Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

bab 5


*

*

Naruto kembali di sibukkan dengan jahitannya. Kali ini tangannya tak lagi terluka, karen ia sudah mulai mahir menjahit. Senyum tak henti-hentinya pudar dari wajah ayu itu. Tangannya terus bekerja membuat sebuah baju mungil bewarna biru langit dengan corak beruang.

Cklek~

Sasuke yang barusaja pulang kerja langsung berlari kearahnya, saat manik kelam itu menatap apa yang di lakukan sang kekasih. Oh... Dia takmau lagi tangan kelasihnya itu terluka.

" sayang, apa yang kau lakukan huh ?! ...... Bukankah ak - "

Sebelum Sasuke menyelesaikan kalimatnya, Naruto sudah terlebih dahulu memberikan apa yang sudah di jahitnya tadi.

Sasuke menatap tak mengerti kearah sang kekasih yang tengah tersenyum, dengan tangan mengulurkan sebuah baju mungil yang lucu.

" ada apa lov ?"

" coba tebak "

Tangan Sasuke meraih pakaian mungil itu dan membolak-baliknya.

Ok... Itu pakaian bayi, lalu? Apa kekasihnya itu tengah menjahit untuk hadiah temannya yang baru saja melahirkan?? Atau -

" tunggu....tunggu... Kau- "

Naruto mengangguk semangat. Sebelah tangannya meraih tangan Sasuke dan menaruhnya diatas perut datarnya.

" 5 minggu "

Dan sebelah tangannya membuka kelima jarinya, menunjukkan angka lima.

" oh tuhan ... Haha, kau tak bercanda kan sayang "

Wajah ayu itu merengut tak suka atas perkataan sang kekasih.

" apa aku terlihat bercanda "

" tidak "

Jawab Sasuke cepat. Tangannya melempar baju bayi yang sejak tadi ia pegang.

" kenapa kau membuangnya "

Sasuke langsung memeluk tubuh mungil itu dengan kedua lengan kekarnya, dan menghujani seluruh wajah Naruto dengan ciuman. Mereka berpelukan dengan Naruto yang ada di atas pangkuan Sasuke, duduk di atas sofa yang ia dudukinya tadi.

" karena aku ingin memeluk dan mencium-mu "

Naruto hanya terkikik geli melihat bagaimana reaksi Sasuke atas berita kehamilannya. Ya... Naruto hamil 5 minggu, dan itu adalah anak Sasuke. Uh... Dia tak sabar untuk meresmikan hubungan mereka.

Tangannya mendorong dada bidang itu menjauh untuk memberikan jarak pada mereka berdua.

" uh.. Kau harus segera menikahiku Sasu-nii "

Masih dengan wajah yang berhias senyuman, Sasuke mengangguk mantap.

" tentu, lagi pula kakakku sudah sadar dan perceraianku dengan Sakura sudah di proses "

" benarkah.... Hmm, tapi masih ada satu masalah "

Sasuke menaikkan alisnya tak mengerti, saat wajah cerah kekasihnya berubah murung. Tangannya terangkat membelai bibir bawah Naruto yang tengah digigit oleh sang punya bibir.

" appa ~"

Ah ternyata itu... Sasuke tersenyum, tangannya yang masih ada di pinggang sang gadis bergerak. Ia mengelus pinggang ramping itu untuk mengurangi keresahan kekasihnya. Sebelah tangannya mengelus pipi tembem Naruto.

" ehem... Sayang, apa kau masih ingat memar yang ada di pipiku tiga hari yang lalu "

Naruto mengangguk, tangannya terulur ke sudut bibir Sasuke yang beberapa hari yang lalu memar dan mengeluarkan darah. Ya tuhan .... Saat itu ia sangat khawatir atas keadaan Sasuke.

" em, aku tau itu bekas pukulan. Tapi siapa yang memukulmu? Apa benar seorang pencopet ..... Karena aku dengan tau pasti kau mampu melawannya "

Sasuke meringis. Tentu saja jika itu pencopet, pasti orang itu sudah habis di tangannya. Dia kan mantan atlet Judo. Tapi masak iya... Dia harus membalas pukulan calon mertuanya. Bisa habis dia sebelum menikahi Naruto.

Bahkan dia bisa saja makin babak belur jika Yunho juga turun tangan memukulnya. Untung pria itu sudah di cekal oleh Yoochun, asisten Jihoon. Yeah... Walau Yoochun tak luput dari kekesalan Yunho yang terus berontak tak bisa memberinya pelajaran.

" itu... Ayahmu yang lakukan "

" APA ?!"

Naruto memekik,,,, tubuhnya yang akan beranjak dari pangkuan Sasuke urung,  karena tangan kekasihnya itu menahannya agar tetap pada posisinya.

" k-kapan kau kesana? "

" tepat saat aku mendapat pukulan itu "

Naruto merutuk bodoh atas pertanyaan yang ia lontarkan barusan.

" apa yang kau katakan padanya ?"

" menjelaskan hubungan kita dan aku yang meminta restu padanya "

" ternyata kau sudah tau yaa "

Ujar Naruto seranya menunduk. Ha'ah... Ia sungguh merasa bersalah pada Sasuke, karena tak mengatakan siapa dia sebenarnya. Hingga kekasihnya itu mencari tau sendiri.

Sasuke tersenyum, ia menjepit dagu sang kekasih dengan ibu jari dan telunjuknya. Mengarahkan agar kekasihnya itu memandang wajahnya.

" sejak awal kita bersama,,,, aku sudah tau semuanya "

" tentang tujuanku mendekatimu ?"

Manik safire itu menatap kaget kearah manik kelam sang kekasih.

" ya.... Tapi tanpa kau mendekati ku, aku sudah tertarik denganmu sejak lama "

" kau masih mau menerimaku... Aku sudah banyak berbohong padamu "

Sasuke memajukan wajahnya dan mengecup bibir kesukaannya, sedikit melumatnya sebelum melepaskannya.

" aku mencintaimu,,,, itu tak akan berubah, tapi akan selalu bertambah "

Naruto tersenyum lebar dan berhambur memeluk Sasuke, yang langsung di balas pria itu erat.

" aku juga mencintaimu..... Dan anak kita...hihihi "

" dan aku lebih mencintaimu, dan anak kita "

" uh.... Sasuke~ , apa benar appa melakukan itu padamu "

" kau tau hasilnya sayang "

" kenapa tidak membalas "

Sasuke benar-benar gemas ingin menerkam gadis .. Uhuk.. Wanita didepannya.

" kau ingin membuat anak kita yatim huh "

" aku bisa mencari kandidat yang lain "

Ok... Ia sudah tak tahan. Sasuke meraih Naruto ke gendongannya dan tanpa kata membawa tubuh ramping itu ke arah dimana pembaringannya berada.

Kekasihnya itu jika sudah jahil, membuat tangannya gatal untuk menguyelnya#ngerti ngak bahasanya.

" yah Sasu-nii, ingat aku sedang hamil muda "

" lalu? ..... Aku hanya ingin mengunjungi anak kita, aku tau dia merindukanku "

Brak !!

Pintu tertutup.... Dan kita hanya bisa membayangkan apa yang dilakukan pasangan itu di dalam.

*

*

" koi lihat-lah "

Fugaku yang tengah duduk bersandar pada kepala ranjang, menyodorkan sebuah foto hitam putih kearah Mikoto yang tengah menyisir rambutnya di depan meja riasnya.

Mikoto berbalik dan meraih gambar hitam putih itu ke depan wajahnya. Wanita itu mengernyit tak mengerti kearah sang suami.

" itu cucu kita.... Anak dari Sasuke dan kekasihnya "

" APA !!"

" besok persiapkan semuanya.. Dia akan membawanya kemari "

" kenapa cepat sekali ?"

Fugaku mendengus, ia menatap bosan ke arah sang istri yang terkenal dengan Drama Queennya itu.

" lebih cepat mana, pernikahan Itachi dan sakura yang terlaksana seminggu setelah putra pertamamu itu sadar "
Mikoto merengut.

" aku merasa tua sekarang.... Oh cucu pertamaku "

Tuh kan... Lihatlah tingkah wanita itu yang mencium dan mengelus foto USG calon cucunya.

" eh... Berapa usianya ?"

" 5 minggu "

" bagaimana kau tau ini "

" kau lupa siapa suamimu, huh "

Mikoto memutar bola matanya malas. Ha'ah suaminya memang terlalu pd, dan sayangnya itu menurun ke pada kedua putranya.

" untung cinta "

*

*

Naruto berbuat sejauh itu bukan tanpa alasan. Merebut suami orang, bahkan hingga orang itu menceraikan istrinya. Walaupun sepertinya rencananya gagal, karena gadis itu ternyata mencintai kakak Sasuke. Tapi bukankah masih ada satu orang lagi sasarannya?

Semua berawal dari hancurnya keluarga bahagianya. Dulu... Dulu sekali, sekitar 10 tahun yang lalu saat rumah tangga orang tuanya mulai goyah.

Pertengkaran tak pernah terlewatkan barang sehari. Sang ayah yang sering pulang rarut, atau bahkan bisa tak pulang.

Ibunya yang selalu menunggu kepulangan sang ayah tiap malam, bahkan hingga tak tidur. Tapi saat sang ayah pulang, hanya sikap acuh dan selalu ketus terhadap sang ibu.

Puncaknya adalah saat pertengkaran hebat mereka pada suatu malam, Naruto kecil hanya bisa mendengarnya di tengah tangga dengan tangan memegang besi pegangan.

Saat itu ayahnya mencaci maki sang ibu, hingga tangan yang memiliki kulis sama sepertinya itu menampar keras pipi putih sang ibu. Dan saat itulah dia berlari turun, menyongsong ke pelukan sang ibu.

" dia bukan papaku, mama. Dia bukan papaku... Kita pergi dari sini dan kita cari papaku yang dulu diluar sana. Naru tak mau disini "

Perkataan yang terucap dari bibir gadis berusia 11 tahun menohok hati keduanya. Sang ayah terdiam, sedangkan dirinya meraih tubuh sang ibu untuk berdiri dan membawanya keluar dari pintu mansion mewah itu.

Telinganya cukup merah, saat mendengar sang ayah yang membanding-mbandingkan sang ibu dengan wanita lain.

Dan saat itulah ia sadar, sang ayah telah berselingkuh. Atau tepatnya sahabat ibunya yang telah menikung ibunya, dan merebut ayahnya.

Ia masih bisa mengingat tawa lebar wanita itu saat mereka berpapasan, setahun setelah ia dan ibunya keluar dari mansion megah itu.

Chup~

" kenapa anak appa melamun, hmm ??"

Naruto yang tengah duduk di gazebo yang ada dimansion Jung menoleh kesamping. Ia menemukan sang ayah a.k.a Jung Jihoon tengah duduk di sebelahnya.

" hanya mengenang masa lalu "

Kepala bersurai pirang itu di rebahkan ke pundak kebar sang ayah. Tangan besar itu mengelus lembut surai putrinya.

" jika itu buruk, maka lupakan-lah "

" hmm "

" Sudah mau menikah dan punya anak, kenapa kau masih manja?! "

Yunho yang baru datang menginterupsi keharmonisan mereka.

" ikutan "

Yunho merebahkan dirinya disamping sang ayah, dengan merebahkan kepala berambut coklat itu di paha sang ayah.

" ih... Kenapa ikutan manja sih "

Tangan tan itu menarik kesal sehelai rambut sang kakak hingga tercabut, menghasilkan teriakan protes Yunho dengan sebelah tangan mengusap kepalanya dimana rambutnya tadi dicabut.

" uban "

" dan aku jelas tau itu bohong "

Gelak tawa Jihoon meramaikan pertengkaran kedua anaknya. Ya .... Satu seorang putra dan seorang putri dari wanita yang sampai saat ini ia cintai. Walau kebersamaan mereka tak terlalu lama.

Inilah keluarganya kedua anak nakalnya sudah dewasa, tapi tak memungkiri jika sifat kekanakan mereka akan selalu ada jika mereka tengah berkumpul bertiga.

*

*

Mebuki meremat ponselnya yang beberapa saat yang lalu menerima laporan dari orang suruhannya.

" sial, itu tak boleh terjadi... Lihat saja, kehamilanmu tak akan lama. Akan kupastikan itu dan dirimu akan menjadi sejarah "

Wanita paruh baya itu tertawa keras tanpa tau ada seseorang yang tengah mendengar perkataannya di luar kamar wanita itu.

" tapi sayang... Itu tidak akan terjadi "

Gumam seorang pria berpakaian pelayan. Pria itu menyeringai, dia berbalik dan mengambil ponselnya dari saku celananya untuk menghubungi sang atasan.

" tuan Jung .... "

*

*
.

.

.

.

.

.

.
Tbc

Ma'af lg gug bisa bls comennya..
Ma'af juga jika ada typo dan ceritanya agak nggak sesuai di hati kalian...

Di tunggu like, coment dan kritiknya yaa... See you to next story...

Bay... Bay... Bow

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro