Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Vol.1 Magic - Part 3

"TIDAK!" tolak Hoshi, "Aku tidak setuju, sebaiknya kita jangan terlibat dengan mereka." Tambahnya berjalan lebih cepat.

"Hoshi-ya! Aku hanya ingin memegangnya dan melihat,-"

"Pokoknya tidak boleh!" sela Hoshi.

~ ~ ~ Happy reading ~ ~ ~

MAGIC

Part 3

'Permasalahan dalam kelompok'

So Mi dan Arin sudah berada di kantin terlebih dulu, mereka melihat ketiga kakak kelasnya dan segera memanggil mereka untuk duduk bersama. Hoshi berjalan lebih dulu, ia senang karena tidak harus bingung mencari tempat duduk di kantin yang ramai.

Di belakangnya Yu Ju juga merasa lega mendapat tempat duduk, ia berjalan tanpa tahu dari arah samping seorang laki-laki sedang menoleh pada temannya dan tertawa kecil karena guyonan yang dikatakan temannya itu. Akibatnya makanan yang Yu Ju bawa terjatuh, semua terkejut terutama Woo Shin yang tak sempat menyuruh Yu Ju untuk mundur.

Untuk kedua kalinya dia bertabrakan dengan seseorang, dan kilasan balik tentang orang tersebut tak mampu ia tolak.

~

Suara riuh dan banyaknya murid sekolah berkelebat dipikirannya, tawuran yang sempat ia lihat sebelumnya. Seragam yang mereka gunakan? Mereka dari SMA yang sama dengannya,

"Do Kyeom-ah!" seseorang berseru melindungi nama yang disebutnya dari pukulan balok panjang, akhirnya laki-laki itulah yang terluka.

"Seung Cheol Hyung!" Ia tak mungkin membiarkan temannya terluka karenanya lagi, tapi melawan pun tak mungkin. Yang terpikir dalam waktu singkat itu dia hanya harus melindungi temannya dengan tubuhnya, dia mendapatkan banyak hantaman dari lawan.

~

Yu Ju terperanjat, laki-laki di depannya masih mengungkapkan rasa penyesalannya. Hoshi tak jadi duduk, dia bergegas menghampiri Yu Ju yang masih berdiri mematung. Woo Shin sudah mencoba menyadarkan temannya itu tapi tak banyak membantu, karena ia tahu pasti gadis itu melihat sesuatu dari masalalu orang yang menabraknya.

"Kau ini kalau jalan hati-hati!" tegur Hoshi pada Do Kyeom yang kembali meminta maaf.

Dari sikapnya itu dia terlihat seperti laki-laki yang lembut dan baik, tak disangka dia pernah ikut tawuran. Yu Ju tak habis pikir, kenapa bisa mereka dipertemukan lagi?

"Ambil makan siangku saja," tawar Do Kyeom menunjukan makanan yang dibawanya, Yu Ju hendak berjongkok untuk memunguti makanan yang terjatuh tapi dihentikan oleh Do Kyeom. "Biar aku yang membersihkannya, kau ambil yang ini saja." ucapnya lagi meraih tangan Yu Ju untuk menerimanya.

Makanan itu sudah beralih di tangan Yu Ju, So Mi dan Arin segera mengajak Yu Ju untuk duduk setelah menerima permintaan maaf terakhir dari orang yang telah menabraknya. Hoshi berdesis kesal sebelum kembali ke tempat duduknya, diikuti Woo Shin yang sedikit kesusahan dengan membawa dua tempat makan.

"Kau akan mengantri lagi?" tanya laki-laki yang memiliki pipi tembem, selintas ia terlihat suka makan.

Dan Do Kyeom memanggilnya pelan, "Seung Kwan-ah kau bisa melakukannya untukku, kan?" pertanyaan itu lebih terdengar seperti perintah.

Yang dipanggil Seung Kwan tersenyum enggan, namun akhirnya ia memberikan makanannya pada Do Kyeom.

Sedang dimejanya, Yu Ju masih memperhatikan, ia mengerutkan dahi menarik kata-katanya tentang Do Kyeom yang lembut dan baik. Nyatanya laki-laki yang memberikan makan siang padanya malah menerima makan siang dari temannya, dan dia yakin sekali orang yang merelakan makanannya pada Do Kyeom bukanlah orang yang sama dengan penglihatannya beberapa saat lalu. Dia bukan Seung Cheol.

"Masalalu apa yang kau lihat dari laki-laki tampan itu?" penasaran So Mi, menghentikan aktivitas makan Hoshi untuk tiga detik.

"Tidak ada, hanya ketika dia bermain dengan temannya." bohong Yu Ju, ia beralih melihat topi yang dipakai Arin, tak biasanya wanita imut itu memakai topi hitam bertuliskan 'BOY' benar-benar bukan gayanya. "Ada apa dengan topimu itu?"

Baru saja Arin akan menjawab, So Mi berbicara lebih dulu, "Oh itu, dia bilang milik stalker-nya dan akan memberikannya pada Eonni untuk dilihat siapa pemiliknya..." jelasnya menerima bulgogi dari bekal makan Woo Shin dengan senang hati.

"Woah daging, kelihatannya enak, aku minta!" tanpa menunggu persetujuan dari yang empunya, Hoshi sudah mengambilnya dengan sumpit lalu memakannya.

Sumpit Hoshi bergerak-gerak di atas kotak bekal, Woo Shin tak rela jika bulgogi-nya habis oleh si mata sipit jadi dia menghalanginya dengan sumpitnya pula. Disisi lain Yu Ju sudah memegang topi yang Arin berikan, menunggu dengan cemas hasil membaca aktivitas pemiliknya.

"Bagaimana Eonni, apa kau mengetahui sesuatu?" tanya Arin setelah Yu Ju membuka matanya, ia agak tak yakin dengan apa yang dilihatnya namun benar orang itu adalah teman sekelas Arin sendiri.

"Lee Dong Yeol, yang selalu di panggil Xiao itu, teman sekelasmu," kata Yu Ju tak langsung mendapat respon, "Benar memang dia orangnya, apa dia yang selalu mengikutimu?"

"Machi (benar)! Pasti itu dia," sahut So Mi memandang ke arah Arin yang kini memiringkan kepala mencoba mengingat hal yang mungkin bisa menguatkan kecurigaannya, "Kau ingat pertama masuk sekolah dia bilang senang bisa sekelas dengan kita, apa mungkin maksudnya denganmu? Dan tanpa kau ketahui setelah itu dia selalu mengikutimu!" tebak So Mi.

Perang sumpit yang dilakukan Hoshi dan Woo Shin berhenti disitu, mereka tertarik dengan pembicaraan ketiga wanita tentang stalker. Dari apa yang dilihat Yu Ju, Xiao itu berniat memberikan sesuatu dan ia juga berlatih mengatakan sesuatu di depan cermin. Tapi usahanya itu selalu gagal lantaran So Mi yang tak pernah membiarkan Arin sendirian, maka dari itu dia mengikuti Arin.

"Jadi dia tidak berani mengatakannya kalau ada aku," So Mi menyimpulkan, "Lee Dong Yeol menyukaimu!" tambahnya girang dengan pandangan berbinar ke arah Arin.

Hoshi tersenyum jail pada Woo Shin yang tertunduk di depannya, kesempatan itu dia ambil untuk mencuri daging dengan bumbu gochujang (koji beras ketan dan bubuk cabai yang difermentasi).

"Dapat!" pekik menang Hoshi, Woo Shin malah tak peduli.

Hoshi mencondongkan tubuhnya ke depan lalu berkata pelan, "Kau juga ingin mengatakan sesuatu pada So Mi -kan,"

Daging yang tinggal satu potong itu Woo Shin ambil, dengan jengkel ia masukan pada mulut Hoshi, "Makan saja dagingnya!"

***

Dikelas 1-3, setelah bel pulang sekolah berbunyi.

Dihadang dua wanita membuatnya tak berkutik, walau mencoba untuk pergi dia tidak bisa. Sekarang yang dia lakukan hanya menatap bingung dan bertanya, "Ada apa?"

"YA, Lee Dong Yeol! Kau masih bertanya seperti itu setelah apa yang kau lakukan!" bentak So Mi.

Aku adalah seorang pria, pria sejati, tak seharusnya gemetar.

Dong Yeol memantapkan diri dan berbicara dengan lantang, "Memangnya apa yang aku lakukan? Apa pun itu aku ingin kalian menyingkir dari jalanku!"

"Oh my, singkirkan saja kami kalau kau bisa!" emosi So Mi memang buruk, dia tipe orang yang tak sabaran dan suka ikut campur.

Kedua tangan Arin memegang topi di belakang tubuhnya, dia tidak bisa berbicara leluasa jika So Mi berada di dekatnya. Gadis itu seperti sedang mengajak bertengkar saja, tapi mulutnya bingung harus berbicara apa.

"Oh my!" Hoshi menirukan suara So Mi. Dia, Yu Ju dan Woo Shin sudah berada di kelas. "Suara So Mi kita memang keras, ayo ikut dengan kami!" lanjutnya menarik lengan So Mi, Woo Shin juga melakukan hal yang sama.

Tanpa berbicara apa pun So Mi menurut ketika diseret untuk keluar dari kelas oleh Hoshi dan Woo Shin. Yu Ju memberikan isyarat semangat dengan tangannya, "Fighting!" ucapnya mampu didengar oleh Dong Yeol juga.

Tangan Arin terulur memperlihatkan topi yang tentu saja dikenali oleh Dong Yeol, "Ini, aku kembalikan." kata Arin.

"Itu bukan milikku," sanggah Dong Yeol, siapa juga yang mau mengaku bahwa dia adalah stalker.

"Aku tahu kau itu baik, maaf karena tidak pernah membalas sapaanmu," Arin mengetahui semuanya, apa yang dilakukan Dong Yeol selama mengikutinya. "Terima kasih karena telah melindungiku, kelak kau tidak perlu melakukannya secara diam-diam," terang Arin masih dengan topi di tangannya.

Dia juga tahu kemarin malam Dong Yeol berniat menjauhkannya dari pria hidung belang, sehingga berani menyentuh pundaknya. Tapi tak disangka respon Arin berlebihan, mungkin itu karena rasa takutnya. Biar bagaimana pun ia telah diselamatkan oleh Dong Yeol dan malah menyakitinya.

Memar di bawah mata Dong Yeol jelas adalah perbuatannya, Arin merasa bersalah, tangannya tergerak untuk menyentuh luka itu, "Ini pasti sakit, maaf," ujarnya merasa ngeri mengingat dia memukul berkali-kali tanpa melihat siapa yang dipukulinya.

Gugup. Dong Yeol –pun menegakkan kepalanya, dia tak mengerti kenapa Arin bisa mengetahuinya.

"Kau?"

"Aku tahu semuanya, yang selalu memberiku kue cookies, yang menyelamatkanku dari kecelakaan kecil seperti menepis bola baseball sampai mematahkan tangannya, ataupun yang selalu mengantarkanku pulang selamat sampai rumah. Itu kau, kan?" ingat Arin pada kejadian di lapangan olahraga yang sama sekali tak diketahuinya, sampai Yu Ju memberitahunya.

Dia pikir Dong Yeol sendiri yang salah dan bersikap biasa saja ketika tangan pria itu harus diperban. Menyulitkannya dalam menulis dan memegang sumpit saat makan.

"Maja, naya (benar, aku)!" kata Dong Yeol menghindari kontak mata dengan Arin, "Maaf karena telah membuatmu tidak nyaman selama ini, kemarin ataupun hari-hari lainnya aku tak bermaksud menakutimu,"

So Mi yang juga mendengar percakapan mereka di balik pintu, menanggapi. "Kau juga menakutiku dengan tumbuhan yang bergoyang-goyang," desisnya.

"Bisa tolong geser sedikit," sela Hoshi mendorong So Mi yang menghalangi penglihatannya, "Mereka akan menjadi pasangan yang imut," gemas Hoshi, Yu Ju juga berpikir hal yang sama.

Sepertinya Arin mengerti semua yang dikatakan Dong Yeol kecuali satu, "Dong Yeol-ah, apa alasanmu melakukan itu semua?"

"Itu," ucap Dong Yeol ragu.

Aku pria sejati, katakanlah sekarang,

"Aku menyukaimu, sudah sangat lama!" perkataan yang selalu dilatihnya di depan cermin terucap begitu saja, meski tak sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Mendapat pengakuan seperti itu membuat Arin canggung, ini pertama kalinya seorang laki-laki mengatakan suka padanya. Jadi dia tidak tahu harus berbicara apa? Dia pun memakaikan topi yang sejak tadi dipegangnya pada Dong Yeol, lalu berlari kecil menuju pintu kelas sambil menahan malu, mungkin pipinya sudah memerah sekarang.

"Dia kemari, dia kemari!" ujar So Mi bersiap untuk berpura-pura tak tahu apa-apa, dengan mengajak yang lain mengobrol. "Iya, iya itu benar." asalnya ditanggapi suara tawa oleh Yu Ju dan Woo Shin.

"Apanya yang benar?" desis Hoshi sedetik kemudian ikut tertawa ketika melihat Arin mendekat.

***

Sudah 10 tahun lamanya Yu Ju memiliki kemampuan membaca melalui benda. Semuanya berawal sejak ia bermain dengan teman kecilnya, Kwon Soon Young atau yang biasa dipanggil Hoshi semenjak ia kembali dari Jepang.

Saat itu Yu Ju membantu mendorong ayunan, ketika Hoshi memintanya untuk mendorong lebih kencang ia menurut dan tubuh Hoshi kecil berayun semakin tinggi. Sekelebat bayangan Hoshi yang terjatuh dari ayunan mengusik Yu Ju, dia pikir itu memang sedang terjadi namun semuanya baik-baik saja. Ia bertanya pada Hoshi apa laki-laki itu pernah terjatuh dari ayunan ini sebelumnya, dan dengan cepat Hoshi mengangguk.

Begitulah Yu Ju mengetahui indera ke 6 yang dimilikinya. Besoknya ia berniat untuk memberitahukannya pada Hoshi, tapi laki-laki itu bilang dia akan pergi ke Jepang, sehingga Yu Ju tidak bisa mengatakannya. Dia hidup ketakutan sendirian setiap bersentuhan dengan seseorang ataupun memegang benda yang bukan miliknya maka dia akan melihat semua kegiatan orang tersebut.

Hingga kelas 1 SMP dia memutuskan untuk tidak bersentuhan dengan siapa pun, dia bisa terkena masalah seperti sebelum-sebelumnya. Tapi keputusannya itu membuat dirinya menjadi terkucilkan, dan meminta untuk pindah sekolah pada kedua orangtuanya. Sampai akhirnya dia mengatakan bahwa dia bisa membaca melalui benda.

Awalnya tidak ada yang percaya, tapi mendengar semua perkataan yang terjadi di masalalu mengenai hal kecil sekali-pun tentang apa yang terjadi pada kedua orang tuanya membuat dia dipercaya. Setidaknya sekarang ada yang mengetahui rahasianya, dan Yu Ju bersyukur karena ibu dan ayahnya mencoba memahaminya.

Bukan berarti ketika pindah sekolah dia akan lebih baik, malah dia semakin kesulitan dan bertemu Lee Do Kyeom. Benar dia pernah bertemu laki-laki itu sebelumnya, dan mereka pernah satu kelas di kelas tiga menengah pertama. Mungkin karena hubungan mereka yang tidak terlalu dekat, jadi Yu Ju tak mengingat Do Kyeom ketika tak sengaja berpapasan ataupun kejadian tadi siang di kantin sekolah. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Do Kyeom juga tak mengenalinya?

Lama tak memberi kabar, tiba-tiba Hoshi menelepon bahwa dia akan kembali ke Korea dan bersekolah di sekolah yang sama dengan Yu Ju. Di SMA yang sama dan kelas yang sama, dimana sekolah itu terkenal menyimpan banyak kejadian misterius yang terjadi pada para muridnya.

Mereka memutuskan membuka club magic yang bukannya berlatih mengenai sulap, tapi mencari tahu sebab perselisihan yang sering terjadi di sekolah dan menyelesaikannya.

"Yu Ju, Choi Yu Ju! Kau mendengarku!" panggil Hoshi mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Yu Ju.

Tak mendapat respon ia pun menaruh sepedanya dan berlari kecil mendahului Yu Ju berdiri di depannya. Namun gadis itu terus berjalan dan kepalanya menabrak dada Hoshi, barulah ia tersadar. Posisi sedekat itu membuat Hoshi menahan napas, sampai Yu Ju mendongak melihatnya barulah ia menghembuskan napas perlahan.

Hoshi tak ingin ketahuan bahwa ia sedang gugup sekarang, dia berbicara keras untuk meredam detak jantungnya yang berdetak kencang seperti habis lari marathon.

"Apa yang sedang kau pikirkan sampai tak mendengarkanku! Hanya ada aku di sini seharusnya kau fokus hanya padaku! Kenapa kau memikirkan hal yang lain! Beritahu aku apa yang ada dipikiranmu itu?!!" cerocos Hoshi hampir mirip cerewetnya So Mi ketika merasa penasaran.

"Sepertinya aku akan mendapatkan masalah lagi, tentang orang yang menabrakku di kantin," ucap Yu Ju memberi jeda, "Aku mengenalnya, Lee Do Kyeom, dia adalah teman sekelasku ketika SMP. Kau ingat aku pernah bilang membaca masalalu seseorang setelah keluar dari minimarket, dan ternyata dia adalah Do Kyeom." lanjutnya dapat dengan cepat dimengerti oleh Hoshi.

Karena berpikir mereka harus berbicara sambil terus berjalan pulang, Hoshi berkata. "Tunggu," ucapnya berlari menuju sepeda yang di parkir sekitar satu meter di belakangnya. Ia kembali dengan menuntun sepeda yang lalu berkata. "Lanjutkan.."

Yu Ju dan Hoshi melangkah hampir bersamaan, dengan seriusnya Yu Ju mencoba memikirkan kata pertama yang harus diucapkannya, "Hmm sepertinya dia bergabung dalam sebuah geng," serunya hampir tak percaya dengan ucapannya sendiri.

Tapi berbeda dengan Hoshi, "Pasti setiap sekolah memiliki geng, orang-orang yang menganggap diri merekalah yang terkuat!" sahut Hoshi kembali menyuruh Yu Ju berbicara.

"Kau juga pasti tahu sekumpulan anak nakal itu suka memalak dan mengganggu murid lain bahkan tawuran dengan sekolah tetangga. Dan ketuanya adalah Choi Seung Cheol dari kelas 3-4, kau mengenalnya?"

"Wow mengejutkan sekali, bukankah dia wakil ketua OSIS!" tukas Hoshi, "Lalu apa yang mau kau lakukan?"

"Aku akan coba mendekati Do Kyeom dan mencari tahu tentang geng itu," kata Yu Ju.

"TIDAK!" tolak Hoshi, "Aku tidak setuju, sebaiknya kita jangan terlibat dengan mereka." Tambahnya berjalan lebih cepat.

"Hoshi-ya! Aku hanya ingin memegangnya dan melihat,-"

"Pokoknya tidak boleh!" sela Hoshi.

Yu Ju mengejarnya, dia tahu sahabatnya itu sedang mengkhawatirkannya. Mau bagaimana lagi, dia juga tidak berani menyelidikinya jika hanya sendiri tanpa anggota klub magic. Lagipula dia tidak ada urusan dengan Do Kyeom, mereka baik-baik saja. Bukankah mereka sudah besar? Pasti tawuran itu tidak akan terjadi lagi, pikir Yu Ju meyakininya.

"Baiklah aku tidak akan melakukannya," Yu Ju menyerah dan ia duduk di boncengan sepeda yang masih dituntun oleh Hoshi. "Kita naik sepeda saja biar cepat!" pintanya tersenyum manis membuat Hoshi tak mampu menolaknya.

Mereka pun melaju kencang di antara pohon-pohon pinus yang tertanam rapih di sepanjang jalan. Yu Ju merentangkan tangannya merasakan angin. Sesekali Hoshi mengayuh sambil berdiri, wajahnya tak lepas dari senyum bahagia.

***

Yu Ju membuka pintu kaca dengan membawa plastik belanjaan, sudah tiga hari berturut-turut ibunya selalu menyuruh dia pergi membeli sesuatu di minimarket. Dia harap ini tidak akan menjadi kebiasaannya, ketika yang lain belajar ke akademik atau belajar sendiri di rumah dia harus membantu ibunya membuat pesanan para tetangganya.

Iya, ibunya ini sangat pintar membuat kue tart, sehingga berniat untuk membuka toko kue karena berbagai pujian dari teman-temannya tentang kue-nya yang enak. Entah itu untuk acara ulang tahun, pernikahan atau bahkan perayaan lainnya.

"Dimana aku bisa mendapatkan soda kue selain di minimarket di persimpangan jalan sana!" tunjuk Yu Ju pada jalan gang di depannya yang sepi, padahal baru jam 7 malam, "Kenapa juga mereka bisa kehabisan stock," keluh Yu Ju untuk kesekian kalinya.

Yu Ju ingat ibunya itu menyuruhnya cepat, jadi akan lebih baik jika dia memberitahukan bahwa dia akan pergi ke minimarket lain di persimpangan jalan. Ia pun mengambil ponsel di saku celananya dan mulai menuliskan pesan.

"Jadi aku tidak perlu terburu-buru," ujar Yu Ju berjalan santai. "Angin malam memang menyegarkan," gumamnya.

Selesai mendapatkan barang yang dicarinya, Yu Ju segera membayar di kasir dan keluar dari minimarket untuk kedua kalinya namun di tempat yang berbeda. Dia berpikir untuk membuka toko serba ada saja, cabangnya bisa tersebar di berbagai kota maka dia tidak perlu khawatir dengan uang yang selalu dihasilkan tiap hari.

"Kira-kira berapa keuntungan dari 37 toko yang aku punya?" kekehnya, geli sendiri memikirkan masa depannya sebagai CEO minimarket yang baru dikunjunginya.

Dari arah samping gang seseorang berlari terburu-buru, kali ini hampir menabrak Yu Ju. Bisa gila dia kalau kembali bertabrakan.

"Lee Do Kyeom!" panggil Yu Ju refleks ketika melihat siapa orang yang hampir menabraknya. "Wah ini kebetulan yang sangat mengagumkan." angguk Yu Ju.

Dari kegelapan gang dimana Do Kyeom baru saja keluar, dengan suara langkah beberapa orang terdengar mendekat. Untuk beberapa saat Do Kyeom bingung apa yang harus dia lakukan? Dan mata Yu Ju melihat wajah Do Kyeom yang babak belur, mereka berdiri berhadapan dan tanpa berbicara sepatah kata pun Do Kyeom menarik tangan teman sekelasnya ketika masih duduk di sekolah menengah pertama itu.

Terlihat empat orang laki-laki berpakaian casual mengejar mereka, salah satunya adalah sang wakil ketua OSIS, Choi Seung Cheol. Dia menyuruh agar berpencar, ketika kehilangan sosok yang dikejarnya. Dua orang yang tingginya tak beda jauh berlari lurus, sedang Seung Cheol ditemani laki-laki keturunan Korea-New York itu berbelok ke arah kanan gang.

Ternyata Yu Ju yang lebih mengetahui daerah tempat tinggalnya mengajak Do Kyeom untuk bersembunyi di dalam rumah kosong yang pintunya tak dikunci. Satu hal yang Yu Ju ketahui lagi tentang laki-laki di sampingnya adalah sebuah kebaikan, keberaniannya menolong Boo Seung Kwan keluar dari bullying. Dia juga tidak benar-benar ingin bergabung dengan geng kalau bukan karena kakak sepupunya, Choi Seung Cheol.

***

Beberapa menit yang lalu Hoshi mendapat telpon dari ibu Yu Ju yang menanyakan keberadaan anaknya pada Hoshi. Tentu saja Hoshi sangat khawatir mendengar Yu Ju yang tidak ada di rumahnya sampai jam setengah sembilan malam, padahal mini marketnya tak terlalu jauh sampai harus menghabiskan waktu satu setengah jam. Telponnya juga tak diangkat oleh Yu Ju, dia tidak bisa diam saja di rumahnya dan memutuskan untuk mencari Yu Ju.

"Hoshi kau mau kemana?"

Seruan ibunya pun dia hiraukan. Hoshi berlari cepat menuju mini market di persimpangan yang ibu Yu Ju bilang, tapi dia tidak menemukannya dan terus mencari di sekitar gang.

"Kemana dia sebenarnya? Jika dia sudah membelinya kenapa belum pulang juga!" rutuk Hoshi.

Tepat di depannya dia melihat gadis berambut panjang memakai kaos lengan pendek berwarna putih polos dengan celana selutut. Dari belakang pun Hoshi tahu betul bahwa itu adalah Choi Yu Ju yang dicarinya, tapi siapa laki-laki yang berjalan dengannya.

"Terima kasih." perkataan pertama yang Do Kyeom ucapkan setelah 15 menit lalu bertemu dengan Yu Ju, sampai sekarang berjalan bersama setelah merasa aman dan keluar dari persembunyian. "Maaf karena telah membuatmu ikut berlari, aku takut mereka melukaimu makanya aku melakukannya." lanjutnya mengatakan hal yang lebih panjang.

"Oh tidak apa-apa," ujar Yu Ju mencoba menutupi rasa sakit dikakinya, dia sempat terkilir waktu berlari tadi.

"Sepertinya kakimu terluka." tebakan Do Kyeom benar.

Namun Yu Ju mengelak. "Tidak, tidak... kakiku baik-baik saja."

Hoshi semakin dekat dan mampu meraih lengan Yu Ju untuk berbalik padanya. Mendapatkan perlakuan kasar yang tiba-tiba membuat Yu Ju terkejut, kalau saja dia tidak mengenali Hoshi lebih cepat maka dia akan memukulnya.

"Dari mana saja kau!" bentak Hoshi kesal ditambah ia mengenali laki-laki bernama Do Kyeom di depannya. "Kenapa kau bisa berjalan dengannya!" tambahnya dengan suara ketus.

Yu Ju melirik Do Kyeom kemudian sedikit mendekat pada Hoshi. "Kecilkan suaramu," ucapnya sepelan mungkin, dia kembali keposisi semula. "Aku pernah cerita tentang teman SMP-ku yang ternyata satu sekolah juga dengan kita, kan... Kami tak sengaja bertemu di dekat mini market dan mengobrol," lanjut Yu Ju sambil sesekali melirik Hoshi untuk mengiyakannya saja.

"Kau masih ingat padaku?" tanya Do Kyeom seakan diberi ingat untuk mengenali teman SMP-nya yang cukup terkenal. "Apa kau masih pintar seperti dulu?" tanyanya lagi.

"Jadi kau juga ingat padaku?" Yu Ju balik bertanya.

"Bukankah kalian sudah mengobrol lama di depan mini market tadi!" sewot Hoshi. "Merepotkan saja, ibumu menanyakan keberadaanmu padaku, dia sangat mengkhawatirkanmu tapi lihatlah anaknya malah asyik mengobrol dengan teman lama." lanjutnya mengingatkan Yu Ju akan bahan-bahan untuk membuat kue, bisa-bisa dia tidur malam karena harus membantu ibunya membuat kue.

"Aku baru ingat, ibu pasti sudah menunggu terlalu lama," sesalnya, "Do Kyeom-ah aku pergi dulu ya, lain kali kita mengobrol lagi." lanjut Yu Ju terdengar ramah sekali.

Hoshi meledek cara bicara Yu Ju dengan mengikuti kalimatnya, "Ayo cepat!" pekik Hoshi menarik Yu Ju agar cepat berjalan.

"Pergilah, hati-hati," sopan Do Kyeom sembari tersenyum manis.

"Aih dia tersenyum seperti itu pada wanita, apa dia mencoba menggoda Yu Ju." gumam Hoshi tak memperdulikan Yu Ju yang kesakitan harus berjalan dengan tangan yang ia tarik, terlebih kakinya sedang sakit. "Kenapa jalanmu lama sekali!" seru Hoshi berbalik, dilihatnya wajah kesakitan Yu Ju dan dilihat dari cara berjalannya Hoshi menebak gadis itu terkilir.

Hoshi berjongkok membelakangi Yu Ju, menepuk pundaknya dan berkata, "Naiklah, kau tidak bisa berjalan dengan kaki seperti itu!"

Mau bagaimana lagi ucapan Hoshi memang benar, jika ia memaksakan kakinya untuk berjalan maka kakinya itu mungkin akan bengkak dan semakin sakit.

"Aigoo, kau berat juga!" ujar Hoshi setelah menggendong Yu Ju, "Kenapa kau bisa terkilir?" tanyanya.

Tanpa tahu dengan apa yang akan diakibatkannya, Yu Ju menaruh kepalanya tepat di samping telinga Hoshi, dia menjawab. "Aku terjatuh ketika,-"

"Bisakah kau jangan terlalu dekat!" sela Hoshi.

"Oh oh baiklah, baiklah," setelah mengatakan itu Yu Ju menjauh, sesuatu yang tak biasa terjadi padanya.

Kenapa dia merasa canggung? Dan berada sedekat ini dengan Hoshi membuat jantungnya berdetak cepat. Mungkinkah?

"Tidak mungkin aku menyukainya, kan?" batin Yu Ju.

Di belakang sana Do Kyeom masih berdiri memperhatikan Yu Ju dan Hoshi, melihat mereka begitu akrab membuatnya tersenyum kecil. Dulu ia juga begitu akrab dengan Choi Seung Cheol, sekarang pun masih... Tapi semuanya terasa berbeda, sangat berbeda. Bahkan dia hampir melupakan keakraban itu.

***

To be continued,

Magic ini per part nya panjang sampe 3500words lebih, work pertama yang aku publish sih
Semoga tidak bosan ya dengan kisah anggota klub magic!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro