Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

bab 3


*

*

Naruto Uzumaki : 21 tahun
Sasuke Uchiha : 25 tahun
Jaejoong : 21 tahun
Jung Yunho : 22 tahun
Sakura Haruno : 23 tahun

*

*

Setelah sarapan, Sasuke mengikuti sang ayah yang membawa mereka masuk kedalam ruang kerja ayahnya. Dan disinilah mereka, saling diam. Karena Sasuke menunggu sang ayah berbicara duluan.

Fugaku menghela nafas, sikap putra keduanya itu semakin dingin semenjak pernikahan tak terduga Sasuke 6 bulan yang lalu menggantikan Itachi.

" kemana saja kau dua hari yang lalu? "

Sasuke menaikkan alisnya, ia tau dengan pasti jika ayahnya itu tau apa yang ia lakukan selama ini. Karena sejak empat hati yang lalu ia sadar ayahnya itu meminta Kakasi a.k.a tangan kanan ayahnya untuk mengikutinya.

" kenapa bertanya jika ayah sudah tau ?!"

Fugaku berdehem, ia menyamankan kembali posisi duduknya. Ah... Sepertinya anaknya itu sudah sadar jika ia mengirim orang untuk mengawasinya.

" jadi, kau bermain dengan wanita lain dibelakang istrimu ?"

Sasuke mendengus, ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

" aku hanya pengganti kakak ayah, dan di perjanjian kita aku adalah pria bebas "

" setidaknya hargailah istrimu "

Sasuke menjilat bibirnya yang terasa kering.

" bukan namaku yang tertera di buku nikah,... Bahkan tuhan juga tau kita hanya melakukan pernikahan palsu "

" Sasuke !!"

" dengar ayah, aku sudah menemukan kebahagiaanku.... Jadi, jangan mengusiknya "

Setelah mengatakan itu Sasuke beranjak, moodnya benar-benar buruk. Kakaknya juga, kenapa belum sadar-sadar. Semuanya akan semakin rumit, jika kakaknya belum sadarkan diri juga.

Tangan putih itu membuka pintu ruang kerja ayahnya, dan saat pintu terbuka mata kelamnya menangkap sosok Sakura yang tengah terpaku dengan nampan di tangannya.

" kau mendengar semuanya bukan "

Sakura mendongak dengan mata berkaca-kaca menatap mata kelam Sasuke yang menatapnya datar.

" s-sas "

" dan ku harap kau mengerti "

Sasuke beranjak melewati tubuh ringkih itu.

PRANG !!

" ASTAGA !!"

Sakura menjatuhkan nampan berisi dua gelas teh itu hingga pecah. Tubuhnya merosot kebawah, kedua tangannya menutupi wajahnya yang sudah berurai air mata.

Mikoto berlari mendekat, saat telinganya mendengar suara pecahan beling. Ia mendapati tubuh menantunya yang sudah merosot jatuh dengan tubuh bergetar. Ia hanya bisa meraih tubuh gemetar itu kepelukannya. Bibirnya tak lepas menggumamkan kata-kata menenangkan untuk sang menantu.

" aku sudah memperingatkanmu Sakura, Sasuke tak bisa begitusaja terikat... Jika bukan dengan orang yang ia kehendaki "
Ujar Fugaku yang berjongkok di depan Sakura.

" anata ?!"

Fugaku menoleh kearah sang istri.
" aku tak ingin membuatnya berharap lebih jauh lagi.... Karena ke'egoisan para tetua klan, sekarang Sasuke berubah "

Ia kembali menatap Sakura yang masih menangis di pelukan Mikoto. Ada setitik rasa kasihan pada gadis itu. Ia sadar, selama Sakura dan Sasuke menikah, Sakura belajar menjadi istri yang baik. Baik sikap dan perasaannya pula.

Sejak awal ia sudah memperingatkan gadis itu, agar tak memelihara rasa kelewat sayang itu. Lalu apa sekarang, perasaan itu sedah menjadi cinta. Ia juga sudah mengingatkan kalau gadis itu nanti akan menikah kembali dengan Itachi, saat pria itu sadar dari komanya tapi gadis itu keras kepala.

Gadis itu bilang akan membuat pernikahannya dan pernikahan Sasuke berhasil, sehingga Itachi hanya perlu memikirkan kesembuhannya. Sakura bahkan tak percaya jika pernikahannya dengan Sasuke hanyalah setingan.

" mengertilah "

Tangannya menepuk dua laki kepala bersurai merah muda itu sebelum beranjak pergi.

*

*

Naruto tengah berbelanja keperluan sekolahnya di adalah satu mall milik kekasih tampannya. Uchiha Building milik Sasuke memiliki beberapa mall di Tokyo, salah satunya adalah mall yang ia kunjungi hari ini.

Naruto memasuki sebuah toko perlengkapan sekolah. Dia yang hari ini terlihat cantik, dengan kemeja bergaris sesiku dipadu dengan dress warna peach tanpa lengan. Rambutnya ia kuncir menyerupai ekor kuda dengan poni menutupi dahi. Kaki beralas sepatu sport berwarna putih itu mengelilingi isi toko.

Tangannya beberapa kali memasukkan beberapa barang yang ia butuhkan ke keranjang, sampai sebuah tangan menariknya ke pojok toko. Dia sudah akan berteriak, sebelum sebuah suara yang ia kenal masuk ketelinganya.

" kenapa kau ada di sini ?"

Naruto menongok ke kanan kiri, memastikan tak ada orang yang menyadari posisi intim mereka.

Sasuke terkekeh... Dia yang masih memakai jas armani lengkap, tengah memeluk pinggang Naruto hingga kedua tubuh itu benar-benar menempel.

" aku sedang mengunjungi salah satu mall milikku, dan ternyata aku menemukan rubah manisku yang tengah berkeliaran sendirian "

Naruto memutar bola matanya malas. Kakinya berjinjit, maunya sih ingin memberi ciuman di bibir untuk Sasuke... Tapi tak sampai. Jadi ia hanya bisa menciun rahang tegas yang sedikit kasar itu.

" kau harus bercukur nanti "

" padahal aku ingin mencoba menumbuhkannya... Seperti Dan Steven, bukankah akan terlihat bagus "

" tidak... Aku lebih suka yang bersih "

Sasuke kembali terkekeh, ia mengeratkan pelukannya dan mencium gemas bibir berpoles lipstik itu.

" apa yang kau lakukan disini? "

" memancing..... Memang apa yang dilakukan orang jika masuk ke toko peralatan sekolah "

Sasuke tertawa... Tawa yang tak pernah diperlihatkannya kepada orang lain, bahkan keluarganya sendiri.

" boleh ku temani ?"

" tentu "

Naruto dengan riang menggandeng tangan Saseke, sedangkan Sasuke meraih keranjang yang sejak tadi dibawa Naruto.

Mereka terus mengelilingi toko tanpa menyadari sosok pria paruh baya berambut pirang dan istrinya yang memandang mereka kaget.

Sasuke dan Naruto berjalan keluar dari toko untuk mengelilingi mall. Mereka terlihat sangat bahagia, layaknya pasangan muda yang dimabuk asmara.

Mereka memutuskan memasuki lestoran yang menyediakan makanan Prancis, dan dua orang paruh baya itu juga mengikuti pasangan muda itu.

Pasangan Sasuke dan Naruto memilih tempat yang lebih tenang untuk privasi mereka. Saat Sasuke melangkah keluar ruang privasi itu, kedua orang paruh baya itu berjalan memasuki ruangan yang di pesan oleh Saseke.

*

*

Naruto mendongak, saat telinganya mendengar suara pintu ruangan yang kekasihnya pesan terbuka. Seringai dan kekehan mengejek terukir di bibir semerah cerry itu, melihat dua sosok yang sudah lama tidak ia lihat.

" wah wah.... Tata krama diciptakan untuk apa, selain kesopanan hmm?! "

Seorang pria paruh baya yang memiliki warna rambut dan mata yang sama dengannya, memandang kaget dirinya. Berbeda dengan wanita paruh baya berambut pendek di samping pria itu.

Gadis berambut pirang itu menyilagkan kakinya menatap dua orang yang terpaku di depannya.

" oh... Ternyata kau yang sudah merusak rumah tangga anak ku "

Naruto tertawa.... Yang ia tau, Sasuke sendiri yang mengejarnya sejak lama. Pria itu mencintainya dan memintanya untuk menjadi kekasihnya, karena dia sendiri memiliki rasa yang sama dengan Sasuke jadi dia menerimanya. Apa lagi saat tau orang yang dinikahi Sasuke adalah Sakura, dan Sasuke tak mencintai istrinya.

" siapa yang merusak rumah tangga siapa ?"

Naruto beranjak dan menatap sinis wanita paruh baya didepannya.

" apa sebegitu tidak lakunya dirimu hingga merebut suami orang "

" lihat dirimu sendiri dan katakan itu pada dirimu.... Seorang jalang sepertimu tak pantas mengatakan hal itu pada orang lain "

" cukup, ayah tak pernah mengajarimu berucap seperti itu "

Manik safire itu menatap remeh kearah pria paruh baya itu. Ya, pria itu adalah ayah kandungnya. Sebelum pria itu membuang ibu dan dirinya.

" ayahku hanyalah Jung Jihoon appa..... Kau tentu mengenalnya "
Pria itu tersentak.

Ia kembali mengarahkan tatapan tajamnya kearah sang wanita paruh baya.

" kuberi tau satu hal... Aku akan membalas semua yang sudah kau lakukan pada ibuku ..... Semuanya... Dan anakmu-lah yang akan menanggung apa yang telah kau lakukan dulu pada ibuku "

" dulu kau mengambil suami ibuku, dan sekarang aku mengambil suami anakmu. Jadi kita impas.... Dan untukmu -"

Naruto mendekat kearah pria paruh baya itu.

" kau bodoh telah membuang mutiara indah seperti ibuku, dan malah memungut sampah seperti wanita ini "

Tangannya menunjuk tepat di hidung wnita itu.

" tapi aku bersyukur kau melepas ibuku, karena akhirnya dia menemukan orang yang benar-benar mencintainya "

Ia meraih tas dan belanjaannya yang ada di meja.

" aku berharap tak akan bertemu dengan kalian lagi Mr dan Mrs Namikaze. Selamat siang "

Sebelum ia melangkah keluar dari ruangan itu, Naruto kembali melirik kedalam. Menatap datar kearah punggung pasangan Namikaze itu.

" dan aku menunggu perceraian putri kalian "

Dan Naruto melanjutkan langkahnya dengan smirk terpatri di bibirnya.

Tangan lentik itu merogoh tas hitamnya, mencari ponsel hitam miliknya. Mengetik sebuah pesan untuk Sasuke jika mereka batal makan siang di restoran itu.

Sasuke yang sedang mencuci tangannya menunduk, saat merasakan getaran dari ponsel yang ada di saku celananya.

Ternyata sebuah pesan singkat dari sang kekasih, yang isinya jika Naruto membatalkan acara makan siangnya di restoran ini.

Setelah membalas sms dari Naruto yang isinya, untuk menyuruh gadis itu menunggunya di depan restoran. Ia memasukkan kembali ponselnya dan berjalan cepat keluar toilet.

Saat baru akan keluar restoran, ia dihentikan oleh.... Oh, itu mertuanya. Ia membungkuk untuk memberi hormat dan meminta ma'af karena tak bisa lama-lama, akhirnya diapun berpamitan.

Mengabaikan tatapan marah dari Mrs.Namikaze.

*

*

.

.

.

.

.

.

.
Tbc

Cept up nih.. Ma'af lagi yaa gug bisa bls coment kalian...

Dan makasih udah ngingetin aq bt hati" ama coment peds.. Hehe

Aq gug maksud buruk qoq buat ceria ini...

Bi tungu like, coment dan kritiknya..

Bay... Bay... Bow

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro