Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

bab 7


Ma'af yaa jika masih ada typo atau yang lainnya bertebaran di setiap tulisanku nanti....

Ini no edit... Karena aku lg pegel"..
Yeee...... Hari pertama kerja, tubuh salit semua... Linu sana sini, punggung sakit....#lebay

Haha.... Semoga suka ama ceritanya...
.

.

.

.

.

.

.

*

*

Sakura meremas tangannya saat melihat bagaimana khawatirnya Sasuke, mendapati jika tangan Naruto yang memerah karena terkena teh panas. Bahkan kedua orangtua dan kakek Sasuke begitu peduli dengan gadis itu.

Ia menghela nafas dan mengambil handuk kecil dan sebaskom air dingin untuk mengompres punggung tangan Naruto. Ini bukan saatnya dia iri atas perhatian yang di dapat gadis itu oleh keluarga Uchiha. Ia masih bisa memperbaiki hubungannya dengan gadis itu, bukankah secara tidak langsung Naruto adalah adiknya. Biarlah masalah ibunya, ibunya sendiri yang membereskan.

Sasuke langsung meraih baskom dan handuk itu, setelah Sakura datang.

" kenapa kau ceroboh sekali sih "

" ih... Aku tidak sengaja, ma'af~ "

Naruto merengut menatap Sasuke yang tengah sibuk mengompres punggung tangannya yang memerah.

" lihat apa yang kau lakukan, kau melukai dirimu sendiri "

" akukan sudah minta ma'af "

Sasuke menatap tajam Naruto yang duduk di sebelahnya. Gadis ... Ok ma'af... Maksudnya wanita, kekasih keras kepalanya itu selalu saja bisa menbalas perkataannya.

" maklumi kelakuan anak bibi yaa... Dia memang begitu "

Naruto menatap kesamping, dimana nyoya rumah tengah duduk di lengan sofa tunggal yang di duduki Fugaku.

" mungkin saat proses mencetaknya, ada yang kami lupakan "

Fugaku tersedak teh yang baru saja ia minum. Perkataan istrinya itu sungguh ambigu.

" aku lupa berdoa pada kami-sama untuk tidak menurunkan sikap dingin suamiku padanya "

Naruto tertawa, begitu pula Mikoto. Tapi tawa itu berganti teriakan saat Sasuke dengan sengaja menekan konpres di tangannya. Naruto mendelik kearah Sasuke.

" apa? "

*

*

Minato menyeringai menatap video di layar laptobnya. Disana dia melihat jika istri tercintanya tengah kebingungan membuka pintu kamar mereka. Hari ini dia sengaja mengunci istrinya itu di dalam kamar mereka, karena dia tau apa yang akan dilakukan wanita itu di luar.

Sejak pertemuannya dengan Jihoon kemarin, dia langsung menyelidiki istrinya. Nenyuruh beberapa orang kepercayaan-nya untuk mengawasi semua gerak-gerik istrinya, yang memang akhir-akhir ini trrlihat mencurigakan.

Benar saja, apa yang ia pikirkab terbukti. Istrinya membayar seseorang untuk mengawasi Naruto. Seorang pria bandit kelas teri buronan polisi. Pria itu di bayar untuk melenyapkan bayi yang di kandung Naruto. Tak hanya itu saja, saat bawahannya menangkap pria itu, pria itu sedang mengendap-endap di belakang Naruto dengan belati di balik saku jaketnya.

Ia yang mendengar penjelasan dari bawahannya, kalap. Tangannya dengan ringan melayang bertubi-tubi ke wajah pria itu. Apa lagi pria itu tak hanya ingin membunuh sang cucu, tapi sekaligus dengan ibunya. Akhirnya dia menyekap pria itu di ruang bawah tanah di gedung perusahaannya.

Minato beranjak dari duduknya.

" kau yang memulai... Dan aku yang akan menghakhiri ini.... Semoga beruntung.... Sa-yang "

Smirk terlihat di bibir tipis milik Minato. Kakinya melangkah keluar ruang kerjanya.

" kita pulang Inoichi .... Jangan lupa bawa oleh-oleh untuk istrku tercinta "

" hai "

Yang dimaksud oleh Minato adalah orang suruhan sang istri. Inoichi mengambil ponsel di saku jasnya dan mendial no bawahannya.

" bawa pria itu "

*

*

Mebuki menggeram kesal. Sejak kemarin malam, orang yang di suruhnya untuk menghabisi Naruto tak kunjung memberinya kepastian. Apa lagi saat dia menelfon pria itu, ponsel yang dihubunginya mati.

" sebenarnya apa yang di lakukan pria itu, brengsek "

Kakinya menendang pintu kamarnya yang terkunci dari luar. Sialan.... Sejak tadi dia berteriak dan menggedor pintu, tak ada satu orangpun yang membukanya. Ck... Apa ini ulah suaminya? Tapi kenapa? Apa suaminya tau apa yang dia rencanakan?

Tidak!! Kepalanya menggeleng dengan keras. Suaminya takmungkin menyadari keanehannya beberapa hari ini. Lagi pula, apa suaminya itu masih memperdulikan Naruto, jika gadis itu yang menghancurkan rumah tangga anak mereka. Tapi, Naruto tetaplah putri kandung suaminya.

" tidak... Itu tak boleh terjadi "

" apa yang tidak boleh terjadi, sayang ?!"

Mebuki menoleh dengan mata terbelalak. Karena sibuk mondar-mandir dengan otak penuh, dia sampai tak menyadari jika sang suami sudah memasuki kamar mereka.

" t-tidak... Bukan apa-apa "

" hmm "

Minato berjalan masuk dan duduk pada sofa merah marun yang ada di kamarnya.

" kau kenapa ?"

Manik safire itu menatap aneh gelagat sang istri, yang terlihat gugup.

" a-ah tidak... Itu... Kenapa kau mengunciku didalam kamar? "

" aku, tidak "

" kau, yaa.... Tidak mungkin jika pintu itu rusak. Setiap 3 bulan sekali pekerja selalu mengeceknya "

Minato terkekeh pelan, sedangkan Mebuki menatap tak mengerti kearah sang suami.

" sudahlah, lupakan... Oh ya, aku punya sesuatu untukmu... Inoichi !"

Tak berapa lama, sekertarisnya masuk dengan dua orang berbaju hitam yang tengah menggeret seorang pria yang sudah babak belur. Bahkan kaos dalam putih yang pria itu pakai telah ternoda oleh darah.

" kau mengenalnya sayang ?"

Mebuki melotot horror. Demi tuhan, bagaimana orang itu bisa ada di tangan suaminya. Bahkan keadaan orang yang disewanya itu terlihat sangat menyedihkan.

" a-aku... T-tidak.. Aku t-tidak mengenalnya "

Ia menggeleng dan kembali menatap sang suami yang duduk dengan santai diatas sofa.

" jangan bohong sayang "

" a-aku sungguh tidak mengenalnya... Kenapa kau membawa orang tidak di kenal ke rumah kita ?!"

" tidak di kenal... Ku kira kau mengenalnya? "

Minato beranjak berjalan mendekati sosok pria yang tengah berdiri dengan kedua lutunya itu, dan berjongkok.

" bukan begitu....Danzo ?"

Sebelah tangannya mencengkram dagu pria itu dan mengarhkannya menatap kearah Mebuki.

" h-hai "

Minato menyeringai dan menghempaskan wajah Danzo kesamping, dan kembali menatap wajah istrinya yang telah banjir dengan keringat. Ia dengan santai berjalan mendekati istrinya.

Srrttt !!

" AKH !! "

Tangan besar itu menarik rambut Mebuki, hingga wajah wanita itu mendongak. Wajahnya mendekat tepat ke telinga istrinya.

" munafik .... Habisi dia "

Tangannya menunjuk kearah Danzo yang yang masih bersimpuh.

Dor !!

Bruk ~

Tubuh tak bernyawa Danzo tergeletak begitusaja di depan mereka berdua, dengan kepala tertembus peluru dari salah satu bawahannya.

Mebuke memandang horror tubuh berlumur darah Danzo. Ya tuhan, suaminya telah berubah menjadi iblis. Jambakan di dikepalanya-pun semakin mengerat, hingga dia yakin kulit kepalanya juga ikut tertarik.

" kau pikir aku tidak tau apa yang kau lakukan beberapa hari ini "

Tubuh wanita itu gemetar, melihat bagaimana pria yang dulu sangat tergila-gila padanya hingga menceraikan sang istri hanya untuk mrmilihnya, menjadi seperti ini.

" kau salah paham anata "

" di bagian mananya aku yang salah ?"

" Akh !! "

Minato menyeret Mebuki dan menghempaskannya di depan mayat Danzo.

" kau lihat dia? .... Itulah balasan yang setimpal bagi seorang yang berani mengusik keluargaku "

Mebuki sudah menangis melihat kelakuan sang suami. Apalagi tangannya bisa merasakan darah Danzo yang menggenang diatas lantai.

Minato berjongkok, sebelah tangannya mengelur rambut dan sisi wajah Mebuki dengan lembut. Tapi sayang nada dan tatapan matanya tak mencerminkan itu.

" jangan khawatir... Kau tak akan kubunuh "

Tangannya mencengkram wajah Mebuki menghadap kearahnya.

" tapi kau akan menjadi budakku, menuruti semua perintahku.... Hingga akhir nanti... Kau tak akan lepas dari tanganku "

Minato kembali berdiri.
" jadi.... Nikmati saja hukumanmu.... Sayang~ "

Ia kemudian berjalan keluar diikuti Inoichi dan dua pria berbaju hitam yang menyeret mayat Danzo keluar. Menimbulkan jejak darah memanjang yang mengerikan.

*

*

" sekarang tak ada lagi yang menghalangimu sayang ... Apa kau tenang di sana?"

Jihoon mengelus foto wanita berambut merah panjang yang tertawa di pelukannya. Itu adalah fotonya dan mendiang istri keduanya.

" ck... Putrimu membuatku pusing. Lihatlah, dia malah membuat cucu lebih cepat sebelum prosedur pengesahan "

Pria paruh baya itu memutar kursi kebesarannya menghadap jendela kaca besar di belakang mejanya.

" mereka bahkan belum menikah, tapi sudah bermain kuda-kudaan .... Untung aku tidak seperti mereka "

" tapi walau aku tidak seperti mereka, kau tidak pernah memperbolehkannku untuk mencetak adik untuk mereka. Masuk sih boleh, menabungnya yang kau larang "

Jihoon memeluk foto mendiang istrinya itu di dadanya.

" aku mencintaimu... Ah tidak, jangan marah Taehee. Aku juga mencintaimu.... Kenapa kalian pergi lebih dulu dari ku"

*

*

Acara pemverkatan dihadiri banyak tamu undangan. Dari keluarga inti Uchiha, Jung dan Namikaze. Yaa... Walau Naruto tak terlalu auka dengan Minato, tapi dia tak mempermasalahkannya. Bahkan yang mengantarnya menuju altar adalah Jihoon, bukan Minato.

Lihatlah Naruto terlihat cantik dengan gaun pengantin berwarna putih berlengan panjang, dengan bagian belakang hingga pinggang yang trasparan.

( bayangin gaun Bela saat nikah ama Edwert )

Rambut pirangnya digelung, walau bagian perut yang sedikit menonjol. Memperlihatkan jika di dalamnya berasa sosok penerus Uchiha selanjutnya.

Srrttt~

" kau lelah? "

Naruto menyandarkan kepalanya di dada bidang Sasuke yang dibalut jas hitam pernikahan. Mereka tengah duduk di salah satu kursi dimana mereka berkumpul dengan sepupu dan teman sang suami, sedangkan tangan Sasuke tengah merengkuh pinggang ramping Naruto dan sebelahnya mengelus perut buncit itu.

" sedikit "

" kita istirahat, hn?"

" hn "

Keduanyapun beranjak kedalam vila, setelah berpamitan pada keluarganya. Yaa.... Pernikahan mereka di selenggarakan di salah satu vila milik Uchiha yang berada di dekat hutan Konoha.

" aku mencintaimu "

Naruto berjinjit dan mencium rahang tegas sang suami yang berjalan di sampingnya.

" aku lebih mencintaimu "

Tangan kekar itu semakin merengkuh tubuh ramping itu merapat ke tubuhnya.

Sedangkan Minato tengaj asik menyesap wine di tangannya di temani Jihoon dan Fugaku. Senyum tak pernah luntur dari bibirnya, melihat kebahagiaan sang putri. Tapi sepertinya tak hanya itu, dia menunggu saat dia pulang. Hukuman apa lagi yang akan dia berikan pada istri tercintanya. Hardcore....tapi sayang dia sudah tidak bernafsu untuk memasuki wanita itu lagi.

" merindukan yang dirumah ?"

Manik safire itu melirik Jihoon yang ada di sampingnya. Ia membalas seringaian Jihoon dengan seringaian pula.

" ya... Sangat merindukannya "

*

*

.

.

.

.

.

.

.
End



Tunggu cerita yang lainnya yaa... Sama cerita yang maaih numpuk.. Haha

Bay... Bay... Bow..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro