Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01 - keluarga


"Sah?"

"SAAAAH!"

_______

Acara pernikahan berjalan lancar sesuai rencana, walau sempat ada kendala tentang pengantin pria, namun, itu semua sudah berlalu. Ada Gempa yang tiba-tiba datang menggantikan posisi itu.

Keluarga dari pihak laki-laki; Gempa, baru saja datang setelah acara salam-salaman dengan tamu. Semuanya datang, hanya saja Ice datang dengan muka 'ogah-ogahan' nya.

Ice sedang merasa dikhianati Gempa.

"Ice ... Maaf, aku gak bermaksud-"

"Tau, ah! Males."

Nah loh, ngambek.

Soalnya dulu, saat keduanya masih jomblo alias belum nikah-Gempa sempat bilang kalau Ice bakal nikah duluan sebelum dia.

Tapi yang namanya takdir, ya ....

"Kak Gempa, itu saudara Kakak?"

Gempa menoleh kearah [Name] yang nampak kebingungan ketika melihat enam pria dengan muka mirip-mirip seperti suaminya datang bersama keluarga--kecuali Ice. :')

"Ah, iya. Itu yang tinggi terus mukanya keliatan galak namanya Halilintar, anak pertama alias Kakakku."

Gempa menunjuk Halilintar yang tengah meminum sirup marj*n bersama istrinya, dengan bayi berusia 2 bulan di gendong olehnya.

"Itu istrinya sama anak perempuannya, istrinya baik banget, pokoknya selalu jadi tempat curhat iparku yang lain. Kamu kalo ada masalah boleh kok curhat ke dia-tapi mending kamu curhat ke aku."

Lalu, jempol Gempa berganti menunjuk Taufan yang membersihkan bajunya, karena anaknya dengan sengaja menumpahkan segelas sirup marj*n ke bajunya.

Emang, ya, rada iseng. :')

"Kalo yang itu Taufan, Bang Upan anak kedua, dia juga udah berkeluarga. Anaknya ada tiga, otw empat-istrinya hamil anak keempat. Dua anak sulungnya ini agak iseng, ngikut Bang Upan, sih."

Dirinya sedikit terkekeh, "katanya sih Bang Upan mau bikin tim sepak bola. Istrinya iya-iya aja karena bucin banget sama Bang Upan."

"Nah, yang itu Blaze. Anak keempat sekaligus adekku. Anaknya baru lahir tahun lalu, istrinya lulusan hukum, jadi kalo Blaze rada-rada gitu, sama istrinya langsung dibacain Undang-Undang."

[Name] masih menyimak ucapan Gempa sambil melihat kearah orang yang Gempa tunjuk, menurutnya keluarga Gempa ini unik, dan keliatan banget Gempa yang paling oke diantara yang lain.

"Terus yang disamping aku, Ice. Anak kelima, dia belum pfft- belum nikah. Kelamaan di kamar, sih."

Ice semakin mengerucutkan bibirnya kesal, "berisik deh Kak Gem."

"Sabar ya, mungkin jodoh kamu belum lahir--"

Gempa kembali menunjuk saudaranya yang menyukai tanaman dan warna hijau itu. Terlihat ia sedang dipukul-pukul oleh kedua anaknya.

Kayaknya sih Thorn ceritanya lagi jadi monster gitu, terus anaknya pukul--ngelawan monster.

"Itu Thorn, anak keenam. Istrinya dulu mantan Halilintar, mereka putus terus malah nikah sama Thorn. Emang jodoh gak ada yang tau. Anaknya kembar dua, dua hari yang lalu baru ulang tahun yang ke 10 tahun."

"Nah, terakhir Solar, dia nikah ketiga setelah Thorn sama Bang Upan. Yang nyender di bahunya itu Istrinya, mereka berdua sempet hampir cerai tapi untung berhasil bertahan. Anaknya masih 5 tahun, tapi pinter banget! Cuma kurang bisa diajak ngobrol aja."

[Name] mengangguk mengerti, lalu melirik kearah ayah bunda Gempa yang sedang berbincang dengan kedua orang tuanya.

Terlihat raut senang di wajah kedua orang tua mereka.

"Aku mau datengin orang tua Kak Gem boleh? [Name] pengen nyapa karena merasa gak enak." Gempa mengiyakan, namun tak lama [Name] malah diam dan menarik ujung baju Gempa.

"Temenin, hehe .... "

Astaga, Gempa kan jadi gemes. Gempa cubit pelan pipi istrinya lalu dia gandeng menuju kearah orang tuanya, meninggalkan Ice yang masih mengeluarkan aura suram.

Sesampainya disana, baru saja [Name] ingin salam namun bundanya Gempa sudah lebih dulu menerjangnya dengan sebuah pelukan.

"KAMUU MANTUUKUU?? CANTIK BANGET! GEMGEM KOK GAK BILANG SIH KALO MANTU BUNDA CANTIK BEGINI"

'... Gemgem aja baru tau pas liat langsung.'

Itu isi batin Gempa.

"Setelah ini [Name] bakal di bawa ke kota nya Gempa, ya?"

Loh, iya juga. Mereka belum kepikiran mau tinggal di sini atau di sana.

Kalau tinggal disini, mungkin satu rumah sama keluarga [Name] dan Gempa terpaksa harus pindah pekerjaan. Kalau tinggal disana, mereka sementara akan tinggal di rumah Gempa dan Ice tinggali sekarang. Gempa juga tak perlu pindah pekerjaan.

Mungkin selamanya Gempa bakal tinggal disitu aja kali, ya-kasian Ice nanti kesepian kalau Gempa ikut pindah juga, pikirnya.

Setidaknya sampe Ice nikah, deh.

"[Name] ikut Kak Gem, aja. Kak Gempa juga kerjanya gimana? Kan Kak Gempa kerjanya di kota sana. Mungkin [Name] pindah kesana."

Istrinya sudah lebih dulu menjawab disaat Gempa masih terlarut dalam pikirannya.

"Boleh, boleh! Sementara kalian tinggal sama Ice dulu tapi, ya?? Takutnya Ice bakal kaget banget kalo tiba-tiba udah gak ada orang selain dia di rumah itu."

Kan. Kasian Ice, tiap pulang kerja biasanya masih ada Gempa yang menyambutnya pulang, dulu malah keenamnya selalu menyambut dirinya. Tapi karena masing-masing udah ada keluarga, dan hanya dia yang belum....

Ngebayanginnya aja Gempa udah merasa kasian banget sama Ice. Pasti Ice bakal kesepian.

"Iya, pokoknya Kak Gem harus tinggal disitu sampe Ice nikah, titik. Ga peduli nanti bakal jadi nyamuk atau gimana, yang penting Kak Gem sama Ice sampe Ice udah ada yang punya."

Tiba-tiba, Ice datang dengan raut wajah serius. Sepertinya, Ice benar-benar belum bisa menerima dan belum siap ditinggal keenam saudaranya berkeluarga.

"Aissh, makanya kamu cepet cari anak gadis. Jangan tiduran terus di kamar. Wong kamu udah tajir, tabungan udah cukup buat nafkahin anak gadis." Ceramah Amato yang langsung mendapat tatapan tak suka dari Ice.

"Nanti malem Mas Gempa sama [Name] di hotel aja dulu. Sekalian itu-kegiatan pasutri."

Empat orang dewasa di depan mereka bertiga tertawa renyah, seolah sedang menggoda pasutri baru ini. Emang digoda sih-

"Iya kalo [Name] nya siap, Ma. [Name] kan dikit-dikit takut."

Tiba-tiba, [Your Brother] datang dengan muka mengejek kearah [Name]. Membuat [Name] kesal dan ingin meninju mukanya sekarang juga.

Tapi gak bisa, ada mas suami sama mertua. Mau ditaruh dimana mukanya nanti?

"Hahaha! Kakak emang suka gitu. [Name] selalu siap kok, Bun, Ma. Kan udah tugas [Name]."

Ngomongnya sih gitu, tapi tangannya gak berhenti gemetar, senyumnya juga paksa.

Keliatan banget [Name] gak siap.

Tapi Gempa kan bukan saudaranya yang selalu menyerang tanpa aba-aba dan seperti singa kelaparan. Gempa itu lembut, walau juga bisa gak nahan diri-

Namanya juga cowok. Pasti adalah sedikit rasa kayak begitu.

_________

Ini udah lama banget di draft, dari 8 September, yasudah deh pub aja ✋😔

Besok yang Ice juga ku pub besok malem kok,

semangat ya buat senin besok kalian semua.

See u minggu depan!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro