejam, sedang detik itu Kyu Hyun belum memutuskan apa yang akan dilakukannya. Ia malah tersenyum melihat reaksi Soo Yeon dan dengan santainya memandangi wajah istrinya.

"YA! APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!"

Teriak Nyonya Heo mampu membuat Kyu Hyun dan Soo Yeon terbeliak, keduanya mendadak duduk tegak, saling menatap cemas.

"Eomma kita tidak melakukan apa-apa, jadi jangan terlalu marah." kata Soo Yeon memelas sekaligus meminta agar Nyonya Heo melepaskan telinga Kyu Hyun yang mulai memerah.

"Sieomeoni, aku janji tidak akan macam-macam pada Soo Yeon... jadi tetap izinkan kami bertemu." pinta Kyu Hyun selagi diseret keluar dari rumah.

Barulah di luar pintu Nyonya Heo melepaskan tangannya dari telinga Kyu Hyun, menyuruhnya untuk segera pergi dan jangan pernah datang kembali ke rumah. "Dan juga berhentilah memanggilku sieomeoni," Nyonya Heo kembali memperingatkan.

"EOMMA!"

"Kau juga tidak diizinkan bertemu dengannya terutama di dalam kamar!" bentak Nyonya Heo.

"Itu berarti kita bisa bertemu di tempat lain." senang Kyu Hyun.

"CHO KYU HYUN!" pekik Nyonya Heo menyuruhnya untuk cepat pergi, meski begitu keesokan harinya dia menyuruh Kyu Hyun datang untuk membujuk Soo Yeon keluar dari kamar.

***

"Aku bilang apa, Eomma tidak tahan marah lama-lama dan putri satu-satunya ini tak pernah dibiarkan sakit." kata Soo Yeon menghela, ia menambahkan dengan sedih. "Lalu bagaimana keadaan Eomma saat tahu anaknya kecelakaan, pasti dia sangat sedih... Eotteokhae Kyu Hyun-ah?"

"Hanya Eomeoni yang bisa mengatasi kesedihannya, mungkin ibuku bisa menghiburnya, anak mereka sama-sama terluka..." jawab Kyu Hyun.

"Semoga saja kita tak terluka parah," kata Soo Yeon berpikir positif, dia juga berpikir untuk menjadi anak yang lebih berbakti dan mendapatkan restu terlebih dulu sebelum menikah. "Apa menurutmu kita bisa merubah pemikiran orangtua kita?"

Mereka sampai di halte bus, duduk di kursi panjang yang sengaja disediakan untuk menunggu kendaraan yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan.

"Tentu saja, misi utama kita di sini adalah meminta restu dari orangtua... kita akan tetap menikah dua tahun yang akan datang namun dengan suasana dan kondisi yang lebih baik," jelas Kyu Hyun saat bus berhenti tepat di hadapan mereka. "Ayo kita naik!" ajaknya meraih tangan Soo Yeon.

***

FESTIVAL SEOUL ART UNIVERSITY 2015

Terpampang dengan jelas tulisan yang dapat dipercaya Kyu Hyun dan Soo Yeon bahwa mereka tengah berada di tahun 2015. Sekalipun masih terselip rasa tak percaya mereka tetap terjebak di tahun tersebut, dan Seung Jun yang tak tahu apa-apa terus menanyakan kira-kira akan semeriah apa acara tahunan ini. Dia juga penasaran dengan lagu yang akan dibawakan Song Joo Hee, beredar gosip bahwa tahun lalu setelah menyanyi di festival, wanita itu langsung mendapat tawaran menjadi trainee di agensi ternama namun ia menolak.

"Sayang sekali kenapa dia menolaknya, kalau aku pasti akan menerimanya!" kata Seung Jun menyayangkan keputusan Joo Hee, "Apa kalian bisa menebak lagu apa yang akan dinyanyikannya, atau ayo kita bertaruh!" lanjutnya bersemangat.

"Ide bagus..." setuju Kyu Hyun dan Soo Yeon yakin akan memenangkan taruhan.

***

Tak terpikir oleh Heo Soo Yeon akan mendapat masalah yang jauh lebih rumit dari sebelumnya, tepat dihari, ditanggal dan ditahun yang sama kejadian itu berulang. Dimana kehidupan kampusnya berubah drastis, kali ini pun dia tidak bisa menghindarinya. Setelah tugas-tugas kuliah selesai dan soal-soal yang diberikan para dosen berlalu. Ia harus menyelesaikan soal lain yang jauh lebih rumit dari pelajaran.

"AKU KALAH!"

Park Seung Jun berteriak frustrasi mengetahui lagu yang dinyanyikan Song Joo Hee berbeda dengan apa yang dipertaruhkannya. Berbeda dengan pasangan di sebelahnya yang bersorak senang karena dapat menebak judul lagu yang akan dinyanyikan senior-nya itu.

"Berikan uangmu." titah Kyu Hyun menagih taruhan yang dijanjikan Seung Jun.

Saat mereka asyik menghitung uang yang didapat, Joo Hee tersenyum ke arah Kyu Hyun yang menonton di barisan belakang. Ada sesuatu di balik senyumannya, pikir Soo Yeon ketika tak sengaja melihat ke arah panggung. Menit berikutnya ia melihat Joo Hee menuruni panggung sambil terus bernyanyi ceria, disambut sorakan histeris dari para penonton.

~

Itjanha baby baby narang sagwillae

(Sebenarnya sayang maukah kau berpacaran denganku)

Milgo danggigineun geumanhae

(Berhentilah mempermainkanku)

~

Jika diperhatikan lirik lagunya membuat Soo Yeon khawatir, tiba-tiba saja ia merasa tak tenang. Ketika penonton ikut bernyanyi dan memberikan jalan untuk Joo Hee melewatinya, dia semakin bingung. Wanita itu terlihat menuju kearahnya, atau lebih tepatnya Cho Kyu Hyun. Rasa panik itu semakin memuncak, Soo Yeon ingin mengajak Kyu Hyun segera pergi.

~

Eotteokhae? nollan nae gaseumi jakku kungkungkung ttwineunde

(Aku harus bagaimana? Hatiku yang terkejut terus berdebar)

Oh naega wae irae wae irae? neoman bomyeon wae eolgureun ppalgae jineunde

(Oh sebenarnya ada apa denganku? Ketika melihatmu mengapa wajahku menjadi merah)

Lirik lagu Will you go out with me, DIA

~

Terlambat, laki-laki itu terlalu asyik dengan uang hasil taruhannya. Mereka juga tidak bisa lari melalui kerumunan, dan Joo Hee sudah berdiri tepat di depan Kyu Hyun. Teriakan penonton semakin menjadi, mereka saling dorong untuk melihat apa yang akan dilakukan mahasiswa populer itu setelah mengakhiri lagunya. Soo Yeon tak bisa mempertahankan posisinya, sehingga jaraknya dengan Kyu Hyun semakin jauh.

"Joo Hee Sunbae?" Seung Jun mengeryit.

Kyu Hyun tertegun, seingatnya lagu tersebut baru ada di tahun 2017 tapi kenapa Joo Hee bisa menyanyikannya. Apa dia juga berasal dari masa depan? Pikirnya selagi Joo Hee mengakhiri lagunya dengan berkata.

"Neo narang sagwillae (maukah kau berpacaran denganku)?"

Hiruk pikuk di sekitar Soo Yeon seakan teredam dengan satu kalimat ajakan berpacaran yang keluar dari mulut Joo Hee.

"Neo narang sagwillae (maukah kau berpacaran denganku)?"

Entah sengaja atau tidak setelah Joo Hee berkata seperti itu, ia melihat Soo Yeon dengan tatapan meremehkan. Begitulah akhirnya Soo Yeon tersingkir dari kerumunan, berjalan menjauh dengan perasaan yang tak dapat dijelaskan. Lagu itu adalah ciptaan Joo Hee yang dua tahun kemudian populer oleh girlband rookie. Mereka dengan kompak mengatakan bahwa Joo Hee akan menyanyikan lagu ciptaannya sendiri, begitulah akhirnya mereka menang taruhan.

"Soo Yeon, Heo Soo Yeon!" dari kerumunan itu Seung Jun berteriak mencoba menerobos untuk mengejar sahabatnya.

Selanjutnya dia tidak tahu apa yang dilakukan Kyu Hyun untuk menanggapi kondisinya yang terdesak. Satu teriakan menyuruh Kyu Hyun menerima ajakan tersebut, menjadi lebih keras hingga membuat Soo Yeon berteriak frustrasi.

"Ya ampun, kau mengagetkanku saja!" kata Seung Jun yang sudah berada di dekatnya, walau bingung harus berkata apa dia tetap meneruskan dengan hati-hati. "Kau pasti sangat kesal sekarang, tapi... yakinlah kalau Kyu Hyun tidak akan menerimanya."

"BADAJO, BADAJO (TERIMA, TERIMA)!"

Suara itu semakin keras dan mengganggu pendengaran Soo Yeon, wanita itu semakin berusaha keras menahan rasa kesalnya.

"Tau apa kalian menyuruhnya untuk menerimanya!" sewot Soo Yeon hampir tak terdengar kecuali oleh Seung Jun yang saat itu menyuruh siapa pun di sekitarnya untuk tidak berisik.

Tak mau berlama-lama di dekat kerumunan itu, Soo Yeon berlari menjauh diikuti Seung Jun yang menyesalkan kejadian yang menimpa kedua sahabatnya.

Dalam keadaan terdesak Cho Kyu Hyun mencari keberadaan Heo Soo Yeon, namun ia tak mendapatinya dimana pun. Dan orang-orang terus meneriakan kata terima. Mengharuskannya untuk segera menjawab, saat itulah dia menerima ajakan Song Joo Hee dengan sangat berat hati.

Mianhae Soo Yeon-ah... lirih Kyu Hyun berjalan keluar dari kerumunan dengan Joo Hee yang menggandeng tangannya.

***

To be continued,

Kira-kira apa alasan Kyu Hyun menerima pernyataan Joo Hee? Ada yang bisa nebak?

Baca part selanjutnya...

Alesta Cho.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro