7.Kebencian
Masa lalu membentuk masa sekarang
Baik atau buruk masa lalu,
Pasti akan membuat perubahan di masa sekarang.
* * * * *
Liam menghentikan mobilnya di depan rumahnya. Dia mematikan mesin mobilnya. Tapi pria itu masih belum berniat turun dari mobilnya. Pikirannya membuat pria itu tertahan. Liam masih memikirkan ucapan Stanley saat di kantor tadi.
Ketakutan? Kupikir dia mungkin memiliki masa lalu yang buruk hingga membuatnya trauma.
"Trauma? Sebenarnya trauma apa yang dialami wanita itu?" Liam bertanya-tanya dengan penasaran.
Lalu pria itu mengambil sebuah map yang tergeletak di bangku tepat di sampingnya. Dia membuka penutupnya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas. Di atas kertas itu terlihat foto Sienna berukuran kecil saat sedang berada di toko bunganya. Foto di belakangnya adalah foto Sienna saat keluar dari pusat rehabilitasi setelah mengunjungi adiknya. Di belakang foto-foto itu adalah dokumen berisi seluruh informasi mengenai Sienna Milligan.
Liam membaca informasi demi informasi dengan seksama. Tidak ada yang menarik dari kehidupan wanita itu. Sienna menjalani kehidupannya dengan sama setiap harinya. Dia memiliki kehidupan yang bersih dari kriminal. Sienna adalah anak yatim piatu yang kemudian diangkat anak oleh keluarga Milligan yang berada di Halifax, New Scotia, Kanada. Kemudian setelah cukup umur, Sienna pindah ke Vancouver bersama adiknya. Ashley terlibat dalam pergaulan yang salah hingga akhirnya terdampar di tempat rehabilitasi. Tidak ada kejadian yang mampu membuat wanita itu takut.
Namun tatapan Liam tertumbuk pada kata 'hutang'. Dia tahu hutang Sienna saat ini sangatlah besar. Liam berpikir apakah mungkin trauma yang dialami Sienna berhubungan dengan para penagih hutang itu. Lalu Liam menyadari sesuatu.
"Ada apa denganku? Mengapa aku justru memikirkan wanita yang seharusnya aku usir jauh-jauh dari keluarga Colbert?" perintah Liam pada dirinya sendiri.
Liam menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tidak boleh memikirkan wanita mata duitan itu. Fokuslah, Liam. Cari cara agar wanita itu mau meninggalkan adikmu." Liam memerintahkan dirinya sendiri.
Akhirnya pria itu memiliki ide untuk melancarkan rencananya. Dia yakin Sienna tidak akan menolak tawarannya kembali. Setelah meletakkan mapnya kembali ke atas kursi, Liam bergegas keluar dari mobil. Dia menyerahkan kuncinya kepada salah seorang pelayan yang berdiri di depan rumah menyambutnya.
"Di mana wanita itu?" tanya Liam kepada pria paruh baya itu.
"Miss Milligan sedang berada di taman belakang bersama keluarga Carter, Mr. Colbert."
Liam berjalan masuk ke dalam rumahnya. Langkah tertuju pada taman belakang. Samar-samar dia mendengar suara tawa wanita. Kakinya berhenti ketika berada di ambang pintu yang menghubungkan dengan taman di belakang mansionnya. Tatapan Liam tertuju pada Sienna yang sedang duduk di atas rumpun bersama dengan keluarga Carter. Wanita itu sudah mengenakan overall coklat kebesaran dan dilengkapi dengan topi floopy yang menjaga wajahnya dari sinar matahari. Terlihat Sienna tertawa bersama keluarga Carter saat dia sedang bercerita.
Liam begitu heran karena Sienna bisa langsung akrab dengan banyak orang di sini. Pertama Suzanne dan kedua adalah keluarga Carter. Apa yang membuat wanita begitu mudah akrab dengan banyak orang. Tidak mau membiarkan dirinya memikirkan wanita itu, Liam berjalan melintasi taman berumput.
"Adikku meloncat kaget saat ada cacing tiba-tiba muncul. Dia berteriak-teriak memanggilku. Ashley mengatakan jika ada ular. Karena itu aku membawa sapu. Tapi saat kulihat, itu hanya seekor ulat berukuran sangat kecil." Cerita Sienna dengan penuh semangat.
Keluarga Carter tampak tertawa mendengar cerita wanita itu. Namun ketika mendengar suara langkah kaki Liam, mereka segera menoleh. Tawa pun langsung lenyap saat melihat kehadiran pria itu. Baik Sienna maupun keluarga Carter langsung berdiri. Liam bisa melihat pakaian Sienna kotor karena tanah. Dah di beberapa bagian wajah wanita itu juga terkena tanah. Liam yakin wanita itu mengelap keringat menggunakan tangannya yang terkena tanah.
"Mr. Colbert." Sienna membersihkan overallnya yang kotor. Namun tampaknya sia-sia saja. Karena kotoran itu tidak akan hilang jika tidak dicuci.
"Aku ingin berbicara denganmu, Miss Milligan." Suara Liam terdengar dingin.
"Aku akan membantu keluarga Carter membereskan peralatan ini dahulu. Kemudian aku akan berbicara denganmu, Mr. Colbert." Sienna menujuk ke arah pot, sekop, pupuk dan benda lainnya.
"Sekalian bersihkan tubuhmu lebih dahulu, Miss Milligan. Aku tidak ingin sepatu dan pakaianmu mengotori ruanganku. Aku akan menunggumu di ruang kerjaku." Liam pun berbalik meninggalkan mereka.
"Kau tidak perlu membantu kami membersihkan peralatan ini, Sienna. Biarkan kami yang melakukannya." Ucap Dean Carter.
Sienna menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Aku ingin membantu kalian. Lagipula Mr. Colbert tidak melarangnya."
Sarah Carter menggenggam tangan Sienna. "Kau sangatlah baik, Sienna. Kami senang kau mengunjungi mansion ini. Mansion ini terasa sangat sepi setelah orang tua Mr. Colbert meninggal."
"Pasti dia sangat kesepian." Sienna memandang ke arah pintu seakan Liam masih berada di sana.
"Aku juga berpikir seperti itu. Kasihan Mr. Colbert. Setelah adiknya pergi, beberapa bulan kemudian orang tuanya meninggal. Rasanya rumah ini terlalu besar untuk ditinggali Mr. Colbert sendirian." Ucap Dean terdengar sedih.
"Karena itu kehadiranmu menambah keceriaan di rumah ini, Sienna. Kami berharap kau tidak akan pergi." Harap Sarah.
Sayangnya Sienna kemari bukan untuk tinggal. Dia diculik oleh Liam agar wanita itu menerima tawaran uang yang diberikan Liam agar Sienna bisa meninggalkan Neil. Tak ingin menambah kesedihan kelaurga Carter, Sienna memilih mengalihkan perhatian mereka untuk membersihkan peralatan yang mereka pakai untuk menanam beberapa tangkai bunga.
* * * * *
Liam tengah duduk di kursinya sembari membaca buku ketika sebuah ketukan mengalihkan perhatiannya.
"Masuklah!" Perintah Liam.
Pintu ruang ruangan terbuka. Liam meraih cangkir kopi dan meminumnya. Dari ujung cangkirnya, Liam bisa melihat Sienna berjalan masuk. Wanita itu mengenakan celana jeans biru dan kaos putih garis-garis biru. Liam memang sengaja mempersiapkan pakaian untuk Sienna saat merencanakan penculikan wanita itu.
Sienna berhenti di depan meja Liam dan menatap pria itu. "Aku sudah berada di sini. Jadi apa yang ingin kau bicarakan, Mr. Colbert?"
"Kemarilah!"
Liam berdiri dan mengajak Sienna menuju sebuah lukisan berukuran tidak terlalu besar. Sienna mengikuti pria itu. Terlihat lukisan itu adalah lukisan ibu Liam. Wanita cantik yang mirip dengan Neil itu mengenakan gaun merah dengan kalung mutiara melingkar di leher wanita itu. Sienna bisa melihat senyuman Neil muncul di wajah ibunya.
Dengan kedua tangannya, Liam mengangkat lukisan itu lepas dari dinding. Sehingga terlihat kotak brankas tersembunyi di balik lukisan. Perlahan dia meletakkan lukisan itu di lantai.
"Kau jelas tahu ini apa bukan?" Liam menoleh ke arah Sienna yang terlihat begitu tenang.
"Sayangnya aku bukan anak kecil, Mr. Colbert. Aku tahu benar itu adalah brankas." Seperti sebelumnya Sienna menanggapi ucapan Liam dengan sangat berani.
"Kalau begitu aku akan memberitahu kode untuk membukanya. Kodenya adalah tanggal ulang tahunku. 21 Maret 1988. 210388."
Liam menggerakan kunci kode kombinasi untuk menggerakkannya sesuai dengan angka yang dia sebutkan tadi. Setelah semua angka itu cocok, maka brankas itu pun terbuka. Liam meraih gagang brankas dan membukanya lebar. Di dalam brankas itu terdapat uang yang sudah di tata rapi di dalamnya.
"Mengapa kau memberitahuku kode brankasmu?" Sienna menatap Liam curiga.
"Karena mungkin saja kau berubah pikiran dengan tawaran yang kuberikan."
Wanita itu memicingkan matanya menatap Liam. "Maksudmu ketika aku berubah pikiran, aku akan mengendap-endap kemari agar bisa membuka brankasmu dan membawa kabur uangmu?"
Liam menganggukkan kepalanya. "Tepat sekali. Jadi aku tidak perlu menawarkanmu berkali-kali. Aku akan membiarkanmu mengambilnya sendiri."
Sienna mengepalkan tangannya di kedua sisi tubuhnya. Tatapan tajam ditujukan kepada pria itu. "Kau pikir aku pencuri?"
"Aku tidak menganggapmu seperti itu. Kau mendapatkan izinku untuk mengambil uang itu. Jadi artinya kau bukan pencuri. Jadi bagaimana? Aku menambahkan tawaranku. Uang di dalam brankas ini bernilai lima juta dollar. Uang ini bisa kau pakai untuk membayar hutang-hutangmu dan biaya perawatan adikmu di pusat rehabilitasi. Sisanya bisa kau pakai untuk memanjakan dirimu." Desak Liam. Pria itu sangat yakin Sienna akan tergiur dengan uang berjumlah banyak di dalam brankasnya.
"Jawabanku tetap sama, Mr. Colbert. Aku menolaknya." Sienna menggelengkan kepalanya.
Lagi-lagi jawaban wanita itu mengejutkan Liam. "Mengapa? Alasan apa yang mendorongmu tetap menolaknya, Miss Milligan. Kau membutuhkan uang. Kau hanya perlu mengambill uang itu dan pergi dari sisi Neil."
Sienna mendengus sinis. "Sayangnya aku tidak mau. Aku tidak akan meninggalkan Neil."
"Apa karena kau mencintainya?" Kali ini Liam yang mendengus sinis mendengar alasan yang baru saja dilontarkannya.
"Tidak. Aku tidak mencintai Neil. Hanya saja ada alasan lain yang tidak bisa kuungkapkan padamu. Kau tidak akan mengerti, Mr. Colbert."
Liam berjalan menghampiri Sienna tanpa melepaskan tatapannya dari mata wanita itu. "Katakan alasannya, Miss Milligan. Aku perlu mengetahui alasan kau tetap mempertahankan Neil padahal kau sama sekali tidak mencintai Neil."
Sienna melangkah mundur berusaha setenang mungkin. Terutama berusaha menjaga dirinya untuk tidak berteriak histeris seperti kemarin.
"Sudah kukatakan aku tidak bisa mengungkapkannya padamum, Mr. Colbert."
"Mengapa? Apakah karena kau memiliki rencana yang lebih besar dengan mempertahankan Neil? Berpura-pura menolak tawaranku dan memilih menikah dengan Neil. Karena dengan begitu kau bisa membujuk Neil memberikan uang yang lebih banyak kepadamu. Bukankah semua wanita seperti itu?"
Sienna berenti melangkah. Dia bisa melihat kebencian membakar mata Liam. Namun Sienna bisa merasakan jika kebencian itu bukan ditujukan untuk dirinya. Tapi untuk orang lain.
Apakah Liam pernah mengalami masa lalu pahit yang berhubungan dengan wanita? Tanya Sienna penasaran.
"Jangan samakan aku dengan masa lalumu, Mr. Colbert. Tidak semua wanita tergiur dengan uang yang kau miliki."
Melihat tubuh Liam membeku, Sienna yakin jika ucapannya memang tepat sasaran. Dia semakin yakin jika Liam memang memiliki masa lalu yang buruk dengan wanita.
Apakah pria yang dicintai pria itu memilih uang dibandingnya cintanya? Apakah karena alasan itu membuat Liam berpikir semua wanita adalah mata duitan?
* * * * *
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro