Bukan Akhir Bagian: 2
Lanjutan cerita sebelumnya.
Met baca...
------------->>>>>>>
Mika P.O.V
Kutatap Kein yang kini tangannya bersimbah darah. Aku terkejut, aku tidak menyangka adikku telah membunuh Nort dan membuat tangannya kini bersimbah darah. Akulah yang membuatnya menjadi pembunuh. Kutatap Laze yang berada dipelukan Kein tubuhnya bersimbah darah. Akulah yang membuatnya bermandikan darah. Aku terdiam menatap pemandangan didepanku. Aku membunuh Iza Kakakku sendiri. Aku membuat tangan ini berlumuran darah Kakakku sendiri. Baru saja aku melihat Adikku kehilangan salah satu penglihatannya, akulah penyebabnya. Dan sekarang Kulihat didepanku aku mengubah adikku menjadi seorang pembunuh sekutu ku dan membuat pasangan adikku berlumuran darah.
Aku telah menghancurkan keluargaku. Itu memang tujuanku tapi... Kenapa rasanya... Aku kehilangan diriku sendiri... Aku memilih jalan ini dan aku hampir kehilangann semuanya...
"Hahahahaha!" aku tertawa pada diriku sendiri. Inilah yang ku dapatkan. Kutatap kedua sosok yang berada didepanku.
"Bagaimana rasanya membunuh orang Kein?" Ucapku sambil tersenyum miring pada adikku yang menatapku penuh kebencian.
"Rasanya memuaskan? Ya... Aku juga merasakan hal yang sama tadi... Setelah membunuh Iza." Ucapku sambil tersenyum sinis.
"KAU!!!" Ucap Kein murka. Bencilah aku. Kein melepas Laze dari pelukan bahkan mengabaikan Laze yang memanggil namanya. Sepertinya Kein sudah lepas kendali.
Kein berlari kearahku, aku terdiam ditempatku berdiri menantangnya berhadapan denganku. Kein sudah bersiap untuk membunuhku dengan tangan yang masih berlumuran darah. Aku pun bersiap untuk menyerangnya... tapi... sejujurnya aku lelah. Lelah dengan semua ku lakukan dan melihat akibat yang ku perbuat.
"Kein!!!" Teriak Laze berusaha beranjak dari tempatnya dengan susah payah.
Kulihat Kein semakin mendekatiku dan aku pun mulai beranjak dari tempatku dan.... Jleb!!
Sementara itu ditempat berbeda
Luca P.O.V
Aku berusaha beranjak dari tempatku. Sedikit demi sedikit kekuatanku telah kembali. Meskipun aku masih tetap kehilangan penglihatan sebelah mataku. Ini semua berkat darah yang Mika berikan padaku. Ya... darah dari seorang telah menghancurkan semuanya. Aku... tidak menginginkan darah itu mengalir di tubuhku. Aku... tidak ingin terikat dengannya.
Aku pun beranjak dari tempat itu dan segera ketempat dimana Laze berada disana dia berada. Aku ingin dia menarik semua yang dia berikan padaku.
"Dia... pasti berada ditempat Laze sekarang. Aku tidak ingin... terikat dengannya." Ucapku berusaha berjalan secepat mungkin ketempat Laze.
Beberapa saat kemudian.
Baru saja aku sampai dimana Laze berada dan masuk kedalam ruangan tersebut. Aku terkejut melihat apa yang ada didepanku. Ruangan tersebut diselimuti aroma darah, percikan darah yang berada dimana-mana. . Kutatap Laze yang sedang berjalan mencapai Kein dengan tubuh yang tertutup oleh merah. Kutatap satu tubuh yang tergeletak bersimbah darah diatas tempat tidur... ya itu Nort. Kutatap Kein dengan tangan ternodai darah yang bersiap menyerang Mika tetapi terhenti. Kutatap Mika yang terlihat terkejut dengan apa yang terjadi. Aku... tidak percaya Mika... dia...
Author P.O.V
Tangan Mika bersimbah darah, darah dari orang yang selalu ada untuknya dimanapun dan kapanpun Mika membutuhkannya maupun tidak membutuhkannya.
"Ca...san..dra...?" Ucap Mika dengan suara gemetar. Mika pun menatap tangannya yang menembus tubuh pasangannya tepat didadanya. Darah. Itu lah yang Mika lihat.
"Hentikan... semuanya...sebelum semua membencimu." Ucap Casandra pada Mika.
"Aku... apa yang telah aku lakukan..." Ucap Mika sambil terus menatap tangannya yang masih belum terlepas dari tubuh Casandra.
"Mika... dengarkan aku... sekarang pergilah... sebelum mereka membunuhmu..." Ucap Casandra dengan suara yang pelan.
"Tidak... aku tidak bisa meninggalkanmu." Ucap Mika.
"Percayalah... Mika... pergilah... setelah ini semua... semua... akan menjadi lebih baik. Percayalah. Pergilah. Aku mohon..." Ucap Casandra sambil mendorong tubuh Mika dan melepaskan tangan Mika. Mika menatap Casandra yang terjatuh tepat didepannya.
"Aku mohon pergilah." Ucap Casandra. Mika pun pergi dengan menggunakankecepatannya dari tempat itu sebelum Kein berhasil menangkapnya.
"Kenapa... kamu membiarkannya pergi?" Ucap Kein menatap tubuh Casandra yang tidak berdaya. Kein pun beranjak dari dekat Casandra hendak menyusul Mika. Tetapi tangan Casandra mencegahnya.
"Lepaskan!" UCap Kein penuh amarah.
"Tidak. Jika aku melepaskanmu, tidak akan ada yang berubah." Ucap Casandra sambil menatap Kein yang sedang menatapnya.
"Hhh... Aku mohon... biarkan Mika pergi... ini permintaan terakhirku. Percayalah kamu akan mengerti bila saatnya tiba." Ucap Casandra.
"Ak..." Ucap Kein tetapi terhenti oleh genggaman tangan Laze yang baru saja mencapai Kein.
"Biarkan saja Kein... Uugghh..." Ucap Laze sambil memegangi perutnya yang terasa sangat sakit.
"Laz... Tapi..." Ucap Kein tetapi berhenti ketika melihat Laze terjatuhdisampingnya.
"Laze!" Ucap Kein dan Luca yang baru saja tersadar dari keterkejutannya dan memasuki ruangan lalu menghampiri Laze.
"Perutku... uuuggghhh..." Ucap Laze sambil meringis.
"Laz... dengarkan aku..." Ucap Casandra pelan. Lalu membisikan sesuatu pada Laze sebelum Kein dan Luca hendak membawa Laze pergi dari tempat tersebut.
"Bersiaplah dan selamat datang dikegelapan." Itulah kata terakhir Casandra ketika Kein dan Luca membawa Laze pergi dari tempat itu. Ya... Casandra telah tiada.
"Apa yang dia katakan Laz..." Ucap Kein khawatir ketika melihat ekspresi Laze yang terlihat gelisah.
"Anakku... Aku menyayanginya..." Ucap Laze terlihat sedih.
"Ya aku tau..." Ucap Kein dan Luca yang sedang berlari dengan cepat menuju kastil.
"Katakan pada anakku Aku menyayanginya... " Ucap Laze kembali sambilmenahan rasa sakit diperutnya.
Sesampainya di kastil.
Kein dan Luca membawa Laze kekamarnya dan menidurkannya disana dengan di temani oleh Luca sedangkan Kein mencari Lota untuk memastikan keadaan Laze. Sampai akhirnya Kein menemukan Lota dalam keadaan yang memprihatinkan. Lota terduduk dilantai sambil memeuk kepala Iza yang terputus dari tubuhnya.
"Kak..." Ucap Kein lirih menatap sedih pada Lota dan jasad Iza yang terpisah. Lota pun menatap kosong Kein.
"Aku... membutuhkanmu Kak. Keadaan Laze..." Ucap Kein pada Lota. Lota hanya terdiam kembali menatap Iza. Beberapa saat kemudian Lota pun bangkit dan meletakkan Iza dilantai.
"Tunggulah sebentar. Aku akan segera kembali sayang. Ayo... Kein... Lazmembutuhkanku." Ucap Lota berpamitan pada Iza lalu memhampiri Kein dan pergibersama menuju tempat Laze berada.
Sesampainya dikamar Laze. Lota pun langsung menghampiri Laze dan memeriksanya. Kein dan Luca pun menunggu Lota dengan perasaan khawatir. Setelah selesai Lota pun menatap Kein dan Luca.
"Laze akan melahirkan. Ini akan sulit." Ucap Lota.
"Mungkin Laze akan kehilangan nyawanya untuk melahirkan anak ini. Tapi... Ada kemungkinan Laze selamat setelah melahirkan anaknya. Lakukanah upacara perjanjian setelah Laze melahirkan. Itu akan menyelamatkan Laze meskipun dengan beberapa resiko." Ucap Lota pada Kein, Luca dan Laze.
"Kak Lota..." Panggil Laze pada Lota.
"Aku siap dengan resiko apa pun. Selamatkan anakku." Ucap Laze. Setelah mendapatkanpersetujuan Laze Lota pun bersiap untuk melakkukan persalinan. Walaupun Kein dan Luca khawatir dengan keselamatan Laze.
---------->>>>>
Akhirnya update setelah sekian lama.
Ceritanya mungkin agak ga jelas ma alurnya agak kecepetan jadi harap makluk cos dah kelamaan nih cerita nganggur. hehehe.
Mungkin cerita ini bakal tamat beberapa bab lagi.
Yosh jangan lupa vomentnya ya...
Makasih dah setia nunggu ma baca cerita ini.
See you next chapter.
ZenoYuichi.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro